"Aku berada di tubuh wanita muda yang menyedihkan." Helena, wanita yang terkenal sangat berbahaya mati mengenaskan tertabrak truk. Siapa yang akan menyangka, ia ternyata hidup kembali. Bukan di tubuhnya, melainkan di tubuh wanita yang begitu menyedihkan hidupnya dengan identitas tak terduga. Saking menyedihkannya wanita itu sampai di rawat di RSJ (Rumah Sakit Jiwa). "Jadi itu bukan mimpi? Aku benar berada di tubuh wanita bernama Helena sama sepertiku, tapi ... " Helena menarik miring bibirnya dengan sudut matanya berkedut. " ... nasibnya lebih buruk dariku. Sial! Mengapa aku harus membayangkan pemandangan yang menjijikkan seperti itu. Wanita ini hidupnya sudah kacau." By Fadiyah NK
View More‘Apa kau ingin mati?!’
‘Waktunya tidak banyak lagi. Kita harus pergi sebelum dia datang!’
‘Pergi dari sini atau aku akan menembak diriku sendiri?’
‘Helena!’
‘AWAS ADA TRUK REM BLONG!’
‘Tidaaak!’
Hosh! Hosh! Hosh!
Sepasang mata itu seketika terbuka. Napasnya tersengal tidak beraturan, seolah baru saja berlari kencang.
Suara-suara tumpang tindih yang baru saja ia dengar seketika sirna, menyisakan hening yang menyesakkan seolah suara itu hanya ada dalam kepalanya. Tidak benar-benar nyata.
“Apakah itu tadi mimpi buruk?” pikirnya sesaat sambil memandangi langit-langit di atasnya yang penuh sarang laba-laba seperti tak pernah dibersihkan.
Ketika tangannya terangkat, ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Tangannya ... kenapa dengan tangannya seperti ini? Mengapa tangannya kecil sekali? Di mana otot-otot tangannya dulu?
Walaupun sudah hampir berkepala empat, Helena tidak sekurus ini.
Tunggu!
“Kayes? Di mana Kayes?”
Matanya menelisik sekitar, mencari keberadaan bawahannya yang sesaat lalu ada di sampingnya, sepertinya.
Helena memegang kepalanya, merasa pusing. Mendadak ingatannya muncul, soal apa yang ia lihat tadi yang terasa benar-benar nyata.
Apa yang ia lihat tentang bagaimana ia berusaha meloloskan diri. Ia melihat bawahannya Roky ada di sana, dia menggunakan masker hitam, Roky disitu memaparkan dia tengah melakukan penyamaran menyelusup ke dalam tempat Helena disekap di sebuah gudang yang letaknya di tengah hutan. Roky membantunya melepaskan tali yang mengikatnya sampai terbuka. Pria itu tampak memandangnya cemas dan memaksanya mengikutinya setelah ia berusaha berdiri dengan rasa nyeri yang menjalar di sekujur tubuhnya. Rasa itu sangat terasa jelas. Namun berusaha ditahannya demi Roky di situ tak melihatnya lemah. Helena sangat peduli harga dirinya.
Lalu, Roky mengajaknya mengikutinya dengan meraih tangannya, membantu agar ia mengikutinya. Mengingatnya lagi, ia merasa menolak permintaan ajakan Roky karena memikirkan semua resiko yang ada. Akibatnya mereka mengalami perdebatan sengit, ia sampai memberikan ancaman pada pria itu bila tak ingin mendengarkannya, pada akhirnya Roky yang memilih mengalah sehingga ia melarikan diri sendiri dari tempat itu tanpa adanya Roky. Ia sempat bertemu penjaga yang menjaga tempat itu, hanya sedikit karena sebagian lainnya ia melihat sudah terbunuh, ia berpikir jika yang melakukannya pasti Roky sebelum masuk membantunya meloloskan diri.
Sangat jelas di detik sebelum ia terbangun di tempat terasa asing ini, saat itu ia yang tengah bersama bawahannya, Kayes, wanita yang handal berkendara dengan mobil jeep hitam. Namun kejadian dalam ingatan Helena saat ini seolah menepisnya. Sebuah truk besar berkecepatan tinggi yang remnya blong secara tiba-tiba meluncur menghantam mobil mereka tanpa bisa dihindari Kayes seperti biasanya, mereka berteriak bersamaan dan sekilas juga Helena mendengar suara seruan seorang pria memanggil namanya di situ.
Perempuan linglung itu pun mengubah posisinya menjadi duduk. Namun, gerakannya seketika terhenti saat menyadari sesuatu membelenggu kakinya. Ada tali yang mengikatnya.
“Kakiku diikat lagi?!” Terbelalak Helena melihatnya. Ia menerka-nerka, apa ia terjebak lagi? “ARRGGHH! Sekarang aku ada di mana? Apa Raider sialan itu mencoba menangkapku lagi?!” pekiknya tak tertahan.
