Semua Bab Terikat Cinta Saudara Angkat : Bab 11 - Bab 20
90 Bab
Kekhawatiran Wulan
Tante Tantri begitu bahagia setelah mengatakan niatnya pada Damar. Namun, tidak dengan Damar. Pria itu terus saja menekuk wajahnya. Sungguh ini adalah hari terburuknya. Dan tentang perjodohannya, pria itu akan bertanya langsung pada kedua orang tuannya."Pah, Mah, apa benar aku dan Yesi mau di jodohkan?" ucap Damar langsung melontarkan pertanyaan pada kedua orang tuanya. Begitu sambungan telponnya tersambung dengan sang papah."Maksudnya?" Nyonya Laura menjawab dengan wajah bingungnya. Ketika mendengar pernyataan dari sang putra. Saat ini telpon tuan Prabu tengah dalam mode loudspeaker. Nyonya Laura nampak bingung. Karena ternyata wanita paruh baya itu tak tahu apapun tentang rencana yang ternyata dibuat oleh tuan Prabu dan tuan Sanjaya. Rupanya dulu ketika tuan Sanjaya belum mengalami stroke. Mereka berdua sempat merencanakan perjodohan Yesi dan Damar tanpa sepengetahuan nyonya Laura."Iya sayang, jadi dulu aku dan Sanjaya pernah berencana untuk menjodohkan Yesi dan Damar, tapi wak
Baca selengkapnya
Rencana licik Nyonya Tantri.
Tuan Prabu Laura akhirnya pulang. Wanita paruh baya itu terlihat begitu tak suka melihat keberadaan adik iparnya itu. Nyonya Laura, sudah merasakan sesuatu yang tidak enak."Assalamualaikum Mba Laura, Mas Prabu," sapa Nyonya Tantri berbasis basi."Waalaikumsalam." Tuan Prabu dan Nyonya Laura kompak menjawab salam."Anak-anak ke mana Tantri?" tanya Nyonya Laura dengan nada dingin."Damar pergi ke kantor Mba, kalau Yes—""Apa Wulan juga berangkat ke kampus?" ujar nyonya Laura memotong ucapan sang adik ipar. Nyonya Laura sama sekali tak tertarik tentang Yesi. Sontak saja hal itu membuat nyonya Tantri itu kembali menahan gejolak kekesalannya."Iya Mba, Wulan kuliah." Nyonya Tantri menjawab dengan senyum kecut."Kalau Yesi saya sudah tahu dia pasti sedang dikamar sambil bermain handphone," ucap nyonya Laura yang seolah tahu yang sebenarnya ."I-iya Mba dia ada di kamar." Nyonya Tantri kembali menjawab dengan senyum hambarnya.'Dasar anak bodoh bukannya ikut menyambut kepulangan calon mertu
Baca selengkapnya
Keputusan yang Mengejutkan.
Nyonya Laura begitu terkejut melihat apa yang baru saja ia lihat di dalam ponsel nyonya Tantri. Bagaimana tidak, wanita paruh baya itu baru saja melihat foto dan vidio. Dimana putranya Damar sedang berciuman dengan seorang wanita.Ciuman yang begitu panas penuh gairah. Posisi sang wanita yang membelakangi kamera tak terlihat dengan jelas. Apalagi penerangan di kamar Damar pun terlihat remang-remang."Jadi Damar membawa wanita kerumah saat saya tidak ada?" tanya nyonya Laura dengan wajah penuh emosi."I-iya Tante ta-tapi Tante jangan bilang kalau aku yang kasih tahu ya Tante, aku cuma penasaran saat satu malam mergokin Kak Damar bawa perempuan jadi di hari berikutnya saat Kak Damar berangkat ke kantor aku pasang kamera di kamarnya." Yesi menjawab dengan nada yang dibuat ketakutan. Wanita licik itu juga berbohong. Padahal wanita yang ada didalam vidio yang ia pertontonkan pada nyonya Laura itu adalah Wulan.Iya, bukan hanya di kamar Wulan. Di kamar Damar pun sama, kedua kalajengking itu
Baca selengkapnya
Damar Frustasi.
