All Chapters of Bertukar Pengantin : Chapter 41 - Chapter 50
89 Chapters
Bab 41. Rencana Mengusir Yuriana
Taksi yang membawa Yuriana kini berhenti di depan Kediaman Oberon. Erick yang mengikuti Yuriana dengan mobil mewahnya, ikut berhenti di belakang taksi. Dengan santai, Yuriana turun dari taksi seolah tak tahu bahwa Erick ada di sana tapi kemudian, dia menoleh ke belakang, melihat mobil Erick di sana. Di saat yang sama, Erick turun dari mobilnya dan menghampiri Yuriana saat taksi melaju pergi.“Dari saat aku naik taksi, aku lihat mobil kamu di belakangku. Kenapa nggak jalan duluan? Apa kamu ada perlu sama aku sampai kamu mengikuti taksiku?” Sejak tadi, Yuriana memang melihat mobil Erick mengikutinya dan itu membuatnya penasaran hingga langsung bertanya pada Erick setelah turun dari taksi.“Kakak ipar lupa kalau sekarang tugasku bertambah. Sekarang aku pengawal pribadimu!”Yuriana terkejut karena dia tidak menyangka bahwa Erick benar-benar menjadi pengawal pribadinya. Dia pikir, Erick hanya menggodanya saja. Ternyata adik iparnya itu memang serius ketika pertama kali mengatakan bahwa dia
Read more
Bab 42. Kemarahan Erland
Yusita dan Emran ikut keluar untuk menyaksikan Yuriana diusir pergi. Begitu juga dengan Nyonya Freda dan Erick. Hanya Tuan Besar Oberon, Tuan Sanjaya dan Eriska yang masih berada di dalam. Erick tidak diam saja di sana. Dia menghampiri Yuriana yang terduduk di sana dan segera membantu Yuriana berdiri. “Kakak ipar baik-baik saja?” Yuriana menangis hingga Erick khawatir dan berpikir bahwa Yuriana mungkin terluka. Karena itu dia menanyakan keadaan Yuriana.Yuriana menjawab dengan mengangguk pelan tapi sebenarnya dia sakit.Namun bukan sakit ditubuhnya yang dia rasakan saat ini. Tidak ada luka yang diakibatkan dorongan Ibunya. Sakit itu berasal dari hatinya dan sakitnya begitu luar biasa hingga air matanya tak berhenti mengalir meski dia berusaha menahannya.“Pergi Yuriana! Kamu bukan bagian Keluarga Oberon lagi!” teriak Nyonya Sanjaya mengusir Yuriana, seolah dia pemilik kediaman ini.Erick tentu tidak suka dengan sikap Nyonya Sanjaya yang seenaknya mengusir Yuriana dari kediaman ini.
Read more
Bab 43. Tinggal di Rumah Suami
Erland kini sampai di rumahnya. Motor itu berhenti tepat di teras depan rumah yang begitu luas dan ada taman air mancur di depan teras luas itu. Yuriana sempat melihat ke arah air mancur ketika hawa dingin terasa ke arahnya. Lalu dia fokus melihat semua area pekerangan rumah yang membuat suasana nya lebih tenang dibanding Kediaman Oberon.“Turunlah Yuria! Kita sudah sampai.”Yuriana yang fokus melihat pekerangan rumah itu, seketika menoleh ke Erland. Karena fokus, dia sampai tak sadar kalau dia harus turun dari motor.Dengan cepat, Yuriana turun dari motor. Erland menyusul turun lalu melepas helmnya. Di saat itu, seorang pelayan laki-laki muncul dari dalam rumah. Erland langsung melempar kunci motornya ke pelayan itu agar memarkirkan motornya.Pelayan tersebut menangkap kunci motor Erland dengan sempurna tapi dia berdiri tegak di samping pintu rumah, membiarkan Erland masuk lebih dulu ke dalam sebelum melakukan tugasnya.Erland melangkah untuk masuk, sedangkan Yuriana tetap di tempatn
Read more
Bab 44. Senang Menggoda Yuriana
