All Chapters of Hanya Istri Figuran: Chapter 51 - Chapter 60
123 Chapters
Baru Tahu
Dua hari kemudian. Hans sadarkan diri dari kritisnya setelah empat puluh delapan jam tak sadarkan diri karena luka di wajahnya yang telah dilakukan oleh William karena telah membawa Thania bahkan mungkin ia tahu semuanya.Hans menghela napasnya dengan pelan kemudian menoleh ke arah samping di mana Cintya tengah tidur di sampingnya dengan tangan ia jadikan sebagai alas."Dek?" panggil Hans dengan suara pelannya. "Sejak kapan kamu di sini?" tanyanya ingin tahu.Perempuan itu kemudian mengadahkan kepalanya dan langsung menoleh ke arah sang kakak. "Kak. Akhirnya Kakak siuman juga. Udah dari Kakak masuk rumah sakit aku di sini. Aku panggil dokter dulu, yaa."Namun, Hans menahan tangan Cyntia agar jangan dulu pergi. "Sudah berapa lama, aku di sini? Mami dan Papi tahu, aku di sini?"Cyntia menghela napasnya. "Nggak, Kak. Aku nggak mau bikin jantung Papi kambuh lagi kalau kasih tahu Kakak ada di sini. Mami apalagi. Dia nggak akan peduli juga apalagi kalau tahu Kakak kayak gini karena ulah sua
Read more
Akan Membantu Hans
Hans tersenyum mendengar rencana indah yang diberikan Amar kepadanya. "Bagus juga, rencana elo. Big thank you, udah cari informasi yang sangat penting dan berguna ini, Mar. Gue nggak tahu kalau itu masalahnya."Yang gue tahu dari Thania adalah, hubungan William dan Mhika ditentang oleh keluarganya. Dan Thania pun nggak tahu kalau itu permasalahannya. Gue harap Thania mau bersabar."Amar menganggukkan kepalanya. "Gue akan selalu bantu elo, Hans. Karena elo udah banyak banget bantu gue waktu di Amerika. Nggak ada teman sebaik elo di sana waktu itu. Bahkan menggratiskan gue tinggal di apartemen elo."Hans tersenyum tipis mendengarnya. "Sebagai sesama warga asing di sana, harus saling membantu, Mar. Gue minta tolong sekali lagi ke elo, untuk menemui Thania sebelum dia pulang ke rumahnya.""Iya, Hans. Elo tenang aja. Gue akan nemui Thania dan bilang kalau elo udah baikan. Juga kasih tahu kalau elo akan ambil dia dari William. Itu kan, yang ingin elo sampaikan ke dia?"Hans mengangguk. "Iya
Read more
Hanya ingin Tahu
"Katakan, Pak Dony. Saya ingin mendengarnya." Thania tampaknya sudah tak sabar ingin mendengar apa yang akan disampaikan Dony kepadanya.Dony kemudian menghela napasnya dengan panjang seraya menatap wajah Thania dengan lekat."Tuan Hans ingin bertemu dengan Anda usai tiba di Jakarta. Kami memililki ide akan hal itu. Anda pun tahu, Tuan William akhir-akhir ini sangat sibuk bahkan akan bepergian ke luar kota atau negeri."Jadi, ada banyak waktu untuk Anda bertemu dengan Tuan Hans nanti. Saya akan membantu Tuan Hans untuk menemui Anda di sini tanpa diketahui oleh Tuan William. Itu pun jika Anda setuju dengan usul saya."Thania langsung menganggukkan kepalanya setelah diberi tahu akan membantu Hans untuk bertemu dengannya."Saya akan menyetujuinya jika memang itu tidak akan membahayakan dia, Pak. Saya ingin bertemu dengannya meski hanya sebentar. Jadi, tolong usahakan agar bisa membawa Hans kemari, Pak."Thania memohon kepada lelaki itu untuk membantunya bertemu dengan Hans. Dony kemudian
Read more
Banyak yang Membantu
