Jeniva langsung menantang Ardika, dia mencibir dan berkata, "Ayo, sini! Aku mau lihat bagaimana kamu berencana turun tangan sendiri!""Aku sudah memberimu kesempatan, kamu sendiri yang nggak mau, maka jangan salahkan aku lagi."Ardika menggelengkan kepalanya. Tanpa banyak beromong kosong lagi, dia langsung maju ke depan.Jeniva tidak menyangka Ardika benar-benar berani menyerangnya. Raut wajahnya langsung berubah. Secara naluriah, dia mengangkat senjata apinya dan berkata, "Ardika, coba saja kalau kamu berani menyentuhku. Mari kita lihat apakah tanganmu lebih cepat atau senjata apiku lebih cepat!""Krak!"Tanpa banyak bicara lagi, Ardika langsung mengulurkan lengannya dan menarik lengan Jeniva.Secara naluriah, Jeniva ingin menarik pelatuk senjata apinya. Namun, sebelum dia sempat melakukannya, Ardika langsung mematahkan lengannya dengan mengerahkan sedikit kekuatan."Krak ...."Seiring dengan terdengarnya suara patah tulang, Jeniva mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan. Senjata
Read more