Semua Bab Terikat Cinta Saudara Angkat : Bab 41 - Bab 50
90 Bab
Menyusun Rencana.
Keesokan harinya Wulan terbangun dari tidurnya. Wanita itu terbangun karena merasakan tendangan kecil pada kakinya. "Hei, bangun! Ayo cepat bagun!" bentak Panji salah satu preman yang membangunkan tidurnya.Wulan, wanita berparas cantik itu, perlahan membuka kelopak matanya. Wulan kemudian menggerakan kedua tanganya yang ternyata, sudah tidak terikat. Rupanya Panji si preman yang menculiknya itu, sudah membuka ikatan tangannya."Bangun dan makanlah." Panji kembali berkata seraya nyodokkan nampan berisikan bubu ayam dan segelas air putih."Terima kasih Paman," ucap Wulan berterima kasih. Namun, wanita itu tetap pada posisinya. Makanan di depannya itu sama sekali tidak ia sentuh. Wulan masih ingat betul tentang perkataan dua preman yang menculiknya itu. Bahwa mereka akan melenyapkan bayi yang ada di dalam kandungannya.Wulan berpikir bukan tidak mungkin, jika mereka menaruh sesuatu ke dalam bubur yang mereka berikan bukan? Meski Wulan nyatanya saat inj sangat lapar. Akan tetapi wanit
Baca selengkapnya
Kebusukan Elga.
Dikediaman keluarga Aditama, Nyonya Laura terus terisak. Wanita paruh baya itu menangisi putri tercintanya yang kini entah dimana. Karena hingga kini polisi belum juga menemukan petunjuk kemana penculik itu membawa Wulan.Rupanya penculik itu sempat mengganti mobil, yang mereka kendarai. Hal itulah yang menyebabkan susahnya melacak keberadaan Wulan. Meski begitu, Tuan Prabu dan Nyonya Laura tak kehilangan harapannya. Kedua orang tua paruh baya itu, tetap mengusahakan yang terbaik untuk mencari keberadaan Wulan.Sedangkan Damar disana sangat sibuk. Hingga pria itu tak sempat menelpon kerumah. Dan, sampai saat ini, pria itu bahkan tak mengetahui yang dialami oleh Wulan. Tuan Prabu dan Nyonya Laura juga berencana tidak akan menceritakan tentang penculikan Wulan pada Damar. Mereka sudah, menyusun alasan dan kata-kata saat Damar menelpon nantinya.Itu semua Tuan Prabu lakukan agar tidak, membuat pikiran putranya terganggu karena masalah penculikan Wulan. Tuan Prabu yakin jika putranya itu
Baca selengkapnya
Rencana Wulan.
"Ok Jo kamu jaga depan kalau Bos datang, langsung kabari aku, aku akan pura-pura mengikat dan menutup mata Wulan," ujar Panji pada Parjo."Ok, aku akan berjaga di depan. Wulan, paman harap kamu akan baik-baik saja dan selamat, lari lah, pergi sejauh mungkin, dan bangunlah kehidupanmu sendiri bersama anakmu, disini memang keluargamu tapi, disini juga adalah sarang maut mu, paman hanya bisa berdoa semoga suatu hari nanti kita akan bertemu kembali, dan kami berdua janji akan berubah, berubah untuk hidup yang lebih baik lagi, dan kami minta maaf sudah menculik mu," ujar Parjo memberi nasehat dan meminta maaf. Mendengar perkataan Parjo, sontak membuat Wulan terisak. Kata-kata Parjo membuat wanita itu tanpa sadar meneteskan air mata. Bumil itu begitu tersentuh dan tak bisa berkata-kata. Wanita itu hanya terisak sambil mengangguk kemudian berucap."Terima kasih Paman," ucap Wulan singkat diiringi tangis yang semakin menjadi. Tak ingin berlama-lama, Parjo kemudian melangkah pergi meninggalka
Baca selengkapnya
Damar Gelisah.
