All Chapters of Istri Dadakan Sahabat Papaku: Chapter 31 - Chapter 40
60 Chapters
Cekalan Rahmi
"Apa itu?""Saya ... Saya ingin bertemu dengan Ibunya Mas.""Ibu?" Pak Rido terkejut."Ibu pasti tidak bisa datang, Dik. Saya belum memberitahu Dik Amala, tapi sebenarnya Ibu setiap hari sibuk membuat kue di rumah. Jadi Ibu tidak bisa meninggalkan pekerjaannya itu dengan baik.""Oh, begitu ya, Mas. Ya, sudah.""Dik Amala pulanglah sekarang. Istirahat, ya." Amala tersenyum dengan baik. Dia tidak tahu alasan apa yang lebih jelas dari pada ibu suaminya itu namun dia sendiri sudah menginginkan hal yang baik meskipun sebenarnya dia bisa melakukan yang terbaik.Amala akhirnya benar-benar memesan taksi. Ada sebuah taksi yang melewati sekolah tepat ketika dia berjalan ke gerbang. Amala hanya berharap tempat itu akan menjadi hal yang terbaik untuknya agar segera bisa menyelesaikan sekolahnya itu.Namun detik Amala akan masuk ke taksi tersebut. Dia mendadak terkejut ketika melihat seseorang yang keluar menghampirinya begitu cepat dari arah samping. Amala sadar siapa itu detik di mana tangannya
Read more
Mamanya baik
"Mbak Rahmi." Dia berujar lirih dengan rasa takut susah bergerilya hebat."Ibu enggak apa-apa?"*"Kanayaaa!""Kakak!"Pelukan pun terjadi tanpa bisa terelak. Amala hanya bisa tertawa melihat sahabatnya itu yang kini bahkan memeluk Putri seraya memutar-mutar tubuhnya itu. Heran saja, mengapa Putri begitu cepat dekat dengan Kanaya yang bahkan baru sekali bertemu.Malam ini, Amala benar-benar mengajak Pak Rido juga untuk datang ke rumah Putri. Dia hanya berharap jika dirinya akan bisa dengan mudah mengabadikan hal yang baik terhadap dia dan suaminya itu nanti di depan kedua orang tua sahabatnya itu.Ada hal yang begitu menyenangkan pula ketika mendadak ibunya Putri keluar dari rumah. Ada rasa terkejut kala melihat Amala dan seorang seorang lelaki yang berdiri di sampingnya itu."Ma." Amala menunduk hingga segera mencium tangan Mamanya Putri dengan lembut. Dia memang sudah dari dulu diminta untuk memanggil Mama terhadap Mamanya Putri itu."Amala. Bagaimana keadaanmu, Nak? Sudah lama seka
Read more
Terkuak sudah
"Apa boleh kita tidur seperti ini, Dik?" "Eh?" Amala kembali terkesiap.Tidur seperti ini yang dimaksud adalah Pak Rido terus memeluk Amala dengan nyaman sementara itu Amala sendiri masih mematung dengan kaku. Namun Amala mencoba untuk tetap tenang dan bisa tidur dengan nyamannya.Pak Rido. Dia begitu senang Amala bahkan tidak menolak sedikit pun perlakuannya tersebut.*"Dik, sudah selesai?"Amala segera memakai sepatunya dengan cepat hingga berlari ke arah nakas mengambil tasnya yang diletakkan di sana. Dia memang cukup buru-buru setelah beberapa kali mendengar suara suaminya itu Pak Rido yang terus memanggil dari bawah.Menuruni anak tangga dengan cepat. Amala tidak percaya dia bisa seburu-buru ini jika berangkat dengan Pak Rido. Namun jika menolak untuk berangkat lebih pagi Amala juga tidak mungkin melakukannya mengingat dia memang harus segera pergi."Sudah sarapan, kan?" tanya Pak Rido kemudian yang diangguk Amala cepat. Amala memang sudah sarapan yaitu dengan memakan beberapa
Read more
Putri menuduh
"Salah paham bagaimana? Aku lihat kamu bahkan dekat sekali dengan dia. Jangan bilang kalau kamu selingkuh dari Putri. Brian kalian akan segera menikah tapi ini yang kamu lakukan, hah!" Amala tanpa sadar membentak. Dia sudah begitu kesal."Amala cukup! Ini bukan urusan kamu! Paham!" Brian ikut menghardik. Amala terperanjat."Dia siapa sih, Sayang?" Perempuan itu mendadak bertanya dengan suaranya yang membuat Amala kian terperanjat. Apa ini? Sayang?"Dek. Kamu ini sadar enggak sih. Kamu sudah dimanfaatin sama laki-laki ini! Dia selingkuh dari sahabat Kakak!" Amala kini memarahi perempuan itu. Dia malah menatap Amala dengan sinis."Amala kamu apa-apaan sih! Ini itu enggak ada hubungannya sama kamu ya! Enggak usah so peduli seperti ini pada hubungan kami! Urus saja masalahmu sendiri dengan suami dudamu itu! Ayo sayang!" Brian. Dia segera menyeret tangan perempuan itu pergi setelah sukses membuat Amala terbungkam hebat.Amala rasanya ingin menangis. Haruskah seperti itu perkataan yang kelu
Read more
Tegasan Pak Rido
"Amal. Brian enggak seperti itu. Aku enggak percaya sama kamu. Kamu sengaja datang mau bilang ini karena kamu mau rusakin pernikahan aku, kan? Kenapa kamu cemburu sama aku? Hah?"Amala sukses tersentak. "Put, kamu sedang bicara apa sekarang?""Brian enggak mungkin seperti itu! Kamu lihat jari aku sekarang. Dia bahkan sudah kasih cincin ini buat aku. Kamu tahu harganya enggak main-main, kan?" Putri menunjukkan jari manisnya itu di hadapan wajah Amala. Amala tidak percaya Putri akan semarah ini dan bahkan menuduhnya berbohong. Kenapa Putri malah percaya pada lelaki yang bernama Brian itu?"Dia hanya mau manfaatin kamu, Put. Kamu bilang dia orang kaya, kan? Masalah cincin yang mahal itu gampang kalau sama dia. Kamu enggak percaya sama aku, hah?""Enggak! Aku yakin Brian lelaki baik! Kamu bikin mood aku enggak bagus, Amal. Aku pulang saja!" Putri segera bangkit hingga berlalu cepat."Putri! Putri kamu harus percaya sama aku!" Amala bersuara keras hingga mengundang beberapa perhatian semu
Read more
Teror
"Saya tidak akan membiarkan Rahmi berhasil menyentuh Dik Amala lagi. Percayalah." Pak Rido berkata lirih.*Siang ini. Amala kembali mengantar Andi ke restoran kemarin. Amala hanya bermaksud untuk menemui Brian dan bicara dengan lelaki itu selain memang ingin mengantar Andi untuk bertemu bundanya itu.Namun hal yang Amala inginkan tidak terjadi. Amala bahkan sudah menghabiskan minumannya itu namun yang ditunggu tidak kunjung terlihat juga. Amala sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.Tepat ketika Amala keluar meninggal restoran setelah berpamitan pada bundanya Andi, Amala kemudian baru terkejut saat melihat sepasang kekasih yang berjalan ke arah restoran dengan tertawa tidak jelas.Hal yang luar biasa kemudian. Brian kini berganti dengan perempuan lain. Terlihat lebih dewasa dan bukan gadis muda yang masih sekolah seperti yang Amala lihat kemarin. Amala terkesiap untuk beberapa saat. Dia benar-benar tidak percaya melihat kenyataan itu.Apakah begitu banyak perempuan lain di luar s
Read more
Menunda liburan
Kini kaca jendela bahkan dilempar dengan beberapa anak batu. Mona kian kaget hingga segera melindungi Kanaya ke belakang tubuhnya."Bapaak! Non!" Dia sukses menjerit kuat.*"Tidak ada siapa pun di luar."Pak Rido. Kini dia melihat Amala dan Mona yang sudah duduk dengan harap-harap cemas. Kanaya sendiri masih tidur di sana."Mbak, Mbak yakin dengar suara dari jendela?" Amala memastikan yang diangguk cepat oleh Mona."Iya, Non. Saya enggak mungkin bohong. Awalnya jendela diketuk sama orang tapi berganti dilempar batu. Siapa lagi kalau bukan manusia kan yang melakukan? Saya takut Non Kanaya kenapa-kenapa makanya saya langsung teriak tadi."Amala mendadak cemas kini. Pak Rido pun ikut cemas namun tetap berusaha untuk tenang. Dia menghampiri Amala dan mencoba untuk menenangkan dirinya."Dik Amala tidak cemaskan apapun, kan?""Mas. Rumah ini belum pernah terjadi kemalingan atau perampokan sekali pun. Aku takut hal ini berhubungan dengan pernikahan kita." Amala berkata dengan jujur hal yang
Read more
Diikuti seseorang
"Habil sakit. Dia demam.""Apa? Lalu kenapa Reza enggak bilang apa-apa sama kita?"*"Habil tadi pagi muntah-muntah. Tapi sekarang dia sudah agak baikan setelah minum obat." Reza. Kini dia mengirim pesan suara yang sedang didengarkan oleh Amala dan Pak Rido. Sejenak keduanya beradu pandang. Ada hal yang dipikirkan namun Amala yang lebih merasa tidak nyaman sekarang."Kenapa Reza enggak mau bawa Habil ke rumah ini, Mas?""Dia hanya tidak mau merepotkan Dik Amala. Cukup Kanaya tinggal di rumah ini.""Tapi, Habil juga ingin selalu bersama Mas. Dia masih butuh sosok ayah setelah Ibunya pergi.""Memangnya Dik Amala mau menerima dia?""Saya bahkan sudah pernah meminta Mas untuk membawa Habil kemari, kan? Kenapa Mas bertanya lagi?"Amala segera bangkit. Dia merasa jika sebaiknya tidak usah pergi meskipun yakin jika Kanaya begitu kesal jika mendengar liburan tidak jadi mereka lakukan."Dik. Kita tetap akan pergi. Biarkan Habil dijaga oleh Reza.""Mas bercanda, ya? Kalau Mas tetap seperti ini
Read more
Kekuatan Amala
"Jadi, tadi benar-benar ada orang yang sedang melihatku. Siapa sebenarnya dia?" Amala bergumam pelan.*Jam kini bergerak pelan. Amala memeluk Habil seraya mencoba untuk membuatnya tertidur. Kanaya sendiri kini sibuk memakan cemilan seraya melihat layar tv. Kini mereka berada di ruang nonton. Sejenak menunggu untuk tidur Amala mengajak mereka untuk menikmati acara di tv setelah makan malam usai.Namun, Amala kini malah tergerak untuk mencoba membuat Habil bisa tidur. Panasnya memang sudah mulai berangsur pulih. Reza beberapa kali terus memperingati dirinya agar meminumkan obat untuk Habil."Ibu, kenapa Ibu mau menjaga Habil?" Pertanyaan itu sukses membuat Amala terdiam sejenak. Akankah Kanaya menanyakan hal tersebut padanya? Amala sendiri bingung untuk menjawab apa.Dia hanya meras tergerak untuk menjaga anak-anak sambungnya itu dengan baik."Kelak jika Ibu Amala memiliki anak ibu sendiri. Apakah Ibu akan tetap memperlakukan Habil dan Kanaya selalu seperti ini?"Amala teringat akan
Read more
Bertemu Putri
"Brian. Kalau sampai terjadi apa-apa dengan keluargaku. Kamu lihat saja nanti." Amala berujar lirih. Begitu kesal.*"Andi, coba baca ini keras agar teman-teman yang lain bisa mendengarnya, ya."Andi. Anak itu dengan begitu gagah segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke depan. Dia mencoba untuk melihat sejenak hingga akhirnya segera membaca dari nomor satu hingga nomor lima.Amala tersenyum senang kala semua teman-temannya itu mengikuti dengan kompak. Mereka bahkan tidak terlihat mengomentari dengan bacaan Andi itu.Amala sejenak bisa beristirahat. Hari ini dia sudah mengajar sejak dari pagi. Ada satu pelajaran yang harus dia gantikan yaitu seorang guru dari kelas dua. Ternyata mengajari anak yang baru masuk sekolah itu lebih membuatnya lelah.Namun Amala berhasil menenangkan mereka kala ribu. Amala kadang terkekeh sendiri mengingat itu semua."Sudah selesai, Bu." "Oh. Sudah?" Amala bahkan baru tersadar kini jika Andi sudah selesai membaca semua tulisan itu. "Terima kasih ya, Na
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status