All Chapters of Mengandung Anak Pak Dosen : Chapter 51 - Chapter 60
89 Chapters
Kalah Telak
"Ma-maksud Mas Devan apa?! Jangan menuduhku sembarangan tanpa bukti! Sudah jelas-jelas kamu yang salah di sini dan sekarang mau melemparkan kesalahan itu sama aku?! Enak aja, aku gak terima, Mas!"Nasuha dengan raut wajah setenang mungkin berbalik melawan Devan. Ia yakin suami yang ada di depannya saat ini hanya sedang menggertak nya saja agar dirinya ketakutan. Tapi, itu sama sekali tidak mempan baginya.Sementara Devan tersenyum tipis melihat bagaimana Nasuha yang tampak percaya diri ucapannya itu. Wanita tersebut tidak tahu bahwa selama ini ia sudah kumpulkan banyak bukti dan kapan saja siap untuk diungkapkannya. Mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk membuka semua gedung istrinya itu."Menurut kamu aku sama sekali tidak bukti?" tanyanya seakan ingin mengejek Nasuha saat ini.Mendengar ucapan Devan yang begitu serius dan tampak meyakinkan untuk sesaat kaki Nasuha sedikit gemetaran. Tapi, hal itu tidak ditunjukkannya langsung di depan suaminya saat ini."Mas Devan pikir aku
Read more
Mencoba Untuk Serakah
"Bu Mazaya, anda diminta datang ke ruangan Pak Devan.""Baik."Mazaya segera bergegas usai mendengar sekretaris dari atasan sekaligus suaminya tersebut memanggilnya. Ia pun ingin bertemu dengan Devan untuk menanyakan sesuatu.Tiba di ruangan CEO.Mazaya sudah disambut oleh Devan di ruangan tersebut."Duduklah. Ada yang ingin aku katakan," ucapnya kepada Mazaya.Mazaya menurut dan duduk di salah satu sofa di ruangan itu."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Mbak Suha tiba-tiba marah dan juga tiba-tiba kembali seakan gak pernah terjadi apapun sebelumnya," desaknya memberikan pertanyaan kepada Devan dan ingin jawaban yang sesuai.Devan terdengar menghela nafasnya pelan. Ia sedikit melonggarkan simpul dasi yang membuatnya terasa begitu sesak. "Sebenarnya dia tahu soal Askara yang merupakan anakku dan pernikahan kita. Aku melakukan tes DNA dan hasil tesnya malah diterima oleh dia," terangnya.Mendengar apa yang dikatakan oleh Devan, mata Mazaya pun membulat sempurna. Ia merasa seperti ter
Read more
Janji Terakhir
"Aku akan ke sana sekarang."Usai mengatakan hal tersebut, Devan menutup panggilan tersebut, lalu menghampiri Mazaya yang raut wajahnya penuh tanda tanya."Kenapa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Mazaya menyelidik."Ibuku di rumah sakit. Aku harus kesana sekarang. Kamu bisa kembali ke meja kerjamu lagi, Yaya," balas Devan yang tampak bersiap untuk berangkat.Mazaya pun keluar dari ruangan tersebut karena memang tidak ada hal lain lagi yang bisa dilakukannya di tempat itu. Meskipun ia sedikit khawatir mendengar bahwa ibunya Devan yang secara tidak langsung adalah ibu mertuanya itu dirawat di rumah sakit. Juga bagaimana raut wajah Devan yang begitu cemas. Hal yang baru pertama kali dilihatnya dari pria tersebut.Devan sendiri baru saja keluar dari ruangannya, lalu memberitahukan kepada William bahwa ia akan ke rumah sakit karena sang ibu dilarikan ke sana usai terjatuh di kamar mandi."Tunda dulu rapatnya sampai besok, aku harus ke rumah sakit," tukas Devan kepada sekretarisnya tersebut."
Read more
Menggigit Balik
Mazaya menghela nafasnya panjang untuk mengurai luapan emosi yang memenuhi isi dadanya saat ini, usai membaca pesan Nasuha sebelumnya.'Jadi, ini sifat asli kamu, Mbak! Padahal sudah jelas siapa yang merebut siapa sebenarnya. Dan semesta pun masih tetap berpihak padaku yang bahkan bisa melahirkan anak dari suami kamu itu.'Mazaya bermonolog di dalam hatinya sebagai pelampiasan kesalnya kepada sang kakak angkat yang malah berbalik mengancam dan bahkan membawa-bawa Askara untuk membuatnya goyah."Jangan samakan Mazaya yang dulu dengan yang sekarang Mbak," ucapnya berbicara sendiri menatap cermin yang ada di depannya. Di mana ia saat ini berada di toilet.Mazaya membuatkan tekad untuk tidak mengalah ataupun terpengaruh oleh ancaman kakak angkatnya itu. Sejak dulu ia selalu mengalah atas hal apapun yang diberikan oleh orang tua angkatnya itu kepada dirinya, tapi kali ini ia tidak akan mengalah kepada Nasuha. Setelah hal mengerikan yang dilakukan oleh wanita tersebut kepada dirinya, ia kin
Read more
Memenuhi Wasiat
"Jangan menuduhku sembarangan! Kamu pikir ancaman kamu itu akan mempan sama aku heh?!" kecam Nasuha dengan setengah berbisik kepada Mazaya. Ia sebisa mungkin menahan diri karena masih berada di pemakaman dan ada banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka saat ini.Mazaya tersenyum miring mendengar Nasuha yang tidak terima dengan apa yang dikatakannya beberapa saat yang lalu."Siapa yang lagi ancam, Mbak. Aku cuman membicarakan fakta di sini. Mbak juga mengakuinya kan? Atau harus aku katakan sekarang di depan semua orang?" balasnya dengan setengah berbisik juga sama seperti sebelumnya.Nasuha mengepalkan tangannya, ia tidak menyangka jika Mazaya akan melawannya seperti sekarang ini. Padahal dulunya wanita tersebut tidak pernah membantah apapun yang diinginkannya ketika masih tinggal bersama keluarganya. Bahkan selalu mengalah, di saat mereka menginginkan hal yang sama dan Mazaya tidak pernah mengeluh ataupun protes."Bagus ya, jadi ini balasan kamu setelah ibu dan ayah adopsi kamu,
Read more
Ambisi atau Serakah?
"Katakan aja, Yaya. Kenapa ragu seperti itu? Apa kamu tidak yakin sama apa yang kamu atau tidak aku akan mengabulkan keinginan kamu itu. Percayalah aku akan mengabulkan apapun itu?"Devan meyakinkan Mazaya bahwa, ia akan mewujudkan keinginan istri keduanya itu apapun.Mazaya masih terdiam dengan helaan nafas yang panjang. Ia seperti berada di persimpangan jalan antara ambisi atau serakah sebenarnya keinginannya saat ini."Yaya," ulang Devan di balik kemudinya tersebut."Iya, Mas ... Sebenarnya aku ingin menjadi istri kamu satu-satunya agar Askara mempunyai status yang jelas. Tapi, sepertinya itu gak mungkin buat saat ini. Mengingat kalau Mas Devan sudah mengikat janji dengan memenuhi wasiat ibu," tutur Mazaya.Devan sebenarnya senang mendengar bahwa Mazaya kini telah berubah pikiran dan cepat atau lambat bisa menerimanya serta memaafkan masa lalu. Tapi, permintaan istrinya itu memang cukup berat untuk dipenuhinya. Meskipun ia tidak pernah sekalipun menyimpan perasaan kepada Nasuha, h
Read more
Hubungan Terlarang
"Apa kamu juga akan sama mengkhianati aku? Kamu tahu adik angkatku malah menusukku dari belakang."Nasuha terus saja meracau sambil berbicara dengan seseorang di ujung panggilan. Pria yang selama ini menemaninya dalam kesepian."Aku akan kesana sekarang. Tunggu--""Jangan! Kamu pasti sedang kerja sekarang kan?! Jangan pedulikan aku dan sampai bertemu nanti malam. Aku bisa jaga diri dengan baik.""Tapi, tetap saja aku khawatir. Aku akan kesana kurang dari sepuluh menit. Tunggu aku."Panggilan itu berakhir dengan keputusan kekasih Nasuha tersebar hendak menyusul ke tempat wanita tersebut berada.Sedangkan Nasuha malah tertawa sendirian atau lebih tepatnya sedang menertawakan dirinya sendiri saat ini. Seakan hidupnya paling tersakiti berada di antara Devan dan Mazaya."Sejak awal harusnya aku yang tidur dengannya waktu! Andai saja aku tidak pulang waktu dan melanjutkan rencana, mungkin akulah yang akan hamil dan mengandung anaknya Mas Devan ...."Nasuha bermonolog serta meracau tidak jel
Read more
Hati yang Memanas
"Bentar ya, Mas. Aku lihat dulu siapa yang nelpon."Mazaya hendak meraih ponselnya, lalu di saat yang sama Devan melepaskan pelukannya itu dari belakang dan membiarkan Mazaya menerima panggilan tersebut."Siapa yang menelepon?" tanya Devan dengan nada menyelidik.Mazaya menoleh ke arah Devan yang masih berdiri di belakangnya. Ia sendiri belum sempat melihat siapa yang menelepon karena baru beranjak bangun dari kursi.Rupanya yang menghubungi Mazaya adalah Malvin. Entah ada apa pria tersebut menghubunginya. "Hmm,Mas Malvin yang nelpon," jawabnya dengan suara pelan. "Gak apa-apa kan kalau aku jawab, Mas? Mungkin ada hal penting yang mau disampaikan," terangnya."Hmm." Devan menjawabnya dengan singkat dan sangat jelas ia tidak ingin Mazaya menerima panggilan tersebut. Tapi, ia tidak ingin terlihat seperti suami yang otoriter dan memilih membiarkan Mazaya.Sementara, Mazaya tampak menerima panggilan dari Malvin dan kembali duduk usai menyimpan gelas yang dipakainya untuk minum sebelumnya
Read more
Gangguan Kecil
"Katakan kenapa? Apa kamu masih marah, Yaya?"Devan memastikan kembali apakah Mazaya masih merajuk sehingga tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri."Sebenarnya aku--"Mazaya menggantungkan ucapannya ketika mendengar suara ketukan di pintu kamar tersebut."Ibu, ibu di dalam ya?" Terdengar suara Askara dari balik pintu kamar tamu itu. Hal itu membuat Mazaya dan Devan untuk sesaat saling bersitatap penuh keheranan."Apa itu Aska?" gumam mereka hampir bersamaan mengatakan hal yang serupa.Tanpa pikir panjang lagi, Mazaya dan Devan segera menuju ke pintu kamar dan langkah cepat, lalu membuka pintu.Dan benar saja yang ada di luar pintu adalah Askara berdiri sambil mengucek matanya."Ibu, Aka mau bobo cama Ayah dan Ibu. Boleh ya," pinta Askara yang kini beralih menatap kedua orangtuanya.Devan tersenyum kecil. Begitu juga dengan Mazaya yang bisa mengerti bahwa putra mereka ingin merasakan kehangatan sang ayah yang selama ini tidak pernah ada untuknya."Ayo ke kamar atas," a
Read more
Bulan Madu?
"Ada apa pagi-pagi menelpon?"Dengan suara datar nan dingin, Devan menanggapi panggilan Nasuha sambil mengemudikan mobilnya.Sedangkan Mazaya duduk diam menatap ke luar jendela mobil, sambil mendengarkan percakapan Devan dan kakak angkatnya itu.Terdengar Nasuha mendengus kesal di ujung panggilan."Kenapa aku harus punya alasan hanya buat nelpon suami aku sendiri, Mas? Mau gimana pun aku masih istri kamu dan aku juga punya hak yang sama sebagai istri. Mas Devan harusnya bersikap adil sama aku juga," tuturnya yang menuntut Devan agar ia diperlakukan sama seperti Mazaya.Devan malah membuang nafasnya kasar mendengar ucapan Nasuha bak istri pertama yang tersakiti. Padahal kenyataannya yang pertama berkhianat adalah istrinya itu sendiri."Kamu lupa dengan kesalahan kamu, Suha?! Harusnya aku sudah melepaskan kamu sejak lama dan tidak sampai membaca ibu mengatakan wasiat itu," sentak Devan dengan nafas yang memburu menahun kesal."Aku tahu, Mas. Aku akui aku salah. Aku ingin memperbaiki semu
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status