All Chapters of SIXTH SENSE (Horror Love Story): Chapter 11 - Chapter 20
41 Chapters
Lantai 13
Lantai 13 sebuah kantor besar, menguarkan rumor yang tak sedap. Bahwasanya banyak karyawan yang menghilang tanpa bekas saat mereka melakukan kerja lembur di kantor tersebut.Lantai 13 yang menjadi misteri, lantai itu bagai ada dan tiada. Di papan pintu tombol lift sendiri tidak ada angka 13, seperti sengaja dihilangkan agar tidak ada orang yang menekannya dan sampai di lantai itu.Tapi, tidak dengan malam ini. Seorang pemuda baru saja selesai bekerja, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, keadaan kantor yang sudah sepi dan gelap karena sebagian ruangan sudah mematikan lampu. Semua karyawan sudah pulang, dan itu hanya ada dia sendiri saja di kantor tersebut.Tak! Tak! Tak!Suara langkah kaki yang terdengar pelan mengejutkannya yang masih membereskan berkas yang berserak di atas meja, dia mendunga menatap ke sekeliling ruangan yang luas itu, tak ada siapa pun, jadi itu langkah kaki siapa?Napas pemuda itu mulai memburu karena detak jantungnya mulai memompa darah lebih kuat, karyawan lak
Read more
Tumbal
Lelaki paruh baya itu kembali menghela napas, saat asap tebal menggumpal yang perlahan membentuk sosok besar, mengerikan berwarna hijau itu."Ada apa kamu memanggilku, Herman!" sentak Buto Ijo dengan geram, karena waktu istirahatnya telah diusik oleh penyembahnya."Ada apa, kamu tanya? Ki, bagaimana ini, aku sudah memberikan tumbal padamu, kenapa tender besar ini bisa kalah?" kesal laki-laki paruh baya bernama Herman itu.Buto Ijo menggeram, dia pun menjawab, "lawanmu kali ini sangat kuat, ibadahnya rajin dan memiliki ilmu tinggi, aku tidak sanggup mengalahkannya.""Tidak mau tahu! Kamu tetap harus kalahkan dia, kalau perlu kamu bunuh saja orang itu!" perintah Herman seraya menunjuk pada si Buto Ijo tanpa rasa takut, sementara ajudannya yang berdiri di samping belakangnya tampak merungkut ketakutan.Terdengar makhluk itu kembali menggeram. "Baiklah, tapi aku membutuhkan tumbal lagi, apa kamu sanggup memberikannya?" tanya si Buto Ijo.Herman tampak berpikir, dia mau cari tumbal siapa s
Read more
Sekretaris Khusus
Setelah berkata-kata makhluk itu memutuskan untuk kabur, Setya Adji tampak menghela napas. "Astagfirullahaladzim ... ." Setya pun memutuskan untuk kembali ke dalam rumah, menutup pintunya kembali dan berjalan menaiki anak tangga.Laki-laki itu segera berjalan dengan langkah cepat agar segera sampai ke kamarnya. Setya segera membuka pintu kamar, dan Raniah yang sedang mondar-mandir di kamar pun segera menoleh ke arah ambang pintu."Kakak, syukurlah Kakak tidak kenapa-kenapa, Raniah takut ada apa-apa, sebenarnya tadi itu ledakan apa, Kak?" tanya Raniah yang tampak takut campur penasaran.Setya merangkum wajah istrinya dan tersenyum. "Bukan apa-apa, Sayang. Lebih baik kita lanjut tidur saja." Setya mengajak Raniah untuk kembali naik ke atas tempat tidur dan memeluknya erat. "Tidak usah takut, Raniah. Kakak akan selalu menjagamu."Raniah mendunga dan menatap wajah tampan Setya, ia tersenyum dan mengangguk. Begitu pun dengan Setya ia pun tersenyum dan menundukkan kepalanya untuk mencium bi
Read more
Inilah Pekerjaanmu
