"Aku yakin, penulis script pasti lagi nggak waras makanya buat iklan dengan konsep nggak jelas gini," lirih Putri saat mereka break syuting."Ssttt, kudengar Putri Marion yang menulis," balas Mira seraya sibuk menatap kiri-kanan. Takut kalau-kalau ada telinga yang mendengar percakapan mereka. "Hand cream ini produk terbaru dari lini kosmetik Mahendra dan kebetulan dia kepala divisi pemasarannya."Refleks Putri terperangah. Sebagai aktris, bisa saja Marion berbakat namun sebagai penulis naskah dan pebisnis, jelas dia kurang berkualifikasi. Demi ambisi pribadi -- mempermalukan lawan --, dia tega bikin iklan jelek dan tidak menarik. Mengedepankan emosi di atas profit, jelas tindakan bodoh bagi seorang pebisnis. Bahkan walaupun punya harta yang cukup untuk tujuh turunan, temperamen semacam ini bakal membuatnya habis tak bersisa suatu saat kelak. "Putri, maaf ya. Anakku sedang demam tinggi. Kamu bisa pulang sendiri, kan?" Mira yang memang sejak tadi
Read more