All Chapters of Penghianatanmu Ku Bayar Lunas: Chapter 21 - Chapter 30
39 Chapters
Bab 21. Pergi dari rumah
Pagi-pagi sekali, Andika dan Luna sudah terlihat sangat sibuk. Keduanya mengemasi barang-barang mereka. Sesuai janji Andika tadi malam, hari ini mereka akan keluar dari rumah Kaila. Jujur saja, Andika merasa berat meninggalkan Kaila apalagi saat ini dirinya tidak punya apa-apa. Bersama Kaila, dirinya tidak perlu pusing memikirkan uang. Semuanya sudah terpenuhi dan terjamin. Selain itu, Andika juga masih mencintai Kaila ketika berpisah seperti ini hatinya sedikit sakit. Namun, apalah daya semua ini terjadi akibat keserakahan dan tidak bersyukurnya dirinya. Sudah di beri yang terbaik oleh sang maha pencipta, Andika malah menciptakan keadaan yang tidak baik. Betul-betul tidak bersyukur! Andika juga berharap beberapa hari, minggu atau beberapa bulan kedapan Kaila mau memaafkan dan menerima dirinya lagi. Laki-laki itu bertekad untuk tidak pantang menyerah meminta maaf pada sang istri pertama. Dia akan mengerahkan segala tenaga dan segala acara agar bisa di terima lagi oleh sang istri. B
Read more
Bab 22. Talak
"Apa, Mas?" Teriak Luna. "Talak dia, atau kamu nggak akan pernah ketemu sama anak kamu!" Ancamnya bersungguh-sungguh. Kalimat yang baru saja Luna lontarkan semakin menambah kekacauan hati Andika. Laki-laki itu menarik-narik rambutnya sambil menangis terisak-isak. Dia tidak bisa memilih antara Kaila dan anaknya. Bagi Andika, keduanya sangat berarti. "Kamu beneran mau berpisah sama anak kamu, Mas?" Desak Luna lagi. "Apa yang kamu pertahankan dari perempuan itu, Mas? Dia sudah mengambil semuanya dari kamu, dia perempuan serakah. Dia juga nggak bisa ngasih kamu anak. Lantas, apa yang membuat kamu ragu? " tanya Luna. "Oh, kamu masih menginginkan hartanya? Iya, Mas? Bukannya kamu bilang, kalau aku dan anak kita adalah segalanya di banding dia ataupun hartanya?"Dada Kaila naik turun, ucapan adik madunya itu sudah keterlaluan. Demi berhasil mendapat talak dari sang suami, Kaila memilih mengunci mulutnya rapat-rapat tanpa mau menyahut. "Talak dia sekarang juga atau aku bunuh diri bersama b
Read more
Bab 23. Berdebat dengan Mantan Mertua
Kaila tertawa mendengar ucapan dari mantan mertuanya itu. Sebenarnya, perempuan paruh baya itu tahu atau tidak sih, perbuatan anak-anaknya? Kenapa selantang dan seberani itu mengungkit hak-hak mereka yang katanya sudah Kaila ambil. Anak dan Ibu nggak ada yang beres, sama-sama Zalim."Apa Ibu, sudah mencari tahu kebenarannya sebelum datang kesini? Jika, Ibu belum tahu kenapa Mobil dan Rekening putra ibu aku ambil, silahkan pulang dan tanyakan pada mereka!" "Cih, dasar sombong! Belagu banget jadi orang, sok-sokan!" Umpat Bu Diana. "Terserah Ibu, mau menilai aku bagaimana. Aku nggak perduli!""Kamu jangan macam-macam, ya! Mama bisa laporin kamu kepolisi atas tuduhan perampasan aset, mau masuk penjara kamu?" Ancam Bu Diana dengan mata mendelik."Laporin aja, Bu! Aku nggak takut. Aku tinggal lapor balik, dan kita lihat siapa yang bakal masuk penjara." Balas Kaila tak takut, baginya ancaman Bu Diana itu tidak ada apa-apanya. "Kamu itu kenapa jadi manusia serakah banget! Ngerasa nggak cuk
Read more
Bab 24. Memberi tahu yang sebenarnya
Seminggu berlalu, Kaila mulai terbiasa tanpa ada kehadiran Andika di sisinya. Bohong jika dia tidak merindukan laki-laki itu, laki-laki yang sudah menemani hari-harinya selama dua tahun terakhir. Laki-laki yang dulunya memberi kebahagian dan senyuman. Namun, Begitu mengingat perbuatan Andika, dengan cepat Kaila menapik rasa rindu itu dan menyadarkan dirinya bahwa laki-laki itu sudah menyakiti hatinya berkali-kali. Demi mengusir rasa gundah dan kesedihannya, ia menghabiskan waktu dengan bekerja dengan begitu kesedihannya akan sedikit terlupakan walaupun tidak semuanya hilang paling tidak Kaila tidak terpaku dalam kesedihan tersebut. Pagi ini, Kaila tidak masuk kerja. Perempuan cantik itu berniat mengahadiri acara syukuran Pak RT yang akan pergi haji ke tanah suci seminggu lagi. Rasanya tidak enak, jika terus-terusan tidak menghadiri acara yang ada di kompleknya itu. Bisa-bisa nanti dirinya di sebut tidak mau bergaul dengan warga di sana. Padahal, sewaktu Pak RT mengadakan Tasyakuran a
Read more
Bab 25. Mulaintidak akur.