Keesokan harinya, Setya benar-benar membawa Raniah ke kantor, wanita itu sungguh tidak tahu apa yang harus ia kerjakan sekarang.Kini ia hanya duduk diam di atas sofa, sementara suaminya tengah sibuk di depan laptopnya. "Kak!" Akhirnya Raniah mengeluarkan suara setelah sekian lama."Hmm?" Setya menggumam sebagai jawaban, tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya."Sebenarnya di sini Raniah disuruh apa, kok dari tadi Kakak tidak suruh Raniah apa-apa?" tanyanya kesal, karena Raniah sudah sangat lelah padahal cuma duduk dari tadi."Maunya disuruh apa, Raniah?" tanya Setya dengan nada lembut, membuat hati Raniah berdesir seketika padahal cuma mendengar suaranya saja, dan jangan lupa Setya tersenyum sangat manis, membuat jantung Raniah selalu saja berdebar-debar."Katanya Raniah mau disuruh kerja, mana kerjaannya kok Raniah cuma disuruh duduk aja!" protes Raniah."Sini!" Setya mengalihkan pandangannya dari laptop pada istrinya yang tampak menekuk wajahnya. Raniah akhirnya berdiri da
Read more
Hanya Bercanda
Galuh segera keluar dari ruangan Setya saat Raniah tadi mengangguk. Galuh menutup pintu ruangan dengan hati kesal. "Sialan, bisa-bisanya dia menyuruhku keluar dari ruangan!" Lalu dia melangkah pergi.Sementara di dalam ruangan, Raniah tampak menatap Setya. "Sejak kapan Galuh bekerja di kantor Kakak, Kak?" tanya Raniah ingin tahu."Baru kemarin, dia berkata kalau dia sangat membutuhkan pekerjaan. Ibunya sejak setahun lalu tidak ada kabar," sahut Setya."Ti-tidak ada kabar? Me-mangnya apa yang terjadi sebenarnya pada malam itu?" tanya Raniah merasa penasaran juga, meski mau tidak mau ia harus mengingat kenangan malam menakutkan itu."Malam itu kakak dan ayah datang di saat kamu sudah tidak sadarkan diri, ada sedikit pertarungan di antara kami, tapi Sari melarikan diri dengan luka yang lumayan parah. Kakak juga tidak tahu apakah dia selamat atau tidak."Setya dan Raniah pun tampak berpikir dan tidak tahu apa yang terjadi pada Sari setelah kejadian itu. "Sebenarnya, apa yang terjadi pada
Read more
Menolong Arwah
Malam telah larut, Raniah sudah terlelap tidur di samping Setya. Berbeda dengan Raniah, Setya malah masih terjaga, dia merasa malam ini akan ada yang datang. Benar saja, di luar terdengar suara seperti ada pertarungan. Setya segera menuruni ranjang dan keluar dari pintu. "Setya, tidak usah keluar!"Setya sedikit terkejut saat mendengarkan peringatan seseorang. "Ya Allah, DYL. Bisa tidak nggak usah ngagetin! Kenapa emang?" tanyanya saat tahu yang memeringatinya adalah saudara kembar gaibnya."Itu hanya Herman dan Pandan Wangi, biarkan saja," sahut DYL yang kini berdiri dari duduknya."Sejak kapan kamu berada di situ?" tanya Setya, karena sekarang DYL tidak bisa sembarangan masuk ke dalam kamarnya jika ada Raniah di dalam ruangan."Baru saja, aku hanya ingin melihat keadaanmu siapa tahu kamu butuh bantuanku," ucap DYL."Bantuan apa, aku tidak ada masalah apa-apa," sahut Setya."Kamu harus menolong korban pesugihan dari Herman di lantai 13 itu, mereka semua terjebak di sana.""Haruskah s
Read more
Pergi Dengan Damai
"Wahai, Manusia! Ada urusan apa kamu sampai repot-repot datang kemari?" tanya dari makhluk berbentuk hitam berbulu itu."Aku hanya ingin membebaskan mereka dari tawanan kalian, lepaskan mereka!" perintah Setya Adji seraya menunjuk semua para korban yang tampak menangis dan memelas.Rupa-rupanya mereka di tempat ini disiksa dan dipekerjakan secara kasar, mereka tetap disiksa meski pesugihan yang Herman lakukan sudah berakhir, bahkan Herman sendiri sudah mati di tangan sesembahannya sendiri."Tidak akan semudah itu, kamu harus mengalahkan kami lebih dulu." Makhluk hitam berbulu itu dengan jumawa menantang Setya."Kalau ini mau kalian, baiklah akan kuterima tantangan itu." Setya tersenyum dengan tenang.Tak lama angin bertiup kencang, dingin menusuk tulang, gumpalan asap hijau diiringi tawa membahana menandakan hadirnya pimpinan mereka."Buahaha, kurang ajar, beraninya kamu sampai mengusik tempatku tinggal wahai manusia! Apa masalahmu sebenarnya?!" Makhluk hijau itu menggeram marah."Uru
