All Chapters of Dokter Cantik Kesayangan Tuan Muda : Chapter 21 - Chapter 30
61 Chapters
Bab 21
"Abercio, ayo, ayo nak silahkan masuk." Terlihat wanita paruh baya tersenyum ramah pada Abercio yang baru saja datang, ia sengaja membukakan pintu dan menyambut kedatangan Abercio.Biasanya seorang pembantu yang selalu membukakan pintu saat ada tamu, tapi karena malam ini yang datang adalah seorang Abercio Danurendra, maka wanita paruh baya itu berinisiatif untuk menyambutnya."Makasih Tante," jawab Abercio singkat lalu ia melangkahkan kakinya memasuki pintu utama rumah besar tersebut."Apa asisten Ryan tidak ikut datang?" tanyanya lagi, karena biasanya dimana ada Abercio pasti akan ada juga asisten Ryan sebagai orang kepercayaan Abercio."Tidak, dia ada urusan di luar." jawab Abercio datar."Oh baiklah. Nak Abercio silahkan duduk dulu, Kiran masih diatas soalnya. Apa nak Abercio mau nyusul saja ke kamarnya juga nggak pa-pa." wanita paruh baya itu seolah memberi ijin pada Abercio untuk masuk ke kamar anaknya, Kiran."Saya akan menunggunya di sini saja Tante," Abercio yang kini sudah b
Read more
Bab 22
"Bagaimana bisa Cheryl menjadi kakaknya Kiran?" gumam Abercio yang kini berada diatas kasur tempat tidurnya. Ia duduk bersandar pada sandaran kasur dengan sebuah bantal ada di pangkuannya.Dia benar-benar tidak bisa tidur malam ini setelah pulang dari acara makan malamnya bersama dengan Kiran dan keluarga. Benar-benar kacau sekali pikiran Abercio, ia tidak habis pikir bagaimana Cheryl yang ia temui di desa saat menyelamatkannya kini malah menjadi kakaknya Kiran?“Jangan-jangan ini hanya mimpi, atau mungkin aku sedang berhalusinasi saja?”“Aarrgghhh___ Sebaiknya aku segera tidur.” Abercio mengerang frustasi.Abercio mencoba untuk berbaring kembali dan memejamkan matanya, ia berharap jika semua ini hanya mimpi, tapi...“Kalau ini hanya mimpi, kenapa tadi aku benar-benar makan malam dengan dia di rumah Kiran?” Abercio kembali mendudukkan tubuhnya. Pikirannya benar-benar kacau tak tertolong lagi, ia harus segera mencari tahu tentang semua ini.“Tidak bisa, ini tidak bisa, aku tidak bisa t
Read more
Bab 23
“Boleh saya bergabung?” suara seseorang tiba-tiba menginterupsi perbincangan mereka.Cheryl dan Felicia kompak menoleh ke sumber suara, “Kamu?!” Cheryl terkejut melihat siapa yang ada disamping meja mereka berdua, berdiri sambil tersenyum dan melihat kearah mereka secara bergantian.“Oh, boleh-boleh, silahkan duduk.” Felicia terpesona melihat betapa sangat tampannya lelaki itu yang tersenyum ramah kearah keduanya, ia pun tanpa sadar mempersilahkan laki-laki itu bergabung bersama mereka tanpa meminta persetujuan dari sahabatnya. Hal itu membuat Cheryl mendengus kesal.Felicia tidak memperdulikan tatapan tajam Cheryl yang seakan melarangnya, itu justru membuat Felicia tertantang untuk tahu siapa lelaki itu. Sahabatnya itu tidak pernah bersikap begitu sebelumnya, karena Cheryl terkenal dengan keramahannya baik sebagai dokter ataupun sebagai orang biasa. Makanya begitu banyak orang yang nyaman saat berdekatan dengannya.Cheryl benar-benar menunjukkan sikap tidak sukanya pada lelaki itu,
Read more
Bab 24