Erland tiba-tiba menarik tangan Yuriana kala Yuriana balik badan. Tubuh Yuriana langsung jatuh ke pangkuan Erland. Dia terkejut dengan tindakan Erland. Matanya sampai melotot melihat Erland yang malah tersenyum kepadana. Terlebih ketika tangan Erland melingkar di pinggangnya. "Ka-kamu sedang apa?" tanya Yuriana yang seketika jadi canggung dan gugup gara-gara duduk dipaha Erland, bahkan dia bicara gagap karena kecanggungannya itu. "Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya mencegahmu untuk tidak menghubungi Erick karena Erick sudah mengambil barangmu di sana. Sekarang dia pasti dalam perjalanan pulang kemari," jelas Erland. "Ooo, ya sudah! Aku tidak akan menghubungi Erick tapi bisa tidak, lepaskan aku. Aku tidak nyaman duduk dalam posisi seperti ini." Erland tidak segera menuruti Yuriana. Tangannya bahkan semakin erat memegang pinggang Yuriana. Dan matanya yang tadi menatap wajah Yuriana kini beralih ke pakaian Yuriana. Dia baru sadar bahwa perempuan itu memakai kemeja putihnya.“Kau m
Read more
Bab 45. Menyombongkan Diri Di Depan Suami
Yuriana terkejut mendengar pengakuan pelayan itu. Bahkan Yuriana sampai tak bicara dan hanya terdiam menatap pelayan itu karena keterkejutannya. “Maafkan saya Nyonya! Ini bukan sepenuhnya salah saya. Ini semua rencana Nyonya Yusita. Saya hanya mengikuti perintahnya karena Nyonya Yusita sudah mengancam saya.” Pelayan itu tidak ingin jika Yuriana dan Erland melaporkannya ke polisi hingga dia memohon dengan segala pembelaannya di depan Yuriana. Yuriana masih terdiam tapi dia sudah percaya pada ucapan pelayan itu karena sejak dulu, Yusita memang sangat membencinya. Terlebih, Yusita pernah melakukan perbuatan tidak pantas demi menukar calon suaminya. Tidak heran jika Yusita melakukan hal tercela seperti ini lagi. “Ada apa Yuri? Apa kau tidak percaya ucapan pelayan ini?” Erland melihat Yuriana hanya diam hingga dia bertanya karena penasaran dengan pemikiran istrinya mengenai pengakuan pelayan ini. Yuriana tidak segera menjawab pertanyaan suaminya. Dia malah duduk di sofa karena merasa t
Read more
Bab 46. Aku Tertarik Pada Erland
Erland turun ke bawah setelah dia membersihkan tubuhnya. Dia masuk ke ruang makan dan melihat istrinya masih sibuk di dapur. Sudah ada banyak makanan di atas meja yang menarik perhatian Erland. ‘Apa dia yang memasak semua ini?’ Tatapan Erland beralih ke Yuriana. Sambil memperhatikan Yuriana di sana, dia duduk di kursi, menunggu Yuriana selesai. Pria itu sama sekali tak mau mengganggu hingga dia tidak bicara apapun di sana selain diam memperhatikan istrinya. Menit berikutnya, Yuriana membawa masakan terakhirnya ke meja makan. Dia sedikit terkejut melihat suaminya sudah duduk di sana. “Sejak kapan kamu datang?” “Baru saja.” “Kenapa tidak bilang?” tanya Yuriana sembari menarik kursi dan duduk di sana. “Aku menunggumu selesai masak.” Erland beralih ke makanan di depannya, “tapi ngomong-ngomong, ini semua kamu yang masak? Maksudku, kamu sendiri?” Yuriana menoleh ke arah Bu Ningsih yang berdiri di samping kursinya. “Aku dibantu sama Bu Ningsih.” “Saya memang bantu nyonya tapi semua mak
Read more
Bab 47. Tidur Berpelukan
Selesai makan malam, Yuriana kembali ke kamarnya. Dia mengira, Erland ke ruang kerjanya tetapi pria itu ternyata mengikutinya masuk ke kamar. “Tidak bekerja?” Erland menggeleng pelan lalu menutup rapat pintu kamarnya. Yuriana yang berdiri di sana, tiba-tiba ketakutan melihat Erland menutup pintu, bahkan mengunci pintu itu seolah pria itu ingin melakukan sesuatu yang tidak pantas dan tidak ingin orang mengganggunya. “Ke-kenapa tidak bekerja?” Yuriana pun mulai gugup meliat suaminya berjalan menghampirinya. “Daripada bekerja, aku lebih suka bersenang-senang di malam hari.” Erland tiba-tiba meraih lengan kiri Yuriana dan menarik perempuan itu ke dalam pelukannya. Yuriana terkejut. Matanya membulat sempurna melihat Erland memeluk tubuhnya dengan erat. Bahkan wajah pria itu terlalu dekat darinya. “Er-Erland, lepaskan aku!” Suara Yuriana kembali terdengar terbata-bata. Jantungnya seketika berdegup kencang seakan ingin melompat keluar. “Kenapa aku harus melepaskanmu? Apalagi, aku menyu
