All Chapters of Kembalinya Putri yang Terbuang : Chapter 41 - Chapter 50
74 Chapters
Bab 40
"Dia sudah sadar! Lihatlah kedua matanya sudah bergerak-gerak. Astaga, apakah ini benar-benar nyata? Sharon, cepat panggil Hexadius dan Nyonya Sophia. Cepat!" Suara Hayden-lah yang pertama kali kudengar begitu aku bisa merasakan kembali anggota tubuhku meskipun masih berada dalam kegelapan."Candice? Sayang, kau bisa mendengarku? Oh, terima kasih, Sang Pencipta. Aku tahu Kau memang ada dan tak pernah sekejam itu pada makhluk ciptaan-Mu," gumam Hayden lagi, membuatku mengernyitkan kening.Suaranya terasa begitu nyata dan terdengar begitu dekat. Rasanya seperti oase di padang pasir dunia manusia begitu aku bisa mendengar suaranya, setelah entah berapa lama aku terjebak dalam kegelapan yang mengerikan. Dengan sekuat tenaga aku memaksa seluruh anggota tubuhku untuk bergerak agar bisa segera terbebas dari warna hitam ini. Entah sudah berapa lama aku berusaha untuk menggerakkan tubuhku, yang pasti akhirnya kedua mataku bisa melihat cahaya meskipun masih buram. Aku mengerjap berkali-kali
Read more
Bab 41
"Apa yang sebenarnya terjadi selama aku meninggal?"Hayden tetap diam saja dengan rahang mengeras. Pandangannya dingin semenjak kami keluar dari rumah Sharon. Tidak ada lagi sosok pria lembut dan penuh cinta seperti tadi. Yang sedang kugenggam tangannya saat ini tidak lebih dari sosok dingin dengan aura yang mengerikan, lebih menakutkan dari kombinasi Alvon, Aiden, dan Giga sekalipun. Aku melirik ke sekitar kami, takut kalau-kalau ada manusia atau makhluk lain yang melintas. Aku bahkan tidak tahu kenapa masih bisa bertahan di samping Hayden, disaat ketiga pria di hadapan kami mundur selangkah termasuk Aiden sekalipun. Kurasa inikah yang dinamakan aura pemimpin sejati?Sialan! Aku seperti manusia buta dalam kegelapan saat ini. Apapun itu yang sedang terjadi, hubungan mereka tidaklah sehat sekarang. Hubungan Hayden dengan Alvon memang sudah tidak sehat sejak awal dan Giga terlihat benar-benar ketakutan saat ini. Tapi hubungan Hayden dengan Aiden? Pasti ada yang salah di sini. "
Read more
Bab 42
"Hentikan!" pekikku. Mereka semua mematung, termasuk Aiden yang hendak mendekati ketiga pria itu. Alvon tersenyum senang. "Lanjutkan," perintahku."Kau akan menjadi mesin pembunuh dan penghancur. Kedua ras ingin membunuhmu, tapi ibumu melindungimu. Kau pikir kenapa aku menyetubuhimu? Karena Galeo menyuruhku untuk melakukannya agar kau tidak suci lagi dan kekuatanmu yang sesungguhnya tidak akan pernah bisa kelu...""Diamlah, bajingan!" Hayden mencekik leher Alvon dan melemparkannya ke rumah Sharon.Bagian belakang rumah Sharon hancur sebagian. Alvon terbatuk-batuk dengan mulut mengeluarkan darah, tapi setelah itu tertawa. "Aiden berbohong padamu. Kedua ras itu berpikir bahwa mereka sudah aman karena kau benar-benar mati, bukan karena berpikir bahwa kau mengorbankan dirimu sendiri. Cih, lucu sekali." Aku tidak mampu berkata apapun. Semua ini terasa mengejutkan dan mendadak."Kasihan sekali kau mendapatkan berita yang salah. Kau pikir mereka berperang karena ayahmu? Memangnya kau p
Read more
Bab 43
