Semua Bab Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai! : Bab 31 - Bab 40
61 Bab
Untung Saja Cantik
Stella tidak tahu apa maksud Bian dengan mengatakan hal itu tadi malam. Menawarkannya sesuatu hal yang membuat Stella langsung setuju walau dia meminta kalau ini hanya pinjaman dan dia tidak memintanya secara cuma-cuma. Meskipun dalam urusan ini dia seperti dibayar ketika selesai bercinta dengan Bian tapi dia tetap tidak mau memiliki hutang pada pria itu karena mulutnya akan sangat kasar ketika menghina kelak.Duduk di atas ranjang saat dia sudah bangun beberapa menit lalu, tatapannya melihat pada Bian yang sedang tidur dengan tenang. Terhitung sudah tiga kali mereka bercinta secara sadar, dia tak tahu kenapa Bian harus melakukan lelaki dan lagi tapi memang dia pernah mendengar kalau hubungan seksual itu adalah hal yang membuat ketagihan. Makanya banyak orang di luar sana yang rela membayar agar bisa melakukannya dengan wanita lain. Yang tidak Stella pahami adalah, kenapa Bian harus melakukan itu dengannya? Bukankah pria ini sempat mengatakan sangat membencinya karena pernikahan ini
Baca selengkapnya
Hadiah Dariku
Setelah makan pagi, barulah mereka pergi ke dealer mobil untuk mencari mobil yang diinginkan oleh Stella walaupun dia berjanji akan membeli mobil dengan harga yang murah. Dia harus tetap memikirkan tentang bayaran dan cicilan yang akan dilakukan pada bidan setelah ini jadi dia tidak mungkin membeli sesuatu yang mahal karena dia yang akan kesulitan untuk membayarnya.Mereka tiba di dealer mobil yang tak begitu jauh karena rumah Bian memang masih di daerah perkotaan. Dia terlihat menatap wajah pria itu, tahu kalau tempat ini adalah tempat penjualan mobil yang bagus dan mahal. Semoga saja ada mobil yang sesuai dengan yang dia cari dan tidak begitu mahal."Ayo turun," ajak Bian dengan wajah datarnya yang membuat Stella mengangguk.Dia turun dari mobil, lalu melihat pria itu sudah menunggunya sebelum akhirnya mereka masuk bersama. Tatapannya terlihat tenang sementara Stella sudah menarik napas dan melihat beberapa mobil yang terlihat bagus disana."Tuan Bian Dominic?" Seorang karyawan yang
Baca selengkapnya
Alasan Panjang Stella
Bayaran setelah bercinta adalah sebuah mobil membuat Stella sebenarnya sudah mulai mengerti arti dirinya di hadapan pria yang sedang bersamanya ini. Jika mau dibayar, dia hanya berharga 13.000$, tidak lebih dan tidak kurang.Stella tahu, dari dulu dia hanya menjadi seorang wanita yang tidak berharga di mata pria ini. Mungkin dengan mengandung anaknya, maka akan menjadi penghargaan paling besar. Stella tak tahu, kenapa dia mau dan mau ingin padahal semua itu adalah hal yang tidak masuk akal. "Sudahlah, mau memikirkannya juga tidak ada gunanya sekarang. Kenapa aku harus menyesalinya berulang kali padahal aku tahu kalau semua itu tidak akan bisa ku perbaiki lagi. Dari awal aku menikah dengannya sebenarnya sudah hancur saja sekarang masa depanku. Kenapa aku harus memikirkan tentang hal yang tak bisa kulakukan, aku bisa memikirkannya."Stella memperhatikan Bian yang sedang membeli beberapa makanan di cafe tempat mereka berhenti. Dia sebenarnya sudah malas untuk ikut tapi tetap harus ada t
Baca selengkapnya
Jangan Buat Aku Jatuh Cinta
Bian tahu kalau Stella adalah seorang wanita yang sangat sadar diri dan tidak pernah melampaui batas. Wanita ini tidak akan pernah tenang dan tidak akan pernah diam tentang pembahasan yang sama setiap hari selama dia belum setuju dan itu hanya akan membuatnya kesal kalau terus-terusan dibahas.Bukan salah Stella juga dengan bersikap seperti ini karena dari awal Bian yang sudah mau doktrinnya untuk menjadi seseorang yang tidak penuntut terhadap pernikahan mereka. Ditambah lagi setelah memang bukan seorang gadis yang sengaja menjual dirinya untuk mendapatkan sesuatu secara instan, membuatnya tahu kalau dia yang sudah terlalu kelewatan di dalam urusan ini."Aku akan urus setelah ini. Ke depannya bisa kau berhenti membahasnya? Tidak perlu mengajariku untuk urusan yang kuketahui." Bian berkata datar membuat Stella menghela napas dan mengangguk.Dia tak bicara lagi setelah itu membuat Bian juga kehilangan kata-kata karena tak tahu bagaimana cara membuka pembicaraan. Keduanya diam seperti ta
Baca selengkapnya
Tidak Direstui?