Damar begitu bersemangat, pria itu bekerja tak kenal lelah. Hampir seluruh waktunya ia habiskan dengan bekerja, bekerja, dan bekerja. Itu semua ia lakukan agar pekerjaannya cepat selesai dan dia bisa pulang untuk menemui Wulan. Kali ini, pria itu bertekad akan melindungi Wulan secara terang-terangan. Dan mengakui Wulan sebagai istrinya apapun yang terjadi. Kali ini Damar akan langsung bicara pada mamah dan papahnya mengenai pernikahan rahasianya dengan Wulan dua bulan lalu. Damar juga akan langsung mengakhiri pernikahannya dengan Elga. "Tuan muda Damar sepertinya ada sesuatu dibalik semua ini, kau begitu bersemangat," ujar Jhon, asisten Tuan Prabu yang ditugaskan di Jerman untuk mengawasi kantor cabang yang ada di sana."Ah ... Paman bisa saja. ya Paman memang ada seseorang yang aku cintai yang membuat aku ingin cepat pulang." Damar tersenyum sambil menerawang membayangkan wajah Wulan."Apa wanita itu adalah Elga? Ah maaf paman terlalu kepo," ucap Jhon keceplosan. Pria paruh baya it
Baca selengkapnya
Damar Mengamuk.
"Wulan," gumam Damar langsung terdiam menatap kembali bingkai foto Wulan yang pecah karena terjatuh. Pria itu seketika dilanda kegelisahan, hatinya sedari tadi menjadi tak keruan memikirkan Wulan. "Sepertinya, Aku harus menelpon Papah dan Mamah, iya aku akan menanyakan keadaan Wulan sekarang." Damar langsung meraih telponnya kemudian menghubungi keluarganya di Indonesia.Panggilan Damar tak langsung diangkat. Membuat pria itu semakin gelisah. Tak pantang arah, Damar kembali menelpon untuk yang ke dua kalinya. "Hallo Assalamualaikum...." sapa Nyonya Laura dengan suara sumbangnya. Iya, setelah beberapa kali Damar menelpon, akhirnya telponnya pun tersambung."Waalaikumsalam Mamah, em ... mamah sehat kan?" Damar bertanya kabar sang mamah dengan nada khawatir. Setelah mendenagar suara sang mamah yang terdengar serak. "Baik Nak, kamu gimana kamarnya?""Baik juga Mah, em ... bagaimana kabar Papah dan Wulan?" Pertanyaan Damar sontak membuat Nyonya Laura kembali terdiam. Air matanya kembali
Baca selengkapnya
Kehamilan Wulan Terungkap.
Wulan perlahan membuka kelopak matanya. Kesadaran wanita itu rupanya mulai kembali. Wulan kemudian mengedarkan pandangannya kesegala arah. Betapa terkejutnya wanita itu ketika melihat kesekitar ruangan tempatnya berada saat ini.Wulan tertegun saat melihat tanganya yang terpasang selang infus. Sementara luka tembak dibahunya yang sudah dibalut dengan perban. Bajunya pun sudah berganti dengan piyama tidur berwarna peach, yang bersih dan harum.Wulan kembali mengamati sekeliling, ruangan. Ruangan yang didominasi warna hitam dan beberapa sentuhan warna gold, membuat kesan manly yang begitu terasa. Jantung Wulan sontak, berdetak kencang, wanita itu benar-benar takut. Apakah ia kembali tertangkap oleh Tantri dan antek-anteknya. Apakah ia kembali tertangkap dan kali ini Tantri telah menjualnya. Dan mungkinkah saat ini dirinya tengah berada ditempat seseorang yang telah membelinya.Berbagai pertanyaan dan pikiran buruk terus menerus berputar di kepalanya. Tak ingin kembali menjadi tawanan. Wu
Baca selengkapnya
Kemarahan Tuan Prabu.
Nyonya Laura dan Tuan Prabu terdiam tak percaya. Kedua orang tua paruh baya itu begitu tercengang mendengar kenyataan tentang pernikahan anak-anak mereka. "Apa! Apa maksudnya perkataanmu, Damar apa itu benar?" ujar Nyonya Laura terdiam linglung mendengar pernyataan Elga yang begitu mengejutkan."Jangan pernah bicara omong kosong!" Tuan Prabu membentak Elga seraya melotot marah."Aku tidak sembarangan bicara liat! Liat Damar sekarang! Jika aku sembarangan bicara kenapa dia diam!" Elga menunjuk kearah Damar yang terdiam membeku. Pria itu merasakan lidahnya kelu, tak tahu harus bicara apa."Damar, apa ini Nak?" Panggil Nyonya Laura dengan mata berkaca-kaca. Wanita paruh baya itu memandang penuh tanda tanya pada sang putra. Karena sedari tadi Damar hanya terdiam tanpa kata."I-iya Pah, semua yang dikatakan oleh Elga memang benar, aku dan Wulan sudah menikah tiga bulan lalu, dan kami saling mencintai," ucap Damar lirih seraya menatap wajah kedua orang tuanya."Apa, tidak mungkin!" Nyonya L
Baca selengkapnya
Tanda Lahir Wulan.
