All Chapters of Bertukar Pengantin : Chapter 51 - Chapter 60
89 Chapters
Bab 51. Dua Pilihan yang Penting
Yuriana heran melihat sekertaris itu tidak mengambil berkasnya. Malah menuntunnya ke ruangan Erland. Namun, Yuriana tetap mengikuti langkah Siska. “Tuan, Nona Yuriana sudah datang!” “Biarkan masuk!” Siska membuka pintu ruangan Erland setelah mendengar suara atasannya. Dia membuka pintu itu lebar-lebar dan membiarkan Yuriana masuk sendiri. Lalu Siska kembali menutup pintunya, sedangkan Yuriana melangkah mendekati Erland yang sedang sibuk dengan beberapa dokumen di atas mejanya. “Berkasnya.” Yuriana meletakkan berkas itu di atas meja, tepat di depan Erland.Erland menghentikan kegiatannya lalu mengangkat wajahnya melihat Yuriana. “Kau belum makan siang kan?” tanya Erland.“Bagaimana kamu tahu?” Kening Yuriana mengerut.“Aku tidak tahu makanya bertanya.”"Aku memang belum makan siang tapi bukan karena sibuk. Aku cuma malas aja turun makan di kantin dan juga, aku tidak lapar." Yuriana tidak ingin Erland khawatir jika dia mengatakan bahwa dia tidak punya waktu makan siang gara-gara si
Read more
Bab 52. Erland yang Perhatian
Pukul setengah tujuh malam, Yuriana masih saja bekerja. Sesekali dia melihat jam dinding kantor yang membuatnya bekerja dengan cepat tapi hasilnya, dia tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya sesuai waktu yang sudah dia tentukan. Dia menghela nafas kasarnya karena dia masih saja terjebak di kantor. Padahal seharusnya dia sudah meninggalkan tempat kerjanya. Stesy dan sebagian orang pun sudah pulang lebih dulu. Tinggal Yuriana dan lima rekan kerjanya yang masih lebur di sana. Berbeda dengan mereka yang merupakan karyawan tetap. Mereka sengaja lembur untuk mendapat bonus, sedangkan dirinya lembur karena harus menyelesaikan tugas dari Stesy. Tentunya, dia tidak mandapat bonus tapi poin sebagai karyawan rajin pasti akan dia dapatkan jika bekerja dengan baik dan tidak mengeluh setiap dapat tugas dari senior.“Yuriana, ayo pulang!” ajak Velyn.“Duluan aja. Aku harus selesaikan ini semua.”“Tapi di sini sudah tidak ada orang Yuriana. Semuanya sudah pulang,” ucap Velyn yang merasa sedikit khawat
Read more
Bab 53. Balasan Untuk Yuriana
“Yusita, tolong siapkan air hangat untuk mandi! Aku lelah sekali dan ingin berendam,” pinta Emran sembari melepas dasinya yang mengikat dilehernya. Dia baru saja sampai rumah setelah dia bekerja lembur di kantor. Bahkan pria itu langsung melempar tubuhnya di sofa dalam kamarnya. Yusita mendekati suaminya dan berdiri dengan melipat kedua tangannya di bawah dadanya. Tatapannya angkuh. Ekspresinya pun terlihat tak senang melihat penampilan Emran yang berantakan.“Apa kantor itu seperti medan perang, sampai kau terlihat kacau begini?”Emran mengangkat kepalanya yang tadi bersandar sampai matanya menatap Yusita. “Kau ini bicara apa.”“Lihat dirimu!”Emran mengerutkan keningnya melihat Yusita menatapnya dengan angkuh. “Apa kau mempermasalahkan penampilanku sekarang? Ya wajarlah aku kacau begini. Aku seharian bekerja sampai malam. Bahkan belum makan malam.”“Tidak hanya menyulitkan dirimu, kau juga ikut menyulitkan diriku. Padahal, kau itu baru jadi wakil direktur. Bahkan posisi Erick lebih
Read more
Bab 54. Kabar Mengejutkan
