Biarpun sangat marah, tetapi Wilgo juga paham di saat seperti ini dia hanya bisa tunduk.Dia menekan gejolak amarah dalam hatinya, lalu tertawa canggung dan berkata, "Ardika, jangan khawatir. Demi istriku dan Rosa, aku nggak akan mencelakaimu.""Kalau begitu, tiga hari lagi. Saat itu tiba, kamu sembuhkan Betty, aku akan memberimu penjelasan.""Hmm, semoga saja begitu."Ardika tersenyum tipis, lalu pergi begitu saja dengan menggandeng Rosa.Melihat punggung Ardika yang kian menjauh itu, sorot mata Wilgo berkedip, ekspresinya juga perlahan-lahan berubah menjadi ganas."Semuanya, terima kasih atas kerja keras kalian selama dua hari ini. Zilvana, antar mereka."Wilgo melambaikan tangannya, mengisyaratkan Raja Obat dan yang lainnya untuk pergi. Setelah itu, dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sebuah nomor."Paman Wilgo, ada urusan apa mencariku?"Beberapa saat kemudian, terdengar suara lembut dari ujung telepon. Ya, orang tersebut tidak lain adalah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan
Baca selengkapnya