"Sebaiknya urungkan saja niat kamu untuk mendekati sahabatku." "Aku tidak ingin Cheryl mendapat masalah dari ulah kamu itu."Kata-kata dari Felicia tadi pagi terus berputar di kepala Abercio, seperti sebuah kaset rekaman yang terus-menerus berulang. "Memangnya masalah apa yang akan timbul jika aku mendekatinya?"Kata-kata terakhir dari sahabat Cheryl itu benar-benar mengganggu pikirannya. Melihat dari se-khawatir itu Felicia pada Cheryl, pasti ini masalah yang serius."Jadi ini alasan kamu memblokir semua akses yang menyangkut tentangku? Karena aku bertunangan dengan Kiran? Dan kamu tidak ingin berhubungan dengan apapun atau siapapun yang berhubungan dengan Kiran? Oh God, aku rasa sebentar lagi aku bisa gila jika begini terus." se-frustasi itu Abercio saat ini, karena sampai sekarang Cheryl belum juga membuka akses blokirannya."Sebenarnya ada apa antara kamu, Kiran dan mamanya? Bukankah kamu sendiri yang bilang kalau Kiran itu adikmu?"Berbagai pertanyaan berputar di kepalanya, hing
Read more
Bab 25
Hidup Cheryl seakan mulai kembali seperti dulu lagi sebelum mengenal Abercio. Karena semenjak pertemuan terakhir kali di cafe beberapa waktu lalu Abercio tidak kelihatan batang hidungnya lagi, dia menghilang bagai di telan bumi. Bahkan ini sudah sebulan Abercio tidak ada kabarnya sama sekali, kemana laki-laki itu pergi?Sebenarnya ada rasa ingin tahu bagaimana kabar laki-laki itu, tapi Cheryl lebih memilih untuk mengabaikannya. Baginya hidup akan jauh lebih tenang jika tidak ada gangguan dari Abercio, seperti sekarang ini misalnya."Ayo, kita mau makan dimana sekarang?" Arjun hari ini sengaja menjemput Cheryl karena tahu jika mobil Cheryl sedang berada di bengkel."Pengen makan sushi, boleh?" tanya Cheryl yang memang entah kenapa dia tiba-tiba ingin makan makanan Jepang."Hem, ayo. Apapun buat kamu my princess." jawab Arjun dengan menyusak rambut Cheryl."Ish, kebiasaan banget sih." gerutu Cheryl sambil merapikan kembali rambutnya yang beratakan.Arjun hanya tertawa bahagia melihat C
Read more
Bab 26
"Kamu nggak sedang punya rencana buruk, kan?" tanya Cheryl yang kini duduk di sofa ruangan Abercio menaruh curiga pada lelaki yang duduk tak jauh darinya yaitu di sofa panjang yang sama dengannya.Bagaimana tidak? Semenjak pertemuannya dengan lelaki itu lagi akhir-akhir ini, banyak hal yang terjadi dalam hidupnya. Seolah lelaki itu mampu mengacaukan kehidupan Cheryl, terutama hatinya.Contohnya saja Abercio yang tiba-tiba saja mendekatinya, padahal Cheryl tahu kalau Abercio adalah tunangan Kiran. Makanya Cheryl selalu menjaga jarak dengannya sampai-sampai memblokir kontak lelaki itu hingga kini, semua ia lakukan agar tidak terlalu merasa sakit hati dengan kenyataan yang ada.Sebulan tanpa gangguan dari Abercio adalah hal yang paling damai dalam kehidupan Cheryl. Tapi kini lelaki itu muncul di hadapannya lagi, tidak menutup kemungkinan kalau lelaki itu sedang merencanakan sesuatu saat ini bukan? Walau Cheryl tidak tahu apa rencananya.Setelah tadi Abercio memeluknya tanpa alasan yang je
Read more
Bab 27
“Sus, sus Gita, tolong bilang padanya kalau aku sudah pulang ya, please.” Cheryl menangkupkan kedua tangannya memohon penuh harap dengan mata puppy eyes-nya pada suster Gita sang asisten di ruang praktek poliklinik syaraf rumah sakit Rendra International Hospital.Suster Gita terkikik melihat tingkah dokter Cheryl yang hampir mirip anak kecil itu, “Baik, Dok.” jawab suster Gita. Dengan segera Cheryl bersembunyi di bawah meja praktek kerjanya. Untung saja meja itu memiliki ruang cukup lebar serta dalam sehingga bisa untuk Cheryl bersembunyi.Suster Gita melongok keluar pintu, ia melihat kearah lorong poliklinik dan terlihat dari kejauhan seseorang yang sangat berpengaruh di rumah sakit Rendra International Hospital sedang berjalan menuju kearahnya dengan di kawal asisten pribadinya.“Pantesan dokter Cheryl sembunyi, ternyata ada dia.” gumam suster Gita sambil terkekeh, karena memang akhir-akhir ini Cheryl menghindari bertemu dengan lelaki itu.