“Eh?” Helena merasakan suatu keanehan. Mendadak ia membekap mulutnya. “Suaraku? Ada apa dengan suaraku?!”
Dengan rasa bingung melanda pikirannya, Helena berusaha melepaskan tali yang melingkari kaki kurusnya. Mengabaikan rasa ingin tahunya dengan keadaannya sekarang. Helena berusaha untuk mencari cara meloloskan diri.
Saat bangkit, Helena merasa seakan tubuhnya melayang. Hampir saja Helena terjatuh bila tak segera ia menahan dirinya dengan berpegang dinding. “Ada apa dengan tubuhku ini?”
Berjalan tertatih-tatih, Helena berusaha mencari jalan keluar. Tepat saat itu ia mendapati pintu, namun senyum Helena luntur, berubah masam melihat pintu itu terkunci.
Helena menghela napas gusar. Hampir putus harapan, saat itu Helena melihat pintu ruangan lagi. Ketika memutar handlenya, ternyata pintu itu bisa terbuka.
Namun sayang sekali, lagi-lagi ia dipatahkan dengan ekspektasinya, itu hanya kamar mandi tertutup dan tak ada sama sekali cela sebagai jalan keluar ia melarikan diri.
Terlanjur sudah berada di kamar mandi. Helena putuskan untuknya membersihkan diri, ada air di situ dan ... cermin. Sepertinya kamar mandi itu tidak cukup buruk meski ruangan ini penuh sarang laba-laba.
Melangkah sampai di depan cermin wastafel, lagi-lagi gerakannya terhenti saat tak sengaja netranya menangkap pemandangan mengerikan pada cermin di hadapannya. Matanya membulat sempurna. “Si-siapa itu …?” gumamnya tertegun.
“Akhh!” Helena tiba-tiba merintih kesakitan. Kepalanya berdenyut seperti dihantam oleh sesuatu yang sangat kuat saat ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi.
Namun, tidak ada satupun ingatan yang bisa menjelaskan situasi absurd yang tengah dialaminya.
“I-ini pasti hanya mimpi!” pekiknya sambil menjambak rambut frustasi.
Kenapa wajah yang muncul di cermin itu bukan dirinya?
Apa yang terjadi?!
Hart dan Rylee hanya menatap mereka berdua dengan tatapan heran.“Apa ini perasaanku saja, mereka sekarang jauh lebih dekat?” duga Hart melihatnya sampai keliling matanya memandang, hingga mobil yang dinaiki Helena dengan Roky sudah pergi menjauh dari mereka.“Bukan kau saja, aku juga merasa begitu,” ujar Rylee. “Jadi apa yang akan kita kerjakan sekarang? Nona Helena hanya memerintah kita bekerja tanpa memberitahu apa pekerjaan itu.”Hart mengedikkan bahu. “Jangan tanya padaku, aku pun tidak tahu.”“Kalian berdua tidak ada kerjaan ‘kan? Bagaimana jika kalian ikut denganku.” Vincent menghampiri mereka berdua yang tengah dilanda kebingungan berdiri di dekat mobil dan gerbang mansion besar milik Malvin Dawson—ayahnya Helena maupun Vincent.“Anda bukan Bos kami.” Hart menjawabnya dingin.Akan tetapi Rylee berbeda dengan Hart. Rylee langsung merangkul Hart dan Vincent, mengatakan, “Pekerjaan apa itu Tuan Vincent?”Hart mendengus dan berpaling wajah tak ingin melihat tingkah temannya yang t
“Semalam ini, kamu dari mana saja?”“Ah!” kaget Helena melihat Vincent yang berada di dalam kamarnya, duduk di kursi dengan tangan disilangkan. “Sepertinya kau senang sekali mengagetkanku, ya?! Ah~ kakak ini … ” Helena kelepasan menjadi berteriak, wanita itu pun memegang kepalanya dan menyugar rambutnya ke belakang.“Kamu juga sering membuat kakakmu ini terkejut dengan semua tindakanmu, adikku Helena.” Vincent membalasanya dan perlahan pria itu berdiri melangkah mendekat ke arahnya. “dari mana kamu sampai jam segini baru pulang?” Vincent mengintrogasinya.Helena berpaling wajah untuk menahan rasa kesalnya diperlakukan seperti itu. “Aku hanya mencari angin, aku ‘kan sudah pernah bilang berada di sini terus rasanya menyesakkan.”“Tadi ayah mencarimu, sebelumnya aku sudah lebih dahulu datang mencarimu, tidak melihat kamu berada di dalam kamar. Aku merasa yakin kamu keluar dan ternyata itu benar, untung saja aku menyelamatkanmu, adikku sayang.” Vincent memasukkan kedua tangannya ke dalam
