Kalau bukan karena menikah denganku, kamu itu bukan siapa-siapa!" Hardik Kaila yang kesabarannya sudah habis karena ulah sang Suami. Kaila adalah perempuan kaya raya pemilik sebuah perusahaan warisan dari kedua orang tuanya. Dia jatuh cinta dan nenikah dengan Andika, seorang laki-laki dari kalangan orang biasa. Mempunyai istri cantik dan kaya raya tak membuat Andika berpuas hati, ia dengan tega menghianati sang istri dan membawa perempuan lain yang sudah ia nikahi pulang kerumah. Ya! Kerumah Sang istri pertama. Kaila tentu saja tak terima dengan penghianatan Andika, dia lalu mengambil tindakan tegas dengan mengajukan perceraian lalu mengusir Andika dan istri barunya itu dari rumah. Bagaimana perseteruan rumah tangga Kaila dan Andika? Akan kah kaila menemukan laki-laki yang tulus mencintainya atau justru dia memilih untuk menjadi janda? Baca yuk!
View More"Siapa dia, Mas? Kenapa kamu membawa perempuan hamil ini kerumah kita?" Tanya Kaila menilik penuh curiga pada sang suami.
"Kamu tenang dulu, ya! Aku akan jelaskan semuanya di dalam. Sekarang kita masuk dan duduk dulu, yuk!" Ajak Andika pada istrinya, lalu menggandeng tangan perempuan yang sudah membuka pintu untuknya itu.Kaila menurut saja tanpa menyahut ucapan sang suami. Matanya terus tertuju pada perempuan sexy berambut panjang yang bergelayut manja merangkul tangan Andika yang berdiri di sampingnya. Ketiganya kemudian masuk kedalam dan duduk di sofa ruang tamu. Andika duduk bersebelahan dengan perempuan yang ia bawa sementara Kaila memilih untuk duduk di sofa tunggal seorang diri, manik hitamnya menatap sang suami dan perempuan itu secara bergantian seolah meminta penjelasan. Ada rasa curiga terhadap perempuan hamil yang di bawa oleh sang suami. Namun dengan cepat ia menangkis perasaan curiga tersebut dan langsung bertanya untuk mendapat jawaban pasti dari kecurigaannya."Jadi siapa dia, Mas?" Tanya Kaila akhirnya memulai pembicaraan."Mmm,.. jadi begini, Beb! Anu,.." ucap Andika Gagap sembari mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Dia bingung bagaimana caranya menjelaskan pada Kaila."Siapa, Mas?" Desak Kaila. " Kenapa kamu seperti kebingungan begitu? Kenapa kamu membawa dia, kesini? Terus, itu kenapa dia berani banget ngerangkul tangan kamu? Kamu juga kok nggak merasa risih, sih?" Imbuhnya lagi sambil menatap rangkulan tangan yang melingkar di lengan suaminya.Andika yang di tatap dan di curigai seperti itu semakin merasa gugup. Dia bingung mau memulai dari mana agar sang istrinya itu tidak terlalu salah paham."Udah, Mas! Biar aku yang jelasin." Ucap perempuan itu. "Kenalin Aku Luna istri Mas Dika," ujarnya sembari mengulurkan tangan pada Kaila dan tersenyum manis."Istri?" Tanya Kaila."Iya, Aku istrinya Mas Dika. kami baru saja menikah dua minggu yang lalu." Jawab perempuan itu. "Apa yang di katakan oleh perempuan ini benar, Mas?" Tanya Kaila pada sang suami tanpa menyambut uluran tangan Luna.Andika masih bungkam, sesekali dia menyugar rambutnya dengan kasar."Jawab, Mas!""Sebelumnya aku minta maaf sama kamu, Kai! aku tidak bermaksud untuk menghianati kamu, aku khilaf." Ucap Andika sembari mengatup kedua tangannya sejajar wajah. "Benar, Luna adalah istri keduaku. Mas terpaksa harus membawanya kemari dan tinggal di sini karena Luna tidak mungkin tinggal