Semua Ibu-ibu yang sedari tadi menyimak pertengkaran antara Bu Diana dan Ibu-ibu lainnya itu, tercengan mendengar penjelasan Kaila. Bukan tanpa sebab mereka begitu, apa yang di jelaskan oleh Kaila berbanding terbalik dengan apa yang Bu Diana katakan selama ini. Sekarang mereka mengerti, rupanya Bu Diana selama ini cuma mengatakan omong kosong! "Wah, nggak benar ini! Berarti, selama ini Bu Diana cuma ngaku-ngaku. Jangan-jangan perihal Mbak Kaila yang mandul, suka ngelawan suami dan kasar sama orang tua itu, cuma alasan Bu Diana aja Supaya bisa membenarkan anaknya menikah lagi dengan pelakor ini?" Timpal seseorang di tengah kerumunan orang banyak itu. "Enggak nyangka ternyata Bu Diana pembohong dan pro pelakor!" "Ibu-ibu!" Teriak Ibu yang sedari tadi merekam. "Musnahkan pelakor dari muka bumi ini! Jaga baik-baik suami kita, jangan sampai di goda oleh perempuan murahan ini!" Serunya pada yang lain. "Emang dasar perempuan gatel! Tukang rebut suami orang! Perempuan murahan!" Cemooh ses
Read more
Bab 26. Meminta rujuk
Kejadian tadi siang di kediaman Pak RT membuat Kaila kepikiran hingga malam hari. Sejak pulang dari sana, perempuan yang sebentar lagi akan menyandang status janda itu lebih banyak melamun. Pikirannya terus mengarah pada Bu Diana. Sudah seberapa sering mantan mertuanya itu menyebar fitnah tentang dirinya pada orang lain, sebegitu tidak sukanya kah Bu Diana padanya? Kesalahan apa yang sudah Kaila lakukan sehingga membuat mantan mertuanya itu tidak pernah menyukainya sampai saat ini? Untung saja, Bu Sinta dan Bu Ratna berada di pihaknya, jika tidak, Kaila akan kewalahan menghadapi Bu Diana dan Luna yang sangat ahli dalam berdebat dan menjatuhkan harga diri orang lain di hadapan orang banyak. "Non, makan malamnya sudah siap! Mau Bibi siapin?" Ujar Bi siti setelah mengetuk pintu kamar majikannya itu. Kaila tersentak. Segera dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir lamunannya yang tidak penting itu, mau sebanyak apapun mertuanya itu memfitnah dirinya Kaila tidak perduli lagi. Toh, seka
Read more
Ban 27. Mulai tidak harmonis
Tiba di rumah orang tua Andika, Luna menghentak-hentak kan kakinya kesal. Jujur saya, kekesalannya membumbung tinggi. Di bentak oleh suami di hadapan mantan madunya, di tolak-tolak oleh Kaila di tambah lagi Luna harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Andika memohon dan berharap agar mantan istrinya itu mau kembali lagi bersamanya. Rumah yang sekarang dia tempat rasanya tidak nyaman, ada Bu Diana yang mengawasinya dan sewaktu-waktu bisa mengajaknya bertengkar kembali. Setres! Itulah yang Luma rasakan saat ini, kepalanya terasa mau pecah. "Mas! Gimana ini? Mau sampai kapan kita begini? Aku nggak mau tinggal di rumah orang tua kamu lama-lama!" Seru Luna mendaratkan bokongnya di kursi tunggal yang ada di ruang tamu. "Kamu sabar dulu, lah! Mas, juga lagi usaha cari kerjaan. Enggak gampang cari kerja, Lun! Apalagi Mas maunya gajinya minimal nggak jauh-jauh dari tempat kerja yang dulu." "Mau sabar sampai kapan? Aku udah nggak betah hidup miskin! Apa-apa nggak punya, ma
Read more
Bab 28. tidak mendapatkan apapun
