All Chapters of Istri 365 Hari sang Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40
67 Chapters
Bab 31
Raina melangkah dengan gembira, senyuman terus mengembang di wajah. Dia benar-benar bahagia berhasil kabur dari Bayu.Saking bahagianya, sembari jalan jingkrak-jingkrak, dia bahkan melantunkan melodi.“Nanananana—”“Apa begitu senang diantar olehku?”Lantunannya seketika terhenti, dipotong oleh suara Bayu. Tepatnya Raina sangat terkejut menemukan Bayu di luar pekarangan.“Loh, kamu?” sebutnya terheran-heran.Suasana menghening kala sejenak, keduanya saling tatap dengan ekspresi yang berbeda.Satunya tampak senyum, sementara satunya lagi memperlihatkan ekspresi tegang.Kemudian Bayu yang kembali bersuara, “Ayo pergi sekarang! Kita masih harus nyari sarapan.”Bayu juga menggandeng tangan Raina, tetapi Raina mengibaskan tangannya menolak digandeng.“Aku sudah bilang tidak perlu diantar! Aku bisa pergi sendiri!” tolak Raina kesekian kali.Usai berkata, Raina langsung melenggang pergi.Bayu tentu menyusulnya, dengan cepat telah mengimbangi langkahnya.Berada di samping Raina, Bayu bahkan
Read more
Bab 32
“Cie, Bu guru Raina diam-diam ternyata punya ayang.”“Iya nih, mana ganteng banget lagi!”“Ganteng sama cantik, cocok sih.”“Owh! Kalian sweet banget sih!”Sontak para guru menggoda Raina, membuatnya semakin merasa malu.“Apaan, kalian salah paham!”Dia buru-buru berusaha melepaskan tangan Bayu dari pinggangnya, tapi tidak bisa.“Salah paham gimana, Bu guru Raina? Tidak perlu malu sama kita-kita.”“Tapi beneran, kalian salah paham. Aku sama Bayu hanya ….”“Benar kata Raina, kami bukan hanya pacaran tapi sudah menikah!” timpal Bayu tiba-tiba.Betapa terkesiap Raina, dia mau menutupi mulut Bayu pun sudah sangat terlambat.“Oh iya?”“Astaga, jadi Bu guru Raina sudah menikah? Aku kira masih gadis!”Sementara suasana pun telah bertambah heboh.“Duh, romantis banget nggak sih suami Bu guru Raina, udah ganteng, baik lagi. Mau aja nganterin sampe ke sekolah begini.”Beberapa guru lainnya tampak memperlihatkan ekspresi mengagumi sosok Bayu.Suasana semakin ramai, Raina tentu tidak bisa tinggal
Read more
Bab 33
“Sebentar, maksudmu kamu mengoles timun di bibir artinya sedang mencuci mulutmu dengan timun?”Andre mengangguk polos.Raina dan Bayu yang merasa terhibur dengan kelakuan Andre tak mampu menahan tawa.Setelahnya Raina baru menjelaskan kebenaran tentang kalimat cuci mulut dengan timun yang dikatakan ibunya Andre secara perlahan.“Maksud mama kamu cuci mulut dengan timun itu bukan cuci mulut sungguhan, Dre. Tapi timunnya dimakan.”“Tapi kata mama mulutnya dicuci pake timun,” ngotot bocah tersebut.“Iya, tapi ga gitu konsepnya.”Menjelaskan sesuatu hal pada anak-anak bukan hal yang mudah, Raina pun agak bingung bagaimana memberi pemahaman pada Andre.“Gini, Andre pernah ga liat orang cuci mulut dengan timun?”Setelah merenung sejenak lelaki kecil itu menggeleng.“Terus timun buat apa?”“Buat makan.”“Dilalap,” tambahnya.“Nah, benar! Dilalap! Maksudnya cuci mulut itu dilalap, bukan cuci mulut beneran.”“Oh, aku paham sekarang! Cuci mulutnya di dalam ya, Bu Nana? Biar mulut jadi bersih!” u
Read more
Bab 34
