Lahat ng Kabanata ng PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO: Kabanata 11 - Kabanata 20
23 Kabanata
Bab 11. Calon Istri Pilihan Mamah
Pemuda itu pun seketika langsung pergi ketika melihat Rion berada dibelakangnya.Anggita yang melihat ekspresi wajah menakutkan dari Rion hanya memalingkan wajahnya kemudian ia pergi menghampiri Arka."Arka, kita pulang yuk! Tadi nenek telpon katanya mau ketempat papah." seru Rion pada putranya yang sedang bermain ayunan.Arka pun menyudahi kegiatannya lalu menghampiri sang papah. Gita berada dibelakang kedua ayah dan anak itu. Kemudian mereka kembali ke apartemen. Sesampainya disana, Gita langsung mengerjakan tugasnya seperti biasa. Sedangkan Rion dan Arka sedang mandi. Tugas Gita selesai bertepatan dengan bel berbunyi, Vega dan Andro memasuki apartemen milik Rion.Gita hanya mengangguk sambil tersenyum ramah."Mba Gita pa kabarnya?" tanya Andro dengan begitu manisnya."Baik, Ibu sama Mas Andro mau minum apa?" "Udah Git, gak usah repot-repot. Nanti kami ambil sendiri aja." ujar Vega."Arka sama Rion mana?""Lagi mandi kayanya Bu, tadi mereka habis olahraga." Gita menjelaskan kepada V
Magbasa pa
HATI YANG TERSAKITI
Arka langsung duduk disebelah Vega, sedangkan Rion duduk dikursi tengah disamping kanannya ada sang Mamah dan disebelah kirinya ada Andro. "Siapa yang mau nikah sama Gita?" Rion mengulang pertanyaannya."Kamu lah, mamah maunya kamu yang nikah sama Gita, bukan sama perempuan ulet keket itu." tukas Vega sambil mendelik ke arah sang putra."Namanga Sasa mah, bukan ulet keket." sahutt Rion seraya tersenyum."Terserah mau Sasa, apa Ajinomoto, mamah gak perduli Ri. Mamah gak suka, titik!" ucap Vega kesal.Andro hanya tergelak mendengar ocehan sang mamah, yang membuatnya lalu terbatuk-batuk karena tersedak makanan hingga wajahnya merah.Dengan cepat Gita reflek memberikan segelas air putih kepada Andro, karena tak tega melihat Andro tersedak. Andro pun menerima gelas dari Gita dan segera menghabiskan isinya. Hal itu tidak luput dari penglihatan Rion. "Terima kasih, mba! Kamu telah menyelamatkan hidupku!" ucap Andro sambil menatap Gita dengan tatapan yang menggelikan."Ck ... lebay kamu, N
Magbasa pa
Bab 13. Melihat Bidadari Khayangan
Saat ini Anggita sudah berada didalam kamarnya. Ia menangis diatas tempat tidurnya, mengingat kejadian di dapur apartemen Rion tadi. Hatinya sakit mendengar ucapan Rion tadi, mungkin selama ini hanya perasaannya saja, jika ia merasa Rion menyukainya, ia terlalu terbuai oleh perlakukan Rion dan keluarganya. Padahal ia memang tidak pernah terbesit sedikit pun untuk bisa menikah dengan Rion. Tapi mengapa pria itu begitu kejam berbicara sperti tadi. Anggita cukup sadar diri siapa dirinya. Ia memang mengagumi ketampanan Rion, tapi hanya sebatas itu. Tiba-tiba ponsel Gita berdering. Dan ia melihat nama Rion terpampang disana. Gita tidak mempedulikan panggilan itu. Kemudian Rion mengiriminya pesan.' Anggita maaf, aku khilaf.' Setelah membaca pesan itu, Anggita mematikan ponselnya. Dia sama sekali tidsk berniat untuk membalas pesan dari pria itu. Semudah itu dia bilang maaf, semudah itu dia bilang khilaf, Gita tersenyum sinis. Kemudian Anggita menuju kamar mandi, dia melihat sang ibu sed
