All Chapters of Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat: Chapter 71 - Chapter 80
145 Chapters
Rindu
Raungan sirine makin lama makin dekat, bikin jantung Putri berdegup kencang. Meski terdengar sama, ambulans punya empat macam bunyi, dan yang terdengar saat ini merupakan penanda untuk membawa pasien gawat darurat. Beberapa menit kemudian, ambulans itu akhirnya masuk ke gang tempat Putri terkapar. Desah lega langsung lolos dari mulutnya saat kendaraan berwarna putih tersebut berhenti tepat di depannya. "Tolong jangan banyak bergerak ya Kak, takutnya cedera kamu makin parah," seorang perawat pria memberi aba-aba seraya menyiapkan tandu. Setelahnya dua orang lain membantu memapah Putri ke dalam tandu dan pada saat inilah dia menoleh sekilas ke ujung gang, tempat di mana sedan misterius tadi berhenti. Ternyata, mobil berwarna putih itu sudah lenyap. Kepergiannya yang mendadak, tepat setelah ambulans sampai, jadi bikin benak Putri bertanya-tanya. "Aduuuhh ... ." erang Putri tertahan ketika tubuhnya sudah di atas tandu.Namun ras
Read more
Ada Untuknya
Laki-laki yang berdiam dalam kegelapan itu bangkit dan mendekatinya perlahan. Pantulan cahaya temaram lewat jendela kamar, menampilkan siluet tubuh dan wajah yang terpahat sempurna. "Jangan banyak bergerak, tubuhmu masih cedera," ujarnya lalu duduk di sisi Putri. Tangannya yang kekar menyentuh jemari kanan Putri sangat lembut. "Kamu baik-baik saja, kan?""Ya, aku... baik-baik saja Arya."Meski Putri berusaha tegar, namun air bening yang menggenang di sudut matanya tak mampu menyembunyikan betapa rapuh dirinya sekarang. Kehadiran Arya meruntuhkan semua pertahanan yang dibangunnya sejak tadi. "Good girl, jangan tahan isakanmu. Aku tak akan mengejekmu karena cengeng."Cibiran Arya sontak membuat isak Putri berhenti. Mata indahnya melotot. Andaikan pencahayaan sedikit lebih terang, pasti Arya hanyut di dalamnya. "Hahaha, kenapa berhenti menangis?" gelaknya menggoda. Setelah itu, pria yang selalu tampil dingin itu menghela nafas de
Read more
Bukan Mimpi
Paginya, Putri yang tak tahu-menahu ikrar Arya, bangun dengan sukacita. Tadi malam dirinya bermimpi sangat indah, tentang Arya yang rela datang dan menemaninya hingga lelap. Namun semua pikiran soal mimpi ini jadi lenyap manakala melihat pria jangkung itu benar-benar tidur di depannya. "Eh, ka--kamu sungguh datang?" gagapnya waktu melihat sosok Arya yang lelap tadi mendadak bangun gara-gara pergerakannya. "Maksudmu?" Kening Arya berkerut, "jadi waktu kita ngobrol semalam, kamu tak sadar?""Entahlah, antara sadar dan tidak," gumam Putri bingung. Mungkin karena minum obat, tidur Putri jadi terlalu nyenyak hingga mimpinya panjang dan berubah-ubah. Akibatnya, garis pemisah antara nyata dan ilusi jadi kabur. "Kamu masih sakit?" selidik Arya memastikan"Nggak terlalu, sudah agak baikan."Sinar mentari yang menerebos membuat Putri bisa mengamati rupa Arya dengan jelas, akibatnya dia tidak seberani tadi malam dalam berkoment
Read more
Genting
Cibiran dalam suara Arya, tak bikin Marion mundur. Dengan senyum tipis di wajah, dia bangkit dan mendekati Arya perlahan, hingga tubuh mereka nyaris bersentuhan. "Masak?" ujarnya penuh makna sebelum melanjutkan," malah kukira sangat mengenalmu sampai-sampai aku tahu ... kamu semalam ke rumah sakit menjenguk pelacur kecil itu, iya kan?""Tutup mulutmu. Jangan paksa aku berbuat kekerasan," lirih Arya lambat, dingin. Respon Arya bikin Marion beringsut mundur. Ditatapnya wajah pria yang pernah sangat memanjakannya itu lekat-lekat, mencari tanda yang bisa dia kenali. Rupanya nihil. Arya yang berdiri di depannya bukanlah sosok yang dia kenali. "Hmm, kamu memang sudah berubah." Langkah Marion gontai menuju sofa. Dirinya mendadak diliputi emosi yang sangat kuat hingga tangannya mencengkeram pegangan sofa. Memalingkan wajah pada sang mantan, dia berkata lirih, "Arya, kamu cuma terpikat sesaat. Tak mungkin kamu rela bersama perempuan hina itu. Taruhannya
Read more
Kunjungan Malam
Sudah seminggu Putri dirawat di rumah sakit. Lukanya sudah nyaris sembuh, tinggal butuh pemulihan.Rasa bosan menderanya tanpa ampun, terlebih sebab tak ada kawan atau kerabat yang menjenguk. Sesekali Arya datang, itu pun dengan muka kuyu kelelahan. Meskipun selalu berusaha melucu, namun Putri tahu ada yang tidak beres dari sikapnyaSebab tak bisa lagi menahan perasaan, malam ini, saat giliran Mira membesuk, Putri memaksanya angkat bicara. "Kak, tolong bilang yang sebenarnya. Hidupku pasti jadi kontroversi lagi, iya kan?""Ah, siapa bilang? Semuanya baik-baik aja. Jangan dipikirkan, biar cepat sembuh."Tentu saja Putri tak membeli omong kosong Mira. Berpegangan pada tepi ranjang, dia duduk di sisi Mira. "Tolong jujur Kak. Aku tahu ada yang tak beres makanya ponselku sampai kalian sita."Mulanya Mira enggan bicara. Namun desakan Putri yang terus-menerus membuatnya luluh. Setelah berpesan berulang kali agar Putri bersikap biasa sa
Read more
Panggilan
Harapan rupanya tinggal harapan. Sebab tiga hari berselang, berita yang menjelek-jelekkan Putri makin santer. Sekarang tak cuma kanal, bahkan selebritis yang punya dendam masa lalu terhadapnya pun mulai bermunculan. "Walau sama-sama pendatang baru, tak semua aktris punya privilege sama. Pasti ada yang jadi anak emas," sindir Davinka dalam sebuah konten. "Dulu aku kenal Putri waktu dia jadi sales. Agak belagu sih anaknya." Lady Sophia berkata pada sebuah podcast."Waktu sama-sama syuting iklan dulu, dia kayaknya baik sih walaupun yah... agak jaga jarak juga sama kami," tambah Connie dalam satu wawancara. "Parah sih ya kalau sampai jalan sama Arya. Secara waktu itu kak Putri Marion masih pacaran sama tuh cowok." Seorang mahasiswi random turut memberi komentar dalam sebuah wawancara langsung. Beragam isu mulai bermunculan bersamaan dengan cerita sepihak yang dihembuskan oleh oknum yang mengaku kenal Putri atau yang cuma jadi pengamat ber
Read more
Rekaman
"Pemirsa, sebuah rekaman, diduga aktris terkenal Putri Marion beredar dikalangan pengguna media sosial. Dalam video tersebut, sang aktris memaksa pramuniaga toko untuk ganti nama karena nama yang bersangkutan mirip dengan beliau."Kalimat pembuka dari reporter berita mengawali pagi Putri. Tangannya yang sudah hendak ganti channel langsung membeku. Matanya fokus menatap layar yang menampilkan potongan video yang sebagian wajah pemerannya sudah di-blur. Setengah jam berikutnya, dia masih sibuk mengamati berita tersebut hingga sarapannya tak sempat disentuh. Benaknya ruwet menerka pihak mana yang membocorkan rekaman ini ke publik. "Kak, tolong sarapannya dihabiskan. Supaya obatnya bisa dimakan," tegur suster yang bertugas. Mendengar kata 'obat' barulah Putri buru-buru menghabiskan sarapan. Seperti biasa, setelah menelan semua tablet pahit itu, dia langsung merebahkan diri dan membaca buku sebagai perintang waktu. Buku-buku ini Arya beli.
