Semua Bab Mendadak Menikah Dengan Klien Papa: Bab 51 - Bab 60
144 Bab
Kembali Bekerja
Kenzo segera memutar badan, tidak sanggup menatap momen haru itu lebih lama lagi. Bukan karena hatinya berhasil diluluhkan Laura oleh satu set perhiasan untuk Jillian tapi karena Kenzo teringat Mutiara. Mutiara juga menyukai perhiasan mutiara, kekasihnya yang telah lebih dulu menghadap sang pencipta—memiliki banyak koleksi perhiasan mutiara—seperti namanya. Andaikan Mutiara masih hidup, mungkin dia yang sedang dipeluk Mommy sekarang ini. “Om Kenzo,” panggil Jillian membuat Kenzo refleks membalikan badan dan mengubah ekspresi wajahnya. “Bagus enggak?” Jillian sengaja bertanya setelah pelukannya dengan sang ibu mertua terurai. Kenzo hanya memberikan anggukan kepala tanpa suara. “Bilang makasih sama Mommy,” titah Jillian. Kenzo melirik ke arah Laura, untuk mempersingkat waktu akhir
Baca selengkapnya
Cemburu
“Mir … tolong temenin Jillian beli gaun untuk promnight.” Kenzo memberi perintah sambil menandatangani beberapa berkas di meja kerja sementara Amira berdiri di depannya. “Kamu mau menempatkan aku di posisi dulu lagi?” Kenzo mengangkat wajah bersama kerutan halus di antara alis. “Maksud kamu apa?” Kening Kenzo ikut mengerut dalam. Ia merasa semenjak kepulangannya dari Bali—Amira sering kali menyindirnya tidak jelas. “Dulu waktu kamu sama Tiara juga kaya gini nyuruh-nyuruh aku temenin dia dan setelahnya kamu minta aku temenin kamu tidur,” sindir Amira seraya membungkuk meraih berkas yang telah Kenzo tanda tangani. Rahang Kenzo mengeras, terpancing emosi oleh Amira yang menyinggung masa lalunya. Tidak ada bantahan dari Kenzo karena memang itu yang terjadi dulu ketika masa awal ke
Baca selengkapnya
Ratu Promnight
“Om enggak usah anter, beneran … Jill sama driver aja ya, pleaseeee ….” Jillian menyatukan telapak tangan di depan dada sambil menunjukkan ekspresi memohon. Ia tidak bisa membiarkan Kenzo mengantarnya ke pesta promnight, khawatir ketiga sahabatnya curiga jika Kenzo menampakkan diri di pesta tersebut. Jillian sedang malas menjelaskan. “Hari sabtu dan minggu semua driver libur, nanti aku tunggu di mobil aja kalau kamu enggak mau teman-teman kamu melihat aku.” Kenzo tersenyum, bertolak belakang dengan kalimatnya barusan yang terdengar getir. “Bukan gitu ….” Jillian menggigit bibir bagian bawah, menatap Kenzo dari cermin di depannya. Wajah cantik itu tampak menyesal. Kenzo mendekat lalu berhenti di belakang Jillian. “Aku tunggu di mobil sampai acara selesai, ayo … nanti kamu terlamba
Baca selengkapnya
Merajuk
Jillian mencari tempat duduk untuk mengistirahatkan kakinya yang pegal. Jalan keluar pelataran parkir pasti macet karena acara telah selesai dan serempak semua siswa hendak meninggalkan hotel ini. Jillian mencari ponselnya dari dalam clutch dan mulai mengetik pesan untuk Kenzo. Jillian : Om, Jill sudah selesai. Nanti Jill tunggu depan loby tapi santai aja lah ya, pasti macet juga kan? Beberapa saat Jillian menunggu tapi tidak ada jawaban dari Kenzo. Jillian memasukan kembali ponselnya ke dalam clutch kemudian beranjak dari kursi. Tiba-tiba saja Jillian ingin buang air kecil, tadi memang ia banyak minum dan hanya sedikit menikmati hidangan yang disajikan di sana. Jillian harus menjaga berat badannya agar tetap proporsional. Langkah Jillian terhenti ketika beberapa meter lagi tib
Baca selengkapnya
Kecewa
Jillian tidak mengerti, seolah semesta bersekongkol menjauhkan orang-orang yang ia percaya hanya untuk menjadikan Kenzo satu-satunya yang ia miliki di dunia ini. Semenjak kepergian daddy, Rangga pun dipaksa pergi oleh situasi lalu sekarang Bima yang menjauh karena kesalah pahaman. Jillian dan Bima memang sudah tidak sedekat dulu tapi Jillian yakin Bima akan membantunya jika ia sedang dalam kesulitan. Namun, kejadian tadi malam telah membuat Bima membencinya. Ia tidak habis pikir kenapa sahabat masa kecilnya itu tidak mempercayai ucapannya, semestinya Bima percaya bahwa Jillian tidak akan berulah bila tidak diprovokasi terlebih dahulu. Sekarang Jillian tidak memiliki siapa-siapa lagi, hanya tersisa Kenzo dan hanya Kenzo yang menawarkan perlindungan juga kasih sayang dan cinta seperti yang dilakukan daddy semasa hidup. Jadi, harus
Baca selengkapnya
Sebuah Pesta
“Inget ya Om, kalau ada yang tanya … Jill adalah keponakannya Om.” Jillian mengingatkan Kenzo kembali dan hanya gumaman yang keluar dari mulut Kenzo. Bukan karena sedang mengemudi tapi ia kecewa, Kenzo juga bisa merajuk. Meski begitu, Kenzo tetap menggandeng Jillian saat memasuki venue yang berada di sebuah Resto and Lounge. Dekorasi vintage dengan warna putih dan gold menjadi tema pesta ulang tahun sosialita muda itu. Banyak sekali tamu undangan dari kalangan kaum jetset dan artis Ibu Kota yang hadir dalam pesta tersebut. Kenzo langsung mencari si pemilik acara begitu mereka tiba di venue setelah mengisi buku tamu dan menitipkan kado yang ia bawa untuk Risa. “Kenzo.” Dari jauh seorang wanita
Baca selengkapnya
Gairah
“Baby ….” Suara parau Kenzo memanggil Jillian. Cukup lama mereka terjebak macet dan Jillian tidak bersuara semenjak mendapati Kenzo sedang bicara cukup dekat dengan Risa. Kenzo mengaku salah, ia terlalu tidak enak hati menolak Risa karena telah membantunya untuk mendekati Pak Hartono. Apalagi sebuah janji temu telah ia dapatkan dan sepertinya jalan Kenzo akan mulus untuk menjadikan pengusaha sukses di Surabaya itu sebagai kliennya dalam bisnis. Tidak ada sahutan dari Jillian, istrinya sedang merajuk. Tangan Kenzo terulur menyentuh paha Jillian, tidak ada penolakan—hanya matanya saja yang melirik sebentar ke paha yang disentuh Kenzo. Lama tangan itu di atas paha Jillian sesekali meremat lembut hampir tidak disadari Jillian. Jillian mencoba menghela tangan Kenzo tapi pria itu malah mencengkram erat p
Baca selengkapnya
Kembali Bercinta
Keresek yang Kenzo bawa dari minimarket kini telah berganti fungsi menjadi tempat sampah berisi kaleng minuman ringan yang telah kosong, bekas kondom dan gulungan tissue kering dan basah yang kotor bekas membersihkan sisa-sisa cairan cinta Kenzo. Kenzo memasukan keresek putih dengan logo frinchase minimarket itu ke dalam tong sampah yang tersedia di mobil sebelum kemudian memacu kendaraannya pulang ke Penthouse. Hening tercipta sepanjang perjalanan, Jillian tidak bersuara. Ia sedang merutuki perbuatannya barusan yang dengan sengaja bertingkah seperti pelacur. Bergerak liar mengikuti hasrat yang membuncah di atas pangkuan Kenzo di dalam mobil ini dan sebelum itu ia memanjakan Kenzo dengan mulutnya seperti yang sering ia lakukan kepada Rangga. Apakah ini bisa dibilang berselingkuh? Tapi Kenzo adalah suaminya dan justru mereka diwajibkan untuk sering
Baca selengkapnya
Janji Temu
+013317767424 : Sayang, ini aku. +013317767424 : Simpan nomor aku. Jillian : Apakabar Rangga? Jillian langsung tahu kalau yang mengirim pesan itu adalah Rangga. Tidak ada ekspresi bahagia ketika Jillian membalas pesan dari nomor tidak dikenal asal Luar Negri itu. Rangga : Formal banget, kamu berubah. Jillian mengembuskan napas jengah. “Mau ngajak ribut kayanya ini cowok.” Suasana hati Jillian sedang tidak baik semenjak beberapa malam lalu ia dan Kenzo membahas tentang wanita di masa lalu Kenzo. Kenzo tidak mampu menjawab pertanyaannya tentang melupakan masa lalu untuk sama-sama menatap masa depan. Padahal niat awal Jillian hanya mengetes Kenzo tapi ia sendiri yang kecewa mengetahui kasih sayang Kenzo padanya sebatas tindakan tidak sampai ke hati.
Baca selengkapnya
Euro Trip
“Kapan kamu pergi?” Kenzo bertanya mengalihkan perhatiannya dari paha Jillian. “Hari Sabtu pagi.” Sesungguhnya berat tapi pria sejati harus menepati janji. “Berapa lama?” Kenzo bertanya lagi. “Dua minggu sampai tiga minggu.” “Hanya kalian berdua?” “Sama Izora dan Kirana juga, berempat.” “Tapi nanti ketemu Rangga di Paris,” lanjut Jillian dalam hati. “Enggak pakai tour guide?” “Kita hapal daerah sana, sering ke sana.” “Lalu … siapa yang jagain kalian?” Kenzo menghadapkan tubuh, melipat satu kaki sehingga berhadapan sempurna dengan Jillian setelah sebelumnya melepas sepatu. “Enggak usah dijagain, kita bukan bayi.” “Aku khawatir.” Raut wajah Kenzo i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status