Lahat ng Kabanata ng Pembalasan Sang Pewaris yang Terbuang: Kabanata 51 - Kabanata 60
113 Kabanata
51. Kembalinya karma
"Aku ingin menemui ayahku, tolong berikan aku sedikit waktu untuk bertemu dengannya." pinta Lucia memohon, sampai akhirnya ia bisa bertemu James yang saat ini dikurung di dalam jeruji besi. James keluar dari sebuah ruangan dengan kedua tangan terborgol dan didampingi seorang sipir, ia baru berada disana kurang dari tiga jam namun keadaannya sudah sangat memprihatinkan. Amberley sengaja membayar para tahanan disana untuk menyiksanya, sebagai balasan atas apa yang Lucia lakukan dulu kepadanya dan juga atas rasa sakit yang dulu William rasakan saat anak buah James menyiksanya tanpa ampun. "Ayah, apa yang sudah terjadi kepadamu?" tanya Lucia, ia begitu khawatir pada keadaan James. "Lucia, cepatlah kembali ke rumah sakit dan bawa ibumu pergi dari sini. Pergilah ke tempat ini bersama ibumu, tapi sebelum itu kamu harus mendatangi tuan Marvin lebih dulu dan minta dia untuk mendampingimu mengakuisisi aset milik keluarga kita." titahnya dalam kesakitan, ia menyerahkan sebuah amplop kepada Lu
Magbasa pa
52. Sebuah dosa
August memasuki ruangan dimana James telah menunggunya, ia berharap kedatangan August bisa membebaskannya dari tempat terkutuk ini. August duduk di hadapannya dengan tatapannya yang seperti biasa, dingin tanpa emosi namun kali ini lebih membuat James terintimidasi. "August, apakah kamu sudah mengurus semuanya untuk membebaskan ayah dari tempat ini?" tanyanya.August menyilangkan kedua tangannya di dada, "Ayah, bisakah ayah menjelaskan kepadaku siapa itu Amberley?" "Ayah akan menjelaskannya tapi tolong keluarkan ayah dulu dari tempat ini," pinta James memohon. August tidak bergeming, ia menanti penjelasan dari James dan tidak menghiraukan rengekannya. "Baiklah, Amberley adalah putri dari mendiang Anastasia dan William yang menghilang saat bayi. Hanya itu saja," August menaikkan satu alisnya, "Menghilang? bukankah dia dibuang oleh ibu saat masih bayi demi harta kekayaan keluarga Walton jatuh ke tanganmu ayah?" "Tidak, itu tidak benar! darimana kamu mengetahui cerita bohong seperti
Magbasa pa
53. Kalian sudah selesai
Mereka tiba bersamaan di halaman mansion Moore, namun langkah August kalah cepat dari Lucia yang sudah dipengaruhi oleh amarah. Lucia berlari memasuki halaman dengan diikuti oleh Rebecca dan Marvin, juga August yang tengah memikirkan cara agar menghentikan kemarahan Lucia. "Hei Amberley! keluar kamu dari persembunyianmu! dasar pencuri! berani-beraninya kamu mencuri harta kekayaan keluargaku! dasar jalang tidak tahu malu!" teriak Lucia membabi buta. "Lucia, hentikan!" cegah August namun Lucia tidak mau mendengarkannya. Setelah memaki sampai suaranya nyaris habis, akhirnya Amberley keluar melalui pintu utama mansion dengan didampingi oleh Roberto. Wajahnya nampak pucat, namun tidak sedikitpun kelemahan terlihat di wajahnya. Keluarnya Amberley tentu mengejutkan semua orang, kecuali August. Rebecca bahkan sampai jatuh terduduk di halaman saat melihat Amberley di depan matanya, Lucia nampak kebingungan sekaligus terkejut karena yang ia tau gadis yang ada hadapannya ini adalah Abigail b
Magbasa pa
54. Kabar buruk