sendirian, mengingat kondisinya yang tengah hamil. Mas takut dia kenapa-kenapa jika harus tinggal sendirian. Tolong kamu terima dia sebagai madu kamu dan izinkan Luna untuk tinggal bersama kita di sini." Jelas Andika dengan wajah tak bersalahnya. "Mas janji, Mas akan berlaku adil untuk kalian berdua."DEG!Persekian detik jantung Kaila terasa seperti berhenti berdegup, Bak di sambar petir di tengah malam. Kaila tak pernah menyangka bahwa laki-laki yang sudah menjadi suaminya selama 2 tahun itu tega membawa perempuan lain kedalam rumah tangganya. Bahkan, dengan terangan-terangan sang suami memintanya untuk bisa menerima perempuan tersebut sebagai madunya."Ma-maksud kamu apa, Mas?" tanya Kaila memperjelas. Ia berharap apa yang baru saja dia dengar adalah tidak benar."Seperti yang Mas bilang, ini Luna. dia istri kedua, Mas! Dia madu kamu dan akan tinggal bersama kita di sini. Sekarang dia hamil, dia hamil anakku." Jelas Andika tanpa memikirkan perasaan istri pertamanya.Kaila menggeleng dengan cepat."Kamu bercanda kan, Mas? Kamu nggak mungkin tega menghianatiku apalagi sampai menikahi perempuan lain. Iya kan, Mas?" Kaila menolak percaya."Mas nggak bercanda, Mas serius! Luna adalah istri keduaku." Jawab Andika serius. "Mas minta maaf karena sudah menghianati kamu. Jujur, Mas khilaf. Luna sudah terlanjur hamil dan perutnya sudah mulai membuncit Mau tak mau Mas harus bertanggung jawab dan menikahinya." Ucap Andika sambil menundukkan kepala tanpa berani menatap mata sang istri. Sedikit ada rasa bersalah menjalar di hatinya."Terlanjur hamil? Apa itu artinya kamu sudah lama berselingkuh dari aku, Mas?" Seru Kaila dengan nada yang mulai meninggi, rasa marah mulai mengambil alih emosinya."Pelankan suara kamu, Kai! Aku ini suamimu, tak sepantasnya kamu meninggikan suara seperti itu!" Bentak Andika. "Kamu mau semua orang dengar?"Kaila tertawa sumbang mendengar penuturan Sang Suami."Kenapa kalau di dengar orang? Kamu malu, Mas? Masih punya urat malu kamu?" Balas Kaila."Mas minta maaf karena sudah melukai hati kamu," ucap Andika."Tega kamu, Mas! Ini balasan kesetianku selama ini!" Lirih Kaila dengan suara bergetar. Hatinya teramat sakit mendapati kenyataan sang suami membawa pulang perempuan lain bahkan perempuan tersebut tengah hamil dari hubungan yang mereka sembunyikan selama ini."Maafin Mas, Kai. Mas, khilaf! Mas, sudah melakukan kesalahan besar. Tapi, Mas harus bertanggung jawab apapun alasannya, karena Luna sedang hamil anak kandungku! Darah dagingku! Kita bisa membesarkannya sama-sama, Kai" Ujar Andika sembari hendak meraih tangan Kaila namun segera di tepis oleh istri pertamanya itu."Mas, mohon! Tolong terima Luna jadi madu kamu." pinta Andika. " Kamu tetap akan jadi istri pertamaku! Luna hanya menjadi istri kedua. Mas janji, akan berlaku adil.""Aku tidak mau, Mas! Silahkan kamu hidup bersama perempuan murahan itu, dan aku minta kamu Ceraikan aku!" Ucap Kaila dengan lantang. dia berusaha tegar walaupun hatinya begitu sakit."Enggak! Sampai kapan pun Mas nggak akan pernah menceraikan kamu." Sahut Andika tegas. "Apa susahnya menerima kehadiran Luna di antara kita sih, Kai? Insyaallah Mas akan berusaha adil untuk menafkahi kalian berdua. Tolong kamu mengerti sekali ini saja posisiku! Luna sedang hamil anakku. Nggak mungkin