Semua Bab Malam Terlarang Bersama Paman: Bab 41 - Bab 50
99 Bab
41. PERLAHAN BERUBAH
Shooting film Sindy berlangsung dengan baik, bahkan sampai akhir. Kini mereka sedang melaksanakan tahap produksi. Tuntutan 20 miliyar pun tentu dihapuskan. Victory terselamatkan dan bahkan kini mendapatkan perhatian yang baik dari masyarakat. Masalah Adrian dan ibu angkatnya selesai. Betapa bahagianya Eva ketika mengetahui anak angkatnya itu membatalkan pernikahan dengan Sindy. Bahkan, sekarang Adrian memilih untuk kembali ke rumah. Dia meninggalkan apartemennya dan diam di rumah bersama dengan ibu dan keponakan angkatnya. “Jadi, kamu sudah memutuskan akan mensekolahkan Deven di mana, Nada?” tanya Eva di sela-sela sarapan pagi bersama dengan keluarganya. “Masih bingung, Ma. Aku suka yang ini, tapi Devennya menolak.” Nada mendelik pada anaknya, yang duduk di samping Adrian. Tahun ini Deven hendak masuk ke sekolah dasar. Tidak terasa bukan? Bahkan tahun ini, sudah menginjak tahun kedua Nada tinggal kembali di negaranya. Memang waktu itu berjalan begitu cepat. Dan, seiring dengan be
Baca selengkapnya
42. SARAN DARI PEWARIS
Nada berusaha mengemudikan mobil secepat yang dia bisa. Jalanan memang tidak terlalu padat, hanya saja ramai lacar. Sepanjang perjalanan Nada merasa khawatir yang teramat dalam. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada anaknya? “Ah, tenang, Nada!” Tangan Nada gemetar memegang kemudi. Bahkan dia merasa kegerahan, walau AC dalam mobilnya sudah mencapai batas maksimal. Ditengah pikirannya yang kalut, Nada berusaha memberikan sugesti positif pada dirinya. Hingga sampailah Nada di mall BI. Ratna memberitahu posisinya yang berada di restoran bergaya Italia, di lantai LG mall tersebut. Sesampainya di sana, Nada mengedarkan pandangannya dan melihat Ratna yang melambaikan tangan. “Nada!” seru Ratna.Dengan cepat Nada menghampiri Ratna yang menampilkan wajah khawatir. “Gimana, Mbak? Sudah ketemu?” tanya Nada yang wajahnya tidak kalah gelisah dari Ratna. Sialnya, Ratna malah menggeleng dan menekuk wajahnya. Mendapat jawaban seperti itu membuat Nada mendesah kasar dan mengacak rambutnya. “Tapi
Baca selengkapnya
43. TERUSIK
Setelah mengevaluasi semua keluhan dan kendala yang sedang terjadi di perusahaan. Adrian memanggil setiap jajaran petinggi dari kedua anak perusahaannya. Kemudian Adrian menginstruksikan untuk adanya reshuffle di beberapa lini. Terkhusus untuk management di hotel VKK dan juga Victory Airlines.Nyatanya sikap Adrian yang seperti itu mendapatkan penentangan, terutama dari Calvin, ketua dewan komisaris.“Kenapa kamu tidak mendiskusikan terlebih dahulu dengan saya, Adrian?” Nada bicara Calvin masih terdengar tenang. Pria itu baru saja menyeruput kopi hitam miliknya.Saat ini Adrian sedang berada di rumah Calvin. Setelah berita perombakan itu tersebar, pria tua itu meminta penjelasan pada Adrian.“Saya rasa ini masalah sudah mendesak. Lagi pula ini masih hak dan wewenang saya, Pak.” Ada tekad yang kuat dari ucapan yang baru saja keluar dari mulut Adrian.Calvin menarik sudut bibirnya sebelah, tatapannya menyipit pada Adrian.“Tapi kamu merombak seluruh manajemen di cabang hotel Victory kot
Baca selengkapnya
44. AKU BUKAN JALANG
“Penjualan kamar hotel benar-benar meningkat drastis. Apalagi menjelang pemutaran film yang tinggal sebulan lagi,” ucap kepala bagian marketing perusahaan; Tamara, pada saat rapat eksekutif berlangsung. Adrian sedang membaca grafik penjualan kamar hotel yang meningkat beberapa bulan terakhir. Hampir seluruh cabang hotel Victory di berbagai daerah, mengalami peningkatan jumlah penjualan. “Bahkan sampai satu bulan ke depan hampir seluruh kamar sudah full booked. Sekali pun VKK yang kemarin sempat mendapati beberapa ulasan negatif,” imbuhnya lagi. Mata Adrian masih menatap pada layar yang menampilkan grafik yang meningkat dari pada sebelumnya. Telunjuk kanannya sedang mengetuk-ketuk pada meja. Adrian nampaknya sedang memikirkan sesuatu. “Pengaruh wanita itu lumayan kuat,” batin Adrian, yang sedang memikirkan Sindy. Adrian tidak menampik, bahwa program kerja sama antara Victory dengan pihak film yang dibintagi oleh Sindy berjalan sangat baik. Padahal filmnya saja belum tayang, tapi b
Baca selengkapnya
45. SESUAP NASI
Dengan emosi yang memuncak, Adrian mengunjungi kantor berita tempat Kiki bekerja. Pasalnya laki-laki itu tidak mengangkat panggilannya, sehingga membuat Adrian mengambil keputusan seperti itu.“Saya mau bertemu dengan Kiki Syaputra! Di mana dia?” bentak Adrian pada resepsionis dari kantor berita tempat Kiki bekerja.Sang resepsionis nampak terkejut dengan kedatangan Adrian, yang tiba-tiba membentaknya.“Ma-maaf, Pak, bisa jelaskan Anda siapa dan dari mana?” tanya sang resepsionis.Adrian mendengus, dia membuang muka dan mendelik kesal.“Wah, ternyata ada petinggi perusahaan yang repot-repot datang ke mari,” celetuk seorang pria, yang Adrian kenal suaranya.Sedetik kemudian Adrian menoleh ke sumber suara. Benar saja, dia mendapati Kiki yang sedang tersenyum menyeringai ke arahnya.“Sialan!” Adrian berjalan dengan cepat mendekat ke arah Kiki.“Woah! Keep calm, Bos!” Kiki mengangkat kedua tangannya, hendak menenangankan Adrian yang sepertinya hendak menerkamnya, “kita bisa bicarakan baik
Baca selengkapnya
46. INGIN MATI
“Katakan kalau berita itu salah, Nada!” sentak Eva lagi. Wajah wanita tua itu benar-benar merah sekarang. Napasnya pun tersengal-sengal menahan amarah, yang terus bergejolak di dalam dirinya. Nada tak bisa berkata apa pun. Mulutnya seolah terkunci. Dia hanya bisa mematung, menatap sang nenek dengan tatapan nanar.“Nada!” berang Eva yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari sang cucu. Seketika Nada langsung ambruk, dia bersimpuh di hadapan sang nenek.“Maafkan aku, Nek,” lirihnya. Air mata kini sudah tidak dapat terbendung lagi.Tubuh Eva gemetar, melihat sang cucu yang tak berdaya. Seolah tindakannya ini adalah sebuah jawaban dari pertanyaan yang baru saja diajukan Eva. “Nenek maafkan aku.” Lagi, yang keluar dari mulut Nada hanyalah sebuah permintaan maaf.“Jadi, kamu memang pernah melakukan hubungan terlarang dengan paman angkatmu, Nada?!” sentak Eva yang membutuhkan penjelasan. Nada hanya semakin menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sudah banjir dengan air mata. “Jawab, Gris
Baca selengkapnya
47. SEMUA ITU NYATA
Adrian langsung menoleh ke belakang, menatap pada Nada. Wanita itu sudah kembali menangis. Kedua tangannya kini meremas pakaiannya sendiri. Nada benar-benar kacau sekarang.“Apa? Mati?” Adrian melangkah mendekat ke arah Nada, “kamu kalau berbicara jangan sembarangan, Nada! Tidak ada yang boleh mati sekarang!” geram Adrian.“Aku lelah, Om. Aku lelah dengan hidupku, yang seolah semesta tidak pernah memihakku sama sekali. Sejak aku remaja sampai sekarang, dunia seolah terus menghukumku!” raung Nada.Emosi Nada benar-benar tidak stabil sekarang. Mentalnya kembali terguncang.“Kata siapa, Nada? Itu hanya prasangkamu saja. Dunia sama sekali tidak jahat padamu!”Nada langsung menaikkan pandangannya, lalu menatap Adrian dengan tatapan penuh amarah.“Prasangkaku? Sudah jelas dunia memang jahat padaku, Om! Aku tidak pernah diberikan waktu untuk bisa bahagia. Padahal aku sudah berusaha melupakan apa yang terjadi di antara kita delapan tahun lalu. Aku mencoba untuk melupakan dan tidak mengingat s
Baca selengkapnya
48. KEBAKARAN JENGGOT
Lidah Nada kelu sekarang. Dia tak sanggup berkata apa pun. Melihat wajah anaknya yang nampak emosi, membuat hati Nada meradang. Dia benar-benar merasa sangat bersalah sekarang.“Mama, please,” mohon Deven yang sedari tadi menunggu jawaban sang ibu. Dengan hati yang terasa berat, Nada mengangguk. Dia masih tidak berani menatap wajah anaknya. Sedangkan—setelah mendapatkan jawaban dari sang ibu—Deven langsung melihat ke arah Adrian yang sedang berdiri menatap ke arahnya. Untuk beberapa detik mereka saling bertatapan. Adrian masih tidak menyangka dengan kenyataan yang sekarang dia sedang hadapi. Anak yang kini ada dalam pantulan objek yang dilihatnya ternyata adalah darah dagingnya. Adrian bingung sekarang, dia tidak tahu harus bersikap apa.“Kenapa Mama bohong padaku, Ma?” tanya Deven lagi, kini pandangannya ia arahkan kembali pada sang ibu.“Maafkan Mama, Dev. Kamu masih kecil, kamu akan sulit memahaminya,” terang Nada sambil menangis. Deven menggeleng, “Mama jahat! Mama selalu bila
Baca selengkapnya
49. PEMILIK AKUN
Sudah hampir satu minggu Deven tak mau berbicara dengan Nada. Bahkan hanya sebuah sapaan saja, Deven tidak mau menimpal. Seberapa besar Nada membujuk, anak itu tetap merajuk. “Mama tahu kalau Mama salah. Mama tahu, kesalahan Mama tidak semudah itu untuk dimaafkan. Tapi, Deven harus tahu dan mengerti posisi Mama,” ucap Nada yang kini sedang bersimpuh di hadapan sang anak, yang sedang duduk di tepian kasur. Deven hanya menatap sang ibu dengan tatapan yang datar. Selama tujuh tahun dia bersama dengan sang ibu, baru kali ini Deven merasakan kecewa yang teramat dalam. “Aku tidak mengerti, kalau Mama tidak memberitahuku!”Melihat sang ibu yang sudah kelelahan, akhirnya hati kecil anak itu terkeruk. Deven pun membuka mulutnya. Walau kecewa, tapi Deven tetap merasa kasihan melihat wajah ibunya yang sayu.“Apa kamu akan mengerti jika Mama menceritakannya?” Deven mengedikan bahunya, “I dunno. Tapi aku berharap Mama menceritakan hal itu, sekali pun aku tidak mengerti.”“Baiklah, Mama akan ce
Baca selengkapnya
50. CURIGA
Tidak banyak yang bisa dilakukan Adrian sekarang. Dia hanya bisa melihat Nada dari kejauhan. Bahkan tadi pagi saja, saat Adrian melihat Nada didatangi oleh jurnalis, dia tak sanggup untuk membantunya. Adrian masih belum memiliki keberanian untuk menemui Nada, apalagi dengan Deven. Adrian merasa dirinya sangat hina dan tidak pantas untuk sekedar bertatapan dengan mereka berdua. “Mas Andre, Mbak Clara, maafkan aku,” isak Adrian, yang kini sedang berada di pusara kedua orang tua Nada.Setelah merenung dan berdiam diri selama beberapa hari. Adrian merasa dirinya sangat-sangat tidak bertanggung jawab; baik pada Nada dan juga kedua orang tuanya yang sudah tiada. “Padahal aku sudah berjanji untuk menjaga putri kalian satu-satunya. Tapi, aku malah ….”Adrian tak kuasa melanjutkan kalimatnya. Dadanya sesak dan tenggorokannya tercekat sekarang. Membayangkan betapa bajingannya dia, yang sudah melukai kehormatan keponakannya sendiri. Bahkan sampai memiliki anak dari hubungan terlarang, yang s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status