All Chapters of Sang Pengubah Takdir: Chapter 51 - Chapter 60
164 Chapters
Nawang Menemui Teja
Rangga sungguh kaget mendengar apa yang baru saja diucapkan Citra. Ia menatap istri tercintanya itu lekat-lekat, lalu berkata dengan nada yang sangat serius. “Aku hanya ingin anak darimu. Bukan perempuan lain. Lebih baik aku tidak punya anak daripada menikahi wanita lain dan membuatmu terluka. Sudah. Jangan pikirkan soal anak. Kita nikmati saja waktu kita bersama, Nimas!” kata Rangga dengan suara pelan. Lalu ia mengecup kening Citra dengan lembut dan penuh perasaan.Mendengar hal itu, Citra merasa sangat terharu. Kebanyakan lelaki mungkin akan mau-mau saja menikah lagi. Apalagi lelaki seperti Rangga; dia muda, tampan dan kaya. Citra pun tahu jika ada banyak wanita desa yang melirik suaminya.Citra sangat meyayangi Rangga. Iat ulus mencintainya. Namun di saat yang sama, ia merasa ia mengecewakan manakala ia belum juga bisa hamil di saat ia mengira Rangga sangat menginginkan keturunan.Untuk itu, ia rela dimadu demi kebahagiaan Rangga.“Tapi aku tak mau Kangmas kecewa…” kata Citra sambi
Read more
Kusuma Mencari Rangga
Jantung Nawang seolah berhenti berdetak pada saat itu juga. Ia sungguh merasa takut.“K-kang… lepaskan aku…” ucap Nawang dengan suara panik.“Jika memberi kabar jangan setengah-setengah atau aku mencurigaimu…” kata Teja dengan tatapan mengintimidasi.“A-apa lagi yang ingin Kang Teja tahu?” kata Nawang.“Bagaimana kau bisa mengenalku, Rangga dan Citra?” tanya Teja.“A-aku berasal dari sana…” kata Nawang.“Lalu bagaimana kau kenal dengan Kusuma dan tahu apa yang dia rencanakan?” kata Teja.“A-aku… terpaksa bekerja untuknya…” kata Nawang.Teja tertegun. Ia paham apa maksud Nawang.“Ceritakan lebih jelas duduk permasalahannya!” kata Teja.“Aku tidak bisa, Kang…”“Kenapa tidak bisa…”“Aku… malu…” kata Nawang.“Hanya aku yang tahu. Aku jamin…” kata Teja. “Semua yang kau katakan itu bagiku masih sangat kurang jelas dan membingungkan… meski kau dari desa yang sama dengan Rangga, namun hanya sedikit orang saja yang tahu siapa aku!” kata Teja.“Kang Teja sungguh tidak tahu sama sekali tentang a
Read more
Tertangkap
“Berhenti!” kata Kusuma. Kusirnya segera menghentikan kuda yang sedang berlari menarik kereta itu. Kusuma segera keluar dan memerintahkan empat orang sewaan yang ia bawa itu untuk mengejar kuda Rangga.Keempat orang sewaan itu segera putar balik mengejar. Kusuma dan keretanya menyusul dari belakangan.Rangga dan Citra tidak menyadari hal itu hingga kemudian keempat orang tersebut telah menyusul.“Berhenti!” bentak salah satu dari mereka berempat.Saat itu juga, Rangga mulai merasakan tanda bahaya. Sialnya, ia tak bisa memacu kuda itu dengan cepat karena ada Citra di belakangnya.Mau tak mau Rangga berhenti. Jantungnya berdebar-debar. Firasatnya mengatakan jika mereka adalah orang-orang sewaan Kusuma. ‘Sial. Kenapa harus di saat seperti ini mereka datang. Tadi mereka datang dari arah utara. Besar kemungkinan mereka anak buah Kusuma!’Citra mulai ketakutan. Ia sampai mencengkeram pakaian Rangga erat-erat.“Siapa kalian!” tanya Rangga.“Turun!” pinta orang itu. Ia pun mencabut parangnya
Read more
Sang Kakak Penyelamat