Magbasa pa
Bab 14. Mengunjungi Gita
Hari ini Gita sudah tidak bekerja lagi ke apartemen Rion. Dia sedang membantu ibunya mengelurkan meja kedepan rumahnya. Setelah menaruh nasi uduk dan beberapa bahan pelengkap lainnya beserta lauk pauknya. "Git, ini oleh-oleh dari kampung, maksih udeh bantuij Cing Lela ye." ucap Lela sambil membawa bungkusan yang berisi oleh-oleh yang ia berikan pada Gita. "Makasih, Cing Lela, repot-repot pake dibawain oleh-oleh segala." "Gue yang makasih, udah dibantuin kerjaan sama lo." balas Lela kemudian ia berpamitan menuju ke apartemen Rion. "Salam buat Bu Vega sama Arka ya Cing." ujar Gita sebelum Cing berlalu mengendarai motornya.Kemudian Maknya Gita menghampiri putrinya,"Nduk ibu mau ke pasar, tolong kamu yang layani pembeli ya." "Iya Mak.""Mba, saya nasi uduknya 2 ya, yang satu pake telor balado, satunya pake semur jengkol.""Tunggu bentar ya bang!" ujar Gita ramah pada pria dengan rambut dikuncir itu. Gita kedalam mengambil kertas pembungkus nasi dan plastik yang tertinggal didalam r
Magbasa pa
bab 15. Terlukanya Anggita
Saat ini Anggita sudah berada didalam sebuah taksi online. Ia tentu saja menolak tawaran Andro yang gila itu. Andro yang merasa kecewa dengan Gita pun melajukan motornya terlebih dahulu. Didalam hati ia sediki menyesal, kenapa harus membawa si Jimbo tadi kerumaj Anggita. Karena Anggita terang-terangan menolak untuk naik dibelakang motor balapnya. Taksi online itu sudah berhenti didepan gerbang rumah keluarga Syailendra. Anggita pun kemudian menyapa sang satpam.Ketika itu bertepatan dengan mobil Rion yang ingin masuk ke gerbang. Anggita pun memalingkan wajahnya. Rion kemudian membuka kaca mobilnya dan melihat ke arah Gita."Masuk Git!" seru Rion seraya tersenyum.Tapi Anggita tidak mengindahkan perintahnya, dia terus berjalan melewati gerbang dan memasuki rumah mewah itu. Sedangkan Orion terburu-buru memarkikan mobilnya sembarangan untuk bisa mengejar wanita itu.Anggita disambut ramah oleh Vega dan beberapa teman juga kerabat keluarga Syailendra yang sedang berkumpul."Sini Git!" se
Magbasa pa
Bab 16. Menghindar darimu
Andro belum membuka helmnya, ia sudah melihat Anggita berada dihadapannya dengan berurai air mata. Sedangkan ia melihat kakaknya sedang menuju ke arah mereka dengan wajah tak terbaca."Tolong anter saya pulang sekarang, Dro!" seru Anggita lagi seraya menaiki belakang motor Andro sambil memegang bahu pemuda itu. "Jalan sekarang, Tolong!" titah Gita dengan nada mengiba.Andro tidak tega melihat keadaan Gita yang menyedihkan, ia langsung menjalankan lagi motornya dengan kecepatan. Padahal ia juga sudah melihat, Rion sedang berlari ke arahnya. Sorry Bang, keadaan Anggita lebih penting, batin pria itu. Sepanjang jalan, Andro hanya terdiam begitupun Gita yang sesekali masih terisak. Andro melihat Gita dari kaca spion, wajahnya memerah karena menangis. Tapi Andro tidak mengantar wanita itu kerumahnya. Ia tak ingin ibunya Anggita curiga dengan keadaan putrinya, oleh karena itu, Andro membawa Anggita menuju ke sebuah Taman Kota."Maaf, merepotkanmu." ucap Gita pelan sambil menundukkan wajah.
Magbasa pa
Bab. 17 Losing You
Wajah Anggita terlihat panik, pria dihadapannya ini tidak sedkitpun berpaling menatapnya. Anggita memutar otaknya, alasan apalagi yang harus ia lontarkan agar Rion mau pergi dari rumahnya. Ia tahu keadaan mereka yang seperti ini sangat tidak menguntungkannya. Rion terus maju mendekati wanita yang membuatnya hampir frustasi, sejak ia pergi meninggalkan halaman rumah keluarganya dengan Andro. Andro sialan, aku akan menghajarnya nanti setelah dari sini, batin Rion memaki. Dibelakang Anggita kini hanyalah dinding, ia tidak bisa kemana mana lagi. "Jangan mendekat lagi!" ujar Anggita dengan suara sedikit lebih kencang.Tapi Rion tidak mengindahkan perintah wanita itu, dia terus maju mendekat ke arah wanita bermata coklat itu. Dengan tatapn tajam, Rion berjalan menghampiri Anggita. Tiba-tiba Rion menyatukan keningnya ke kening Anggita. "Jangan menolakku lagi, aku bisa gila!" bisik Rion, kedua tangannya menempel pada dinding, memenjarakan wanita itu agar tidak bergerak kemana pun. Jantung
Magbasa pa
Bab 18. Kepergian Emak
Pagi ini langit begitu cerah tapi disuatu rumah menjadi mendung karena hujan air mata, Anggita diam terpaku disamping jenazah wanita yang telah melahirkannya. Air mata tak kunjung berhenti mengalir di pipinya yang putih. Matanya sembab karena banyak menangis, tapi ia tak perduli. Yang ia harapkan saat ini adalah sang ibu kembali bangun dan menyapa sambil tersenyum padanya seperti kemarin. Andara yang duduk disebelahnya pun tak luput dari kesedihan yang menimpa Anggita. Ia juga merasa saat kehilangan sosok emak, karena wanita tua yang bersahaja itu memiliki hati yang baik, dan sering menolong keluarganya.Seorang wanita berpakaian rapih diikuti kedua pria tampan dibelakangnya, datang memasuki rumah Anggita, dan tentu saja sosok mereka menjadi perhatian para tetangga yang sedang bertakziah ditempat itu. Bisik-bisik terdengar dari mulut mereka, ada yang bertanya siapa gerangan tamu-tamu itu, ada yang memuji betapa tampan kedua pria itu."Anggita, mamah turut berduka cita atas meninggaln
Magbasa pa
Bab. 19. Kedatangan Linda
Anggita tengah menyiram tanaman didepan rumah. Sejak ibunya meninggal satu bulan yang lalu, ia juga sudah mulai bekerja lagi. Raya menawarkan pekerjaan padanya sebagai admin dikantornya. Gita pun langsung menerima tawaran kerja tersebut. Karena ia tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan menangisi kepergian sang ibu."Permisi!" Seorang wanita berpakaian modis berdiri didepan pagar rumah Anggita. Wanita itu pun menyudahi kegiatannya, dan menghampiri tamunya. "Ya, siapa ya?" tanya Gita sopan pada wanita itu."Kamu yang namanya Anggita?" Wanita itu melihat Anggita dengan sorot mata tajam dan merendahkan, dlilihatnya Gita dari atas sampai ke bawah serays tersenyum sinis."Saya mau bicara! Saya Mamahnya Arka," ucap wanita itu lagi.Anggita pun membuka pintu pagarnya dan mempersilahkan Linda masuk."Silahkan duduk!" "Gak perlu! Saya cuma ingin mengingatkan kamu, kalau saya masih ibunya Arka dan Rion juga masih suami saya, kami cuma salah paham aja, dan sebaiknya ... kamu menjauh dari sua
Magbasa pa
Bab.20 Hal yang tak terduga
Suara musik bercampur dengan suara para tamu undangan membuat kepala Anggita sedikit pening. Tadinya ia ingin menolak ajakar Raya untuk datang ke pesta pernikahan Nanda, teman semasa sekolah mereka di SMU dulu. Untung matanya sudah tidak terlalu sembab, walaupun tadi Raya sedikit curiga ketika melihatnya keluar dari rumah. Mau tidak mu Anggita memakai make up tipis untuk menyamarkan jejak kesedihan di wajahnya."Git, foto dulu sini sama Raya, kalian nih diam-diam jadian juga ya." tutur Nanda seusai Gita dan Raya memberikan selamat kepada wanita itu. "Apa sih Nan, gue sama Gita masih temenan kok." balas Raya seraya terkekeh.Gita hanya tersenyum canggung, dia sebenarnya tidak terlalu akrab dengan Nanda, hanya kenal saja. Tapi dulu Nanda adalah salah satu gadis yang sempat ngejar ngejar Raya saat masih SMU. "Mau nyari yang kaya gimana lagi si Ray, kelamaan lo ... keburu kiamat tar." oceh Nanda lagi, gadis itu memang terkenal ceriwis dan termasuk salah satu gadis populer disekolah mere
Magbasa pa
PREV
123
DMCA.com Protection Status