"Apa! Dimana Bi!" tanya Rayan bersemangat."Tanda itu Bibi pernah melihatnya di pinggang Nona i-tu Tuan muda." Bi Ambar sedikit ragu seraya menunjuk kearah ranjang tempat dimana Wulan sedang terlelap tidur di atasnya."Hah! Bibi yakin! Bibi tidak salah lihat kan?" ujar Rayan begitu tak bisa mengendalikan diri. Pria itu langsung menghampiri asisten rumah tangganya dengan antusias. Rayan tak bisa mengabaikan begitu saja apa yang asisten rumah tangganya itu katakan."Iya Tuan muda, Bibi pernah melihatnya ketika Bibi mengganti pakaiannya, dengan sangat jelas bibi melihat tanda itu Tuan." Bi Ambar begitu yakin pernah melihat tanda itu di pinggang Wulan."Bi, bisakah kau memfotonya untuk ku, em ... hanya tandanya saja, kau bisa melakukanya sekarang?" pinta Rayan ingin melihat tanda yang kemarin Bi Ambar lihat di pinggang Wulan. "Baik Tuan muda, saya akan memfotonya untuk ada." Bi Ambar langsung menyanggupi permintaan sang majikan. Rayan kemudian keluar dari kamar yang Wulan tempati. Perlaha
Baca selengkapnya
Kenyataan yang Menyakitkan.
Tuan Fernando bertindak cepat pria paruh baya itu langsung datang ke kediaman putranya untuk melakukan tes DNA. "Dimana dia, Ray?" tanya Tuan Fernando pada putranya. Pria itu begitu tak sabar ingin melihat wanita yang diduga sebagai putranya yang hilang selama 20 tahun."Dia ada di kamarku Dad." Rayan memberitahu seraya mengantar sang daddy ke kamarnya.Rayan kemudian menuntun langkah sang Daddy pergi ke lantai dua dimana kamarnya berada. Sepenjang langkahnya, Tuan Fernando begitu gugup. Jantungnya berdetak kencang. Saat mengetahui kemungkinan putri yang selama dua puluh tahun menghilang kemungkinan akan ia temukan.Pintu kamar Rayan terbuka. Pemandangan pertama yang pria paruh baya itu lihat. Adalah sosok wanita muda tertidur begitu lelap. Namun, dengan keadaan yang tidak begitu baik. Wajahnya pucat, dengan mata yang nampak sembab dan agak membengkak. Belum lagi luka di bahunya yang masih terlihat basah. Sungguh wanita cantik yang tengah tertidur lelap itu begitu memprihatinkan."Da
Baca selengkapnya
Identitas Wulan Sesungguhnya.
Dua Minggu sudah berlalu, Wulan kini sudah bisa menerima kehadiran Rayan dan orang-orang di rumah besar itu. Wanita itu pun sempat memberitahu siapa namanya, pada Rayan saat pria itu bertanya. Wulan pun, kini sudah bisa diajak berkomunikasi. Akan tetapi tidak untuk menceritakan hal yang lain. Wulan benar-benar ingin melupakan segalanya, tentang kehidupan sebelumnya. Kepahitan dan penderitaan nya, juga kekecewaan pada Damar sang suami. Wanita berparas cantik itu ingin melupakan segalanya dan memulai kehidupan barunya.Sedikit demi sedikit Wulan mulai mau bicara dengan orang-yang ada dirumah itu. Termasuk pembantu dan juga Ardan dokter tampan yang sudah ditunjuk oleh Rayan sebagai dokter kandungan untuknya. Namun, tetap saja, bumil itu selalu termenung dan ketakutan jika mendengar suara-suara keras disekitarnya. Terutama jika mendengar suara ledakan. Wulan masih sedikit ketakutan saat ia teringat akan hari dimana dia melarikan diri. Hingga berakhir tertembak dan jatuh ke dalam sungai.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status