Raina kalem saja menghadapi kedua guru arogan itu, Bayu yang tidak terima dirinya dihina.Bayu terlihat memasang wajah tak suka, dan hendak melakukan sesuatu terhadap mereka. Namun ketika Bayu baru akan memajukan langkah, Raina segera menahannya, dengan memegang lengan pria itu, serta menggeleng lemah.Tak berhasil menyerang kedua wanita tersebut, bukan berarti Bayu langsung menyerah. “Raina ke sini mau menerima penghargaan,” ungkapnya membuat Raina terbelalak.Dia tak menyangka, Bayu akan mengungkap tujuan mereka.Lebih dari itu, Bayu masih menambahkan penghinaan terhadap kedua guru sombong tersebut.“Mungkin kalian yang mau mengemis?”Sementara Bu Tuti dan Bu Dela terbahak kencang. Menertawai ucapan Bayu, terutama tentang penghargaan.“Apa dia bilang? Menerima penghargaan?”“Iya, katanya Bu Raina mau menerima penghargaan.”“Astaga bener-bener lucu! Hahaha.”“Mana kita dibilang pengemis lagi!”Kedua perempuan tersebut menatap sinis Bayu.“Pacarmu Bu Raina? Sangat cocok denganmu ya
Read more
Bab 35
“Dimana mereka tadi? Kok tidak terlihat.”Di dalam gedung, Bu Della dan Bu Tuti berusaha mencari keberadaan Raina dan Bayu.Jelas saja mereka tidak segera menemukan pasangan itu, karena mereka menelusuri Raina dan Bayu di deretan belakang.Pastinya tak menduga, rupanya Raina menempati kursi VIP di barisan terdepan.Hingga Tuti tiba-tiba melihat sosok Raina di depan, perempuan itu sontak menepuk panik Dela.“Apaan sih?”“Lihat! Di depan!”Dela pun menemukan Raina, dan ikut syok.“Dia kok bisa di sana sih? Padahal ‘kan itu tempat duduk orang-orang penting!”“Iya ampun, benar-benar tidak tau diri guru miskin itu!”Sampai sejauh ini pun mereka masih belum mengakui Raina sebagai guru yang memiliki peranan penting.Hati kedua guru tersebut seperti telah dibutakan oleh kebencian terhadap Raina.Kemudian momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, saatnya pengumuman penghargaan bagi guru-guru terpilih karena keberhasilan mereka sebagai guru luar biasa.ketika nama Raina benar-benar disebut seb
Read more
Bab 36
“Loh, ternyata kalian mengajar di sekolah yang sama?” komentar salah satu tenaga pengajar mewakili.Para guru dapat mengenali Dela dan Tuti di video.Tidak ada tanggapan dari Tuti dan Dela, suasana pun menghening. Semua orang menyimak serius video misterius yang ditampilkan Bayu.Terlihat di layar bagaimana cara Raina melakukan tugas sebagai seorang guru, melayani murid-muridnya dengan sangat baik, penuh dengan kasih.Sedangkan saat menanyakan bagian Bu Tuti dan Dela, mereka melakukan kebalikan dari Raina, sangat ketus serta memperlakukan anak-anak dengan kasar.Semua orang sontak menoleh ke arah mereka berdua serta menghujat mereka.“Astaga, dasar kalian guru yang jahat!”“Percuma tamatan sarjana pendidikan, malah tidak tau caranya mengajar!”“Aku kok jadi meragukan ijazah mereka.”Sementara itu, orang-orang juga mulai mengubah pola pikir terhadap Raina. Yang sebelumnya tidak menyukai Raina karena status bukan lulusan sarjana pendidikan, perlahan respek.Utamanya setelah menyaksikan
Read more
Bab 37
“Ehem—”Tok!Dom baru hendak menggoda pasangan itu lagi, namun dia baru berdehem Bayu terlebih dulu memotong dengan menjitak kepalanya dari belakang, membuat si asisten tersebut sontak terdiam.Bayu kesal karena Dom terlalu kepo, terlebih kelakuan Dom membuat Raina memberontak.Akan tetapi dia juga tidak mengomeli Dom atau semacamnya.Setelah menjitak kepala Dom, Bayu hanya bertitah, “Buruan jalan!” Dom pun tak menanggapi apa-apa, hanya memasang wajah kesal.Lalu segera tancap gas mengindahkan perintah Bayu.Namun bukan berarti Dom sepenuhnya kapok setelah dipukul oleh Bayu, sesekali dia masih mengintip pasangan itu dari spion atas.Hanya saja tidak lagi berkomentar, melainkan senyum-senyum seorang diri menyaksikan kemesraan majikannya.Bayu dan Raina terlihat mesra di sepanjang perjalanan. Sedetik pun Bayu tidak mengurangi eratnya pelukan terhadap Raina, meskipun Raina memberontak setiap menyadari Dom diam-diam memperhatikan mereka.Raina sendiri tidak melempar protes atas perlakuan
Read more
Bab 38
Hingga kemudian Bayu berlalu begitu saja dari hadapannya pun, Raina masih terus terbengong sembari menatap punggung Bayu yang menjauh.Lebih daripada itu, Raina membatin, “Tadi dia tiba-tiba marah, terus tiba-tiba minta maaf, habis itu langsung pergi gitu aja—”Tentang Bayu yang mengecup keningnya terus terngiang-ngiang di ingatan.Bingung, dan penasaran, itu yang dirasakan Raina.Tapi bisa bebas dari Bayu sangat baik, dia merasa lega.Bayu tidak mengatakan apapun, usai meminta maaf, dan mengecup keningnya, pria itu berlalu begitu saja.Itu artinya malam ini tidak perlu tidur sekamar, kan?Raina tersenyum girang. Kemudian buru-buru menuju kamarnya. Khawatir bisa saja Bayu berubah pikiran.Namun kelegaan itu hanya berlangsung sebentar, dan apa yang ditakutkan benar-benar terjadi.“Hei, jangan pura-pura amnesia. Kamarmu di sini, bukan di sana!” tegur Bayu baru beberapa langkah ia menapak.“Jangan berani-berani melawanku ya, tau sendiri apa yang akan aku lakukan dengan seko—”“Iya, iya!
Read more
Bab 39
LBayu semakin lancang, Raina pun tak bisa membiarkan pria itu. Bagaimanapun hubungan mereka hanya sebatas pernikahan kontrak, jika terjadi sesuatu jelas akan merugikan dirinya.Raina memberi Bayu pelajaran, yakni menginjak kaki Bayu dengan segenap tenaga.“Aah!” jerit pria itu histeris, juga seketika melepaskan rangkulan.Terbebas, Raina buru-buru mengamankan diri, menggeser posisinya agak menjauh dari Bayu.Menyaksikan Bayu meringis sambil memegangi bagian kaki yang kesakitan, Raina sama sekali tak ada niat membantu.Dia malah mengajak pria itu berdiskusi.“Tidak bisa begini! Kamu tidak bisa bersikap seenaknya saja padaku, kita harus memperjelas semuanya!”“Apa maksudmu?” tanggap Bayu tampak lirih karena masih menahan sakit.“Mungkin kita perlu peraturan baru selama terikat kawin kontrak, dan aku yang membuatnya!”“Bagaimanapun hubungan ini hanya pernikahan sementara, mana boleh kau mengambil keuntungan dariku! Mulai sekarang aku hanya akan menuruti semua perintahmu yang tanpa melib
Read more
Bab 40
“Woi! Handukku!” pekik Bayu.Raina tanpa sengaja menjangkau handuk yang membalut tubuh Bayu, sehingga tersingkap.Jika Bayu saja terkejut, betapa Raina terkesiap setelah menyadari apa yang telah dilakukannya.Ia menarik napas syok, menyaksikan Bayu kini hanya mengenakan celana dalam saja.“I-ini handukmu!” Dilemparnya kain putih yang masih digenggamnya itu kepada Bayu.Kemudian gegas berlari keluar dari kamar mandi detik itu juga. Brak! Tak lupa ia menutup pintu kamar mandi setelah berhasil keluar.Ia mengusap kasar wajahnya, menangkup kedua pipi, sangat menyesali perbuatan memalukan itu.“Oh, Tuhan … apa yang sudah aku lakukan?”“Bisa-bisanya aku—”Bayang-bayang Bayu yang hanya mengenakan celana dalam kembali terngiang di benak.Semakin dikenang, Raina bertambah frustasi.“Aargh!” pekiknya sambil mengacak kasar rambutnya dengan kedua tangan.Ia benar-benar merutuki diri sendiri yang begitu gegabah.Entah bagaimana dia harus berhadapan dengan Bayu lagi setelah ini. Sungguh itu hal
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status