Kami mengelilingi Aiden di dalam gua yang dulu digunakan untuk menyembunyikan ibuku. Hmm, pilihan yang bagus, Yah. Kedua kakekku entah berada dimana saat ini. Ayahku hanya mengangkat bahu saat kutanya mengenai keberadaan mereka."Jadi, sebaiknya kau kembali ke kerajaan sekarang," kata Aiden dengan tenang.Hayden mengangkat sebelah alisnya. "Dan kenapa aku harus?"Aku mendesah, ibuku dan Dessidra memutar mata, sedangkan Giga mendadak sangat mengagumi lukisan alami batu di dinding gua. Aura ketegangan di antara dua pria yang hampir mirip itu membuat gua yang sempit ini menjadi panas.Tapi ayahku malah terkekeh. "Lihatlah mereka, Sophia. Mengingatkanku pada masa mudaku dan Galeo. Kami dulu juga suka bertengkar dan..."Ayahku langsung berhenti saat aku berdehem dan mengangkat kedua alisku padanya. Dia meringis, lalu menarik ibuku ke ruangan lain di gua ini. Entah ruangan yang mana karena aku belum menjelajahi gua ini sepenuhnya."Sebagian besar rakyat tidak setuju kau mengundurkan d
Read more
Bab 44
Jika surga yang sesungguhnya tidak bisa digambarkan, maka aku akan menggambarkan surga versiku sendiri.Sebuah rumah lumayan besar yang bentuknya mirip seperti rumah-rumah mewah bergaya Spanyol di dunia manusia-- Hayden bilang dia tertarik ingin membuat rumah seperti itu sejak lama--dan sebagian besar terdiri dari kaca satu arah, berdiri dengan indahnya di hadapanku. Tapi kaca di rumah kami tahan banting, tahan badai, tahan panas dan tahan terhadap hantaman benda/getaran keras. Aku tidak tahu darimana Hayden mendapatkan kaca itu. Terima kasih untuk Giga yang terus saja datang karena tidak bisa jauh-jauh dari Hayden untuk membantu pembangunan rumah ini. Jangan tanya kenapa mereka berdua bisa sendirian membangun rumah ini, karena aku sendiri tidak tahu.Ugh, kenapa aku merasa seolah-olah Giga adalah selingkuhan Hayden? Ester sering mengeluh padaku mengenai hal itu. Pria itu seperti saudara kembar sialan Hayden yang terkadang mengambil posisiku dan melupakan posisi Ester. Tapi sebaga
Read more
Bab 45
"Dia bahkan belum sadar selama tiga hari ini! Aku tidak bisa ke sana."Aww! Telingaku berdenging dan rasanya sakit sekali. Kenapa Hayden harus berteriak? "Saya tahu anda hanya beralasan saja, Yang Mulia... "" Sudah kubilang berhenti memanggilku dengan sebutan itu!"Aku meringkuk sambil menutup kedua telingaku. Suara mereka benar-benar keras dan menyakiti telingaku. Tidak bisakah mereka memelankan suara mereka? "Keadaan semakin pelik, Tuan Hayden. Ratu Dessidra bahkan tidak mau keluar dari kamarnya.""Aku tidak mau kesana."Mendengar nama Dessidra, mau tidak mau aku menahan diri untuk tidak berteriak karena rasa sakit di telingaku. Kenapa dengan bibiku itu? Dua bulan setelah pernikahanku, kudengar Dessidra dan Aiden melangsungkan pernikahan setelah Aiden diangkat menjadi raja. Aku tidak datang kesana karena Hayden menolak keras untuk kembali ke istana. Masih menjadi misteri bagiku, kenapa Hayden benar-benar tidak mau kembali lagi ke sana. "Yang Mulia Batrice akan menjodohkan Raja A
Read more
Bab 46
"Kenapa kau bicara seperti itu, Sayang? Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Tolong jangan membuatku takut," jawab Hayden panik dan langsung bersimpuh di hadapanku sambil memeluk kakiku. Kepalanya ia letakkan di atas pangkuanku. "Lalu kenapa kau tidak mau jujur padaku? Aku tidak serapuh itu. Aku tidak lagi seperti dulu yang akan meledak-ledak," tanyaku sambil membelai rambut hitam kecoklatannya. "Aku hanya tidak mau membuatmu terluka. Cukup aku saja yang merasakan ini. Aku ingin kau bahagia tanpa harus terganggu dengan masalah yang tidak penting itu."Aku meraih wajahnya dan memegang kedua pipinya, lalu menggeleng. "Kau belum sepenuhnya mengerti apa itu konsep pernikahan dan belahan jiwa. Tidak ada pasangan yang hanya ingin senangnya saja. Bukankah kita sudah menjadi satu? Aku tetap bisa merasakan kesedihanmu meskipun kau berusaha mati-matian untuk menyembunyikannya.""Maafkan aku. Aku tidak akan menyembunyikan apapun lagi darimu," ucapnya, lalu menciumi telapak tanganku. Dan tiba-
