"Mas Amar sibuk di kantor, Bu. Dia meminta saya mengantarkan Kak Rania." Kali ini Rafka yang menyahut.Kemudian ia memberikan oleh-oleh yang sudah dibelinya."Ya sudah silahkan duduk. Maaf ya, kalau Rania merepotkan kamu. Ini banyak sekali oleh-olehnya.""Tidak apa-apa, Bu. Saya suka direpotkan." Rafka melirik ke arah Rania yang tampak kesal dengan ucapannya."Oh, ya. Bapak mana Bu? Aluna juga nggak kelihatan," ucap Rania menyahut."Aluna sedang belajar kelompok di rumah temannya. Kalau Bapak, em ... dia ada di sawah bertemu dengan seseorang.""Seseorang? Maksud Ibu?" tanya Rania tidak mengerti.Dewi menggandeng tangan Rania. Mengajaknya ke dapur dengan alasan membuatkan minuman untuk Rafka."Ada Bu, sebenarnya? Tolong kasih tahu Rania."Wanita itu mendadak khawatir. Takut terjadi apa-apa dengan keluarganya."Bapakmu mau menjual sawahnya, Ran. Kita butuh uang untuk biaya sekolah Aluna. Dia 'kan sebentar lagi mau ujian, semua biaya yang belum dibayar harus diselesaikan. Kalau tidak, Alu
Baca selengkapnya