Baru saja sampai di meja kerjanya, Yuriana tiba-tiba di panggil oleh Bu Karin. Yuriana pun masuk ke sana setelah meletakkan tasnya.“Ada tugas apa Bu Karin?” tanya Yuriana yang tetap bersikap sopan seperti biasanya meski dia sudah tahu bahwa suaminya berteman baik dengan Bu Karin.“Bukan masalah pekerjaan. Ini karena Erland. Tadi, dia menghubungiku dan menanyakanmu. Dia bilang, tidak bisa menghubungimu dan memintaku bilang sama kamu, untuk datang ke ruangannya.”Yuriana sedikit kaget. Dia baru sadar jika nada dering ponselnya mati. Tadi saat berada di rumah ibunya, dia memang mematikan nada dering ponselnya agar tidak ada orang mengganggunya saat bicara dengan ibunya tapi dia lupa untuk mengembalikan nada dering nya lagi.“Astaga! Saya tidak sengaja mematikan hape saya. Pasti dia terus menghubungi saya. Saya akan langsung ke sana sekarang. Makasih Bu Karin.”“Sebentar Yuriana!” Seruan Bu Karin menghentikan langkah Yuriana.Yuriana menoleh kembali. “Ya Bu Karin.”“Ambil dokumen ini sup
Read more
Bab 55. Kondisi Tuan Besar Oberon
Selesai bekerja, Yuriana menghubungi Erland untuk memberitahu tentang kondisi Tuan Besar Oberon yang masuk rumah sakit. Namun pria itu tidak mengangkat panggilannya hingga Yuriana terpaksa naik ke atas, ruangan Erland.“Jadi Erland lagi rapat?”“Iya nyonya. Kalau Anda mau menyampaikan sesuatu yang penting, saya bisa beritahu beliau sekarang atau nyonya bisa masuk.” Meski Erland tidak senang diganggu ketika sedang rapat tapi Siska tetap mengizinkan Yuriana masuk karena tahu bahwa Erland tidak mungkin marah atau merasa terganggu jika itu adalah istrinya sendiri.“Tidak usah. Aku tidak mau mengganggu rapatnya karena bagaimanapun juga, itu penting untuknya. Tolong sampaikan saja sama dia nanti kalau sudah selesai rapat. Tuan Besar Oberon masuk rumah sakit dan aku harus ke sana untuk lihat keadaan beliau.”“Baik nyonya. Saya pasti akan sampaikan pada beliau.”“Makasih Mbak Siska. Kalau begitu, saya pergi sekarang. Saya buru-buru soalnya.” Yuriana pergi setelah melihat Siska mengangguk.Den
Read more
Bab 56. Keputusan Erland Kembali
Erland benar-benar datang ke rumah sakit bersama Yuriana. Namun, terlihat diwajahnya yang tidak senang dengan dirinya yang berada di sana. Bahkan dia enggan turun dari mobil.Yuriana yang sudah turun dari mobil, bahkan membuka pintu mobil untuk Erland agar suaminya itu turun dari sana. "Erland, ayo turun!"Erland menghela nafas kasarnya tapi dia tidak membantah dan malah turun dari mobil. Jika bukan karena paksaan dari Yuriana. Erland tidak akan pergi ke tempat ini, di mana dia harus menurunkan egonya.Yuriana tersenyum senang melihat suaminya menurut. Dia sampai merangkul lengan Erland sembari menerbitkan senyumannya itu pada Erland yang memandangnya kesal."Kau sudah puas sekarang?"Yuriana menggeleng-geleng tanpa mengurangi senyum diwajahnya. "Aku akan puas kalau kamu masuk melihat Tuan Besar Oberon."Nafas kasar kembali lolos dari mulut Erland dan wajahnya semakin kesal tapi dia lagi-lagi tidak membantah dan malah berjalan masuk ke dalam bersama Yuriana.Yuriana masih merangkul su
Read more
Bab 57. Menepati Janji
Beberapa hari kemudian, Tuan Besar Oberon akhirnya keluar dari rumah sakit tapi kondisi beliau tidak sekuat dulu. Tuan Besar harus memakai kursi roda agar tubuhnya tidak gampang lelah. “Apa Erland sudah datang Eris?” tanya Tuan Besar Oberon ketika kursi rodanya di dorong oleh Eriska. Beliau baru saja turun dari mobil yang dikendarai supir pribadi Oberon dan dia kembali bertanya untuk yang ke empat kalinya mengenai kabar kepulangan Erland karena khawatir jika Erland tidak menepati janjinya. “Tadi aku udah kirim pesan sama Yuriana. Dan baru saja dia balas pesanku. Katanya mereka sudah di jalan. Mungkin sebentar lagi datang.” Emran dan Nyonya Freda-ibu Emran, tidak senang melihat Tuan Besar Oberon yang menunggu kedatangan Erland sampai beberapa kali menanyakan hal itu. Namun mereka tidak berani mengatakan apapun. Meski begitu, ekspresi kekesalan ibu dan anak itu, begitu jelas di wajah mereka dan mereka pun berjalan masuk ke dalam tanpa peduli dengan Tuan Besar Oberon yang masih berada
