All Chapters of Boss Mafia Tak Terjamah: Chapter 41 - Chapter 48
48 Chapters
41. Lagertha kabur
Maximus membuka kelopak matanya dan memindai ruangan kamarnya dengan seksama. Tatapan mata Maximus terhenti ketika dia melihat tubuh Pastur Lukas, saudaranya yang masih pulas tertidur pada ranjang kecil nan sempit, cukup untuk dirinya seorang, tidak jauh dari ranjang tempat Maximus berbaring. Dengan perlahan, Maximus turun dari ranjangnya sambil mengeratkan gigi geraham menahan perih dan nyeri pada luka di tubuhnya, menjejakkan kedua kaki dan memaksakan diri berjalan hingga membuka pintu. "Max ..." panggil Lagertha lirih melihat Maximus keluar dari kamar sambil berpegangan pada dinding dan sofa di sampingnya. Lagertha yang sedang membuat susu untuk Joshua, langsung berlari memeluk Maximus erat-erat, hingga mereka terduduk di lantai karena tubuh besar Maximus belum kuat menahan Lagertha. "Kamu baik-baik aja?" tanya Maximus seraya merapikan rambut pirang panjang Lagertha ke balik telinganya. Lagertha mengangguk, tetap melabuhkan wajahnya yang basah oleh airmata ke dada Maximus. "B
Read more
42. Pemimpin Baru
Lagertha bergegas pergi setelah mendorong mobil yang dia kemudikan sebelumnya, ke pinggir jurang dan mendengar ledakannya dari atas. "Maafkan Sister, Joshua. Mulai sekarang, Sister akan menjagamu dengan baik." bisik Lagertha sambil menepuk pelan bokong Joshua yang sedikit terkejut dalam tidurnya di gendongan depan tubuh Lagertha. Lagertha menaikkan resleting jaketnya untuk menutupi tubuh Joshua, terus berjalan dalam gelapnya malam dinihari yang sangat dingin. Lagertha sudah sangat hapal akan arah yang sedang dia tuju, sebuah rumah tinggal sederhana dan cahaya lampunya mulai terlihat oleh mata Lagertha. Lagertha mengetuk pintu rumah dan mengulanginya setelah beberapa saat kemudian sampai telinganya mendengar suara langkah kaki berjalan mendekat ke arah pintu. "Lagertha?!" pekik seorang wanita tertahan ketika membukakan pintu, langsung menarik lengan Lagertha agar bergegas masuk ke dalam rumahnya. "Kamu masih hidup? Oh, Sayangku!" bisik sang wanita terharu memeluk tubuh Lagertha t
Read more
43. Pengkhianat
Sudah dua hari Lagertha pergi membawa Joshua. Jordan menerima laporan jika Jasper belum berhasil menemukan mereka. Tapi pria dari Orebro yang telah bersumpah setia pada Jordan tersebut masih terus melanjutkan pencarian bersama beberapa anak buah terpercayanya."Lagertha, kenapa kamu pergi ketika aku ingin menikahimu? Dimana kenakalanmu, Gadisku?" gumam Jordan sambil menatap jauh pemandangan di luar jendela kamar tidurnya. Jordan mengingat senyum jahil Lagertha menggodanya hampir disetiap ada kesempatan. Lalu Priskila dan Rollo yang akan selalu menegur putri cantik mereka itu meskipun Jordan tidak pernah mempermasalahkan godaan Lagertha. Ada rasa hangat merayapi hati Jordan setiap kali bersama Lagertha. Tentu saja Jordan sangat menyayangi Lagertha, terlepas dari semua godaan gadis itu padanya, Lagertha pada dasarnya adalah gadis yang baik juga peduli terhadap orang sekelilingnya. Jordan menghela dan menarik napas panjang, telapak tangannya terkepal erat. Sebuah tekad hidup dalam dir
Read more
44. Kesalahan
Joshua berubah sangat rewel, sejak semalam dia menangis hingga tertidur lelah dan bangun sudah menjelang siang. Adik lelaki Lagertha itu menolak susu yang Lagertha atau Samatha buatkan. "Sister akan buatkan bubur untukmu. Tenanglah, jangan rewel lagi, hem?" bisik Lagertha meraih Joshua untuk dia gendong menuju dapur. Tadi pagi Samantha membuatkan bubur yang di makan Joshua lahap dan satu jam lalu Samantha pergi keluar untuk membeli makanan bayi. Tetapi matahari telah condong ke arah barat, Samantha belum juga kembali ke rumah. Lagertha sudah membuatkan susu untuk Joshua yang hanya dicicipi oleh adiknya, namun kembali menangis rewel dengan airmata berlinang menatap Lagertha seolah ingin memberitahu saudarinya itu. Rocky sedang tidak bertugas. Pria yang telah menikahi Samantha tersebut terus memperhatikan Lagertha diam-diam dan sesekali berkirim pesan melalui ponsel di tangannya. "Kamu butuh bantuan? Mungkin adikmu merindukan sosok Papa kalian, aku bisa menggendongnya." Rocky b
Read more
45. Bertemu
"C'mon, Young Lady, apakah kamu sudah menyerah?" suara dari Rollo Connor, Papanya bergema lantang di dalam kepala Lagertha yang merasa sangat kecewa karena gagal melindungi Joshua, adiknya. "Papa ...aku merindukanmu!" gumam Lagertha seraya bangkit berdiri, lalu berlari masuk ke dalam rumah Samantha. Lagertha memindai dinding yang dulu saat dia kecil sering melihat Samantha menyimpan barang-barang berharga di dalam lubang pada dinding. Mata Lagertha tertumbuk menatap lukisan pemandangan salju, bergegas dia menggeser lukisan tersebut. Benar saja, Lagertha menemukan brangkas baja di balik lukisan yang terkunci sandi.Lagertha memasukkan angka ulang tahun Samantha, namun pintu tidak bisa terbuka. Lagertha mencoba berpikir sejenak, mengingat tanggal bersejarah bagi Bibinya tersebut. Tetapi beberapa kali angka yang bisa Lagertha ingat, tetap saja tertolak. Lagertha teringat tatapan panik Samantha ketika dia mengetuk pintu rumah dua hari lalu, bibirnya tersenyum tipis, memasukkan angka
Read more
46. Permintaan Jordan
Jordan melajukan mobil dengan kecepatan kilat menuju sebuah rumah yang telah dipersiapkan oleh Marco untuk tempat tinggal mereka sementara, menunggu rumah Maximus selesai di renovasi. Amber, sang dokter yang dahulu membantu kelahiran Joshua, telah menunggu di dalam rumah bersama Gustaff dan anak buah Rollo lainnya yang kini telah bersumpah setia pada Jordan. "Amber?!" kaget Lagertha mengenali wanita muda di depannya yang tersenyum lembut, menyambutnya. Amber menerima Joshua dari gendongan Lagertha yang tetap tertawa renyah menepukkan tangan gempalnya ke dada saudarinya itu meski wajahnya terlihat lemas. "Halo, bayi hebat! Mari bersamaku dulu, hem?" sapa Amber lembut membelai wajah Joshua mengeluarkan suara berceloteh dengan meniupkan ludah keluar dari mulutnya. "Kita tinggal sementara di sini dulu. Aku janji, akan merebut dan membangun kembali kediaman Connor untukmu dan Joshua." bisik Jordan seraya memeluk pinggang Lagertha dari belakang. "Terima kasih, Jordan." balas Lagerth
Read more
47. Langkah Awal
Lagertha terbangun dari tidurnya saat matahari sudah mulai turun menjelang sore. Setelah memindai sekeliling ruangan kamar yang luas dan mengumpulkan daya ingatnya, Lagertha bangun dari berbaringnya, lalu berjalan keluar dari kamar. "Kamu sudah bangun?" sapa Amber sedang menyuapkan Joshua bubur di ruangan makan. Joshua sedang duduk di kursi bayi dan punggung tangannya masih dialiri kabel infus, tapi langsung menggerak-gerakkan kedua lengannya ketika mata biru jernihnya melihat Lagertha. Mulut bayi tampan itu juga menyemburkan bubur keluar dari mulutnya agar bisa berteriak memanggil saudarinya. "Hai, Sister di sini." bisik Lagertha langsung berjongkok di depan Jordan dan mencium samping kepala adik bayinya tersebut. "Jangan banyak bergerak dulu, punggung tanganmu sedang di infus." tambah Lagertha lembut seraya memegangi lengan adiknya itu agar tidak bergerak-gerak. "Apakah adikku baik-baik aja?" tanya Lagertha melirik Amber sekilas, lalu kembali menatap mata Joshua yang menepuk pi
Read more
48. Nasehat Untuk Boss Mafia
Setelah memastikan keadaan perusahaan baik-baik saja dengan staff keamanan baru yang di rekrut oleh Marco, Jordan pulang ke rumah tinggal sementara bersama Maximus dan Pastur Lukas. Sedangkan Jasper memiliki alasan lain agar dia bisa menjaga Samantha yang di rawat pada salah satu rumah sakit, ditunggui Gustaf. "Kamu memberikan misi pada Jasper?" tanya Maximus pada Jordan yang duduk di kursi belakang bersama Pastur Lukas, sementara dirinya mengemudi. "Jasper membawa Samantha ke rumah sakit. Jadi ..." "Oh, aku mengerti. Maaf, aku hanya kuatir ada pertambahan orang di daftar pengkhianat yang diberikan Wilson dan harus kita bersihkan." Jordan menghembuskan napas beratnya ke samping, tidak menanggapi perkataan Maximus. Pastur Lukas menyentuh lembut punggung tangan Jordan yang digelengkan oleh pemuda pelan. "Langkah yang ku mulai sudah membelakangi jalan Tuhan, Pastur. Tapi aku tidak ingin mengakui itu adalah dosa." ucap Jordan lirih, dimana dirinya merasa bisa menjadi dirinya se
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status