Read more
Gagal Lagi
bulan telah berlalu, kehidupan rumah tangga Setya dan Raniah masih tampak baik-baik saja hingga saat ini. "Raniah, wajahmu tampak pucat, lebih baik kita periksa ke dokter sekarang." Setya sebenarnya akan berangkat ke kantor, tapi saat melihat istrinya yang sepertinya tidak baik-baik saja membuat Setya mengurungkan niatnya."Raniah tidak apa-apa kok, Kak. Ini hanya sedikit pusing saja," jawab Raniah dengan nada lemah."Tapi, Ran--""Mmph!" Raniah menutupi bibirnya dan bangkit dari berbaringnya, wanita itu berjalan cepat menuju kamar mandi dan Setya segera mengejarnya lalu berhenti di depan pintu."Sayang, kamu tidak apa-apa?!" seru Setya seraya mengetuk pintu kamar mandi.Raniah mengucurkan air dari keran saat ia selesai mengeluarkan isi perutnya yang hanya berisi cairan kuning dan terasa pahit di lidah, wanita itu tampak sangat lemah dan ia berusaha keluar dari kamar mandi, saat pintu ia buka Setya segera menangkap tubuhnya yang hampir ambruk."Raniah!" seru Setya panik saat Raniah ja
Read more
Butuh Perhatian
Setya menoleh pada DYL dan menghela napas lega, kali ini Setya masih selamat, tapi entah nanti, mungkin Galuh akan memiliki rencana lain selain hal yang demikian?"Gadis itu ingin mengguna-gunaimu, Setya. Kamu harus lebih berhati-hati lagi. Aku merasa ada rencana jahat untukmu dan Raniah dari Galuh."Usai DYL berkata, pintu ruangan ada yang mengetuk."Masuk!" sahut Setya.Pintu dibuka dan seorang office boy datang dengan membawa alat kebersihan di tangannya, disusul oleh Galuh yang kembali ikut ke dalam ruangan. "Ya tolong bersihkan meja saya," titah Setya pada OB tersebut."Baik, Pak." OB itu mengangguk dan segera membereskan kekacauan yang disebabkan oleh Galuh. "Apakah Bapak mau saya buatkan lagi minumnya?" tanya Galuh dengan panggilan formal karena di dalam ruangan itu ada karyawan lain.Setya menoleh ke arah Galuh. "Tidak, tidak usah. Mh, mau apa kamu datang ke ruanganku?" tanya Setya, seraya berjalan ke arah sofa dan mendudukkan dirinya di sana."Ini, Pak Hendra menyuruh saya me
Read more
Selalu Tergoda
Satu suap, dua suap, tiga suap dan seterusnya, Setya tersenyum saat buburnya sudah habis, kini dia menyodorkan air minum pada istrinya.Raniah menerimanya dan meminum airnya, lalu memberikan gelasnya kembali pada Setya.Mereka kemudian saling pandang, Setya merasakan perubahan ekspresi pada wajah istrinya. "Kenapa, Raniah?" tanya Setya sedikit khawatir.Raniah menggeleng, ekspresinya seperti sedang menahan sesuatu. "Mmh!" Raniah menutup bibirnya seperti ingin muntah."Raniah, kenapa?" tanya Setya seraya mengulurkan keduatangannya, tapi dengan cepat Raniah menggeleng.Waniita itu segera menuruni ranjang dan berlari ke dalam kamar mandi. "Raniah!" panggil Setya seraya mengetuk pintu."Hooek, hoeek!" Raniah mengeluarkan semua bubur yang tadi ia makan hingga tak bersisa, tubuhnya jadi lemas kembali karena mengeluarkan energi lebih untuk mengeluarkan semua isi perut hingga kembali kosong.Tangannya terulur dan membuka keran untuk membersihkan bekas muntahannya, segera ia membersihkan bibir
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status