aku lepas tanggunggung jawab begitu saja sama dia." Bujuk Andika lemah lembut.Setitik air mata lolos dari pelupuknya. Kaila merasakan sakit yang teramat perih atas penghianatan Andika. Ia menatap langit-langit ruang tamu dengan dada yang sesak, sudah terbayang bagaimana nasib rumah tangganya yang akan karam di terpa badai. Setelah menstabilkan perasaannya yang kacau, Kaila kembali menatap sang suami."Maaf, Mas! Sampai kapanpun aku nggak akan pernah mau menerima perempuan itu sebagai maduku apalagi tinggal di sini bersamaku!" Geleng Kaila dengan tegas."Kai?" Panggil Andika lemah lembut. Tangan Luna yang sejak tadi bertaut di lengannya ia hempas begitu saja, kemudian ia berpindah duduk kedekat sang istri. Di genggam eratnya tangan putih milik perempuan yang telah menjadi istrinya selama dua tahun itu."Maaf, karena Mas sudah melukai hati kamu, Kai!" Ucap Andika dengan sedikit penyesalan. "Mas nggak punya pilihan lain, Mas harus bertanggung jawab pada Luna. Tolong kamu terima dia, ya? Mas janji akan berbuat adil untuk kalian," Bujuknya lagi."Apa? Adil kamu bilang?" Teriak Kaila, kini Amarahnya mulai menjalar keubun-ubun. "Kamu menikah tanpa persetujuan aku saja, itu sudah bentuk ketidakadilan kamu yang pertama. Bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?" Tanya kaila.Andika tertunduk. Awalnya dia mengira bahwa dengan membawa istri keduanya yang tengah hamil akan memudahkan caranya agar Kaila bisa menerima Istri keduanya tersebut. Namun, Siapa sangka, Kaila yang lemah lembut, penurut dan tak pernah meninggikan suara malah berubah hari ini."Keluar kamu dari rumahku, Mas! Bawa juga gundikmu itu dari sini aku tak sudi melihatnya. Keluar kalian dari sini! Keluar!" Usir Kaila dengan penuh emosi."Jangan keterlaluan kamu, Kai!" Bentak Andika yang merasa harga dirinya di rendahkan oleh Kaila di depan istri barunya. "Ini juga rumahku, aku ini suami sah kamu!" Ujar Andika yang tak terima di usir oleh Kaila.Kaila kembali hendak menyahut, namun tiba-tiba Luna ikut menyudutkan. "Jangan nggak tahu malu begitu dong, Mba! Rumah ini tu rumah Mas Dika, masa iya sih pemiliknya di suruh keluar sama yang cuma tinggal menumpang. Sadar diri dong!" Cibir Luna sinis."Jangan ikut campur, kamu itu cuma orang asing di sini! Tidak ada yang menanyai pendapatmu ataupun mengajakmu bicara, jadi jaga sopan santun anda!" balas Kaila tak kalah sinis."Aku ini juga istri Mas Dika bukan orang asing seperti kata kamu, Mbak! kedudukan kita sama sebagai seorang istri. Bahkan, Sekarang ini aku sedang hamil anaknya Mas Dika, berarti kedudukan ku lebih tinggi dari pada situ, karena sudah memberikan anak untuk Mas Dika. Iya kan?" Jawab Luna yang tak terima dikatain orang asing oleh Kaila.Kaila tersenyum miring mendengar perkataan perempuan yang sudah menjadi istri kedua dari suaminya itu. Sejak kapan pelakor statusnya lebih tinggi daripada istri sah? Bahkan sejak zaman dahulu kala pun, Pelakor itu hanya seorang perempuan lacur yang menyerahkan dirinya pada laki-laki yang sudah beristri."Ck, hamil dengan suami orang aja bangga!" Kaila melirik madunya. "Jangan samakan aku sama situ, ya? Kita beda level, Aku perempuan terhormat sedangkan kamu perempuan murahan perebut suami orang bahkan dengan gamblangnya menyerahkan tubuh kamu untuk di jamah oleh laki-laki