Salju di luar mulai terlihat mencair, namun hati ibu hamil ini justru semakin mendingin dan beku. Perutnya yang mulai membesar ia elus pelan, dalam keadaan hamil yang seharusnya membahagiakan dan menenangkan justru ia harus menghadapi dendam dan membalas semua perbuatan James dan Rebecca kepada kedua orangtuanya. Dari balkon lantai dua ia melihat sepasang suami istri yang tengah mendorong troli bayi mereka di tepi jalan, mereka saling merangkul dan terlihat bahagia dan hal itulah yang sangat Amberley inginkan jauh di dalam lubuk hatinya. Roberto datang dengan beberapa lembar kertas di tangannya, ini adalah jadwal yang harus Amberley lakukan untuk hari ini. Hanya untuk satu hari, tapi terlihat banyak sekali dan ia tau ini akan sangat melelahkan untuknya. "Kamu tidak perlu melakukan semuanya, lakukan saja beberapa hal yang menurutmu harus kamu yang melakukannya. Sisanya biar paman yang menyelesaikannya," ujar Roberto saat melihat mimik wajah lelah Amberley. "Baiklah, aku ingin pergi
Magbasa pa
55. Kejujuran yang pahit
"Katakan semuanya Valerie, aku yakin kamu bisa menjelaskannya dengan baik." titah Noah, tatapannya begitu tajam seolah siap menerkam Valerie. Valerie memilin jemarinya, wajahnya tertunduk tidak berani menatap Noah secara langsung. Noah tidak bisa terus bersabar menunggu kejujurannya, ia menarik rahang Valerie dan memaksa Valerie untuk menatap matanya. "Apa kamu masih ingin terus bungkam? kalau begitu mulai detik ini juga aku akan menceraikanmu Valerie," Noah melepas cengkramannya dari rahang Valerie begitu kasar. "Kamu tidak akan bisa meninggalkanku Noah! sampai kapanpun!" teriak Valerie, air matanya kini tumpah. "Apa maksudmu? bayi itu bukan anakku dan tidak ada hal yang membuatku tidak bisa untuk menceraikanmu." "Jika kamu tetap nekat untuk menceraikanku, maka aku akan membuat nama baikmu hancur dalam satu malam! kamu tau persis jika aku adalah orang yang sangat ambisius!" ancam Valerie. "Jangan main-main denganku Valerie! aku bisa melenyapkanmu karena sudah menipuku!" Valeri
Magbasa pa
56. Anggota baru
Noah masih terbaring frustasi di ranjang kamarnya, beberapa barang sudah hancur berantakan karena ulahnya. Noah tidak tau harus bagaimana menjalani kehidupannya setelah ini, ia tidak bisa lepas dari Valerie tapi ia juga tidak bisa hidup bersama Valerie seperti kemarin. Noah selalu merasa jijik saat mengingat semua kejujuran Valerie, dalam hidupnya baru kali ini Noah merasa sangat menyesal sampai rasanya ingin mengakhiri hidupnya. "Noah, buka pintunya. Kamu harus menghadiri meeting dengan para pemegang saham di perusahaan pagi ini," panggil Abraham dari luar, meskipun ia tau jika keadaan Noah sedang tidak baik tapi ia sama sekali tidak perduli. "Ada seseorang yang akan datang menggantikan James, ayah harap kamu bisa datang dan bertemu dengannya karena dia jauh lebih menguntungkan kita daripada James." ucap Abraham sekali lagi meskipun Noah tidak menggubrisnya. Noah bangkit dari ranjang dan melihat waktu di arlojinya, ia akhirnya memutuskan untuk menghadiri rapat dengan harapan bisa
Magbasa pa
57. Tidak sesuai harapan
Amberley tertegun sejenak sampai akhirnya sebuah senyuman terukir di bibirnya, melihat senyum Amberley August mengira jika ia masih memiliki kesempatan untuk bisa bersamanya. Ia sudah bersiap untuk mengambil cincin yang selama ini ia bawa kemanapun ia pergi, cincin yang seharusnya sudah sejak lama Amberley kenakan. "Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan kak?" August terlihat terkejut dengan pertanyaan Amberley, "Apa maksudmu Amberley? aku tidak merencanakan apapun," "Kamu ingin menikah denganku demi mengembalikan posisi keluargamu seperti kemarin? begitukah? itu sebabnya kamu sangat mudah menyerahkan perusahaan kepadaku, karena kamu bisa mendapatkannya kembali jika kita menikah." ujarnya. "Apa yang sedang kamu bicarakan Amberley, aku ingin menikah denganmu karena aku mencintamu. Ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan keluargaku, soal perusahaan aku menyerahkannya karena itu memang hakmu." sanggah August, ia tidak menyangka jika Amberley menuduhnya seburuk itu. "Sejak k