Citra menggigil ketakutan. Tentu ia sama sekali tak menyetujui apa yang dikatakan oleh Kusuma.Rangga gemetar dalam ketidak berdayaannya. Ia sungguh tak rela jika Kusuma menjamah tubuh istrinya.‘Seharusnya aku sudah memperkirakan hal ini akan terjadi. Bangsat! Bajingan! Bagaimana ini!’ umpat Rangga dalam hati. Ia pun juga tak bisa berteriak memaki atau meminta pertolongan karena mulutnya tersumpal lain yang diikat kuat di kepalanya.“Citra, cium bibirku dengan cara terbaik yang bisa kau lakukan!” kata Kusuma sambil tertawa melecehkan.Citra semakin menangis tersedu sambil menggelengkan kepalanya.“Kau menolak?” kata Kusuma dengan tatapan marah.“J-jangan… tolong…” kata Citra.“Kau bilang kau akan menuruti kata-kataku, kan!” kata Kusuma.“T-tapi… bukan… itu… maksudku…” kata Citra dengan suara gemetar terputus-putus.“Baiklah! Kalau begitu kau pasrah saja. Awas jika kau memberontak! Duduk dipangkuanku!” kata Kusuma.Citra tetap diam tak mau melakukan apapun.“Jadi kau memang ingin aku
Read more
Dilema Yang Dihadapi Rangga
Teja bertarung dengan ganas melampiaskan amarahnya pada orang-orang itu. Rangga tertegun dan ia tidak mendekat selama orang-orang itu bertarung dengan senjata parang. Rangga hanya siaga untuk menjaga Citra yang kini berdiri memegangi tangannya karena ketakutan.Pertarungan itu tampak seru. Teja dan dua bawahannya terlihat unggul. Lawan sudah banyak terkena luka bacok dan mereka terlihat panik karena sadar akan kalah.Hingga kemudian, satu demi satu anak buah Kusuma tumbang dengan tubuh berdarah-darah. Nafas Teja tampak naik turun. Dia hanya terkena satu tebasan ringan di lengan atasnya dan sepertinya hal itu tak mengganggunya sama sekali.Dengan aura yang masih terlihat menakutkan, Teja berjalan mendekati Rangga dan Citra.“Kalian berdua tidak apa-apa? Kenapa kalian bisa tertangkap si bajingan itu!” kata Teja dengan nafasnya yang naik turun.“K-kami tadi hendak melayat ke desa sebelah, Kang… ternyata kami berpapasan dengan Kusuma…” jawab Rangga. Ia merasa kacau juga teringat apa yang
Read more
Pamer Kemesraan
Rangga dan Citra berdiskusi di belakang. Keduanya sama-sama galau dan bingung. Namun Rangga sepenuhnya menyadari situasi itu dan membenarkan ucapan Teja.“Nimasku, Kang Teja benar. Kau akan lebih aman tinggal bersama kedua orang tuamu untuk sementara waktu!” kata Rangga memulai pembicaraan itu.“Kangmas… kenapa kau tidak mengatakan soal kesepakatanmu dengan Kang Teja selama 3 bulan itu? Kenapa kau membuat kesepakatan seperti itu?” Citra masih membahas persoalan tersebut. Baginya, hal itu adalah hal penting.“Nimas… bagaimana mungkin aku mengatakannya kepadamu? Waktu itu Kang Teja masih belum bisa percaya kepadaku. Itu wajar sebab kau pun tahu bagaimana sikapku kepadamu selama ini? Aku kejam padamu… jika kau pun butuh waktu percaya kepadaku, lantas bagaimana dengan orang lain…” kata Rangga.“Jadi ini yang membuatmu ingin lekas aku hamil?” tanya Citra.“Salah satunya. Tapi aku memang ingin punya anak. Aku yakin Kang Teja waktu itu tidak sungguh-sungguh soal 3 bulan untuk membuktikan bah
Read more
Kusuma Menjadi Buronan
Semua sudah tahu jika Rangga dan Citra kembali mendapat musibah hingga kemudian Citra harus mengungsi demi keamanan.Orang mungkin berpikir betapa enak hidup Rangga; dia masih muda, kaya, selalu beruntung dalam berbisnis, dan memiliki istri cantik juga setia. Namun Rangga sendiri tak merasa jika hidupnya seindah apa yang dibayangkan orang lain.Dua hari sudah terlewati tanpa Citra di rumah. Rasanya sungguh hampa. Rangga sendiri berpikir ia tak akan berumur panjang. Kurang dari satu bulan sang malaikan maut akan mengambil nyawanya sebab ia gagal membuat istrinya hamil.“Semangat, Ngga! Jangan nglokro terus. Wis ta, kakang iparmu pasti berhasil menangkap bajingan itu! Duh kami itu menyesal membiarkan Kusuma pergi begitu saja dengan Nawang. Kini dia kembali lagi dan menjadi masalah besar bagimu…” kata Boneng yang saat itu menghampiri Rangga yang duduk melamun di kandang kuda.“Waktu itu pun kita juga tak punya dasar apa-apa untuk menangkap Kusuma. Mereka hanya kepergok tidur. Mau dituntu
Read more
Menolong Pendekar Sekarat
Rangga merasa tidak tenang manakala tak ada kabar apapun soal Kusuma. Ia berpikir, tentu Teja juga tak akan punya waktu untuk mengabarinya. Sehingga, Rangga berpikir untuk datang saja ke kotaraja. Siapa tahu ia bisa bertemu Teja atau justru malah bisa bertemu Kusuma.Maka Rangga juga mempersiapkan sesuatu. Ia tak mau pergi ke kotaraja hanya untuk mencari Teja atau Kusuma. Sekalian saja ia membawa sesuatu untuk dijual. Kebetulan, bubuk cabe yang ia produksi sudah selesai. Satu pedati cabe basah itu kini hanya menjadi tiga gentong bubuk cabe.Di kotaraja ada banyak peluang Rangga bisa bertemu dengan banyak saudagar besar dari utara. Jadi kemungkinan bubuk itu terjual juga tinggi.Rangga sudah membeli kuda baru yang lebih bagus dari kuda yang dicuri Kusuma. Ia juga sudah membeli satu kereta.Hari itu, bersama Boneng saja Rangga berangkat ke kotaraja.“Seharusnya orang sepertimu sudah menyewa pendekar untuk mengawalmu, Ngga!” kata Boneng yang saat itu menjadi kusir. Rangga juga ikut duduk
Read more
Maharani
Tak ada pilihan lain, Rangga menggunakan mulutnya untuk mendorong obat tersebut agar bisa tertelan oleh wanita itu.Dan sebenarnya, bukan tidak sadarkan diri. Ia tahu apa yang sedang terjadi, namun ia tak bisa berbuat apa-apa kecuali menggigil. Ia hanya bisa pasrah dan bersusah payah menelan obat tersebut, entah obat itu memang penangkal racun atau tidak.“Obat sudah masuk sepertinya…” kata Rangga.“Kalau begitu, kita obati saja luka luarnya. Untung kita membawa bekal obat-obatan…” kata Boneng. Sudah lazim mereka membawa bekal obat-obatan luar seperti itu dalam perjalanan, sebab jika bukan mereka yang terluka entah karena apa, bisa saja kuda mereka yang terluka meski hal itu jarang terjadi.Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengurusi wanita itu; memeriksa di mana saja bagian tubuh yang terluka dan di sanalah Rangga dan Boneng mengobatinya dengan obat balur.Wanita itu memejamkan mata seperti pingsan. Namun sebenarnya tidak. Ia hanya mencoba mengatasi racun yang sudah masuk ke dal
Read more
Di Kotaraja
Maharani merenungkan ucapan Boneng. Ia telah diselamatkan dan ia tahu diri untuk membalas budi. Ia berpikir tak masalah jika ia harus mengawal Rangga selama satu tahun penuh dan ia tak akan meminta bayaran apapun. Ia juga ingin membantu kesulitan lelaki itu.Tak lama kemudian, Rangga kembali dan membawa cukup banyak barang yang berupa pakaian untuk Maharani serta bekal untuk melanjutkan perjalanan.“Ini untukmu, Rani… semoga ukurannya pas. Tapi aku rasa pas… e… di kotaraja kau bisa memilih sendiri barang yang kau butuhkan. Sementara ini dulu tidak apa-apa kan…” kata Rangga. Tadinya ia ingin mengajak Maharani untuk memilih sendiri. Namun keadaan wanita itu masih belum memungkinkan untuk berjalan-jalan di pasar.“Ini sudah sangat bagus, Kang Rangga. Terimakasih banyak. Aku tidak akan melupakan semua kebaikanmu telah menolongku dan bahkan memberikan aku semua ini…” kata Maharani.“Tak usah sungkan. Aku sedang mencari karma baik untuk keberuntunganku di masa depan!” kata Rangga sambil ter
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status