All Chapters of Simpanan Sang Miliuner: Chapter 21 - Chapter 30
59 Chapters
Bab 21. Mulai Mendapatkan Informasi
Draco tak bisa tenang menunggu Nigel menemukan keberadaan pelayan yang sudah lancang berani membawanya. Dia sudah berkeliling ke supermarket di area apartemen, guna mencari keberadaan Luna, tapi hasilnya tetap dia tidak berhasil menemukan keberadaan Luna.Draco sudah mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Luna di setiap sudut supermarket, dan tetap hasil juga masih nihil. Itu menandakan bahwa Luna sudah tidak ada lagi di supermarket. Draco mengumpat kasar. Emosi di dalam dirinya seolah ingin meledak.Akan tetapi, meledakan kemarahan bukanlah hal yang tepat saat ini. Jika pengkhianat itu sudah berada di depannya, baru dia bisa meledakan kemarahan. Marah sekarang hanya akan membuang-buang energy, dan tak bisa membuat dirinya berpikir jernih. Sekarang fokus utamanya adalah menemukan keberadaan Luna. Dia yakin bahwa ada yang telah merencanakan ini semua.“Tuan…” Nigel berjalan cepat menghampiri Draco.Draco mengalihkan pandangannya, menatap Nigel dengan sorot mata tegas, dan penu
Read more
Bab 22. Penyelamat yang Datang Tepat Waktu
Darco tiba di sebuah tempat di mana terdapat kapal pesiar pribadi milik pria Arab yang membeli Luna. Pria tampan itu melangkah dengan hati-hati mengendap-endap agar tidak memancing anak buah dari pria Arab yang membeli Luna. Darco tidak hanya sendiri. Ada Nigel dan anak buahnya yang sudah menyebar. Dia hanya ditemani oleh Nigel saja. Anak buahnya yang lain sengaja menyebar demi melindungi dan mengawasi dari jarak jauh.“Tuan, sepertinya kita akan kesulitan masuk. Pengawal di sini banyak sekali.” Nigel menatap begitu banyak pengawal bersenjata di kapal pesiar. “Tidak ada yang sulit. Luna di dalam. Aku tidak akan membiarkan siapa pun berani menyentuhnya.” Draco menggeram penuh emosi membayangkan Luna di dalam sana.Nigel mengangguk patuh merespon ucapan Tuannya. Apa yang sudah diperintah oleh tuannya itu, tak akan mungkin bisa dibantahkan. Draco melangkah masuk duluan dan Nigel tetap berada di belakang. Tepat di kala sudah masuk—ada tiga penjaga yang melihat. Mereka langsung menyeran
Read more
Bab 23. Draco, Berhenti!
BUGHPukulan keras Draco layangkan ke wajah Mangar. Pria bertubuh gempal itu terjatuh ke atas meja—hingga membuat meja menjadi roboh. Pukulan Draco tak main-main. Dia mampu melayangkan pukulan keras pada musuhnya.Saat Mangar terjatuh, anak buah pria bertubuh gempal itu hendak menyerang Draco, namun dengan cepat anak buah Draco muncul dari belakang melawab anak buah Mangar. Perkelahian terjadi cukup hebat. Beberapa anak buah Mangar menyerang Draco, tapi dengan mudah Draco melumpuhkan anak buah Mangar—dengan beberapa kali pukulan keras. Delcy terperanjat terkejut di kala Draco mampu menghabisi anak buah Mangar dengan mudah. Pun Luna yang berdiri tak jauh dari Draco memilih untuk duduk bersembunyi akibat rasa takutnya.Draco menghampiri Mangar yang masih kini berdiri di hadapannya. Kilat mata pria itu menajam melihat pria berbadan gempal itu. Kemarahan menguasai, membuatnya menjadi lepas kendali. “Berani sekali kau menyerangku! Kau tidak mengenal siapa aku!” bentak Mangar dengan nada
Read more
Bab 24. Kau adalah Milikku!
