Aktivitas Valerie tidak jauh-jauh dari tidur, menonton televisi, bermain ponsel dan makan. Semua ia lakukan hanya di sekitar rumah. Bahkan untuk mengecek bekas operasi saja, Max lebih memilih mendatangkan dokter pribadi. Ia benar-benar merasa bagai burung dalam sangkar. Sudah seminggu berlalu, dan lukanya pun sudah mengering. Dan selama itu pula ia jarang bertemu Max. Keduanya tinggal satu atap tapi seperti berbeda rumah. Kadang bertemu hanya saat makan malam berlangsung, dan itupun bisa dihitung dengan jari. Duduk di kursi, dengan satu kue nastar yang dibuat oleh koki khusus, ia dengan tenang membaca buku novel, entah ini sudah berapa kali ia lakukan. “Sarah, buatkan aku kopi.”Suara bariton terdengar, ia menurunkan bukunya dan menoleh mendapati Max berdiri di sampingnya. Samar-samar ia bisa mencium aroma parfum yang menggairahkan. Sejak aktivitasnya panasnya yang gagal itu hubungan keduanya semakin dingin. Ia yang merasa sungkan untuk menegur lebih dulu, dan juga Max yang seperti
Read more