Selama beberapa hari ke depannya setelah Stella mengatakan kata-kata itu, dia sebenarnya kesal hanya saja tahu kalau cara itu yang dimiliki oleh Stella untuk tetap bertahan dengan sikapnya yang berubah-ubah seperti ini. Bagaimanapun juga Stella adalah seorang wanita yang tetap takut dengan sebuah harapan palsu yang tak ada kejelasan, sementara itu Bian memang tak ada memberikannya kejelasan apapun selain hanya untuk keuntungannya sendiri."Anda mau makan bersama dengan Nyonya Stella lagi, Tuan?" Saat jam makan siang asistennya kembali bertanya dan itu membuat Bian tersenyum kecil.Dia bersandar di kursinya dan terlihat memejamkan matanya, berpikir selama beberapa saat untuk memastikan apa yang dia ingin lakukan. Rasanya makan dengan Stella juga tidak ada salahnya tapi selama beberapa hari ini dia tidak lagi melakukannya karena mendengar ucapan dari wanita itu kemarin. Terlihat sangat jelas kalau Stella sengaja dan tidak mau berharap banyak padanya karena memang tidak ada harapan. Wani
Baca selengkapnya
Kehamilan Stella
Stella mencoba untuk menenangkan diri, menatap wajahnya yang terlihat agak lelah. Padahal beberapa hari ini dia sama sekali tidak ada melakukan apapun, makanya dia heran kenapa tubuhnya lemah. Dia tampak menghela napas, lalu memutuskan untuk keluar karena dia lapar. Sebaiknya nanti dia memesan testpack saja atau membelinya secara langsung, dia sudah punya mobil jadi dia akan mudah mau membeli apa saja.Keluar dari dalam kamar, Stella berjalan pelan ke arah dapur dan menatap Bian yang sudah duduk di sana lebih dulu. Bian menatap wajah Stella yang sudah menarik kursi, hingga dia tersenyum pelan."Kau bekerja?"Stella mengangguk mendengarnya hingga dia menghela napas dan menatapnya. "Kenapa?""Tidak ada, nanti malam Mama mau mengajak kita makan malam." Bian berkata. "Jangan pulang terlalu lama."Stella mengangguk tanpa banyak bicara, dia menghela napasnya dan menatap wajah Bian. Beberapa hari ini Bian sebenarnya melembut padanya, tak ada lagi mencari masalah dan selalu bersifat lebih per
Baca selengkapnya
Pemeriksaan Lebih Spesifik
Entah benar-benar bahagia atau tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Stella padanya, Bian langsung membooking satu lantai khusus untuk pemeriksaan kehamilan dan dokter abgyn terbaik yang ada di kota itu.Stella merasa ini terlalu berlebihan, anak yang dikandung oleh seorang wanita miskin sepertinya tidak harus membuat Bian sampai mengeluarkan uang sebanyak itu, 'kan? Untuk apa? Hanya sekedar cek hamil atau ada cek yang lain?Saat sedang berada di mobil berdua, Stella memberanikan diri dan bertanya pada Bian yang sedang mengemudi dengan serius dan hati-hati."Apakah surat pernyataan dari klinik itu tidak cukup untuk meyakinkanmu kalau anak ini benar-benar ada?"Bian menatap wajahnya sekilas lalu tersenyum kecil. "Belum cukup, aku ingin ada pemeriksaan yang lebih spesifik karena bagaimanapun juga ini adalah hal pertama dan aku tidak boleh langsung lengah seperti tidak terjadi apa-apa," ucapnya yakin membuat Stella menghela napasnya."Apakah kau juga ingin melakukan pemeriksaan DN
Baca selengkapnya
Membuatnya Jatuh Cinta
