All Chapters of Sang Pengubah Takdir: Chapter 1 - Chapter 10
164 Chapters
Kembali Ke Masa Lalu
Rangga menatap sosok mantan istrinya yang kini sedang duduk di sebelah ranjangnya dengan tatapan penuh penyesalan.“Kenapa kau masih mau menemuiku dan merawatku setelah apa yang aku perbuat padamu, Citra?” ucap Rangga dengan suara parau.“Karena hanya kau yang aku akui sebagai suamiku terlepas dari apa yang sudah kau lakukan padaku,” balas Citra. Ia tersenyum sambil mengelus punggung tangan suaminya yang telah rapuh itu.Air mata Rangga mengalir deras. Kini ia tak berdaya dan sudah di ambang ajal. Segala yang ia miliki telah lenyap dan ketika ia hidup dalam keterpurukan, semua orang yang dulu memuja dirinya kini meninggalkannya.Justru sang istri yang telah ia hancurkan hidupnya kini malah berada di sampingnya; menemaninya dengan segala ketulusan yang terpancar dari sorot matanya.‘Dewata, jika ada kesempatan untuk kembali ke masa lalu, aku ingin memperbaiki segalanya… aku ingin membahagiakan istriku…’ ucap Rangga dalam hati. Lalu perlahan-lahan semua terlihat gelap.Rangga berpikir i
Read more
Menyelamatkan Harga Diri Sang Istri
Ucapan Gatot yang cukup keras itu terdengar oleh Citra. Kini Citra berpikir jika semua kebaikan Rangga yang tiba-tiba itu ternyata memang ada maksud dibaliknya.Citra rela dipukuli dan dimaki-maki oleh Rangga. Namun tentu saja ia tidak sudi jika dijual oleh suaminya itu.Air mata Citra langsung mengalir deras. Ia bergegas ke kamar belakang, masuk dan segera mengunci pintunya. Ia langsung menangis begitu saja.Otak Rangga berpikir keras dan akhirnya ia ingat juga momen itu; suatu hari di mana untuk pertama kalinya ia membuat Citra sangat hancur. Jantung Rangga berdegub keras. Ia tidak cukup siap untuk menghadapi situasi itu.Rangga sempat menoleh ke arah istrinya yang saat itu segera ke belakang. Ia mengumpati situasi itu. Padahal, ia sudah mendapatkan sebuah jalan mudah untuk memperbaiki hubungan tersebut. Namun tidak tahunya ia malah harus menghadapi situasi tak terduga tersebut.“Bagaimana Rangga, apakah kau sudah memasukkan obat perangsang dan memberikannya pada istrimu agar dia ji
Read more
Citra Pergi Dari Rumah
Apapun itu, Rangga harus meluruskan segalanya. Ia berdiri di depan pintu dan ia mendengar suara tangisan istrinya. Dulu ia tak peduli jika istrinya menangis. Namun kali ini tangisan Citra membuat hatinya terasa ngilu.Rangga mengetuk pintu kamar istrinya dan memanggilnya dengan suara pelan, “Citra… bisakah kita bicara sebentar?”Tak ada balasan.“Citra… yang tadi kau dengar itu karena kejadian kemarin… aku mabuk dan tak sadar dengan apa yang aku lakukan… aku sudah menyuruh mereka pulang. Tentu saja aku tak akan memberikanmu kepada siapapun. Kau istriku. Sampai kapan pun kau adalah istriku dan aku berjanji akan berubah menjadi suami baik untukmu… Citra… kumohon… bukalah pintunya…” ucap Rangga.Tetap tak ada balasan.Rangga tak ingin memaksa dan membuat situasi itu memburuk. Maka ia memilih untuk membiarkan Citra mengurung diri di kamar.Semalaman Rangga menunggu di belakang sambil rebahan di kursi kayu panjang. Lalu pagi itu, Citra keluar dari kamar.Rangga belum berani menyapa; hanya
Read more
Menyelamatkan Citra Dari Perkosaan