Read more
Dekapan Hangat
Jawaban ini membuat Claudia terperangah. Tadinya dia mengira, Putri bakal senang mendapat bantuan dikala masalah pelik bertubi-tubi mendera. "Tapi kenapa? Bukannya ini kesempatanmu memberi pelajaran pada artis sombong itu?" selidiknya. "Sejujurnya iya. Tapi aku takut hidup Cindy bakal terancam, terlebih dia juga punya bayi. Lagipula, pengacara Marion bakal menuduhnya berhalusinasi sebab dia pernah menerima perawatan medis dari psikiater, gimana menurutmu?"Claudia yang sekejap tadi menggebu-gebu, sontak terdiam. Sudut pandang yang dikemukakan Putri ada benarnya, bahkan terlalu benar. Dengan situasi kerjanya yang sibuk, bakal tak memungkinkan menjaga bayi Cindy bila terjadi apa-apa pada adiknya itu. Saking terharunya dengan perhatian Putri, gadis yang selalu setegar karang itu mulai terisak. "Terima kasih atas pertimbanganmu, aku... sungguh tak berpikir sejauh itu."Terhanyut dalam suasana, Claudia merangkul Putri erat. Suasana haru lan
Read more
Murka
"Sweet heart, just trust me, okay?"Samar-samar, suara parau Arya terdengar dari atas. Tiupan nafasnya yang hangat membelai puncak kepala Putri. Sejujurnya, hati kecil Putri mengatakan ada yang salah dengan posisi mereka saat ini namun nalurinya enggan menarik diri. Bahkan kata sweetheart dari mulut Arya, mencumbu telinganya dengan manis. Ada beberapa menit lamanya mereka berdiam, saling mendekap, hingga Arya tiba-tiba memundurkan tubuh. Dua pasang mata kini saling tatap. Tak ada yang mengalah, masing-masing ingin menelan yang lain dalam kedalaman netranya. "Kau sungguh mempesona, sama seperti pertama kali aku melihatmu."Sebelum Putri bisa menangkap maksud perkataan Arya, laki-laki itu sudah membungkam bibirnya yang ranum dengan mulutnya. Refleks Putri menolak, namun Arya yang lihai bukanlah tandingannya. Lidah pria itu dengan cepat membuka bibirnya lalu menjelajahi gigi dan langit-langit mulutnya. Melahap rasa manis gadis b
Read more
Rival
Besoknya, selepas jam makan siang, Arya kembali menemui Putri. Meski masih kesal perkara ciuman semalam, Putri tak punya pilihan selain ikut mobil Arya. Hari ini, dia sudah diperbolehkan pulang ke rumah. "Ada lagi barangmu yang tertinggal?" tanya Arya memastikan. Putri menggeleng lemah. Bagaimana mungkin ada yang tinggal? Sejak subuh, seorang perawat sudah menyiapkan semua keperluan Putri dalam koper besar. Jika itu belum cukup, perawat tersebut juga membeli segala keperluannya yang menyangkut kewanitaan sebab hari ini pula dia tiba-tiba menstruasi. Ini belum termasuk tugas-tugas remeh lain selama dua minggu terakhir. Dia jadi curiga bila perawat yang bertugas khusus di kamarnya adalah asisten Arya yang sedang menyamar. "Kamu langsung pulang atau mau masih ada tempat lain yang mau dikunjungi?" selidik Arya lagi saat mereka sudah di dalam mobil. Tanpa memandang wajah pria di sisinya, Putri menyahut singkat, "pulang
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status