Luna tidak bisa tidur. Gadis itu terus memikirkan apa yang dia lihat sebelumnya. Tubuhnya bergetar ketakutan membayangkan begitu banyak darah yang dia lihat. Ya, dia tentu senang dan lega karena berhasil selamat, tapi melihat secara langsung Draco membunuh membuatnya semakin takut.Perasaan dan pikiran Luna sekarang sedang tidak baik. Dia masih tetap terguncang akibat keterkejutannya. Semua kejadian yang menimpanya sangatlah membuat mental Luna tidak baik-baik saja. Akan tetapi, lepas dari semua rasa takut yang menyelimutinya—Luna sangat bersyukur Draco menyelamatkannya lolos dari Mangar. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya jika sampai harus menyerahkan tubuh pada pria lain.Luna pasti akan merasa sangat jijik pada tubuhnya. Dia tidak pernah ingin menjadi seorang pelacur. Bibinya bagaikan iblis yang tega menjualnya hanya demi uang. Untungnya Luna memiliki Draco. Walaupun pada awalnya, dia selalu takut pada Draco, tapi sekarang dia merasakan kenyamana di sisi Draco.Luna dudu
Read more
Bab 25. Kekejaman
Saat pagi menyapa, Draco melihat Luna masih tertidur pulas dalam pelukannya seperti kucing kecil yang membutuhkan perlindungan. Tampak senyuman di wajah Draco terlukis. Pria itu menyukai melihat Luna tertidur bagaikan bayi yang terlelap.Draco menyingkirkan rambut Luna yang menutupi wajah gadis itu. Dia memberikan kecupan lembut di pipi Luna. Tatapannya hanyut akan wajah polos gadis itu. Paras cantik dan lemah lembutnya, membuat dirinya merasakan ketenangan dan kedamaian yang menyejukan hati. Suara ketukan pelan pintu terdengar. Refleks, Draco menyingkirkan penuh hati-hati tubuh Luna—dan membaringkan kepala gadis itu ke bantal empuk. Berikutnya, dia turun dari ranjang dan melangkah ke arah pintu. Dia membuka pintu kamar secara perlahan.“Tuan…” Pelayan menundukkan kepala di hadapan Draco.Draco menatap dingin pelayan yang ada di hadapannya. “Ada apa kau menggangguku?” serunya dengan nada pelan dan penuh peringatan. Dia tak bisa mengeraskan suara, karena Luna sedang tidur. Dia tidak m
Read more
Bab 26. Semua Demi Luna!
Jantung Luna seakan ingin berhenti berdetak mendengar apa yang dikatakan oleh Draco. Manik mata gadis itu melebar bersamaan dengan bibirnya yang juga menganga. Bulu kuduk merinding ketakutan melihat singa berukuran besar berada di samping Nigel. Jemari lembut Luna meremas pelan kaus Draco.Ya, gadis itu sangat takut. Bukan hanya dia saja yang ketakutan, tapi Delcy dan Elsa yang berada di dalam kurungan besi juga ketakutan. Ancaman Draco terdengar sangat tidak main-main. Singa jantan besar itu tampak sangat buas dan mengerikan. Delcy dan Elsa yang berada di dalam kurungan sampai bergetar ketakutan.“T-Tuan Draco … a-ampuni saya, Tuan. Saya tidak bermaksud mengkhianati Anda.” Elsa menatap Draco dengan penuh permohonan. Matanya memelas belas kasihan, agar Draco mau mengasihaninya. Senyuman samar di wajah Draco terlukis mendengar permohonan Elsa. “Nigel, buka kurungan itu.”“Baik, Tuan.” Nigel patuh dengan apa yang Draco katakan. Pria itu langsung membuka kunci di kurungan besi itu.Delc
Read more
Bab 28. Pelacur Mana Lagi yang Dekat dengan Draco?
Luna menelan salivanya membayangkan dirinya akan diajak berkenalan dengan Samson. Dia baru saja selesai mandi, dan sudah mengganti pakaiannya dengan dress sederhana. Sebenarnya dia sudah mandi, tapi karena Draco mengajaknya mandi bersama, maka tentu dia dilarang keras untuk menolak.Saat ini Draco tengah menjawab telepon dari asisten pria itu Luna tengah menunggu Draco di kamar—dengan kondisi jantungnya berdebar kencang tak karuan. Tangan gadis itu berkeringat dingin akibat rasa panik. Draco bilang setelah pria itu selesai menelepon, akan mengajak Luna berkenalan dengan Samson. Membayangkan singa jantan besar milik Draco sudah membuat Luna bergidik ngeri.Andai saja Samson adalah kucing atau hanya anjing kecil, pasti Luna akan senang berkenalan dengan Samson. Namun ini yang menjadi masalah adalah Samson merupakan singa jantan berukuran sangat besar.“Ya Tuhan, bagaimana ini?” gumam Luna gelisah.Kedua tangan Luna saling menaut. Rasa gelisah menyelimuti. Dia ingin menolak ajakan Draco
Read more
Bab 29. Belajar Pemberani
Mata Luna mengerjap beberapa kali ketika kesadarannya sudah benar-benar pulih. Perlahan gadis itu memijat keningnya, menatap Draco yang ada di hadapannya. Ingatannya masih belum sepenuhnya pulih, karena baru bangun dari pingsan.“D-Draco? A-apa yang terjadi?” Luna menatap Draco meminta penjelasan jawaban. Gadis itu bingung apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dia benar-benar lupa. Draco memasukan tangannya ke dalam saku celananya, dan menatap tajam dingin dan lekat gadis itu. “Kau lupa tadi kau pingsan?”Luna terdiam mendengar apa yang Draco katakan. Dalam hitungan detik, kepingan memori di dalam benak Luna terkumpul layaknya kepingan puzzle yang telah tersusun rapi sempurna. Raut wajah Luna berubah ketika ingatannya sudah kembali. Gadis itu mengingat dirinya dipaksa berkenalan dengan Samson—singa jantan milik Draco. Sialnya, singa jantan itu malah mengendus-endus tubuh Luna hingga membuat gadis itu jatuh pingsan.Sekarang Luna berada di kamar Draco yang ada di mansion pria itu. Itu
Read more
Bab 30. Pesan Singkat dari Mireya
Hidup Luna sudah lebih tenang sejak di mana bibinya telah membusuk di penjara. Jika dulu dia selalun dilingkupi perasaan cemas dan takut, sekarang kondisi sudah berbeda. Tidak lagi sama seperti dulu. Delcy dan Elsa telah berada di penjara untuk menebus kesalahan mereka. Sebenarnya, Draco tidak puas menghukum Delcy dan Elsa ke dalam penjara. Yang pria itu inginkan adalah Delcy dan Elsa terlempar ke kandang Samson—dan menjadi menu makanan utama Samson.Akan tetapi, Draco memikirkan perasaan Luna. Pastinya Luna akan terguncang, jika sampai Delcy dan Elsa menjadi santapan Samson. Gadis itu memang memiliki hati yang sangat lembut. Bahkan meski telah dijahati oleh Delcy ataupun Elsa, tetap saja Luna tidak pernah menaruh dendam.“Nona Luna?” sang pelayan melangkah menghampiri Luna.“Ya?” Luna mengalihkan pandangannya, menatap pelayan.“Nona, saya ingin memberikan makanan untuk Samson. Apa Anda ingin ikut? Sebelum berangkat ke kantor, Tuan berpesan untuk menawarkan Anda untuk ikut dalam memb
Read more
Bab 31. Kesalahan yang Tak Termaafkan
“Tuan, Anda ingin pergi ke mana?” Nigel menatap Draco yang hendak pergi dengan terburu-buru. Padahal Tuannya itu memiliki meeting sampai malam.“Nigel, batalkan pertemuan malam ini. Ada beberapa hal yang harus aku urus,” ucap Draco dingin dan datar. Kening Nigel mengerut. “Maaf, Tuan. Apakah Anda ingin pulang cepat menemui Nona Luna?” ujarnya bertanya memastikan.Draco menggeleng. “Aku ingin bertemu Mireya.”Raut wajah Nigel berubah terkejut. “Anda ingin bertemu Nona Mireya? Maaf, maksudnya Nona Mireya sedang berada di New York?”“Aku mendapatkan pesan dari Mireya. Kau urus pekerjaanku di sini. Aku harus menemuinya,” jawab Draco dingin dan tegas.Nigel ingin kembali bertanya guna memastikan. Akan tetapi raut wajah marah tuannya membuatnya tidak berani untuk mengajukan pertanyaan. Akhirnya, dia mengangguk sopan merespon ucapan Draco.“Katakan pada pelayan kemungkinan aku akan pulang terlambat. Minta Luna untuk tidak menungguku. Katakan pada pelayan, aku memberi perintah pada Luna unt
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status