Setelah dari rumah sakit, Stella tak lagi izinkan oleh Bian untuk datang ke cafenya. Dia hanya bisa duduk diam di rumah, sementara pria itu pergi mengurus pekerjaannya. Stella tak tahu apakah pria itu akan pulang cepat atau tidak tapi yang pasti di sini dia hanya berdua dengan Amber yang sudah sigap melayaninya sejak tadi."Nona mau makan apa? Mau jus? Atau apa? Biar saya buatkan?"Stella menghela napas dan menggeleng. "Aku sedang tidak mau apa-apa. Kau istirahat saja dan tidak usah lakukan apapun. Aku mau istirahat saja karena kepalaku sakit," gumamnya lalu berjalan pergi dari ruangan depan.Dia melangkah ke arah kamarnya, merasa pusing tiba-tiba. Entah ini efek kehamilan atau tidak tapi yang pasti dia merasa tidak nyaman, tubuhnya merasa lebih cepat lelah dan itu membuatnya malas memikirkan apa-apa."Bagaimana nanti tanggapan Mama saat aku hamil? Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus menghadapinya." Stella membaringkan tubuhnya di atas ranjang, lalu memejamkan matanya dan merasa ti
Baca selengkapnya
Penolakan Stella
Stella turun ke lantai bawah untuk mengambil air minum karena sejak tadi dia memanggil Amber sama sekali Gadis itu tidak ada masuk ke dalam kamarnya. Jadi dia memutuskan untuk turun sendiri dan mengambil apa yang dia mau, selama kehamilan ini dia berniat untuk menjadi seseorang yang lebih kuat, agar tidak merepotkan Bian. Kabarnya seorang wanita hamil akan jauh lebih sensitif dan mudah tersinggung, dia takut malah membuat semuanya berantakan dan Bian akan lebih banyak keberatan."Kau sudah bangun? Amber bilang kau tidur."Baru saja dia akan memasuki dapur, suara Bian terdengar membuatnya berhenti. Pria itu menatapnya dengan alis terangkat, hingga Stella menghela napasnya dan mengangguk."Ya, aku tadi mau mengambil air minum." Stella berkata seraya berjalan ke arah rak penyimpanan gelas. "Kenapa kau sudah pulang? Biasanya juga lebih sore."Bian tersenyum kecil dan menoleh ke arahnya yang sedang menuangkan air. "Aku memang pulang cepat karena aku memutuskan untuk mengurangi jadwalku ka
Baca selengkapnya
Waktu Yang Masih Panjang
Hamil tidak harus membuat semuanya berubah, bukan? Setidaknya, itulah yang dipikirkan oleh Stella. Kenapa Bian harus berubah seperti itu hanya karena dia mengandung anaknya? Bian seharusnya tidak perlu seefort itu, hanya untuk anak yang dikandung wanita miskin sepertinya.Mengusap perutnya seraya duduk merenung di atas ranjang, Stella tidak mengerti apa sebenarnya yang diinginkan oleh pria itu. Kenapa sikapnya berubah-ubah sesuka hatinya? Memangnya Stella tidak bisa merasa kesal? Bian harusnya tetap berada di tempatnya dan tidak usah mencari masalah atau memberi perhatian padanya, Stella termasuk seorang wanita yang mudah untuk luluh. Dia takut jatuh cinta pada pria itu."Kalau aku jatuh cinta padanya aku yakin dia pasti tidak akan suka dan dia juga tidak akan membalas perasaanku. Dia hanya menjadikan semuanya permainan dari awal, dia tidak akan pernah benar-benar menyukai dan mencintaiku. Apa yang bisa diharapkan dari semua itu?"Stella menghela napas, rasanya dia makan bingung bagai
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status