Semua Bab Sang Pewaris Terkaya: Bab 21 - Bab 30
130 Bab
Bab 21 - Keadaan Berbalik Arah
Saat Jinny Baker naik ke podium dan memperkenalkan Lily Wilson beberapa waktu yang lalu, Albert yang marah berjalan menjauh dari kerumunan dan bertemu dengan Henry James. Mengingat Albert baru saja berlagak akan melaporkan Jinny Baker kepada keluarga James, Henry sengaja menyambut Albert."Hai, kau bilang kamu ingin melaporkan Miss Baker kepada keluarga James, aku di sini untuk menerima laporanmu!"Albert yang memang tenggelam dalam kemarahannya, menjadi sangat kesal ketika mendengar kata-kata Henry yang menurutnya hanyalah omong kosong. Dia menatap Henry dengan tajam dan tertawa sarkastik, sebelum berkata, "James yang kumaksud adalah The Great James, pemegang saham terbesar di Grup Emerald. Bukan James miskin seperti dirimu!"Henry mengernyitkan kening lalu tersenyum sinis. "Albert yang miskin, bagaimana jika The Great James yang kau sembah adalah sama dengan James miskin yang kau hina ini?!"Mata Albert memerah, dia memarahi Henry. "Dasar bedebah! Setelah aku melaporkan perilakumu k
Baca selengkapnya
Bab 22 - Teriakan Albert Brown
"Albert, apa yang terjadi padamu memanglah nyata. Ini adalah karma yang pantas kau dapatkan. Jadi, tak ada yang bisa kau lakukan kecuali menerimanya!" Henry, yang masih berada dekat dengan Albert, memastikan kepada pria itu bahwa apa yang sedang dia alami saat ini adalah kenyataan.Albert berbalik kepada Henry, sejenak dia mengingat kata-kata Henry sebelumnya yang mengancam akan membuatnya jatuh miskin. Melihat apa yang terjadi padanya sekarang, meskipun sulit, Albert curiga bahwa ini ada hubungannya dengan pria yang berdiri di depannya.Tapi, bagaimana bisa Henry James yang dikenal sebagai pemuda miskin bisa membuat Albert bangkrut dalam sekejap mata? Ini benar-benar tidak mungkin! Setidaknya itulah yang ada dalam pikiran Albert.Namun, di sisi lain, Albert juga tak menemukan orang lain yang bisa bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi padanya saat ini.Awalnya dia mengira bahwa keluarga Baker ada di balik ini, tetapi mengingat bahwa Perusahaan Well Tower yang turun tangan memb
Baca selengkapnya
Bab 23 - Kejutan?
Satu minggu telah berlalu setelah acara perayaan yang diadakan Emerald Group di Eastcliff Hotel. Emerald Group dengan resmi mengumumkan Lily Wilson sebagai kandidat terpilih yang memenangkan proyek megah dan berhak bekerja sama di bawah naungan mereka secara langsung di berbagai media, sehingga kabar tersebut dapat menyebar luas dengan cepat ke seantero kota Eastland.Seperti halnya kabar Lily Wilson yang dengan cepat diketahui publik, berita mengenai bangkrutnya keluarga Albert Brown juga menjadi perbincangan hangat di Eastland City, bahkan belum juga mereda sampai saat ini. Setiap harinya, orang-orang akan menemukan fakta terbaru dari keluarga Albert Brown yang menarik untuk dibahas.Beberapa dari mereka berpikir, itu karena ada campur tangan dari keluarga Baker, mereka tidak menerima penghinaan Albert Brown terhadap Jinny Baker, sehingga mereka menggunakan segala cara untuk mengungkap semua kebusukan yang telah dilakukan oleh Albert Brown.Selain itu, adanya pengumuman dari Well To
Baca selengkapnya
Bab 24 - Pertemuan dengan Seseorang
Lily menjerit gembira saat mendengar tentang ‘kejutan’ pertama yang akan Henry berikan untuknya. Ia lantas merengek meminta Henry menunjukkan kejutan seperti apa yang dimaksud oleh Henry.Henry tersenyum seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Untuk sekarang, kau harus makan dulu, nanti aku akan memberitahumu kejutan itu.""Tentu saja!" Lily menjadi antusias dan tidak sabar untuk melihat hadiah yang akan diberikan Henry padanya.Henry begitu bahagia saat melihat istrinya makan dengan lahap, itu adalah momen yang langka jika kehidupan ditarik mundur beberapa bulan yang lalu. Beberapa bulan yang lalu, setiap kali Lily makan pagi maka ia akan mengambil jatah yang paling sedikit dengan berdalih jika dia sudah kenyang. Nyatanya, Henry tahu jika istrinya hanya berpura-pura kenyang agar stok makanan yang sangat sedikit di rumah mereka bisa dimakan untuk dua orang.‘Makanlah yang banyak, semaumu, sesukamu. Uang bukan lagi menjadi masalah bagiku sekarang,’ batin Henry sembari mengamati istriny
Baca selengkapnya
Bab 25 - Tiba di Kapal Pesiar
Lily mengerutkan dahi atas ucapan Henry, “Memberinya pelajaran? Henry, kau serius?”Seketika, Daniel mencondongkan telinganya ke arah Henry sembari mencibir, "Apa? Kau ingin memberi kami pelajaran? Oh, Henry, aktingmu terlalu bagus dan aku nyaris saja percaya. Ya, kau memang punya bakat berpura-pura, coba perlihatkan acting kerenmu itu saat jadi monyet nanti." Daniel tertawa keras ketika mendengar ocehan Henry beberapa saat sebelumnya.Tentu saja, dia mengira jika Henry hanya berpura-pura memiliki dominasi atas situasi tersebut semata-mata agar Henry tak terlihat menyedihkan di mata Lily.Rosaline yang merupakan seorang aktris dan model turut menimpali ucapan Daniel. "Kamu benar, Sayang, sepertinya aktingku masih tak sebagus miliknya. Oh, kurasa aku harus banyak belajar darinya?" Rosaline ikut mengolok-olok Henry. Keduanya sepertinya sangat menikmati setiap ejekan yang mereka lemparkan kepada Henry.Di saat yang sama, Daniel yang kebetulan melirik ke arah Lily Wilson segera teringat s
Baca selengkapnya
Bab 26 - Daniel Ingin Berkenalan
."Apa maksud anda, suami saya sudah memesan tiket perjalanan ke Paradise Island, mengapa kami tak bisa menaiki kapal ini?"Lily merasa sedikit terkejut, apalagi setelah si petugas kapal tak merespon pertanyaannya, Lily beralih melirik ke arah suaminya. “Sayang, apa kau yakin benar-benar telah memesan tiket liburan kita?” tanya Lily setengah berbisik. Tentu saja ada kekhawatiran di hati Lily, khawatir jika suaminya ternyata memang belum melakukan pembayaran atau semacamnya.Henry mengangguk, “Tentu saja aku sudah melakukan reservasi untuk liburan kita.”Si petugas kapal masih kukuh pada pendiriannya. “Jadi, kapan kalian akan pergi?”Henry mengarahkan pandangannya kepada sang petugas, matanya menatap tajam seraya berujar, "Saya telah memesan perjalanan khusus ke Paradise Island, mengapa Anda mengatakan bahwa kami tak bisa menaiki kapal pesiar ini? Setidaknya, beri kami penjelasan yang masuk akal!" Henry bertanya dengan nada yang tajam. Menurut informasi reservasi yang dia buat, dia seha
Baca selengkapnya
Bab 27 - Liburan Eksklusif
“Sial! Ucapanmu nyaris membuatku pingsan, Henry!” Daniel tertawa keras sebelum akhirnya meminta Henry untuk tak bicara sembarangan.Jika ada seseorang yang bahkan bisa menyewa sebuah kapal pesiar secara penuh, dia pasti merupakan seorang konglomerat super kaya raya. “Jika sosok konglomerat itu mendengar ucapanmu tadi, aku yakin dia tak akan segan-segan menggunting lidahmu!”Meski terkesan kasar, petugas kapal juga setuju dengan ucapan Daniel. Bagaimanapun, sosok super kaya yang mampu memesan kapal pesiar mewah adalah sosok yang harus dijunjung tinggi dan dihormati, ucapan Henry beberapa waktu lalu tentu saja dianggap sebagai penghinaan besar oleh sang petugas. Mengklaim diri sendiri sebagai sosok Crazy Rich tertentu adalah tindakan hina yang menjengkelkan.“Tuan, berhentilah menjadi pura-pura kaya. Bahkan dengan mata tertutup, semua orang bisa melihat jika anda hidup dalam kemiskinan! Pulanglah dan jangan kembali lagi sebelum kalian benar-benar melakukan pemesanan dan pembayaran tiket
Baca selengkapnya
Bab 28 - Bergaya Sesuai Dengan Dana
‘Liburan Ekslusif?’Lily mengangguk sembari berusaha mencerna situasi yang dia lihat. Ternyata Henry benar-benar mampu menyewa sebuah kapal pesiar untuk mereka berdua saja. Itu benar-benar di luar prediksi Lily. Rasa ingin tahu Lily tentang rahasia yang disembunyikan suaminya semakin membesar, namun, ia tahu saat itu bukanlah waktu yang tepat untuk mencari tahu."Apakah suamiku sebenarnya adalah putra dari keluarga kaya raya?" Pikiran itu sempat melintas di benak Lily, segera ia menepis dugaan tersebut sebab Lily telah mengenal Henry sejak kecil, dan memastikan Henry bukanlah putra dari keluarga kaya raya. Henry bahkan diadopsi dari panti asuhan oleh keluarga Wilson sewaktu Henry masih kecil.Sementara itu, menyaksikan sang istri tertegun diam, Henry mengusap rambut Lily sembari menunjuk ke sisi depan."Sayang, jangan terlalu banyak berpikir. Aku membawamu ke sini untuk membuatmu tersenyum, bukan untuk menambah beban pikiranmu," ucap Henry seraya menggandeng Lily memasuki kapal.Lily
Baca selengkapnya
Bab 29 - Mendengar Bisik-Bisik
Petugas kapal telah mengantar Henry dan Lily memasuki kapal pesiar, tepatnya di depan kamar mereka berdua. Sebelum pria itu pamit pergi, ia tampak kesulitan menyembunyikan rasa gelisah dan kekhawatiran yang mendalam. Bukannya segera pergi, pria itu justru menelan ludah berkali-kali sembari kebingungan mengutarakan apa yang ingin ia katakan.“Kau takut aku melaporkan perlakuanmu pada atasanmu lalu kau dipecat?” tebak Henry James.Pria itu tersentak kaget lalu mengangguk. Henry lantas tersenyum tipis dan menepuk pundak si petugas. “Kau tahu, tentu saja aku ingin melakukannya. Kau telah mengusirku, ingat? Ha ha, bahkan setelah aku berniat menunjukkan tiket liburanku, kau tetap ingin mengusirku.”Petugas kapal itu mengeluarkan keringat sebesar biji jagung dari pelipis. Memang benar dia telah meremehkan Henry James sebelumnya, dan karena itu, sangat wajar jika Henry murka. Petugas kapal itu kian gelisah sebab dipecat dari perusahaan ternama akan berdampak buruk bagi karirnya di masa depan.
Baca selengkapnya
Bab 30 - Bau Busuk
Henry dan Lily membeku di tempat mereka berada lalu saling memandang karena akhirnya mereka tahu siapa yang menjadi bahan pembicaraan pelayan wanita itu. Meskipun obrolan dari toilet itu tak cukup keras namun cukup jelas untuk didengar oleh telinga Lily dan Henry.Lily menelan ludah seolah sulit mempercayai telinganya. Pelayan itu telah memujinya hingga membuatnya begitu bahagia, siapa yang menduga jika perempuan itu memiliki wajah yang lain. "Henry, pelayan itu benar-benar sedang membicarakan kita," lirih Lily dengan suara parau.Henry mengangguk kecil, dia juga tak mengharapkan bahwa pujian yang diberikan si pelayan sebelumnya hanyalah topeng untuk menyembunyikan kebusukan di hatinya. Henry bingung, apakah dia yang tak teliti atau memang perempuan itu yang terlalu ahli bersandiwara, yang jelas, ia masih ingat betapa terlihat tulusnya ucapan demi ucapan yang terlontar dari bibir si pelayan."Sayang, ini tak bisa dibiarkan. Dia benar-benar telah menodai kepercayaanku. Aku ingin member
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status