All Chapters of Istri Kedua Tuan Abraham : Chapter 51 - Chapter 60
148 Chapters
Tangan Jihan
Jihan menjelaskan mungkin Angga ingin keluar agar mereka memompa asi tidak terganggu jika Jibran menangis, kemudian membantu sampai selesai.Sedangkan Angga di luar merasa sangat kepanasan, sebab berpikir yang bukan-bukan karena percakapan Jihan dan Salsa di dalam tadi."Para wanita itu benar-benar tidak tahu perasaan pria," gumam Angga, sambil terus mengipasi tubuhnya menggunakan kipas.Pada saat itu juga, Jibran terbangun kemudian Angga mencium cium pria kecil itu membuat anak Jihan menangis."Ya ampun sayang, kenapa kamu tidak ingin dicium oleh ayah?" gumam Angga sambil berjalan masuk ke dalam kamar."Kenapa Jibran menangis Ngga?" tanya Jihan cemas melihat sang putra menangis.Angga memberikan Jibran kepada Jihan, kemudian menjelaskan apa yang terjadi tadi membuat wanita itu tertawa. Sebab, sang anak tidak suka dicium saat baru bangun tidur.Kemudian, Salsa menggendong Jibran dan memberikan asi yang sudah ia pompa tad
Read more
Ayah untuk Jibran
Abraham berpikir kalau Jihan ada bersama dengan Angga. Namun, tidak mungkin sang sahabat tidak menceritakan kalau Jihan ada bersamanya.Akan tetapi, ia juga berpikir kalau pria itu sama sekali tidak mengetahui kalau dia dan Jihan sudah menikah."Tapi, kalau misalnya Angga bersama dengan Jihan tidak mungkin dia tidak mengatakan hal itu, pasti dia akan memberitahu saya," gumam Abraham pelan.Pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya walaupun hatinya merasa sangat gelisah, dan ia berharap Jihan memang masih berada di sekitar sini dan bertemu dengannya kembali.Keesokan paginya, Abraham sudah ada di kantor kemudian ia menumpuk beberapa berkas yang harus dibaca oleh Azizah nanti. Sebab, ingin melihat kinerja kerja gadis SMA itu.Sebenarnya ia tidak tega untuk memperkerjakan Azizah. Namun, tidak mungkin ia membiayai gadis itu begitu saja. Sebab, takut dipikir ingin manfaatkan Azizah."Sebenarnya aku penasaran dengan gadis itu, kenapa bisa saat dia memeluk saya rasanya sama seperti Jihan," uc
Read more
Jibran Wijaya Atmaja
Tidak terasa kini Jibran sudah berusia satu, Angga mengadakan syukuran di apartemennya, dan mengundang seluruh karyawan dan juga para tetangga.Semua tamu sudah datang, kini Jibran dan Jihan keluar dari kamar mereka, membuat semua orang terpana. Sebab ibu beranak satu tersebut terlihat begitu sangat cantik terlihat seperti masih gadis.Apalagi Angga, pria itu benar-benar sangat terpana akan kecantikan Jihan, dan berharap ia bisa segera melamar wanita itu setelah Jibran berumur satu tahun nanti."Jihan, kamu benar-benar sangat cantik," puji Siska."Benar sekali, anak gadis ibu pun kalah akan kecantikanmu," tambah Mariani.Jihan hanya tersenyum malu-malu, sebab ia seperti ini karena Salsa yang memakaikan make-up di wajahnya. Padahal, dia sama sekali tidak mau. Namun, wanita itu tetap memaksanya.Jihan berjalan dengan perlahan menghampiri Angga, kemudian memberikan Jibran kepada pria itu. Bayi yang berusia satu bulan tersebut memakai jas terlihat sangat tampan."Anak ayah sangat tampan,
Read more
Di mana kalian berada?
"Angkat saja! Mana tahu tuan ingin membicarakan hal penting," ujar Jihan lembut.Angga tersenyum, kemudian dia bergegas pergi dari sana menuju luar untuk menjawab panggilan dari Abraham. Sedangkan Jihan kembali menyapa tamu undangan bersama dengan sang anak yang menjadi pusat perhatian banyak orang.Sebab, bayi kecil itu sangat menggemaskan dan lucu sekali. Bahkan mereka mencium Jibran dengan secara bergantian. Namun, sayangnya bayi itu sama sekali tidak menyukai hal itu dan terus menangis saat mereka mendekatinya."Saya heran deh Bu, ini anak Ibu dan pak Angga ya? Bukan saya mau apa gitu. Tapi, wajah Jibran sama sekali tidak mirip dengan suami Anda," ujar salah satu karyawan Jihan."Neng, itu bisa saja terjadi karena mungkin anak Jihan mirip dengan kakaknya Angga," sahut Siska."Benar sekali itu Neng, karena saudara saya sudah mengalami sendiri, anaknya sama sekali tidak mirip dengan pasangan suami-istri itu, dan malam mirip dengan kakak si perempuan," sembung Mariani.Semua orang s
Read more
Bertemu Abraham
Jihan sangat bingung karena anaknya mengalami demam dan panasnya tidak mau turun, membuat ia dan Angga kebingungan. Sebab, sudah memanggil beberapa dokter yang ada di sana. Namun, sekarang belum sembuh."Ngga, bagaimana Jibran belum turun juga panasnya? Saya sangat khawatir dengan keadaannya," ujar Jihan pelan."Tenang, kita tunggu sebentar lagi jika 30 menit belum turun juga panasnya terpaksa kita harus membawanya ke kota A, karena di sana penanganannya lebih canggih daripada yang ada di sini," sahut Angga pelan.Jihan menganggukan kepalanya, kemudian dia berpikir bagaimana saat di kota A nanti ia bertemu dengan Abraham dan anaknya. Namun, semua demi kesembuhan Jibran ia tidak memikirkan semua itu yang terpenting adalah kesembuhan sang anak.Sudah 30 menit berlalu. Namun, Jibran tak kunjung turun panasnya membuat Jihan dan Angga langsung bersiap-siap untuk pergi menuju kota A."Jihan kumohon tenanglah! Jibran pasti akan baik-baik saja, dia akan sembuh," ujar Angga lembut."Jujur say
Read more
Janji Jihan
Angga baru teringat kalau Abraham ada di rumah sakit yang sama dengan mereka saatnya saat ini, sebab Mikhaela tengah dirawat di sini dari yang ia ketahui "Apa sebaiknya kita mempertemukan Jibran dengan Abraham?" tanya Angga pelan sambil menatap wajah Jihan."Ngga, kamu tidak tahu rasa sakitnya menjadi saya seperti apa? Saat tengah mengandung diminta untuk pergi sejauh mungkin hari kehidupan mereka, dan sekarang harus menemuinya?" sahut Jihan lirih. Bahkan, wanita itu sampai meneteskan air mata.Angga tidak tahu rasa sakit apa yang dirasakan oleh Jihan, kemudian dia memegang tangan wanita itu dengan lembut dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, ia juga tidak meminta wanita muda itu untuk menemui Abraham atau Mikhaela."Ngga, kita harus berjaga-jaga agar tuan Abraham tidak melihat kalau saya dan Jibran ada di sini," ucap Jihan pelan."Baiklah, kamu tenang saja! Aku akan mengatur semuanya agar Abraham tidak mengetahui keberadaan kita di sini," sahut Angga pelan.Jihan tersen
Read more
Papa akan selalu ada untukmu
Jihan sangat cemas, karena sang anak masih belum sembuh membuat dia bingung dan bimbang harus bagaimana sekarang. Begitu juga dengan Angga. "Jihan, maaf ya sepertinya anakmu harus bertemu dengan Abraham agar bisa segera sembuh," tutur Angga."Maksudnya?" tanya Jihan sambil menatap wajah Angga.Angga menjelaskan kalau Jibran harus bertemu dengan Abraham agar segera sembuh. Namun, Jihan tidak mau dan pria itu membuat rencana agar mereka tidak ketahuan."Jihan, percayalah padaku!" bujuk Angga.Jihan menganggukkan kepalanya, kemudian memakai masker menutup mulut sambil memberikan asi untuk Jibran. Sedangkan Angga, bergegas pergi dari sana menuju ruangan Mikhaela.Sesampainya di ruangan Mikhaela, Angga masuk ke dalam dan melihat Abrahah tengah menyuapi sang istri bubur."Angga," ucap Abraham pelan."Mas, sedang sibuk ya?" sahut Angga pelan.Abraham langsung meletakan bubur Mikhaela dan menghampiri Angga, kemudian mengatakan tidak sibuk. Setelah itu, Angga memintanya untuk ikut dengannya s
Read more
Jawaban Jihan
"Jihan?" tanya Angga pelan.Abraham menyadari kalau dirinya salah menyebut nama. Sebab, sekarang yang ada di dalam pikirannya adalah Jihan."Maaf, maksudnya Jibran, saya salah menyebut nama," ujar Abraham pelan.Jihan bernapas lega, karena tadi dia pikir sang suami mengetahui kalau Widya adalah Jihan. Namun, tenyata Abraham hanya salah menyebut nama."Pak Abraham, terima kasih sudah membuat anakku sembuh, karena kamu semalam menyakinkan Jibran kalau papanya selalu ada bersama kami," ujar Jihan datar."Sama-sama Widya, kirim salam untuk suamimu," sahut Abraham lembut.Jihan menganggukkan kepala, kemudian dia bergegas pergi dari sana bersama Angga. Entah kenapa, rasanya Abraham sangat sedih saat melihat kepergian wanita itu dan Jibran. Namun, ingin melarang, dia bukan siapa-siapa. Bahkan, mereka tidak saling mengenal pikir Abraham.Sesampainya Jihan di dalam mobil, dia langsung melepaskan masker dan menggendong Jibran yang
Read more
CEO Salsabila
Plak!Azizah menampar pipi Abraham dengan sangat kuat. Membuat Pria itu tersadar dan melihat kalau yang ada dihadapannya saat ini bukanlah Jihan, melainkan Azahra."Sorry Azizah, saya tidak sadar kalau yang ada di hadapan saya adalah kamu," ujar Abraham pelan.Azizah memaklumi hal itu dan kembali menjelaskan kesalahan berkas kerja sama dari perusahaan Jingga Group, yang sekarang dipimpin oleh Jihan tanpa sepengetahuan Abraham."Baiklah, nanti akan saya bicarakan pada Angga, CEO di perusahaan Jingga Grup," ujar Abraham pelan."Iya Pak, saya hanya mengingatkan saja! Sepertinya mereka sangat lalai dalam masalah ini, saya sarankan untuk menegur CEO itu," sahut Azizah pelan.Abraham menganggukkan kepala dan kembali mengerjakan tugas. Setelah itu, dia pergi dari kantor, karena ada rapat penting siang ini di perusahaan rekan bisnisnya.***Jihan menerima email dari Abraham dan semua keluhan pria itu. Membuat Jihan ters
Read more
Wajah pengobat rindu
Sontak saja hal itu membuat Jihan sangat terkejut, dan ia menatap ke arah Angga agar pria itu membantunya. Sebab takut identitasnya terbongkar sekarang."Ada apa Pak Abraham?" tanya Pak Edwin lembut."Dia bukan Jihan. Tapi namanya Salsabila Atmajaya," sahut Angga."Maaf semuanya, tadi saya mengira dia adalah wanita yang saya sebutkan, ternyata salah. Hanya nama mereka yang hampir mirip," ujar Abraham pelan.Jihan merasa lega karena Abraham tidak mencari tahu tentang kebenarannya, kemudian mereka melanjutkan kembali meeting yang tertunda. Selama itu juga Abraham terus-menerus menantap Jihan.Sebab, dia yakin kalau wanita itu adalah sang istri sebab suara mereka sangat mirip. Namun, penampilan mereka sangat jauh berbeda.Jihan biasanya berpenampilan biasa saja. Namun, Salsabila ini berpenampilan bak seorang CEO yang sebenarnya, sangat cantik dan anggun.Walaupun Jihan sudah melahirkan tetap lekuk tubuhnya sama seperti sewa
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status