Read more
Bab 47
Hayden POVSejak aku berusia 6 tahun, aku sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang ibuku. Hanya ayahku yang menyayangiku. Ibuku lebih menyayangi Aiden, padahal kami adalah anak kembar. Setiap hari yang dia perhatikan hanyalah Aiden, sampai aku tumbuh menjadi pribadi yang keras dan bertingkah sesukaku. Ayahku selalu mengajariku tentang banyak hal, termasuk tentang kepemimpinan. Dia bilang dia bisa melihat jiwa kepemimpinan yang kuat dalam diriku, sehingga dia lebih fokus untuk melatihku dibandingkan dengan Aiden. Hal itu membuat ibuku semakin membenciku dan berusaha melakukan segala cara untuk menjatuhkan nama baikku di depan ayahku dan seluruh penghuni istana. Tapi ayahku lebih memilih untuk mengabaikan hasutan ibuku. Sedangkan Aiden, dia terkadang menjadi pribadi yang tertutup, terkadang menjadi kakak sekaligus sahabat baikku. Tapi kebersamaan kami lebih sering diinterupsi oleh ibuku. Wanita itu selalu memandangku dengan sinis, padahal aku tidak merasa melakukan kesalahan a
Read more
Bab 48
Hayden POVSemua yang ada di ruang makan langsung shock melihat gerakan tiba-tiba dari si wanita berambut merah itu. Aku dan Aiden langsung berdiri, dan ksatria yang entah sejak kapan berkumpul di sini langsung berlari ke arah wanita itu. Aku bahkan hampir menaikkan kakiku ke atas meja untuk menghalau wanita aneh itu agar tidak menyentuh istriku, namun apa yang dilakukan oleh Candice membuat kami seperti berada dalam gerakan lambat. Istriku tetap duduk dengan santai tanpa sekalipun panik dengan serangan mendadak itu. Tangan kanannya memegang tombak trisula berlapis api dengan tenang, seolah-olah senjata itu hanyalah tongkat kayu biasa. Tangan kirinya bahkan masih memegang udang emas yang sudah dimasak dan terlihat menggiurkan. Kami semua seperti membeku di tempat masing-masing melihat pemandangan itu. Bahkan wanita berambut merah itu sekalipun. Api di tombak trisula itu langsung padam dan mengeluarkan asap, sedangkan tangan kiri Candice masih menyuapkan udang emas itu ke dalam mulut
Read more
Bab 49
"Apa hubungannya Dessidra dengan semua ini? Lagipula Aiden itu kan suami sekaligus mate-nya, kenapa dia mau mengusir istrinya sendiri?"Suara Hayden terdengar begitu keras meskipun mereka berbicara sambil berbisik. Aku melanjutkan memejamkan mataku sambil berendam dengan air bunga dicampur dengan susu dan wewangian dari sari bunga Galaxia. Rasanya benar-benar menenangkan dan membuat tubuhku rileks. "Aku juga tidak tahu kenapa Aiden tiba-tiba berubah setelah kalian keluar dari istana ini. Tapi dia sekarang benar-benar tunduk pada Batrice dan ikut membenci istrimu. Karena Dessidra adalah bibinya sekaligus White Dacros, Aiden jadi ikut membenci istrinya sendiri."Sebenarnya aku merasa sedikit kelelahan setelah perjalanan dari rumah kami menuju ke istana ini. Tapi biasanya juga lebih jauh dari ini dan aku tidak merasa lelah. Karena rapat di aula sekaligus sidang untuk Batrice diundur menjadi besok sore, aku memutuskan untuk mengistirahatkan badan dan pikiranku. "Alasan yang konyol. Aku
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status