yang sudah beristri. Kalian itu menikah lewat jalur dosa. Jadi jangan merasa bangga," Kaila kembali beralih menatap Andika dan Luna bergantian. "Jangan kalian pikir aku akan terima-terima saja saat tahu di khianati begini!"Mata Luna seketika melotot. Perkataan Kaila sangat-sangat merendahkan harga dirinya."Jaga ya omongan kamu!" Geram Luna marah."Kenapa? Kamu tersinggung? Bukankah benar kalian menikah lewat jalur dosa?"bersambung~mohon dukungannya untuk karya ku, dengan memberi Like, komen dan vote. terima kasih!"Eh, Bu Sinta Bu Ratna! Ngapain kalian kesini, hah? kalian jangan ikut campur masalah keluarga saya!" Seru Bu Diana yang tidak terima kedua Ibu-ibu itu membantu Kaila. "Siapa yang ikut campur sih, Bu? Kami ini cuma lagi membantu tetangga kami yang di zolimi oleh mantan mertuanya! Masa iya, sebagai tetangga yang rukun, kami diam aja! Nggak bisa lah!" Balas Bu Ratna. "Terima kasih, Bu-ibu! Tapi, saya bisa kok, menyelesaikannya sendiri." Ucap Kaila tak enak jika tetangganya ikut-ikutan terserat dalam masalah pribadinya. "Tidak apa-apa, Mbak Kaila. Kita bantuin aja! Mantan mertua seperti Bu Diana ini emang pantas di serang sama warga supaya mulut nyinyirnya itu diam. Tidak ada malunya sama sekali, merasa paling benar dan paling segalanya. Rasanya pengen Ibu kasih sambal tu mulut," celetuk Bu Sinta. "Berani ya kamu sama saya, Bu Sinta!" Tantang Bu Diana."Loh, emangnya selama ini saya takut sama situ? Sama tukang nyinyir kok takut, aneh! Takut itu sama Allah, Bu!" Balas Bu Sinta. "Ibu
Pagi ini, wajah ceria Kaila kembali terlihat setelah dua bulan terakhir terlihat muram. Perempuan itu merasa lega perceraiannya dengan Andika berjalan mulus, kini saatnya dia menyambut hidup baru dan menatanya sebaik mungkin jangan sampai kesalahan yang dulu terulang kembali. Baru saja keluar pintu rumah, Andika sudah berdiri di samping mobilnya menunggu kedatangannya. Pagi-pagi sekali laki-laki itu sudah menyambangi rumah perempuan yang sudah menjadi istrinya tersebut. "Pagi, Kai!" Sapa Andika tersenyum manis."Mau ngapain kamu kesini?" "Jangan galak-galak, nanti ujung-ujungnya cinta. Kan, ribet! Kamu yang minta cerai, kamu juga yang minta balikan." Seringai Andika meledek. "Jangan halu!" "Siapa yang halu? Mas kan cuma bilang, memangnya kita tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Enggak, kan? Bisa aja kita bersatu lagi, nggak ada yang tahu, Kai! Jika memang kita sudah di takdirkan untuk selalu bersama, sekuat apapun kita mencoba untuk berpisah pasti akan bersatu lagi.""Tidak
"Mama!" Pekik Andika dan Luna berbarengan. Keduanya tidak menyangka jika Bu Diana nekat mendorong Bu Nia sampai tersungkur ke lantai. "Kenapa?" Tantang Bu Diana. "Jangan kalian pikir, saya bakal diam aja di tuduh seperti itu! Terlebih kamu! Bu Besan! Hati-hati kalau ngomong!"Luna gegas membantu sang Ibu untuk berdiri. Dia menatap Bu Diana dengan tatapan tidak suka, begitu juga dengan Bu Nia. Terpancar kemarahan di sorot matanya, rahangnya sudah mulai mengeras. Harga dirinya jatuh seketika di perlakukan tidak hormat oleh besannya itu. Mau membalas, Bu Nia takut. "Kamu jangan keterlaluan, Bu Besan! Ini tu sudah termasuk kekerasan, saya bisa laporkan kamu kepolisi!" Bu Nia mengancam balik. "Eh, Bu Nia! Jangan kamu pikir saya tidak bisa melaporkan kamu juga. Siapa yang menuduh saya duluan tanpa bukti, hah? Siapa?" Tantang Bu Diana sambil berkacak pinggang. "Kalau situ mau lapor polisi, saya juga bisa melaporkan kalian berdua!""Dasar mertua gila!" Hardik Luna. Perempuan itu kesal sete
