All Chapters of Cinta Pertama Uncle Will: Chapter 61 - Chapter 70
158 Chapters
bab 61. Sikap yang aneh
Meski Alexandra sudah tahu jika yang datang malam itu adalah Evan, tapi dalam hati kecilnya dia berharap jika William ikut bersama dengan Evan untuk ke asrama malam itu.“Cuma ini, kan?” tanya Evan.Alexandra mengangguk.“Om kamu nggak bisa ke sini, kamu tau kan?”Alexandra mengangguk lagi.“Om sudah pulang?”“Sudah tadi jam lima, sama Thea,” kata Evan yang jelas membuat Alexandra kepikiran.Membayangkan bagaimana dua mahkluk itu di dalam satu mobil saja membuatnya kesal.“Aneh banget, padahal pagi pagi mereka berantem, tapi sorenya mereka pulang bareng seolah nggak pernah terjadi apa apa.”Alexandra mengulum senyumnya berusaha mencoba untuk menyembunyikan kekecewaannya pada William. Akan tetapi, saat ingat dengan apa yang dialami oleh William. Alexandra mencoba untuk memahaminya.Karena ingat dengan hal itu, Alexandra pun menceritakan apa yang dikatakan oleh William kepadanya tadi pagi.Evan pun terkejut karena William belum menceritakan masalah itu kepadanya.“Jangan jangan sikap me
Read more
bab 62. 50 50
Alexandra berdiri cukup lama di depan unit apartemen William. Ada banyak keraguan di dalam dirinya untuk memasukkan kode pintu apartemen William.Dulu dia begitu yakin jika membuka pintu apartemennya. Namun saat ini, mengapa dia merasa sangat asing dengan hal itu?“Kenapa? Kamu lupa kodenya? Kalau begitu tekan belnya, Al.”Alexandra menoleh sedikit terkejut dengan ide itu.“Kalau kamu takut menganggu om kamu, biar aku yang menekan belnya dan bilang padanya kalau ….”“Nggak apa apa, Pak. Saya bisa sendiri.”Alexandra memasukkan kode pintu seperti yang terakhir dia tahu. Namun sayangnya kode itu salah dan sudah diganti oleh William.“Kenapa nggak bisa? Apa diganti sama om Will? Tapi kenapa gak bilang sama aku?” gumam Alexandra.Karena panik dan menimbulkan keributan, dari dalam seseorang membuka pintu apartemen William. Alexandra terkejut mendapati seorang perempuan berumur sekitar 40an membuka pintu.“Anda siapa?” tanya Alexandra.“Nona siapa ya?”“Ini apartemen om WIlliam kan?”“Benar
Read more
bab 63. Rencana Alexandra
Alexandra tidak dapat tidur malam itu. Banyak hal yang menganggu pikirannya dan yang paling mengusiknya adalah William.William yang Alexandra kenal tidak mungkin bersikap kasar seperti tadi. Mengusirnya, bahkan membentaknya. Ada yang aneh dengan om-nya setelah dia pergi dari apartemen itu.“Tapi kenapa om Evan harus menyembunyikan hal itu? Tunangan? Kapan? Kenapa nggak ada yang ngasih tau aku sama sekali?”Irene yang ada di kasur di samping menoleh merasa terganggu dengan gumaman Alexandra. Dia melirik Alexandra dengan sinis.“Maaf, tapi bisakah kamu tidur? Ini sudah malam dan aku ingin tidur dengan tenang,” katanya dengan datar.“Oh, maaf.” Alexandra mematikan lampunya. Kemudian berusaha sekuat tenaga untuk tidur.Di balik selimutnya, Alexandra mengirimkan pesan pada Evan. Dia meminta Evan untuk mengunjunginya di asrama besok sore setelah pulang sekolah.**Seperti yang Alexandra minta, Evan benar benar pergi ke asrama untuk menemui gadis itu.Dengan wajah yang cemas, Evan masuk ke
Read more
bab 64. Rencana busuk Thea
