All Chapters of Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati: Chapter 21 - Chapter 30
73 Chapters
Keributan Kecil
Aldi berjalan keluar dari mobilnya dan memasuki kantor dengan perasaan tidak menentu. Kemarin, Luna memintanya untuk berada di kamarnya sebentar tanpa melakukan apapun. Luna hanya meminta Aldi untuk duduk di sampingnya selama beberapa menit sementara wanita itu menangis dan berkeluh kesah tentang kehidupan pernikahannya yang sangat buruk.Luna juga sempat menunjukkan gambar yang dikirim Reno. Pria sombong itu ternyata sangat kalut dengan berita simpang siur yang muncul tentang rumah tangga keduanya, karena itulah Reno sampai menyuruh Lucas untuk meneror Luna.“Aku benar-benar harus membantunya,” gumam Aldi dengan percaya diri. Pria berambut ikal itu kini sudah berganti pakaian dengan kemeja lengan pendek berwarna abu-abu dan celana panjang berwarna hitam setelah sebelumnya menyempatkan pulang sebentar ke rumahnya.“Wah, lihat siapa yang ada di sini.” Suara seseorang yang tidak asing segera membuat Aldi menoleh dan meringis kecil begitu mendapati Reno berada di belakangnya. Aktor tampa
Read more
Pindah Lagi?
Aldi menatap pantulan wajahnya dari cermin di dalam mobil sembari meringis pelan. Reno berhasil memberikan dua luka lebam yang terlihat cukup jelas di wajahnya. Aldi terpaksa memakai masker sepanjang hari karena itu, sementara yang dia dengar, Reno segera diantar pulang oleh Angga dan mendapatkan perawatan karena lukanya. Manager Reno itu juga berulang kali meminta maaf pada Aldi atas apa yang sudah dilakukan oleh artisnya. Pria berambut ikal itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya ketika nama Luna berada dalam panggilan masuk di ponselnya. Dalam hitungan detik, Aldi segera mengangkat telepon itu. “Halo, selamat sore,” sapa Aldi dengan suara ceria. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan, mendengar suara Luna yang lembut membuat Aldi gagal menahan rasa senangnya. [“Mas, sudah pulang dari kantor? Tadi Mas Reno kirim pesan dan bilang baru saja bertemu dengan Mas Aldi. Apa mas tidak apa-apa?”] Suara Luna terdengar sangat khawatir. “Iya, saya tidak apa-apa. Kamu sudah makan?
Read more
Telepon dari Ayah
Luna membuka matanya perlahan ketika mendengar suara bel rumah yang cukup nyaring. Manik hitamnya masih berusaha mempelajari ruangan bernuansa abu-abu yang kini dia tempati. Ruangan itu cukup besar, dengan sebuah lemari dua pintu di pojok ruangan, nakas kecil di sisi tempat tidur, sebuah meja panjang dan televisi yang tergantung berada tepat di depan tempat tidur, sementara di pojok ruangan terdapat kamar mandi yang juga cukup luas.Wanita yang kini mengenakan piyama berwarna biru muda itu mengurut kepalanya perlahan. Setelah membahas soal rencana kepindahannya kemarin, Luna akhirnya menyetujui ajakan Aldi untuk sementara waktu tinggal di rumahnya. Menurut Aldi, saat ini itulah tempat satu-satunya yang tidak mungkin terlacak oleh Aldi. Pasalnya, tidak ada yang mengetahui lokasi rumah Aldi selain pamannya seorang yang dia panggil Om Bayu.“Aku tahu Mas Aldi memang pernah hidup kesulitan setelah ibunya meninggal, tetapi ternyata sekarang sudah bisa punya rumah sebesar ini ya,” gumam Lun
Read more
Pulanglah Sebelum Menyesal
“Kamu yakin, Luna?” tanya Aldi begitu mendengar ucapan Luna yang terlalu mendadak. Wanita yang mengenakan blouse maroon di depannya mengangguk yakin. “Iya, mas. Saya benar-benar harus pulang,” ucapnya mantap. Aldi mengernyitkan dahinya dan mengajak Luna untuk kembali duduk dan menenangkan pikirannya. “Apa yang sebenarnya terjadi, Luna? Apa Reno meneleponmu dan meneror lagi?” tanya Aldi pelan. Seingatnya, sampai kemarin malam ketika mereka hendak meninggalkan hotel, Luna masih bersikukuh untuk terus menjauh dari Reno dan keluarganya selama mungkin. Namun, pagi ini Luna sudah berubah pikiran dan malah ingin segera pulang. Hal ini jelas menimbulkan tanda tanya besar bagi Aldi. “Ayah yang menelepon, mas, bukan Mas Reno,” jawab Luna dengan suara lemah. Luna juga menunjukkan layar ponselnya dan membuat Aldi terdiam sejenak ketika menyadari siapa yang berada di foto itu. “Ibumu sakit?” Pertanyaan Aldi hanya dijawab anggukan pelan oleh Luna. “Ayah bilang tidak yakin apa ibu bisa menungg
Read more
Penawaran Reno
Aldi menoleh ke kursi penumpang dan mendapati Luna yang hanya menatap kosong pada jalanan yang mereka lewati. Setelah melihat Luna yang berlari sangat cepat menuju pintu utama rumahnya, Aldi segera menyusul Luna dan mengeluarkan mobil hitamnya. Sejak memasuki mobil, Luna sama sekali tidak mengatakan apapun. Wanita dengan rambut yang sudah dibiarkan tergerai itu hanya sesekali berdecak pelan ketika mobil Aldi berhenti sejenak di lampu merah.“Luna,” ucap Aldi perlahan, mencoba menyadarkan Luna dari lamunan panjangnya.“Hem.” Luna hanya menjawabnya dengan asal tanpa menoleh balik pada Aldi. Pikirannya sedang dipenuhi dengan berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi pada ibunya.“Mas, bisa minta tolong lebih cepat sedikit?” tanya Luna dengan wajah tegang. Setelah memberitahu Aldi di mana rumah sakit tempat ibunya berada, ini merupakan kalimat terpanjang yang dikatakan Luna selama perjalanan tiga puluh menit yang sudah mereka lalui.“Iya, Luna. Saya usahakan sebisa saya. Kamu doakan
Read more
Kebahagiaan Ibu dan Ayah
Luna menatap lurus pada mata Reno dan melepaskan cengkraman tangan suaminya itu dengan cukup kencang. “Selama ini aku memang terlihat lemah, mas, tapi bukan berarti aku bisa terus kamu injak-injak seperti ini,” ucap Luna tajam.“Aku bisa membuka kedokmu selama ini di depan media. Biar semua orang tahu siapa sebenarnya kamu mas! Kamu itu adalah suami yang sangat kasar dan kejam! Atau aku teriakkan saat ini juga? Di rumah sakit ini?” Luna sudah membalikkan tubuhnya dan hendak berlari keluar area VIP ketika tangan Reno menariknya mendekat.Keduanya saling bertatapan dengan tekad yang sama-sama kuat. Reno dengan tekadnya untuk membawa Luna kembali, sementara Luna dengan tekadnya untuk memberi pelajaran pada Reno. “Jangan terlalu banyak bicara! Aku yakin kamu akan memilihku segera setelah melihat ibumu, jadi sebaiknya bersikap baiklah denganku, ya.” Reno mengelus rambut Luna dengan lembut. Tatapan pria itu juga mendadak berubah menjadi penuh cinta dan seolah ingin melindungi Luna.“Satu
Read more
Keputusan Luna
Bab 27 Luna menatap kosong pada tubuh ibu yang tengah tertidur. Wanita itu sesekali membenarkan letak selimut atau sekadar menyingkirkan rambut dari dahi ibunya. Kunjungan dokter beberapa waktu lalu mengatakan kalau ibu sudah mulai pulih, tetapi masih dalam pengawasan ketat. Sebuah rangkulan membuat Luna kembali menahan napasnya. Entah mengapa, sentuhan Reno yang mendadak seringkali membuatnya merasa tidak nyaman, seolah-olah sentuhan lembut itu membawa tanda lain yang berupa penekanan dan ancaman baginya. “Luna, kamu tidak lapar? Lagipula kamu sudah menjaga ibu sejak dua jam lalu, bagaimana kalau kita istirahat dulu?” tanya Reno dengan nada lembut. “Reno benar, Luna. Lebih baik kamu makan dulu, biar ayah yang menjaga ibu,” sambung ayah yang segera berdiri dari sofa panjang di pojok ruangan. Luna menoleh pada ayahnya dan mengangguk pelan. Wanita itu berjalan menuju pintu diikuti oleh Reno yang hanya tersenyum kecil. Meskipun sudah menentukan pilihannya, Luna masih merasa kesal p
Read more
Rumor Keretakan Hubungan
Luna menatap punggung Aldi dengan mata berkaca-kaca. Dia bahkan tidak bisa mengejar pria berambut ikal itu untuk sekadar mengucapkan terima kasih dan menjelaskan alasannya memilih untuk tetap berada di sisi Reno.Suara tawa licik yang berasal dari sisinya membuat Luna menoleh dan mendapati seringai Reno yang kini menatapnya lurus. “Kamu menangis? Ada apa, Luna? Apa kalian sudah benar-benar jatuh cinta satu sama lain dalam waktu sesingkat itu?” tanya Reno dengan nada mengejek.Luna segera membuang muka dan beranjak mendahului Reno. Tatapan matanya kini beralih pada langit-langit rumah sakit yang didominasi warna putih. Luna berusaha keras menahan air mata yang hendak terjatuh dari manik indah miliknya.“Kalian berdua memang benar-benar naif. Terutama kamu, Luna. Bagaimana bisa kamu langsung mempercayai pria asing yang berlagak menjadi pahlawan kesiangan dan memilih kabur bersamanya seperti itu? Apa yang kamu harapkan dari pria tidak jelas seperti Aldi?” gumam Reno sembari terkekeh pela
Read more
Usaha Membantah Rumor
Luna menatap wajah ibu yang masih terlihat pucat. Meski begitu, keadaan ibu juga sudah cukup membaik. Ibu yang tadinya hanya bisa terdiam dan tersenyum tipis ketika melihat Luna kini sudah bisa tersenyum lebih lebar dan sesekali bicara dalam suara perlahan. Luna mengecup pelan tangan ibu dan menatap mata ibu dengan penuh cinta. Melihat ibu bisa bertahan dan membaik setelah kedatangannya sungguh membuat Luna merasa sangat senang.“Bu, maaf kalau Reno terlalu lama perginya. Bagaimana perasaan ibu sekarang? Sudah jauh lebih baik?” Suara Reno yang mendadak terdengar dari sisinya membuat Luna menoleh. Suaminya itu memang sempat pergi sekitar lima jam lalu untuk memenuhi jadwal pekerjaannya.Ibu mengangguk pelan dan tersenyum. Wanita paruh baya itu mengelus lembut pergelangan tangan Reno dan menatap menantunya itu dengan penuh kasih sayang. Luna yang melihat semua itu segera mengalihkan pandangannya. Satu-satunya alasan Luna memilih berada di sisi Reno adalah demi kebaikan kedua orang tuany
Read more
Firasat Ibu
Luna menatap wajah Reno yang tersenyum lebar di depannya. "Kamu sudah melihat postinganku?" tanya Reno dengan nada santai, tetapi bagi Luna sikap Reno justru membuatnya merasa sedikit ngeri. "Iya, sudah. Terima kasih karena sudah memilih angle yang pas meskipun aku sedang tidur, jadi nggak kelihatan jelek banget," jawab Luna mencoba tertawa kecil demi mencairkan suasana. Reno mengangguk pelan dan kini menatap ruangan yang didominasi warna putih di sekitarnya. Beberapa tas besar berisi pakaian dan keperluan ibu selama berada di rumah sakit tertumpuk rapi di pojok ruangan, sementara ibu tengah berada di kamar mandi bersama ayah Luna. "Aku sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk menghalau rumor itu, tetapi kita tetap harus melakukan konferensi pers ini," ucap Reno sembari memasukkan sesuap nasi uduk ke dalam mulutnya. Pagi ini, Reno dan Luna akan segera menuju tempat konferensi pers demi menjelaskan keadaan rumah tangga mereka yang selama ini dirumorkan tengah goyah. "Ya, aku men
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status