"Pasti di sini Kaila menyimpan semua barang-barang berharga miliknya." Gumam Andika tersenyum senang. "Untung saja, Waktu itu Kaila pernah memberitahu kode PINnya.Tanpa pikir panjang, Andika menekan PIN-nya kemudian langsung membuka brankas tersebut. Matanya seketika melotot kala mendapati isi brankas tersebut. Di mana-mana yang namanya brankas adalah tempat menyimpan barang berharga, namun berbeda dengan brankas sang mantan istri yang ternyata berisi tumpukan Kue kering. Andika merasa di permainkan, dia tidak menyangka jika Kaila akan bertindak sejauh ini. Seperti sudah tahu, jika dirinya akan diam-diam mengambil barang miliknya. "Aaarrgh! Sial!" Pekik Andika sambil meremas rambutnya.Setelah mengobrak-abrik seluruh isi kamar, Andika tak kunjung menemukan satu pun benda berharga di sana. Teringat dengan motornya dulu, Andika bergegas keluar dari kamar dan menuju garasi. Tidak apa-apa jika tidak mendapatkan sesuatu yang berharga dari dalam kamar. Toh, masih ada barang berharga lainn
Read more
Bab 29. Malu jika ketahuan miskin
Luna tengah sibuk berkutat di depan cermin. Perempuan hamil itu merias wajahnya dengan berbagai makeup untuk menambah kecantikannya, mulai dari menggambar alis, menggunakan eyeshadow di bagian mata, membuat contour untuk mempertegas wajah, menambah blush on pada bagian pipi agar terlihat merona, terakhir dia mengoleskan lipstik berwarna merah menyala pada bagian bibir. Sore ini, Luna ada janji dengan teman-temannya. lebih tepatnya teman arisannya. "Mau kemana kamu?" Tanya Andika. "Pergi," jawab Luna singkat. Perempuan itu masih kesal dengan sang suami yang tidak mendapatkan apa-apa dari rumah mantan istrinya."Kemana?""Terserah aku mau pergi ke mana, Mas! Apa urusannya sama kamu," sahut Luna dengan nada ketus. "Mas ini suami kamu, Luna! Mas berhak tau, kamu pergi kemana." Ujar Andika berusaha bersabar. "Suami macam apa yang nggak bisa ngasih kebahagian sama istrinya, hah? Bahkan, kamu nggak mampu memberi ku tempat tinggal yang membuatnya ku nyaman, Mas! Apa pantas kamu menyebut
Read more
Bab 30. Persidangan
Sebulan berlalu, hari ini adalah sidang pertama Kaila dan Andika. Seminggu yang lalu, mereka di pertemukan untuk mediasi. Namun, mediasi tersebut gagal karena tidak ada kesepakatan bersama antara Kaila dan Andika. Hari ini Andika hanya di temani oleh Mama Diana, Karena Pak Dani bekerja. Ya! Di usianya yang sudah terbilang tidak muda lagi itu, Pak Dani masih giat bekerja. Laki-laki paruh baya itu bekerja sebagai satpam komplek di salah satu perumahan yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Adapun Luna, dia memilih di rumah saja dari pada harus ikut menyaksikan persidangan perceraian suami dan mantan istrinya itu. Sementara Kaila, di temani oleh Pengacaranya. Pak Wisnu. Beliau adalah pengacara keluarga yang memang sudah lama bekerja pada Kaila, bahkan Pak Wisnu sudah bekerja sejak mendiang Pak Abian masih muda sebelum menikah dengan Ibunya Kaila.Kembali ke persidangan, Andika dan Bu Diana pun tetap menolak keras perceraian ini. Andika merasa menyesal karena sudah menyakiti hati K
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status