Mendengar suara tangisan, Antonio segera mengangkat wajah Cassandra dan menatapnya dalam. Sedangkan Cassandra buru-buru menghapus air mata, lalu memunguti pakaiannya yang berserak di dekat sofa. Antonio memperhatikan sang kekasih, lalu tersenyum samar. Dia terus memperhatikan Cassandra yang mengenakan pakaian dengan terburu-buru. "Ah, aku harus ke kamar mandi dulu, Amore!" pamit Cassandra pada laki-laki yang masih duduk memperhatikan dirinya itu. "Hati-hati, jangan terburu-buru, Bellissima!" ucap Antonio mengingatkan. Cassandra tidak menjawab. Dia segera memasuki kamar mandi, lalu mengunci pintu dari dalam. Di sana, dia menumpahkan tangis di depan wastafel. Cassandra meremas baju atasnya, ketika melihat beberapa tanda kepemilikan Antonio bertebaran di dada. "Aarrggh!" jerit Cassandra. Lantas, pandangan Cassandra turun pada perutnya yang membuncit. Perut berisi bayi darah daging Andrian itu, diusapnya lembut dengan hati dilema. "Kenapa aku lakukan itu, Tuhan? Kenapa aku harus be
Terakhir Diperbarui : 2024-08-14 Baca selengkapnya