Magbasa pa
58. Tamu tak diundang
Amberley pergi ke paviliun masih dengan menggunakan gaun tidurnya, ia sudah cukup berbaik hati memberikan waktu satu hari untuk Rebbeca dan Lucia beristirahat. Sekarang waktunya ibu dan anak itu menjalankan tugas mereka di rumah ini, sebagai pelayan yang langsung menangani dirinya. Amberley tidak perlu bersusah payah bersuara untuk membangunkan mereka, ia memiliki kunci cadangan paviliun. Amberley mengambil seember air lalu mengguyurkannya ke wajah mereka yang sedang tertidur pulas, mereka langsung tersadar dan bangkit dari tempat tidur dengan cepat dalam keadaan sempoyongan. "Apa kamu tidak waras! kamu hampir membuatku membeku kedinginan!" bentak Lucia. "Aku ingat kemarin ada yang mengeluh jika paviliun ini tidak layak untuk ditempati, tapi ternyata kalian bisa juga tidur dengan pulas ya disini?" ujarnya. "Ada apa kamu datang kesini pagi-pagi sekali Amberley?" tanya Rebecca lembut, namun jauh di dalam hatinya ia sangat ingin menghajarnya. "Apa kalian lupa siapa kalian sekarang?
Magbasa pa
59. Aku calon suamimu
"Siapa kamu sebenarnya? kenapa kamu tiba-tiba datang kesini dan mengaku sebagai calon suamiku?" tanya Amberley mencerca."Aku calon suamimu, Zionathan Gray atau panggil saja aku sayang. Tapi yang boleh memanggilku itu hanyalah kamu seorang," sahut Zionathan. Amberley berdecak kesal, "Aku serius bertanya kepadamu, jawablah dengan jujur siapa kamu sebenarnya.""Aku sudah berkata jujur kepadamu, kalau kamu tidak percaya ya sudah." sahutnya tengil, membuat Amberley semakin jengkel. "Pergi, aku tidak mau berurusan dengan orang asing yang tidak waras sepertimu." usir Amberley, ia hendak pergi meninggalkan Zionathan namun sialnya pintu ruang musik malah terkunci dari luar. "Sepertinya tuhan memberikan isyarat kepadamu untuk tetap disini bersamaku," ucap Zionathan tepat di telinga Amberley. "Menjauhlah!" Amberley mencoba mendorongnya tapi Zionathan malah menghindarinya, Amberley nyaris tersungkur jika Zionathan tidak cepat menangkapnya. "Sayang, perhatikan langkahmu. Kamu sedang hamil, k
Magbasa pa
60. Malaikat dengan dosa
"Apakah ibu melihatnya tadi? pria itu adalah Zionathan Gray!" ujar Lucia antusias, bola matanya berbinar menunjukkan jika ia begitu tertarik kepada Zionathan. Rebecca tidak menghiraukannya, ia kembali melanjutkan pekerjaan rumah yang tadi belum sempat ia selesaikan dan sekarang perutnya juga mulai terasa mulas karena obat pencahar yang tadi ia telan. "Bu! dengarkan aku! kenapa sedari tadi aku mengoceh sendirian seperti orang tidak waras!" Lucia menggerutu kesal, ia paling tidak suka diabaikan jika sedang berbicara tapi Lucia lupa jika saat ini ia bukan nona muda Walton lagi yang ucapannya harus didengar semua orang."Lucia, kamu sudah memiliki calon suami jadi berhenti berbicara omong kosong. Ethan Christensen mungkin tidak membuatmu bahagia, tapi saat ini kita membutuhkannya untuk bisa kembali ke kehidupan lama kita." Rebecca menyentil kening Lucia agar gadis itu sadar siapa dirinya saat ini. "Tapi bu, aku sudah begitu lama menyukai Zionathan." sahutnya, memang benar Lucia menaruh
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status