Read more
Bab 58. Sikap Lancang Yusita
“Aku lihat kamu berdiri di depan kamar kakek.” Emran yang sedang duduk di tepi kasur, menyahut saat istrinya baru saja masuk. Pria itu hanya melirik saat bicara tapi kemudian, ia menoleh saat Yusita berjalan mendekatinya. “Aku memang di sana jenguk Tuan Besar.” “Tidak Yusita. Kamu tidak masuk ke kamar kakek. Kamu cuma berdiri saja di depan kamar beliau dan aku tahu niatmu ada di sana. Kamu tidak datang menjenguk kakek melainkan ingin bertemu dengan Erland.” Emran melihat istrinya ketika bicara dengan Erland. Dia tentu tidak senang tapi memilih diam karena tidak ingin membuat keributan dengan hal yang menurutnya memalukan. Yusita marah mendengar ucapan Emran yang seolah menuduhnya sengaja menggoda Erland. “Apa maksud ucapanmu ini Emran? Apa kamu menuduhku menggoda dia?” “Memang kenyataan. Sejak kamu tahu bahwa Erland punya segalanya. Tampan, kaya, pemilik perusahaan terbesar, kau jadi berubah total Yusita. Setiap kali bertemu dengan dia, kau selalu memandangnya berbeda. Matamu yan
Read more
Bab 59. Akan Kuambil Semuanya
Yusita membuka lemari Yuriana tanpa meminta izin. Hal itu membuat Yuriana marah hingga dia mendorong Yusita menjauh dari lemari pakaiannya. “Jangan seenaknya menyentuh barang-barang orang Yusita! Kalau kau menginginkan sesuatu, kau bilang dulu padaku.” “Sory kak! Aku pikir, kamu tidak masalah kalau aku pinjam perhiasan yang pernah dihadiahkan ayah untukmu di hari pernikahan kita berdua.” Yusita menunjukkan ekspresi rasa bersalah diwajahnya. Namun itu tentu hanya pura-pura untuk menunjukkan di depan Yuriana bahwa dia tidak ada maksud lain. “Bukankah kau juga mendapatkan hadiah dari ayah? Kenapa kau harus pinjam milikku?” tanya Yuriana penasaran. “Jadi kakak tidak tahu? Waktu itu kan, ayah marah padaku karena hubunganku dengan Emran. Ayah sampai tidak memberikanku hadiah.” Yuriana tahu jelas bahwa Yusita selalu mengadu pada Nyonya Sanjaya setiap kali Yusita tidak senang padanya. Dan Yuriana tidak ingin dirinya dimarahi lagi oleh Nyonya Sanjaya jika tidak memberikan perhiasan itu pad
Read more
Bab 60. Langkah Menuju Kesuksesan
Erland ikut makan malam dengan keluarganya tapi dia datang paling belakang hingga membuat Nyonya Freda tidak senang. Apalagi Tuan Besar Oberon meminta mereka tidak menyentuh makanan sebelum Erland datang.‘Belum sehari, tinggal di rumah ini. Dia sudah seperti kepala keluarga ini. Angkuh dan sok paling berkuasa. Dia benar-benar sangat licik. Memanfaatkan rasa bersalah ayahku demi mendapatkan keinginannya. Aku tidak akan biarkan kau mendapatkan semua keinginanmu Erland. Kau cukup menjadi cucu ayahku saja. Bukan pemilik rumah ini dan pemimpin perusahaan Oberon. Emran lah yang harus jadi penguasa Oberon.’ Nyonya Freda membatin kala melihat Erland berjalan masuk ke ruang makan bersama Yuriana. Tatapannya yang penuh kebencian, mengikuti ke mana Erland berjalan hingga keponakannya itu menarik kursi dan duduk di samping Eriska. Tuan Besar Oberon yang melihat Erland dan Yuriana duduk di sana, menambah perasaan senangnya. Sudah lama, Tuan Besar ingin melihat semua keluarganya duduk berkumpul d
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status