All Chapters of Disangka Ojek Ternyata Miliuner: Chapter 21 - Chapter 30
45 Chapters
Tawaran Kerjasama
Matahari pagi setelah hujan meninggalkan jejak-jejak kesejukan di kampus. Udara segar dan embun pagi masih menempel di rerumputan dan dedaunan. Pepohonan tampak lebih hijau dan segar, tetes-tetes air yang tersisa gemerlap di ujung daun.Suasana pagi itu dihiasi oleh warna-warni payung yang menggantung di tangan mahasiswa. Jejak-jejak basah di tanah mengisyaratkan bahwa hujan belum lama turun. Sebagian mahasiswa yang berjalan di trotoar tampak membawa tas dan payung, sementara sebagian lainnya memilih untuk menikmati pagi tanpa perlindungan, menyusuri trotoar sambil merasakan tetes air yang masih menggantung di daun-daun.Di area terbuka, beberapa kelompok mahasiswa terlihat berkumpul, duduk di bangku-bangku atau rumput yang kering. Beberapa di antara mereka asyik berbicara dan tertawa, sementara yang lain tengah sibuk mengamati ponsel mereka atau membaca buku. Sementara itu, aroma tanah basah dan udara segar pagi menciptakan suasana yang menyegarkan. Sejauh mata memandang, bangunan-ba
Read more
Si Cakep makin Terkenal
Gerombolan geng Derren tiba di kampus. Mereka berjalan dengan sikap yang percaya diri, langkah yang berirama seolah-olah menandakan keberanian. Mereka bergerak dalam formasi yang teratur, sesekali berbicara dan tertawa dengan nada keras. Ekspresi wajah mereka memberikan kesan antara santai dan siap siaga, seolah-olah mereka adalah pemain besar di kampus ini dan siap menghadapi apapun yang datang.Outfit mereka mencerminkan identitas geng yang kuat dan solid. Tidak ada dari mereka yang menggunakan outfit murahan. Pasti outfit yang mereka pilih dari brand terkenal.Beberapa di antara mereka mungkin melemparkan tatapan tajam, menunjukkan bahwa reputasi geng ini telah meluas, dan orang-orang di kampus tahu bahwa mereka bukan sekadar kelompok biasa. Sementara itu, sebagian mahasiswa lain mungkin merasa tidak nyaman dengan keberadaan mereka, dan suasana kampus yang seharusnya riuh menjadi sejenak hening seiring dengan kedatangan geng ini."Ren, jujur aku masih nggak terima. Kita harus balas
Read more
Salah Sasaran
Mobil Ferrari 458 melaju dengan kecepatan tinggi, menyapu tiap debu di jalan kala malam itu. Pengemudinya kurang konsentrasi karena terpengaruh minuman beralkohol.Hingga kakinya hampir telat menginjak rem setelah sebuah motor menyebrang jalan.Cekikkkkkkk...Hampir saja mobil itu menabrak pengemudi motor tersebut. Namun berkat kejelian sang pemilik mobil, kecelakaan pun terhindarkan.Pukulan tangan ditujukan pada setir yang tak bersalah. Namun luapan emosi itu justru dilampiaskan pada stir. Sama halnya seperti seorang anak yang selalu dimanja oleh orang tuanya dan mendapat kemudahan dimanapun ia berada.Ketika keinginannya tak terwujud, orang lain yang akan menjadi pelampiasan amarahnya. Itulah yang dirasakan seorang anak yang bangga sekali, lantaran nadinya terikat dengan dekan di kampus tempatnya menimba ilmu.Ya, siapa lagi kalau bukan Derren. Brosur yang ia lihat tadi siang cukup menampar wajahnya. Terlebih lagi sosok mahasiswa yang ia anggap cupu dan gembel justru menggantikan p
Read more
Sang Penantang Deadline
Kamar kos Morgan meredup seiring dengan matinya layar tiga laptop yang sebelumnya menyala terang. Cahaya redup dari luar jendela menyoroti suasana yang semakin damai. Tiga mahasiswa itu terbaring di atas kasur busa dengan posisi tak beraturan.Morgan, yang biasanya menjadi penguasa di atas kasurnya, kini harus berbagi tempat tidur dengan rekannya. Tubuhnya meliuk dengan bebas, salah satu tangan di bawah bantal dan kaki yang terentang. Di sebelahnya, Dion tidur dengan posisi yang mungkin mencerminkan kenangan dari jam-jam panjang di depan laptop. Tangannya masih mencengkeram pena, dan di atas kasur terdapat beberapa lembar kertas yang entah bagaimana masih belum terjatuh. Sementara Jonathan, dengan tubuh yang lebih gemuk, mungkin memiliki posisi tidur yang paling unik di antara ketiganya. Kakinya sedikit terlipat dan satu tangannya berada di dekat wajahnya.Kamar yang sebelumnya penuh dengan suara kibaran keyboard dan diskusi teknis, sekarang menjadi damai dan bisu saat ketiga mahasisw
Read more
Tahan Banting
"Gila lu bawa motornya,""Lah daripada kena omel,""Itu dah pasti. Minimal kalau mau ngeprank malaikat nggak usah ajak kita,""Siapa yang mau ngeprank,"Lah elu--""Ssssttttt!!"Diantara tiga manusia itu, Dion yang dianggap paling waras dan bisa profesional dalam segala situasi."Udah-udah debatnya nanti aja. Yang penting kita masuk dulu. Datang, presentasi, pulang, lupakan," ujar Dion sembari membawa proposal yang telah dijilid rapi."Setuju!" sahut Morgan sembari memetikkan jarinya."Kalau gitu kita gasss sekarang,""Gasss,"Didepan aula kampus mereka berdiri sejenak. Itung-itung mempersiapkan mental sebelum dihajar para dosen."Bentar dulu deh,"Saat Morgan dan Dion hendak melangkah masuk ke aula, Jonathan justru menghentikan langkah mereka. Tampak jelas raut wajahnya menunjukkan kebingungan."Apalagi sih Jon," gerutu Morgan."Tadi si Dion bilang, datang... presentasi... pulang... lupakan. Maksudnya disuruh nglupain projeknya?"Morgan menepuk dahinya usai mendengar pernyataan rekan
Read more
Gejolak Bantaian
Tak sedikit dari dosen yang hadir membuka proposal tersebut sembari mendengarkan presentator."Dalam presentasi kali ini, kami akan memperkenalkan proyek inovatif kami yang bertajuk ' Smart Home: Integration of Internet and Electricity Networks'. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan hunian yang lebih nyaman, aman, dan efisien melalui integrasi sistem jaringan internet dan listrik," jelas Dion sesekali menunjukkan logo di proyektor.Dion pindah posisi. Kini giliran Morgan yang meneruskan presentasinya. "Sasaran dari proyek ini adalah untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan penghuni rumah, serta menghemat energi dengan mengoptimalkan penggunaan perangkat-perangkat elektronik. Kami akan bertanggung jawab untuk mengembangkan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengontrol perangkat-perangkat elektronik, kami juga bertanggung jawab untuk membangun jaringan internet dan listrik yang terintegrasi di rumah-rumah tersebut,"Setiap mahasiswa menjelaskan konteks yang telah disepak
Read more
Impossible
"Ah sini aja kali," ucap Jon memilih tempat duduk di kantin. Kedua rekannya pun duduk ditempat pilihan Jonathan. "Basecamp sejuta umat, ya disini," ucap Jonathan sembari menyandarkan punggungnya ke dinding. Ia sengaja memilih outdoor demi mendapat kesejukan gratis dan abadi. Kebetulan angin siang ini bersahabat. Sepoi-sepoi di tengah panasnya Jakarta. "Asyik juga ya kumpul sama kalian," Usai merenung beberapa saat, keluarlah kalimat itu dari bibir seorang Morgan. "Woih, baru nyadar?" sahut Jon. "Emang. Hampir tiga tahun kuliah disini baru ngerasain kumpul sama temen sefrekuensi," jelas Morgan. "What? Serius? Seorang Morgan---""Dia sekelas sama Derren. Tau sendiri kan Derren orangnya kek gimana," potong Dion. Jonathan menggelengkan kepala. Mengingat pesona songong dari anak Dekan itu, membuatnya kesal. "Kamu jadi laki jangan ngerasa dibully apalagi jadi korban. Laki itu nggak takut kalau nggak punya temen apalagi geng. Laki itu biarpun dalam kbbi ada tanda hubungnya, harus tet
Read more
Tradisi Telat
Cucu kesayangan Arthur Collim yang menyamar sebagai kang ojek itu terlelap dalam tidurnya di kos kecilnya. Hari itu, ia begitu lelah setelah menghadiri kuliah dan mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk. Tanpa disadari, ponselnya berada tepat di sampingnya, di dalam grup WhatsApp yang ramai.Ting•••23.45~[Tempat, peralatan, dan biaya sudah saya sediakan. Besok kalian bisa mulai observasi]Begitulah isi pesan grup dari Prof Gin. Jon : [Baik pak]Dion : [Siap pak]Di grup tersebut, ada tiga anggota yang aktif berdiskusi. Pertama, ada Jonathan yang sengaja menjepit kedua matanya agar tetap melek. Kedua ada Dion, yang selalu waras dalam hal dan situasi apapun. Dan yang terakhir, Profesor Gin, dosen pembimbing mereka yang bijaksana dan berpengalaman. Jon : [Mohon maaf lancang pak. Karena besok dan lusa, saya ada agenda praktek dengan Prof Robert. Bolehkah saya izin ke kampus]Prof Gin is Typing•••Prof Gin : [Tidak perlu izin. Saya akan urus nilaimu. Yang penting kalian bertiga fokus obs
Read more
H1 Observasi
Bintaro~ Sebuah daerah yang jaraknya lumayan jauh dari kampus. Tiga mahasiswa pilihan Prof Gin itu berangkat untuk melakukan observasi sebagai bagian dari proyek mereka. Saat mereka melaju di jalan raya, angin sepoi-sepoi menyapa wajah mereka, memberikan sensasi yang menyenangkan seperti sedang melakukan perjalanan touring. "Gini dong sekali-sekali touring," ucap Dion setengah berteriak karena suaranya kalah dengan riuhnya jalan raya saat itu.Morgan, yang mengemudikan motornya sendirian menyatu dengan suasana jalan raya. Jonathan dan Dion yang berboncengan, juga menikmati pemandangan yang berlalu di sepanjang jalan. Mereka tertawa dan bercanda, menikmati kebersamaan dalam perjalanan ini. "Touring dari Hongkong? Observasi bukan touring," sahut Jon."Iya deh iya," "Eh pegangin hp ku dong terus nyalain kameranya,""Kamu mau ngevlog Jon?""Enggak,""La terus mau ngapain?""Mau ikutan trend di medsos. Yang itu lo Hi Kids! This your dad," "Ya jangan disini dong Jon bahaya,""Lah biar
Read more
H2 Observasi
Hari kedua~Pagi di perumahan di Bintaro itu terasa sejuk. Cahaya matahari pagi mulai merambah masuk ke jendela, memberikan sentuhan hangat di dalam kamar. Ketiganya bangun kesiangan setelah semalam begadang di ruang tamu perumahan yang mereka tempati untuk observasi. Tok...tok...Suasana masih terasa sepi ketika Morgan membuka mata setelah mendengar ketukan pelan di pintu. Dengan gerakan setengah sadar, ia beranjak dari tempat tidurnya dan mendekati pintu. Ceklek...Ketika pintu terbuka, tidak ada sosok manusia yang terlihat. Hanya ada sebuah plastik yang berisi tiga kotak makanan yang diletakkan dengan rapi di depan pintu. "Nggak di kos nggak disini ada aja yang iseng," ucap Morgan sambil melihat sekeliling. Morgan memandang plastik itu dengan sedikit kebingungan, mencari tahu siapa yang telah meninggalkan makanan tersebut. Sementara itu, Jonathan dan Dion masih terlelap di ruang tamu, belum menyadari aroma makanan itu. Sesaat sebelum Morgan melangkah masuk ke dalam, matanya te
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status