Ketika mau mandi malam itu, Alexandra merasa kehilangan celana dalam dan bra nya yang berwarna maroon. Dia ingat jika dulu membawanya ke asrama karena celana dalam dan bra itu adalah kado dari William.Dia sudah mencoba untuk mengubek-ubek isi lemarinya tapi tidak menemukannya di sana. Saat ini dia tidak memiliki pakaian yang dijemur jadi tak mungkin ketinggal di atap asrama untuk menjemur pakaian.Dada Alexandra seketika sesak saat teringat dengan kejadian bulan kemarin. Waktu bagaimana maling pakaian dalam menerobos masuk ke atap asrama.“Nggak mungkin mereka mencuri lagi, kan? Atap asrama sudah dipasang jebakan maling,” gumam Alexandra yang merasa merinding sendiri.Dia mencoba memastikan ke dalam keranjang cucian kotor, tapi di sana dia juga tak menemukan pakaian dalam yang dia cari.Lalu ke mana kah perginya pakaian dalam itu?Irene masuk tak lama kemudian. Tanpa menyapa seperti biasa dia duduk di meja belajar setelag menyalakan lampu belajar.Alexandra enggan bertanya pada Iren
Read more
bab 65. rencana pernikahan William
Thea mengadukan masalah Evan yang sudah merundungnya tadi pagi di depan sekertaris baru pada William ketika mereka sedang makan siang di luar.“Evan benar benar keterlaluan, hanya karena dia dulu temanmu dia seenaknya saja seperti itu kepadaku. Mempermalukanku di depan sekertaris yang baru,” keluhnya.“Aku sudah lihat videonya,” sahut William.“Video? Video apa?” tanya Thea.“Mengenai kamu dirundung oleh Evan.”“Bagaimana kalau kita pecat saja dia. Kita cari asisten yang baru untukmu, Sayang. Yang jelas yang bisa menghormatiku.”William diam sebentar kemudian meneguk air putih di dalam gelas. Matanya kemudian menatap Thea lalu tersenyum.“Bagaimana bisa aku harus memecatnya? Padahal kamu lah yang memulai pertengkaran itu. Kamu tahu betapa jahatnya media sosial sekarang, bagaimana kalau sampai video itu tersebar di internet dan kamu dihujat oleh netizen di seluruh Indonesia?“Bukan hanya kamu, tapi aku juga ikut tersangkut dalam masalah ini. Dan itu akan merembet pada investor perusaha
Read more
bab 66. pacar Alexandra
Sebelum acara pertemuan antara keluarga, Alexandra dan neneknya bertemu untuk pertama kalinya setelah mereka berpisah dalam waktu yang cukup lama.Alexandra merasa canggung dan asing kepada neneknya sendiri.“Bagaimana kabarmu selama bersama dengan om kamu?” tanya nenek Alexandra sambil mengamati wajah cucunya yang kini sudah beranjak menjadi dewasa.“Baik, Nek. Om William memperlakukanku sangat baik,” jawabnya dengan kaku.Tujuh belas tahun bukan waktu yang sebentar. Dan Alexandra melihat neneknya untuk kali pertama. Tentu saja hal itu membuatnya gugup dan canggung. Apalagi jika dilihat neneknya memiliki watak yang keputusannya tak bisa dirubah.“Kamu kenal dengan calon om William?”Alexandra mengangguk pelan tapi tidak mengatakan apa apa. Karena bisa jadi neneknya tak akan percaya padanya jika William ternyata mendaparkan guna guna dari Thea.“Dia baik?”“Nenek nanti bisa menilainya sendiri,” jawab Alexandra.“Padahal nenek sudah menjodohkannya dengan wanita cantik selama ini, tapi
Read more
bab 67. sebenarnya Nenek tidak suka
Meski nenek Alexandra merasa jika hubungan William dan Thea terasa aneh, tapi dia masih ingin melihat apakah William akan serius dengan Thea untuk menikah tahun depan.Dilihat bagaimana keluarga Thea, sejujurnya nenek William tidak setuju jika William akan menikahi Thea. Tapi sekali lagi, dia ingin melihat hubungan mereka. Jika sampai mereka ingin menikah, maka dia akan memberikan wanita untuk William yang jauh lebih baik dari Thea.Thea terlihat seperti penjilat di depan nenek William. Dia mencari muka, bahkan sikapnya pada Alexandra pun tidak sama seperti terakhir kalinya.“Setelah ini, temui aku di hotel tempat ibu menginap. Ibu ingin bicara denganmu, Will,” kata neneknya yang mengakhiri pertemuan itu.Dia pergi duluan setelah diantar oleh William dan yang lainnya sampai di lobi restoran.“Nanti William ke sana,” jawabnya.Alexandra langsung pergi ketika melihat neneknya sudah menghilang dari kejauhan. Tapi William masih ingin bicara dengan Alexandra.“Tunggu sebentar,” tahan Willi
Read more
bab 68. benih cinta
Bukan hal tepat ketika Alexandra mendapatkan masalah seperti ini. Dia tak mungkin mengadu pada Evan, William atau bahkan Rafael dan mengatakan bahwa pakaian dalamnya sudah hilang sampai empat kali.Saat pertama kali hilang, dia memaklumi barangkali hilang tertiup angin saat dijemur atau mungkin terselip oleh cucian yang lain.Namun, ini sudah ke empat kalinya dan Alexandra heran mengapa hanya miliknya saja yang hilang sementara Irene diam saja seolah tidak kehilangan.“Ren,” panggil Alexandra. Irene menoleh sekilas.“Apa?”“Kamu juga kehilangan pakaian dalam nggak?”Irene menggeleng.“Punyaku hilang lagi.”“Kamu taroh di mana? Coba diingat lagi.”“Ya aku taroh lemari, memangnya di mana lagi. Kalau dicuci kan ya sama kayak kamu.”“Aku nggak tau, jangan tanya aku!”Karena kesal tidak pakaian dalamnya hilang akhirnya dia mengadu pada penjaga asrama yang saat itu kebetulan ibu Rafael. Dia melaporkan kehilangan pakaian dalamnya yang ke empat.“Lho kamu kehilangan sampai empat kali kenapa
Read more
bab 69. akhir nasib Thea
“Pak tolong cepat pulang, nyonya ngamuk bantingin barang di rumah!” ujar pembantu Thea ketika menelpon William.Pikiran William yang masih teralihkan pada Alexandra dan Rafael yang masuk ke dalam asrama bersama membuatnya kalut.“Pak! Nyonya mau bunuh diri!”William pun gegas pulang pada saat itu juga.Setibanya di apartemen, dia melihat isi apartemen sangat berantakan. Seuumur umur dia tinggal di sana tak pernah sekalipun melihat pemandangan apartemennya seperti kapal pecah.Thea menghambur ke arahnya lalu memeluk William.“Ke mana saja kamu?” tanya Thea. Lalu dia menampar William dengan keras. “Pasti menemui gadis itu, kan! Aku sudah bilang padamu untuk tidak menemuinya lagi, William!”William menatap murka pada Thea. Entah mengapa ia tiba tiba menjadi muak dan jijik melihat wajah Thea saat ini.“Kamu nggak berhak melarangku, aku sudah pernah bilang kan?”“Tapi kamu tunanganku, aku adalah calon istrimu!”William mendengus.“Bereskan kekacauan ini, atau kamu angkat kaki dari apartem
Read more
bab 70. Cemburu?
William memijat kepalanya yang tidak pusing malam itu. Evan yang melihatnya pun langsung khawatir jika terjadi sesuatu pada William karena tahu jika penyebab pusingnya William selama ini adalah Thea.“Kenapa lagi? Apa ada masalah?” tanya Evan cemas, dia mengambil air putih di dalam lemari es dan mengulurkannya pada William.Apartemen William sepi setelah Alexandra pergi dan tinggal di asrama. Hanya dia sendiri dan rasanya sangat memuakkan karena dia sudah terbiasa dengan Alexandra sejak dirinya datang ke Indonesia.“Ya, ada masalah lain yang muncul.”“Apa?” Evan duduk di sofa di depan William.“Aku harus membawa Alexandra kembali ke asrama,” katanya frustrasi.Evan mengembuskan napasnya lalu menyenderkan punggungnya di sofa.“Dia sudah mulai terbiasa tinggal di sana, lagi pula sebentar lagi dia akan lulus, kenapa kamu tidak sabaran menunggu.”“Bukan masalah itu saja, kudengar dia berpacaran dengan dokter di asrama itu.”“Kamu cemburu?”“Nggak, aku nggak cemburu.”“Lalu?”“Aku hanya kh
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status