Rangga bergerak dengan kalut menuju ke sumber suara yang ia dengarkan itu. Di sana ia melihat Citra sedang dikerjai lima orang lelaki dalam rombongan itu. Mereka semua berdiri mengelilingi Citra yang terlihat kacau dan ketakutan di tengah-tengah; berusaha mencari celah untuk melarikan diri, namun ia tak berdaya.Pakaian Citra sedikit robek; tanda jika tadi mungkin ia sedang memberontak saat dipegangi tubuhnya sampai bajunya robek.Darah Rangga mendidih seketika melihat hal itu. “CITRAAAA!!!” teriak Rangga dan teriakannya membuat semua orang menoleh dan menatap heran.“Kangmas… tolong…” ucap Citra. Meski ia pergi karena kecewa, namun bagaimanapun kali ini Rangga lah satu-satunya harapan untuk selamat dari pelecehan itu. Dan lagipula, Rangga adalah suaminya. Satu-satunya orang yang berhak mendapatkan mahkotanya.Tubuh Rangga, meski tinggi dan gagah, namun tak terlatih untuk berkelahi meski ia pernah juga belajar kanuragan. Hanya saja, jiwa Rangga dari masa depan itu masih membawa memori
Read more
Kedatangan Kakak Lelaki Citra
Rangga pergi ke sebuah sungai di desa itu. Tak terlalu jauh dari rumahnya. Di masa depan, salah satu tetangganya membongkar bebatuan yang ada di sana dan menemukan sebuah kotak berisi uang emas dengan jumlah cukup banyak. Orang itu menjadi kaya setelahnya. Rangga ingin mendahuluinya.Uang itu nantinya ingin Rangga gunakan untuk modal. Ia tahu bisnis apa yang bagus dan di masa depan ia sangat memahami seluk beluk bisnis yang membuatnya kaya raya. Ia juga tahu batu sandungannya.Namun Rangga sadar, semua itu bisa saja berubah sebab ia sudah merubah keadaan dengan kembali ke masa lalu. Hanya saja, apa yang ia ketahui di masa depan itu bisa menjadi petunjuk yang bagus.Rangga masih ingat di mana lokasi tetangganya itu menemukan harta karun. Ia segera menuju ke sana mumpung hari masih pagi.‘Jika tidak salah, itu dia tempatnya…’ Rangga melihat lempengan batu besar di tepi sungai. Siapa yang akan mengira jika di bawah lempengan batu itu ada harta karunnya.Tetangga Rangga menemukannya hanya
Read more
Berbaikan
Rangga bergegas membuka pintu. Ia cukup terkejut dengan kedatangan kakak iparnya yang tiba-tiba itu. Apalagi, Teja terlihat tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja; Teja menatapnya dengan tatapan penuh amarah.“K-kang Teja…” sapa Rangga.“Bajingan keparat! Apa yang kau lakukan pada adikku!” bentak Teja. Ia langsung memberikan sebuah tendangan telak di bagian dada yang membuat Rangga sampai terpental dan jatuh ke lantai rumahnya.Citra tentu saja kaget mendengar suara teriakan yang disusul suara jatuhnya Rangga itu. Lantas Citra segera bergegas ke ruang depan dan mendapati suaminya tergeletak di lantai dan juga kakak kandungnya yang terlihat sangat marah.“Kang Teja… apa yang kau lakukan?” kata Citra panik dan kaget saat ia mendapati kakaknya telah datang dan suaminya sedang terkapar di lantai. Citra paling takut jika Teja sudah marah sebab dia bisa melakukan apa saja. Bahkan membunuh orang.Dengan tubuh tinggi, besar dan gagah yang membuatnya berhasil masuk di keprajuritan istana, p
Read more
Merintis Usaha Unik
Persaan Rangga menghangat saat ia mendapati wajah istrinya merona merah dan si jelita yang masih perawan itu terlihat malu-malu.Dua bibir itu semakin dekat dan kemudian berlabuh. Ada rasa bahagia yang berbeda yang dirasakan oleh Rangga dan Citra.Dulu Rangga tak mengakui Citra lantaran ia masih mencintai Nawang. Segala kecantikan yang Citra miliki seolah tak terlihat di mata Rangga.Kini ia merasakan betapa lembutnya bibir ranum sang perawan yang telah ia nikahi itu. Rangga tahu, Citra bukan wanita murahan. Justru kelak Rangga mendapati bahwa Nawang lah yang sebenar-benarnya merupakan wanita murahan yang rela pula ditiduri lelaki lain demi harta.Sementara itu, dalam suasana mesra yang baru saja tercipta, Citra hanya bisa membeku dan pasif saat bibirnya ia serahkan pertama kali untuk suaminya. Jantungnya berdebar kencang dan nyawanya seolah melayang-layang.Rangga melepaskan tautan bibirnya dan menatap sang istri dengan tatapan penuh kebahagiaan, “Apakah kau sudah siap, Nimas Citra?”
Read more
Kotoran Kelelawar Bahan ejekan
Bersama dengan Boneng, Rangga menyewa sebuah pedati kecil yang ditarik seekor sapi untuk menuju ke goa Lowo yang ia maksud; agak jauh dari desa itu menuju ke selatan di daerah pegunungan. Rangga juga membeli banyak karung dan juga membawa cangkul untuk dibawa ke goa itu.Akhirnya mereka tiba juga di sana. Goa itu benar-benar bau sampai tak ada yang mau pergi ke sana sebab di sana merupakan sarang kelelawar dan juga sarang ular.Tak perlu masuk terlalu jauh ke dalam sana. Menakutkan memang jika hanya berdua saja. Namun di mulut goa itu mereka bisa mendapatkan banyak sekali kotoran kelelawar yang telah menghitam.Sampai sore tiba, mereka berhasil mengisi belasan karung yang mereka bawa itu dengan kotoran. Selebihnya, Rangga membawa semua kotoran itu ke rumahnya; meletakkannya di pekarangan samping rumah.“Mana bayarannya!” Boneng menagih setelah ia meletakkan karung terakhir yang ia angkat dari pedati.“Ini! Sesuai janjiku!” Rangga memberikan enam keping perak untuk Boneng. “Besok pagi
Read more
Saudagar Asing Dari Utara
Rangga merasa gemas melihat sikap Citra yang seperti itu. Ya, kenapa tidak dari dulu saja ia menyayangi istrinya! Tapi tidak bisa juga. Dulu ada Nawang; wanita itu pun sangat cantik dan pintar menggoda.Jika dihitung dari peristiwa pertama Rangga menjual istrinya kepada ketiga temannya itu, maka seharusnya tak akan lama lagi Nawang akan kembali.Dan kali ini, Rangga tak akan peduli. Di masa depan, wanita itu benar-benar akan menjelma ular berbisa yang menghancurkan hidupnya.Rangga menarik tubuh Citra dan mendudukkannya di pangkuannya. Ia pun memeluk mesra sang istri yang masih polos itu.“K-kangmas… tapi datang bulanku belum selesai… bagaimana ini?” ucap Citra galau setengah mati.Rangga tertawa mendengarnya.“Bukan berarti aku tak boleh memeluk istriku yang sedang datang bulan, kan!” kata Rangga. Ya, tersiksa juga sebetulnya. Ada yang cenat-cenut meminta jatah.***Pagi itu Rangga pergi ke pasar. Tujuannya hanyalah satu; bertemu dengan saudagar dari negri utara yang mungkin saja mel
Read more
Dagangan Laku, Tetangga Heran
Wang Cheng mengernyitkan dahinya setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Rangga.“Kotoran kelelawar? Yang benar saja!” kata Wang Cheng.Rangga sedikit kaget melihat respon itu. Ia sangat ingat jika di masa depan lelaki itu merupakan pemasok besar kotoran kelelawar yang akan dikirim ke negrinya sendiri sebagai bahan bubuk api.‘Apakah perang di negri utara belum terjadi? Seharusnya sudah… seharusnya saat ini mereka sudah berlomba-lomba mengumpulkan bahan baku untuk membuat senjata perang…’ ucap Rangga dalam hati. Ia sempat ragu dengan perkiraannya sendiri.“Tuan akan kaya raya dan desa ini bisa menyediakan banyak kotoran kelelawar untuk dijual ke negrimu. Aku tahu hal ini tak boleh dibocorkan dan aku tentu tak akan memberitahu apa manfaat kotoran kelelawar itu kepada orang-orang. Jadi di sini kita akan sama-sama diuntungkan!” kata Rangga dengan ekspresi yakin.Lagi-lagi Wang Cheng menunjukkan ekspresi wajah yang sukar ditebak.“Kau bisa mengirim ke utara?” ujarnya. “Biaya b
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status