“Lepaskan aku.”Rylee menjadi menghentikan langkah cepatnya, tergesa-gesa keluar dari apartemen mewah yang kini terdengar suara tembak menghebokan banyak orang. Tapi, herannya polisi masih belum terlihat datang, perasaan cemas kini menyelimuti Helena. Bagaimana jika sesauatu terjadi kepada Roky?Wanita itu menghentikan langkahnya yang dibawa cepat oleh Rylee sehingga Rylee merasakannya langkahnya ikutan terhenti, dan menoleh ke belakang menatap sang empu yang kemudian bersuara.“Nona Helena, Anda tidak ingin masuk ke dalam lagi ‘kan?” Dahinya mengerut sangat jelas menunjukkan tengah memastikannya.“Aku harus mengecek kondisi di sana, pamanku dia tinggal di sana, aku merasa sesuatu terjadi padanya.”“Kamu memperdulikannya?”“Tidak.” Helena mengedikkan bahunya. “aku memperdulikan Sofia.”Rylee seketika melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Helena.Seperti secara terbuka dipersilahkan kemauannya. Helena membalikkan tubuhnya dan melangkah cepat menuju kembali ke tempat itu.Tangan
Mengikuti firasatnya kini, Helena mengambil keputusan cepat bersama Rylee untuk ke tempat di mana keberadaan pria yang memiliki hubungan darah dengan Helena si pemilik tubuh asli dan juga pria itu sebagai mantan suaminya Sofia.“Di sini dia tinggal, Nona,” kata Rylee menunjuk apartemen elite di kawasan ini.Sesuatu yang tidak terduga. Senyum miring terpantri di bibir merah alaminya. “Tempat yang bagus bagi mantan napi sepertinya.”“Awalnya aku pun berpikir seperti itu. Tapi melihat bagaimana selama ini Sofia sering menemuinya, aku mulai berpikir, dia tinggal di sini karena Sofia.”Helena menatapnya, sedetik kemudian menghela. “Sepertinya hubungan keduanya tidak sesederhana yang dikira, apa ada mantan suami istri akan berhubungan sebaik itu?”Rylee menganggu, membalas, “Itu langkah, jikapun ada mungkin tidak sedekat seperti mereka. Walaupun mereka bertemu tidak secara terbuka. Tapi tetap saja, itu terasa janggal.”“Kita akan mencari tahunya,” kata Helena kemudian memberi perintah, “Tun
Perasaan Rylee dipermainkan lagi, ia merasa dilema mencari-cari keberadaan Helena yang tak kunjung ditemukannya. Tadi wanita itu menelponnya berada di halte, ia langsung menuju ke sana, tapi ketika sampai, bukannya ia langsung bertemu dengan Helena, malahan yang ditemukannya handphone milik wanita itu yang keadaan layar masih hidup. Untung saja tidak dicuri. Tapi …Rylee berhenti dan mengambil duduk di bangku halte. Pria itu memegangi dagunya, tengah berpikir, “Tadi ponselnya ini ada di bangku dan masih dalam keadaan hidup, setelah kulihat setelannya, ponsel ini akan mati tiga menit. Dan tadi setelah kulihat, ponsel itu mati, berarti … ”“Berarti sudah tiga menit berlalu aku pergi dan kau baru sampai,” sambung Helena tiba-tiba saja berada di sampingnya, duduk dengan santai sambil menikmati rolled ice cream di dalam wajah mini, yang terdapat strawberry di atasnya ice creamnya sebagai toping.“Eh?!” Rylee terperanj
Helena termangu manik coklatnya tak berkedip menatap Malvin yang memberikan intimindasi padanya secara tak sadar. Hingga melihat bagaimana dalamnya Helena menatapnya, Malvin seketika tersadar dan pria itu mengusap wajahnya kasar sambil berkata, “Bukan itu maksud Ayah. Ayah hanya tidak ingin kita saling mengingatnya setelah lama kita berusaha melupakannya.”“Aku sama sekali tidak mengingatnya, aku sangat berharap bisa mengingatnya. Setidaknya aku bisa tahu seperti apa dia. Aku tidak ingin benar-benar melupakannya, dia ibuku, Ayah,” kata lirih Helena, suaranya terdengar parau dan nyaris menghilang di akhir kalimatnya. Helena menyentuh dadanya. “dia yang telah melahirkanku, betapa berdosanya aku sebagai anak yang telah susah payah dilahirkannya, begitu saja melupakannya.”“Ibumu tidak berharap setelah kepergiannya kamu merasa menderita, sayang. Ayah juga tidak berharap kamu merasakan itu juga, kami sangat memperdulikanmu. Kamu tidak perlu mengingatnya, sekarang yang perlu kamu pedulikan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments