Cibiran dalam suara Arya, tak bikin Marion mundur. Dengan senyum tipis di wajah, dia bangkit dan mendekati Arya perlahan, hingga tubuh mereka nyaris bersentuhan. "Masak?" ujarnya penuh makna sebelum melanjutkan," malah kukira sangat mengenalmu sampai-sampai aku tahu ... kamu semalam ke rumah sakit menjenguk pelacur kecil itu, iya kan?""Tutup mulutmu. Jangan paksa aku berbuat kekerasan," lirih Arya lambat, dingin. Respon Arya bikin Marion beringsut mundur. Ditatapnya wajah pria yang pernah sangat memanjakannya itu lekat-lekat, mencari tanda yang bisa dia kenali. Rupanya nihil. Arya yang berdiri di depannya bukanlah sosok yang dia kenali. "Hmm, kamu memang sudah berubah." Langkah Marion gontai menuju sofa. Dirinya mendadak diliputi emosi yang sangat kuat hingga tangannya mencengkeram pegangan sofa. Memalingkan wajah pada sang mantan, dia berkata lirih, "Arya, kamu cuma terpikat sesaat. Tak mungkin kamu rela bersama perempuan hina itu. Taruhannya
Read more