Damar terdiam mematung ucapan sang mamah yang terdengar begitu menusuk relung hatinya. Dirinya belum memiliki keberanian untuk mengungkapkan segalanya. Namun, mau tidak mau, pria itu tetap harus memikirkan solusi terbaiknya.Karena Damar tahu betul jika apa yang dikatakan oleh sang mamah itu mutlak dan pasti. Sesekali Damar juga melirik Wulan meminta persetujuan wanita itu untuk mengungkap kebenaran hubungan mereka.Namun, Wulan terus menggeleng kecil seolah mengatakan jangan, jangan sekarang. Untuk itulah Damar harus mengatur strategi yang tepat agar ia tidak salah pilih jalan. Bagaimana pun, Wulan sudah menjadi miliknya. Dia'lah pria pertama yang merenggut kesucian sang adik angkat.Damar dan Wulan juga sudah saling jatuh cinta. Jadi untuk memikirkan menikah dengan wanita lain sungguh Damar benar-benar tak sanggup. Bukan hanya Damar, Wulan pun sama. Wanita itu pun terlihat murung dan terdiam. Sungguh Wulan tak dapat memikirkan apapun saat ini. Meski ingin sekali ia bicara jika diri
Baca selengkapnya
Momen Romantis.
Hari berikutnya Damar Wulan kini berangat bersama. Sebelum kekantor Damar terlebih dahulu mengantar Wulan ke kampusnya. Dalam perjalanan menuju kampus, Wulan nampak terdiam tak tahu harus bicara apa pada Damar. Padahal ada banyak hal yang ingin ia ungkapkan namun, rasanya begitu sulit untuk ia sampaikan."Lan, kakak mau bicara sebentar, bisa kita menepi dulu? Em... Apa kau tidak sibuk?""Tidak Kak, Wulan juga ingin bicara dengan Kakak," ucap Wulan ada sang kakak angkat.Akhirnya mobil mereka pun menepi, ditempat yang lumayan sepi. Tak jauh dari kampus Wulan. "Lan, kakak besok akan ke Jerman hanya untuk sepuluh atau paling lama dua minggu, tapi setelah pulang dari Jerman kakak, akan langsung bilang ke Mamah, Papah tentang hubungan kita, terserah kamu setuju atau tidak, kakak tidak bisa lagi menahan lebih lama!" tegas Damar pada Wulan. Pria itu sudah tak peduli lagi tentang apapun yang akan terjadi nantinya."Tapi kak, kalau mereka menentang hubungan kita bagaimana?""Kita kabur, atau b
Baca selengkapnya
Pernikahan.
Pagi harinya, Wulan terbangun dari tidurnya. Wanita yang masih dalam keadaan polos itu, begitu terkejut saat ponselnya berdering begitu nyaring. Wulan pun akhirnya bangkit dan melihat siapa yang telah meneleponnya pagi-pagi sekali.Karin, nama yang tertera di layar ponselnya. Karin rupanya menghubungi sahabatnya itu pagi-pagi sekali. Ia ingin memberitahukan jika nyonya Laura menelponnya dan menanyakan keberadaan Wulan. "Hallo assalamualaikum iya Rin," sapa Wulan masih dengan posisinya yang hanya mengenakan selimut, ditambah lagi tangan Damar yang melingkar tepat dibawah dua gundukan sintal miliknya."Wulan kamu sama Kak Damar ...." pekik Karin seraya melongo saat menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kini penampilan dan keadaan sahabatnya itu."Akhhh!!" Wulan berteriak dan langsung menutup telponnya dengan cepat. Sontak saja teriakan Wulan membuat Damar terusik. Sementara, disebrang sana Karin masih terdiam shock dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu."Sayang kena
Baca selengkapnya
Akhirnya Halal.
Damar dan Wulan kini sudah benar-benar lega. Berbekal selembar surat bermatrai dengan dibubuhi tanda tangan keduanya serta dua orang saksi. Ditambah foto dan video saat Damar mengucapkan ijab kabul. Menjadi bukti kuat pernikahan mereka. Damar memang sengaja membuatnya sebagai dokumentasi, yang mungkin saja akan sangat berguna kelak.Pria itu juga benar-benar menepati kata-katanya, yang ingin bulan madu bersama Wulan. Sampai-sampai pria itu menyewa sebuah rumah di tepi pantai untuk mereka tinggali selama satu minggu kedepan.Senyum bahagia di bibir Damar tak pernah luntur sedari tadi. Pandangannya terus tertuju pada sosok wanita yang tengah bercengkrama sambil memasak menu makan malam bersama sahabatnya Karina."Bro gue balik ke Jakarta sekarang ya?" pamit Riko pada sahabat sekaligus bosnya itu."Makan dulu lah Rik, bentar lagi bini gue selesai tuh masaknya." Damar berkata dengan bangganya mengakui Wulan sebagai istrinya."Elahh iya, iya yang udah punya bini," ucap Riko dengan raut waj
Baca selengkapnya
Kesalahan Karin dan Riko.
Pukul dua dini hari, Damar dan Wulan kembali melakukan kegiatan panas mereka. Setelah sebelumnya mereka telah bertempur dan beristirahat di jam setengah dua belas malam. Kini, sepasang pengantin baru itu kembali mengulang kegiatan panas mereka. Suara rintihan dan desahan kembali terdengar oleh Karin dan Riko."Ya ampun Wulan nggak cape apa dia?" ucap Karin seraya keluar dari kamarnya."Gila si Damar gencar banget dia ampun deh." Tak berselang lama, Riko juga keluar dari kamarnya. Pria itu memilih keluar dari pada harus berlama-lama berada di kamar. Mendengar suara-suara yang malah membuat hasratnya terpancing. Tidak munafik, Riko adalah pria normal mendengar suara-suara seperti itu pasti membuat hasratnya terpancing.Riko berjalan menuju teras depan di sana ternyata sudah ada Karin yang tengah menatap pantai lepas di depannya. "Belum tidur atau kebangun?" tanya Riko pada Karin seraya mendudukkan dirinya di samping wanita itu."Eh, Kak Riko, em... Kebangun Kak." Karin menjawab dengan s
Baca selengkapnya
Kembali Melakukan Kesalahan.
Pagi harinya Wulan sudah terbangun terlebih dahulu. Wanita berparas cantik itu, langsung mandi kemudian berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan. Tak lama kemudian Damar datang dari arah kamar mereka. Pria itu juga sudah terlihat fresh setelah membersihkan diri."Pagi sayangnya Kakak," ucapnya menyapa sang istri seraya memeluknya dari belakang."Pagi Kakak sayang." Wulan membalas tanpa menghentikan kegiatannya. Wanita itu kini tengah memasak nasi goreng seafood untuk sarapan mereka."Sayang, kanapa kau tidak membangunkan ku hem," ucap Damar seraya meraih wajah Wulan untuk menghadap padanya. Damar kemudian melumat bibir Wulan dengan lembut."Kak, aku lagi masak nih." Wulan merengek mendorong pelan tubuh Damar. Sontak saja aksi Wulan menghentikan kegiatan pria yang tengah asik melahap bibir manisnya."Kalau begitu matikan dulu sayang," ujar Damar seraya mematikan kompor dan kembali meraih wajah Wulan. Pria itu kemudian kembali melanjutkan kasinya. Mencium bibir sang istri yang begit
Baca selengkapnya
Hubungan yang Semakin Jauh.
Satu minggu sudah Damar dan Wulan berada di pulau bidadari. Kini waktunya untuk mereka berdua pulang. Sementara, Riko dan Karin sudah lebih dulu pulang lima hari yang lalu. Iya, Riko dan Karin pulang setelah dua hari mereka menginap disana."Assalamualaikum warahmatullahi wabarokattuh mamah ...." sapa Wulan saat dirinya sudah sampai di rumah."Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokattuh, sayang...." Nyonya Laura menjawab dengan senyum sumringah. Wanita itu begitu senang melihat putri kesayangannya sudah kembali."Mamah Wulan kangen," ujar Wulan seraya memeluk sang mamah."Mamah juga sayang." Nyonya Laura menciumi semua bagian wajah sang putri dengan derai air mata. Entah kenapa hati wanita paruh baya itu mendadak terasa sedih, saat melihat wajah putrinya itu."Loh kok Mamah nangis si?""Nggak sayang mamah hanya kangen kamu nak,""Ya ampun Mamah aku hanya pergi camp selama satu minggu dan sekarang sudah pulang dengan selamat, lalu apa yang bikin mamah sedih?""Entahlah sayang, semingu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status