All Chapters of Istri Mungil Dosen Tengil : Chapter 31 - Chapter 40
75 Chapters
31 - Christian
Christian tidak berhenti menangis. Sejak sang ayah dinyatakan meninggal semalam. Sekarang dia mengepalkan tangannya, dan menatap sosok Ragata yang ada di depannya. Lelaki itu sudah sadar, dan langsung menemuinya.“Kau bilang akan menyelamatkan ayahku.”“Maaf.”Nafas Christian mulai tidak stabil. Dia membuang muka berusaha untuk mengalahkan rasa marah di dalam hatinya.“Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ayah bisa seperti itu, sebelum operasi kau jelas bilang bahwa keadaan ayah baik-baik saja. Apa maksudmu berengsek, kau….”Christ menarik kerah baju Ragata yang hanya diam saja. Dia menerima kemarahan dari sepupunya. Itu wajar. Sebab Ragata juga merasa ada yang janggal.“Aku sudah melakukan yang terbaik, tapi…sepertinya Tuhan lebih menyayangi paman, Christ.”Tangan Christian turun. Dia jatuh terduduk mengepalkan kedua tangannya keras. Mereka berdua sedang berada di atap rumah sakit. Sebentar lagi acara pemakaman ayahnya akan dimulai, dan Chris tidak rela. Dia tidak mau memakamkan
Read more
32 – Bagaimana?
Cahaya membuat Hans memejamkan matanya. Dia baru sadar sekitar 10 menit lalu. Dia menatap ke atas, dimana sorot lampu berasal dari sana. Sialnya cahaya itu hanya tertuju padanya, sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas seisi ruangan. Namun ada suara langkah yang mendekat.Sulis berjalan dengan angkuh, menatap Hans yang terlihat mengenaskan dengan lilitan tali yang membuat tubuhnya tidak bisa kabur. Wajah Hans dipenuhi dengan lebab. Menarik kursi, Sulis duduk tepat di hadapan Hans yang terikat. Sorot mata lelaki itu membuatnya bersemangat.“Kau biadap, lepaskan aku berengsek.”Hans berteriak begitu kain yang menyumpal mulutnya di lepaskan. “Kau benar-benar jalang, LEPASKAN AKU.”“Well…kau yang memulai lebih dulu. Kenapa kau tidak mematuhi perintahku di ruangan operasi? Jika kau menurut, maka kau tidak akan berada di sini. Kau tahu?” Sulis menyentuh wajah Hans, lalu mencengkram rahang lelaki itu keras, “aku benci pendusta sepertimu. Padahal saldo di rekeningmu sudah aku isi 3 digit.
Read more
33 – PHP
Sudah beberapa hari ini Rindu menghilang, bukan hilang, lebih tepatnya menghindar. Ragata berdecak tidak suka melihat pesan singkat yang dibalas oleh Rindu. Bahkan tadi pagi, mereka tidak sengaja berpapasan di LAB Biofarmaka. Baru saja Ragata hendak bertanya, namun gadis itu lebih dulu kabur dan pergi.Ini rasanya seperti dilambungkan tinggi, langsung terjun bebas. Ini namanya PHP alias pemberian harapan palsu. “Ga, sepertinya ada yang aneh di ruangan operasi.”Perhatian Ragata teralihkan dari ponselnya begitu Angga yang sedang sibuk di layar komputernya bicara. Segera Ragata berjalan ke sana, dan menatap lembaran daftar obat yang mereka gunakan ketika operasi. Semuanya kelihatan aman, kecuali satu.Kening Ragata beberapa kali mengerut, dan menatap jenis obat itu. Dia tidak yakin bahwa itu adalah jenis yang biasa mereka gunakan.“Gue rasa ini obat baru. Tapi kok bisa langsung dimasukkan ke ruang operasi?”“Tapi izinnya sudah ada.”Ragata menatap lisensi obat itu dengan helaan nafas. “
Read more
34 – Nikah aja Yuk.
Rindu akhirnya menginap lagi. Ragata menolak untuk mengantarnya, dan Tika juga menahannya. Bintang-bintang memenuhi malam hari. Rindu termenung menatap benda-benda itu bergerak cepat, namun sangat pelan jika dilihat dari bumi. Dia baru tersadar akan kehadiran seseorang, saat sebuah mantel bulu dipasangkan padanya.Sosok dengan sweater putih berada tepat di sebelahnya. Ikut menatap ke arah langit.“Kamu sudah lebih baik?”Rindu mengangguk. “Ga…maaf.”“Hmm?”“Beberapa hari ini aku sengaja menghindarimu.”Akhirnya. Ragata menghela nafas. Dia menunggu Rindu membicarakan hal ini juga. Dia menatap Rindu yang berada di sebelahnya.“Kenapa?”“Aku…aku terlalu banyak bergantung padamu. Mulai dari tugas, sampai ujian. Kalo kamu gak bantu, mustahil prof mau ngasih kesempatan buat ujian lagi.”“Lalu?”Helaan nafas Rindu, dan wajah gadis itu membuat Ragata mulai bertanya-tanya. Kenapa Rindu selalu berusaha menjadi gadis yang mandiri. Padahal ada dia, tinggal minta saja akan Ragata kabulkan. Apapun
Read more
35 – Aku ada di sampingmu
“Sulis, apakah kau sibuk?”Langkah Sulis berhenti. Menatap Ragata yang baru saja menyapanya lebih dulu, dan menahan tangannya.“Ada apa?”“Ikut aku.”Ragata lebih dulu melangkah menjauh. Meski kesal, Sulis tetap mengikutinya. Mereka berhenti di ruang auditorium. Setelah memastikan semuanya aman, barulah Ragata menutup pintu membuat Sulis sedikit gugup.Keduanya saling menatap satu sama lain. Sulis mulai kewalahan, dan akhirnya dia mengalihkan pandangannya. Tidak kuat jika harus ditatap sedalam itu.“Ada apa?”Ragata mendekat. Mempersempit jarak di antara mereka berdua. “Maaf.”“Maksudmu?”“Maaf karena sudah mengabaikanmu setelah tiba di sini.”Wajah Sulis memerah. Tidak mengerti dengan perubahan Ragata yang mendadak. Dia tahu bahwa Ragata itu sedikit licik, jadi Sulis hanya menanggapi dengan senyuman miring. Biar apapun yang terjadi, dia tidak akan goyah dengan mudah atau Erick akan membunuhnya.Dia di sini untuk menjatuhkan rumah sakit ini, dan akan mendapatkan apa yang dia inginkan.
Read more
36 – Rencana
Sebelum memulai operasi, Ragata menatap semua team yang ada. Termasuk Sulis yang juga ikut di dalam timnya kali ini.“Apa kita bisa melakukan operasi ini dengan jujur?”“Bisa.”“Baiklah, operasi dimulai.”Suster menekan tombol dan status berubah menjadi ‘sedang operasi’. Rindu berada di dalam ruangan bersama dengan Pandu. Mengamati sekitar dengan seksama, dan beberapa kali saling bertukar pandangan.Sedangkan Sulis menatap ke arah Justin, dan menatap ke arah obat. Justin berpindah, dan bergantian untuk memberikan suntikan anestesi tingkat 3. Situasi di ruang operasi mulai menegangkan. Sosok yang mereka operasi kali ini adalah sosok pejabat penting. Dan jika sampai mereka melakukan kesalahan, maka rumah sakit pasti akan dihebohkan.Tangan Ragata mulai melakukan bedah toraks. Matanya tidak berkedip sejak 5 menit lalu, karena memang butuh ketelitian untuk hal ini.Layar yang menunjukkan grafik detak jantung pasien mulai menurun. Ragata berhenti dan menatap Sulis yang berdiri sebagai asi
Read more
37 – Pergerakan
Ragata POV“Kamu sudah makan?”Rindu sedikit terkejut saat aku bertanya dan menyentuh bahunya. Dia sangat fokus dengan layar di depannya, hingga tidak menyadari kedatanganku. Sudah sekitar 30 menit aku meninggalkan mereka di dalam ruangan yang entah sejak kapan berubah menjadi base camp. Pandu sudah menghabiskan 10 bungkus snack yang aku beli untuk Rindu. Angga sedang tiduran, dan Miquel masih fokus dengan tuts keyboard di depannya. “Ya, dok.”“Sudah sejauh mana perkembangannya?” aku menarik kursi dekat dengan Rindu. “Aku rasa dokter Hans disembunyikan oleh mereka. Terakhir kali dia terlihat di rumah sakit, lalu aku rasa ini adalah mobil dokter Sulis.”Aku berjalan memutari kursi dan menatap Miquel yang sedang fokus dengan layar monitornya. Di layar, Hans menghilang terakhir di lorong rumah sakit.“Tunggu, hentikan.”“Apa ada sesuatu, dok?”Hans menghilang di ruangan yang tidak ada CCTV. Dan terakhir kali terlihat saat sedang menuju ke ruanganku. Tunggu dulu, satu-satunya yang saat
Read more
38 – Kemana Erick Pergi
“Sialan, apa yang kau perbuat padaku, berengsek!!!” teriak Justin kencang. Dia hanya menerima pesan misterius dari seseorang. Sosok yang dia kira adalah Erick. Namun begitu kakinya menginjak di gedung yang sudah disetujui, seseorang memukulnya dari belakang.Dan sekarang dia terbangun di sebuah ruangan lembab dan kedap suara. Sepertinya ruangan bawah tanah. Berulang kali Justin berusaha melepas diri, namun tak kunjung berhasil. Simpul yang mengikat tangannya bukanlah simpul biasa.Suara langkah kaki dari kejauhan mengalihkan perhatiannya. Seorang lelaki muncul dari sana, dengan aura tenang, dan langkah yang pasti. Sejenak Justin mengamati, hingga akhirnya sadar bahwa itu adalah Andreas. Jadi…yang menyekapnya adalah dia?“Apa yang kau pikirkan hah? Siapa kau hingga berani membawaku kemari?” teriak Justin marah. Wajahnya memerah saking kesalnya.Bukan Andreas namanya jika tidak tenang, sambil menikmati ice cream mixue yang tadi dia sempatkan beli. Untungnya dia beli 2, meskipun karena a
Read more
39 - Bertahanlah
Mobil Erick berhenti di depan lobby hotel. Langkahnya pasti, dan segera menekan tombol paling atas di lift itu. Arloji yang menempel di pergelangan tangannya menunjukkan waktu yang dia butuhkan tidak lama lagi.Langkahnya berhenti di area pintu masuk café. Pemandangan indah kota Malang menyambutnya begitu berjalan mendekati lelaki yang berdiri di depan pembatas kaca. Rambut blonde nya beterbangan ditiup angin. Dia cukup menjadi pusat perhatian karena wajahnya blasteran.“Lo bawa dokumennya, Christ?”“Ini.” Christian tersenyum menatap Erick sambil menghisap batang rokoknya. Tangannya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena angin. “Ini langkah terakhir kan? Lo bakal ngasih apa yang gue minta juga kan?”Erick terkekeh pelan. Dia masih merasa geli mengingat bagaimana bagusnya akting Christian di hari kematian sang ayah. Benar-benar patut di acungi 2 jempol utuh. Sungguh luar biasa, sampai-sampai saat itu Erick hampir berpikir Christian akan berkhianat padanya. “Tapi gue rasa, 3
Read more
40 – Pesan Dari Rindu
Ragata POVBohong bila aku mengatakan tidak syok mendengar penuturan ayah. Bayangkan sahabat terbaikmu, membencimu hanya karena kesalahan di masa lampau. Benar bila semuanya harus diberi keadilan. Namun apakah itu bisa memberikan kedamaian?Parahnya, aku berasumsi bahwa Erick memang sengaja berteman denganku. Untuk menghancurkanku? Jelas. Dia hanya bermaksud untuk hal itu. Tapi sengaja mengulur waktu, hingga waktunya tiba. Rindu duduk di sebelahku. Kami tidak kembali ke ruanganku setelah pengakuan ayah. Untungnya, operasi malam ini juga masih ditunda. Keadaan pasien masih kurang stabil, dan itu sedikit menguntungkan. Aku punya waktu untuk berpikir apa langkah selanjutnya yang harus aku pilih.“Minumlah lebih dulu, kau harus mengisi energi agar bisa berpikir lebih jernih.”Sebotol minuman soda, Rindu sodorkan di hadapanku. Rasanya segar begitu mengalir ke tenggorokan. Sudah lama aku tidak mengonsumsi minuman penuh glukosa seperti ini. Mungkin sejak memasuki dunia perkuliahan? Kami s
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status