Read more
Bab 28
“Brengsek, laki-laki itu lagi?” tiba-tiba emosi Abercio meluap saat melihat siapa yang baru saja keluar dari pintu utama rumah sakit menyambut kedatangan Cheryl.Terlihat laki-laki yang usianya tidak jauh berbeda dengan Abercio itu membawa Cheryl memasuki rumah sakit.Dan yang membuat Abercio semakin emosi adalah dia melihat tawa bahagia Cheryl kala bersama dengan lelaki itu, padahal saat bersama dengannya, Cheryl hanya menunjukkan wajah kesalnya dan tak bahagia.Abercio yang sudah di kuasai emosi langsung membuka pintu mobilnya tanpa menunggu Ryan. Ia bergegas mencari keberadaan Cheryl dan lelaki itu, dadanya terasa panas hanya dengan melihat Cheryl bersama dengan laki-laki lain. Ia tak terima dan tak akan bisa menerima jika ada yang mendekati Cheryl.Abercio mempercepat langkah kakinya setelah dari kejauhan melihat Cheryl memasuki sebuah ruangan yang ia curigai sebagai ruangan laki-laki itu berada.“Bajingan, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri,” Abercio yang sudah kalap tak
Read more
Bab 29
“Kamu lihat apaan sih?” tegur Felicia saat Cheryl fokus melihat kearah rombongan yang baru saja memasuki restoran tempat mereka berdua sedang makan siang, Felicia ikutan menoleh kearah yang sama dengan Cheryl karena penasaran dengan apa yang menjadi objek penglihatan sahabatnya itu.“Kamu lihat kakek-kakek itu? Dari tadi melihat kearah meja kita terus.” jawab Cheryl.“Kamu mengenalnya?” tanya Felicia.“Enggak, makanya agak aneh aja dia melihat kita sampai segitunya. Iya kan?” “Masa iya sih? Ngapain dia melihat kemari? Jangan-jangan itu perasaan kamu aja kali, nggak.” Felicia melihat sekilas kearah rombongan tersebut yang kini sudah memasuki ruangan VVIP restoran.“Ya gimana ya, soalnya sejak rombongan itu baru masuk aja udah melihat kearah kita. Apa jangan-jangan itu salah satu fans kamu ya, Fel.” ucap Cheryl sambil menggigit macaron yang ia ambil di atas meja.“Kalau bapak setengah baya tadi nggak menepuknya, mungkin kakek itu masih aja melihat kearah kita. Serem ih kalau dia sempat
Read more
Bab 30
“Kamu putrinya Adi Kusuma Wijaya, kan? Aku datang kesini ingin menagih janji ayahmu padaku.”Cheryl terpaku diam di tempatnya, ia hanya sedikit shock mendengar perkataan kakek tua yang kini duduk di kursi yang ada di depannya. Setelah bertahun-tahun, ini kali pertama ada orang yang membahas tentang Papanya.Suster Gita saling pandang dengan asisten kakek tua itu seakan memberi kode padanya untuk keluar dari ruangan dan memberikan waktu bagi sang kakek dan dokter Cheryl bicara empat mata.Seakan mengerti kode yang diberikan suster Gita, asisten kakek itu pun keluar ruangan bersamanya. Mereka berdua menunggu di luar ruangan.“Kakek ini siapa? Dan janji? Janji apa, Kek?” tanya Cheryl setelah di ruangan itu hanya tinggal mereka berdua, ia sedikit bingung dan juga shock disaat bersamaan.“Kenalkan namaku Bima, kamu bisa memanggilku kakek Bima.”“Baiklah kakek Bima, sekarang katakan janji apa maksud kakek? Karena saya tidak tahu-menahu soal janji Papa dan juga kakek Bima.” Cheryl bicara sop
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status