Read more
Bab 48. Kebiasaan Erland Pagi-Pagi
“Astaga! Apa aku bangun kesiangan?”Yuriana membuka matanya dan tidak melihat Erland di sampingnya hingga dia mengira dirinya terlambat bangun. Dia buru-buru menoleh ke samping kiri dan meraih jam kecil yang ada di atas meja nakas. Ternyata, waktu baru menunjukkan pukul enam pagi. Yuriana langsung menghela nafas leganya.“Aku pikir, aku sudah terlambat. Ternyata masih ada waktu dua jam.”Hari ini adalah hari pertama Yuriana memulai perannya sebagai Nyonya Erland di rumah ini. Oleh sebab itu, dia buru-buru bangun meski seluruh tubuhnya pegal gara-gara perbuatan Erland semalam. Bahkan matanya masih mengantuk. Beberapa kali dirinya menguap kala berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya dan rasa malas pun melandanya tapi tugas nyonya rumah harus dia lakukan. Dia sudah berjanji dan janjinya harus dia tepati.Yuriana selesai membersihkan wajahnya. Dengan gaun tidur yang masih dia pakai, dia turun ke bawah untuk membantu Bu Ningsih memasak makanan sebelum berangkat ke kantor.“
Read more
Bab 49. Kebohongan Yusita
Yuriana turun ke bawah bersama suaminya menggunakan tangga. Yusita yang duduk di ruang tamu, berdiri dari tempat duduknya ketika melihat mereka menuruni tangga. Raut wajahnya tampak dingin dan penuh kebencian melihat Yuriana tapi ekspresi itu seketika berubah tersenyum kala Yuriana bersama Erland berjalan ke arahnya. ‘Aku tahu alasanmu mengundangku kemari Kak Yuria. Kau pasti ingin mempermalukanku di depan Erland. Huh, akan aku ikuti permainanmu.’ Plak! Tanparan seketika mendarat ke pipi Yusita kala Yuriana sudah ada di depannya. Yusita yang tadinya tersenyum, kini terkejut. Dia memegang pipinya sembari menatap Yuriana dengan matanya yang terbelalak terkejut. “Kenapa Kak Yuri menamparku?” Jika saja tidak ada Erland di sana, Yusita pasti sudah membalas tamparan yang diberikan Yuriana. Namun karena ada Erland, Yusita malah bersikap lemah lembut seperti orang yang tidak bisa berbuat kasar pada orang. Bahkan dia bertanya dengan suara pelan dan dengan tatapan sendu yang tiba-tiba berub
Read more
Bab 50. Erland Cemburu
Paman Hans menghentikan mobilnya di depan cafe-yang berada di samping kantor Star King atas permintaan Yuriana. Yuriana segera turun dari mobil lalu menutup kembali pintu mobilnya tapi kemudian dia membungkukkan tubunya sembari mengetuk jendela kaca mobil yang tertutup rapat hingga Erland membuka jendela kaca mobil itu. “Ada apa lagi?” ketus Erland yang kesal dengan Yuriana, bahkan dia tidak menoleh melihat Yuriana. Dia bicara sembari menatap depan. Yuriana memasukkan kepalanya sedikit sambil tersenyum melihat suaminya. “Terima kasih sudah mengantarku!” Erland semakin tidak senang mendengar Yuriana malah berterima kasih padanya. Bahkan perempuan itu tersenyum, seolah tidak tahu bahwa dirinya saat ini sedang marah gara-gara permintaan Yuriana yang diturunkan di depan café. Seharusnya perempuan itu membujuknya yang sedang marah, bukan malah bersikap seperti orang yang tidak tahu apapun. Padahal, dia sudah menunjukkan kekesalannya tadi dengan sikap dinginnya yang sok sibuk. “Sepertin
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status