"Sudah seminggu Dika nggak kesini ya, Pa?" Seru Bu Diana pada suaminya. "Mungkin dia sibuk mengurusi Luna, Ma. Maklum saja, Luna kan habis keguguran pasti dia sangat membutuhkan Dika di saat-saat seperti itu.""Alah, emang anaknya aja yang manja pengennya di perhatiin terus. Seharusnya dia mikir juga dong, kalau Kakak kandungnya Dika juga di rawat di rumah sakit. Sudah sepatutnya sebagai Adik, Dika juga ikut menjaganya di sini, bukan malah mengurusi perempuan manja itu. Lagian Pa, Luna kan sudah di urus sama orang tuanya, pastinya Dika nggak ngapa-ngapain di sana. Selama Fatur di rawat Dika cuma pernah jengukin satu kali, Pa!" Omel Bu Diana. "Sudahlah, Ma. Bukannya, Sudah ada kita berdua yang menjaga Fatur di sini? Biarkan Dika dengan istrinya. Toh, kalau Dika di sini juga mau ngpain? Nggak ada, kan?" "Emang susah ngomong sama Papa!" Gerutu Bu Diana. "Benar kata Mama, Pa!" Timpal Fatur yang sudah mulai membaik. "Mama sama anak sama saja," ujar Pak Dani. Pak Dani hanya menggelen
PLAK!!!Andika mendapatkan sebuah tamparan di pipi kanannya ketika baru saja bertemu dengan Pak Jaya orang tua Kaila. Setelah Andika memberi kabar pada orang tua Luna, perempuan itu juga segera mengirim pesan pada orang tuanya. Dia menceritakan secara singkat apa yang sudah terjadi padanya, bagaimana dia bisa keguguran. Luna berharap orang tuanya dapat memberi pelajaran pada sang suami, karena biar bagaimana pun Luna saat ini membenci Andika. Manusia yang menyebabkan janinnya keguguran!"Apa yang sudah kamu perbuat pada anak saya, hah?" Bentak Pak Jaya pada menantunya itu. "Maaf, Pa! Dika nggak sengaja.""Tidak sengaja katamu? Tidak sengaja saja anak saya keguguran, itu artinya kalau kamu sengaja Luna bisa mati di tangan kamu, begitu?""B-bukan begitu, Pa! Dika benar-benar tidak sengaja. Saat itu, Dika dan Luna sedang berdebat. Entah bagaimana ceritanya Dika tidak sadar lalu mendorong Luna kesofa," jelas Andika. PLAK!"Kurang ajar! Berani sekali kamu mendorong anak saya, bahkan saya
"Mama jangan menuduh orang lain sembarangan," tegur Pak Dani pada sang istri setelah Dokter yang memeriksa Fatur pergi dari sana. "Siapa yang menuduh, Pa! Emang bener kok, Fatur sama Kaila lagi ada masalah. Fatur di pecat dari kerjaan dan mobilnya juga di sita, itu semua ulah siapa? Ulah mantan menantu kesayangan Papa itu, kan?" "Bukan berarti Kaila yang melakukan penganiayaan itu, Ma!" "Mama yakin 100 persen kalau itu ulah dia, Pa!" Ujar Bu Diana penuh keyakinan. "Jika memang benar, coba kasih tau Papa, apa alasan Kaila melakukan itu semua?" Tanya Pak Dani pada istrinya. "Ya,.... mana Mama tau alasannya apa!""Tuh, kan! Mama aja nggak bisa jawab. Itu berarti memang bukan dia pelakunya. Coba Mama fikir, buat apa Kaila membayar orang buat mukulin anak kita? Toh, kedudukannya lebih tinggi ketimbang anak kita. Dia pemilik perusahaan ternama, punya kehidupan yang berkecukupan, selama ini Papa juga mengenal dia sebagai anak yang baik budi pekertinya. Buat apa dia menganiaya Fatur? Ti
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments