Lahat ng Kabanata ng Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila: Kabanata 11 - Kabanata 20
76 Kabanata
Bab 11 Merasa Curiga
“Nona muda, sepertinya tempat ini tidak cocok dengan Anda,” ragu Sofia melihat sekitarnya. Kini ia dan Helena berada di tempat nge-gym. Tempat di mana para orang-orang yang sangat peduli dengan kebugaran dan kesehatan tubuhnya berkumpul. Dan apalagi sekarang weekend, suasana di tempat ini menjadi begitu ramai. Banyak beragam kalangan berada di sini, baik dari muda, maupun sampai tua sekalipun. Tak seperti pikiran Sofia, Nona muda-nya akan mengurungkan niat kembali setelah berada di sini. Helena yang dilihatnya malah begitu tampak menunjukkan binar semangat di kedua matanya. “Sudah lamanya tidak di sini~ ” ucap Helena tanpa sadar ada Sofia di situ dapat mendengarnya. “Sudah lama?” Sofia mendekatkan wajahnya ke arah Helena sambil memegangi gagang kacamatanya. “Nona muda pernah ke sini?” ‘Sial! Keceplosan ... Ah~ harusnya aku lebih berhati-hati lagi menjaga ucapanku. Aku harus ingat di tubuh siapa sekarang.’ Helena memarahi dirinya sendiri yang asal berucap di tengah ada Sofia, pela
Magbasa pa
Bab 12 Ketumpahan Jus
Helena terperangah. “Ka-kamu ... ?” Melihat siapa sosok yang ditabraknya, wanita itu sampai tak bisa mengendalikan lagi reaksi terkejutnya. Bahkan jari telunjuk tangannya mengacung menunjuk pria di depannya. “Roky.” “Ck!” decak pria yang ditabrak Helena tersebut, pilih abai, berjalan melewatinya. “Hah?” kaget Helena pria tersebut asal melewatinya, bak ia arwah yang tak dilihatnya. “Dia mengabaikanku?” Helena merasa heran mematung di situ. “Nona muda! Anda baik-baik saja ‘kan?” Sofia menghampirinya, datang memperhatikan setiap tubuhnya bila-bila ada yang terluka. Plak! ‘Ada apa denganku? Hais~ bisa-bisanya aku jadi pelupa begini.’ Sofia terkejut Helena menampar pipinya sendiri, sudah begitu kuat sekali dan bisa dipastikannya sebelah pipi Helena yang ditampar itu menjadi memerah. “Nona muda, Anda sakit?” tanya Sofia mencondongkan wajahnya sampai Helena memundur terlonjak dibuatnya. “Sofia! Sudah kukatakan jangan dekatkan wajahmu seperti ini!” bentak Helena kesal sekali. Helena k
Magbasa pa
Bab 13 Perlakuan Tak Layak
“Kamu ini ya, masih saja tidak pernah berubah! Mata sudah baik-baik terpasang, tidak pernah digunakan dengan baik fungsinya! Selalu, setiap ada kamu apapun yang kubawa pasti jatuh! Sengaja ‘kan kamu? Tidak begitu sukanya ‘kah kamu sampai seperti itu padaku?!” hardik wanita itu menunjuk wajah Helena yang tertunduk, geram. Sofia melihat itu, menarik tangan Helena sampai wanita itu berada di belakangnya. “Nyonya Brianna, mohon maaf atas kesalahan Nona muda. Saya akan membereskannya, tolong jangan memperpanjang masalahnya. Mohon mengerti keadaan Nona muda sekarang,” kata Sofia mencoba membujuk Brianna Davies wanita yang merupakan istri pertama Malvin Dawson. Ia juga ibunya Alex dan juga Michael. “Kamu kira saya sepemaaf itu?” celetuknya memicing sinis dan dengan angkuhnya melipat kedua tangannya di dada. “Jangan kamu pikir dispesialkan menjadi pelayan di sini oleh suamiku, bisa bertindak seenaknya kamu. Pelayan tetaplah pelayan, tidak ada hak kamu ikut campur dengan masalah saya dan putr
Magbasa pa
Bab 14 Dilema
“Apa yang terjadi?” Malvin memalingkan wajahnya ke samping yang di mana Helena berdiri di situ, tengah menatap Sofia yang berada di ambang pintu akan melangkah keluar. Seakan keberadaan Malvin seperti tak dilihatnya di situ. Wajah Malvin yang semulanya terlihat cerah seketika berubah suram. ‘Putriku masih tidak memaafkanku?’ pikirnya merenung sedih. “Sofia, aku memanggilmu,” ujar Helena dengan suaranya mengeras. Mendengarnya, Sofia perlahan memutar tubuhnya dan menunduk tak berani mengangkat wajahnya. “Ayah.” “Ya sayang.” Mendapatkan panggilan dari Helena, Malvin yang tadinya murung, langsung saja menyahutnya dengan cepat disertai senyumannya yang mengembang sempurna. Helena merasa tak nyaman sendiri melihatnya. Sungguh, ia tak terbiasa dengan sikap lembut Malvin yang seperti ini ditambah lagi pria itu menggunakan panggilan manis dengannya. “Apa selama ini pelayan di sini diperlakukan tidak semestinya?” “Tidak, kenapa kamu mempertanyakan itu?” Malvin mengurutkan dahinya. Helen
Magbasa pa
Bab 15 Pertentangan
“Bolehkan aku bertanya?” tawar Helena memandang Alex yang berada di depannya, duduk dengan kursi diputar balik sandaranannya ke depan, sehingga kedua tangannya itu menopang dagunya dengan sandaran kursi. “Tanya apa?” Alex mengernyitkan alisnya. Menjilati dua ice cream-nya di kedua tangannya begitu tenang, saat mendapat balasan Alex, lantas Helena segera berkata, “Apa yang kakak kerjakan sampai tadi pagi-pagi petang terburu-buru pergi dari rumah sakit bersama dengan ayah?” Helena teringat akan hal itu, pagi petang itu di saat Alex dan Marvel akan pergi, ia sudah terbangun. Hanya saja matanya sengaja ia tutup agar tak disadari mereka dan dikira masih tertidur. Mereka juga ada membahas suatu hal dengan saling berbisik dan menekan satu sama lain. Tapi pembahasan mereka tak terlalu jelas Helena dengar. Itulah mengapa Helena begitu penasaran dan ada kesempatan sekarang, tak menyia-nyiakannya, Helena langsung saja menanyainya. “Pekerjaan yang menyulitkan dan mendesak, aku tidak bisa me
Magbasa pa
Bab 16 Bodoh!
“Aku sudah siap, ada yang ingin kukerjakan lagi, aku duluan.” Michael bangkit dari duduknya, menggeser ke belakang kursinya, setelah berucap menatap ke arah sang ayah, ia langsung berbalik pergi. Helena memperhatikannya, dari apa yang dilakukan Michael, seperti hal biasa yang bahkan Marvel saja hanya menatapnya sejenak tanpa memberikan balasan, pria itu lanjut menikmati makanannya. Melihat satu persatu anggota keluarganya. Helena menghela napasnya samar. ‘Keluarga seperti apa ini?’ Tak ada yang sama sekali peduli satu sama lain, seperti orang asing yang disatukan di tempat yang sama. Yang mereka pedulikan hanya diri sendiri, dan Helena tak tahu itu, apakah sikap baik terhadapnya itu benar-benar sikap baik? Tak lama setelah Michael pergi, di situ istri kedua Malvin menyusul beranjak pergi dan tanpa sepatah kata pun, asal pergi begitu saja. Tapi ketika bangkit, sorot mata sinisnya sangat jelas tertuju ke arahnya. Begitu kelihatan membencinya. ‘Haha, dasar, kau pikir aku takut dengan
Magbasa pa
Bab 17 Melihatnya
Drap ... ! Drap ... ! Sret ... ! Sret ... !Suara derap langkah kaki berpadu dengan suara benda diseret terdengar di tengah keheningan dan ketegangan yang tercipta. Tepat di saat langkah seseorang tersebut terhenti. Di dalam kolong ranjang, terdapat seorang gadis kecil tampak menutupi mulutnya rapat-rapat, berusaha menahan rasa takutnya yang sangat luar biasa dan suaranya yang mungkin akan keluar karena tangisannya yang tak bisa dibendungnya. Saat tadi memperhatikan dengan mata kepalanya sendiri, seorang wanita yang merupakan ibunya sendiri, tergeletak di lantai dengan tubuh tanpa balutan busana dan penuh luka di mana-mana. Wanita itu dengan sekuat tenanganya berusaha berucap, “Pergi cepat dari sini ... pergi Helena.”Jari telunjuknya yang terasa sulit digerakkan berusaha menunjuk sesosok orang berpakaian serba hitam tengah berada di dapur rumahnya. “Dia ... a-akan membunuhmu.”Ketika gadis kecil itu menoleh melihatnya, ia terperanjat kaget karena melihat dari situ, seorang pria di d
Magbasa pa
Bab 18 Salah Paham?
“Kebetulan sekali Helena, aku di sini bersama Evan,” ujar Delina memamerkan dirinya bersama Evan. Dan pria itu baru kelihatan menyusulnya masuk ke dalam. Delina melihatnya, melambaikan tangan ke arahnya. “Sayang! Aku di sini!” panggil Delina.‘Wah, dia mencoba memanas-manasinku dengan b*jingan itu,’ batin Helena tanpa sedikitpun menunjukkan reaksi dan tampangnya biasa saja melihat kedatangan Evan ke arah mereka.Evan tertegun tak menyangka melihat Helena di sini. Semulanya wajahnya tampak lesu seketika melihat adanya Helena di situ, seketika berubah cerah dan dengan semangatnya pria itu melangkah ke tempatnya.Setiba Evan sampai di situ. Delina menarik lengan tangan Evan dan memeluk lengannya sambil berucap menatap Helena, “Kami berdua sarapan pagi bersama sebelum berangkat kerja. Ini biasa kami lakukan bersama, ya ‘kan sayang?” Delina memandang Evan sambil mengulas senyumnya.Mata Evan terus tertuju ke arah Helena yang menatap datar Delina kekasihnya kini dan tak sedikit pun memandang
Magbasa pa
Bab 19 Gangguan
Di dalam ruangan yang hanya terdapat cahaya temaram, sesosok berhoodie bertubuh tinggi tegap tengah berdiri di antara orang-orang yang tergeletak penuh luka, sambil pria itu sibuk mengikat pembalut ke telapak tangannya dengan susah payahnya.Terlarut melakukan itu, ia sampai tak menyadari datangnya seseorang bila seandainya dia tak bersuara.“Aku mencarimu dari tadi, ternyata kamu ada di sini,” katanya dingin.Suara seseorang tersebut terasa tak asing di telinganya. Ia pun membalasnya, “Kenapa mencariku?” tanyanya balik tak kalah dinginnya sembari memutar tubuhnya sehingga mereka saling berhadapan.“Aku tidak menyetujui keputusanmu, ini jawabanku sekarang,” kata Alex dan setelahnya langsung berputar balik, melangkah pergi begitu saja.Michael, pria dengan hoodie hitam itu, ia hanya menatap punggung kakaknya yang perlahan menghilang dari matanya. “Kalau begitu jangan salahkan ‘ku jika bertindak kelewatan batas.”Sorot matanya menyala dan samar-samar bibirnya tertarik miring membentuk se
Magbasa pa
Bab 20 Ditahan
Kedatangan pria itu membuat Sofia sigap melindungi Helena. Berdiri dengan melebarkan kedua tangannya menutupi Helena yang berada di kasur, baru saja mengubah posisinya menjadi duduk.“Mau apa kau?” Sofia bertanya ketus dan mengintimidasi tajam pria tersebut. Pria itu menurunkan tangannya yang memegang pistol dan perlahan menghela napasnya. Ia juga menggaruk tekuk lehernya dan tersenyum canggung sambil mendesah pelan menatap mereka. “Hais~ sepertinya aku salah kamar lagi. Maaf sebelumnya, aku seorang polisi, ada buronan yang sedang kucari di hotel ini.” Ia membungkukkan tubuhnya setelahnya lalu undur diri begitu saja. Tak lupa menutup kembali pintu kamar hotel Helena.“Buronan?” Helena penasaran, memegang dagunya tengah berpikir, ‘Siapa buronan itu sampai polisi masuk ke hotel ini?’“Nona muda, Anda harus tetap bersama saya di sini,” kata Sofia melirik Helena.Sudut bibir Helena terangkat. Wanita itu duduk dengan bersedekap dada dan melipat kakinya. ‘Dia pasti tengah merasakan ancama
Magbasa pa
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status