Amar memasuki ruang rawat Thania kala melihat William keluar dari ruangan itu. Melihat Thania yang tengah duduk menyender di sandaran bangsal ia kemudian berdiri di samping perempuan itu seraya mengulas senyumnya."Hans sudah bangun dan dia sudah bisa bicara banyak. Tadi, kami sempat berbincang cukup lama dan dia menanyakan Anda. Tentunya pembahasan kami tak jauh dari Anda," ujar Amar memberi tahu.Thania langsung menoleh cepat ke arah Amar. "Serius? Beneran, itu Hans? Dia sudah bangun dari kritisnya?" tanyanya penuh dengan keterkejutan."Betul, Bu Thania. Hans juga meminta saya untuk memberi tahu hal ini. Dia akan segera ke Jakarta setelah kondisinya membaik dan sebisa mungkin untuk menemui Anda di sini."Apa pun caranya, dia akan mencoba dan berusaha agar bisa bertemu dengan Anda. Dan satu lagi. Jangan pernah merasa sendiri karena Hans akan selalu menemani Anda meski jarak jauh memisahkan kalian berdua."Thania tersenyum lirih. Ia kemudian menganggukkan kepalanya dan menghela napasn
Read more
Perasaan Keduanya sangat Lega
"Katakan, Pak Dony. Saya ingin mendengarnya." Thania tampaknya sudah tak sabar ingin mendengar apa yang akan disampaikan Dony kepadanya.Dony kemudian menghela napasnya dengan panjang seraya menatap wajah Thania dengan lekat."Tuan Hans ingin bertemu dengan Anda usai tiba di Jakarta. Kami memililki ide akan hal itu. Anda pun tahu, Tuan William akhir-akhir ini sangat sibuk bahkan akan bepergian ke luar kota atau negeri."Jadi, ada banyak waktu untuk Anda bertemu dengan Tuan Hans nanti. Saya akan membantu Tuan Hans untuk menemui Anda di sini tanpa diketahui oleh Tuan William. Itu pun jika Anda setuju dengan usul saya."Thania langsung menganggukkan kepalanya setelah diberi tahu akan membantu Hans untuk bertemu dengannya."Saya akan menyetujuinya jika memang itu tidak akan membahayakan dia, Pak. Saya ingin bertemu dengannya meski hanya sebentar. Jadi, tolong usahakan agar bisa membawa Hans kemari, Pak."Thania memohon kepada lelaki itu untuk membantunya bertemu dengan Hans. Dony kemudian
Read more
Bukan Alasan Logis
Sesampainya di Jakarta. Hans membawa Cyntia masuk ke dalam apartemen di mana ia tinggal selama di Jakarta."Oh, jadi di sini tempat persembunyian Kakak dari kami semua," ucap Cyntia kemudian duduk di sofa ruang tengah."Kamar kamu di sebelah sana. Dan ini kamarku. Jangan pernah masuk ke dalam kamarku kalau aku tidak ada di sini."Cyntia mengerucutkan bibirnya. "Iyaa, iyaa. Kakak kan, nggak punya sekretaris. Kenapa nggak aku aja yang jadi sekretaris Kakak?"Hans menaikan alisnya sebelah. "Selalu ada niat terselubung apa pun yang kamu buat ini, yaa. Ya udah, kalau memang mau jadi sekretarisku. Jadi, aku tidak perlu lagi mencari kandidat untuk menjadi sekretarisku."Cyntia menerbitkan senyumnya dengan lebar kepada lelaki itu. "Oke! Aku akan membantu Kakak menyelesaikan semua kerjaan di kantor sini. Karena di Bandung, udah ada yang handle.""Good! Kalau kayak gini, nggak sia-sia kamu datang ke Jakarta."Cyntia lantas menyunggingkan bibirnya. Ia kemudian menoleh ke arah dapur hendak mencar
Read more
Tidak Tahu Diuntung!
Hati Thania sangat lega mendengar ucapan dari Hans. "Kamu nggak bohong, kan?""Mana pernah aku bohong sama kamu, Thania. Kalau aku memang nggak terima, sudah sejak awal saat tahu kamu hamil aku nggak akan ngejar kamu lagi."Thania menghela napasnya dengan panjang. "Aku masih trauma soalnya. Gara-gara ditipu dan akhirnya malah bikin aku menderita.""Iya. Aku paham itu. Aku juga nggak maksa kamu buat percaya. Tapi, aku akan buktikan kalau aku tulus menerima dan mencintai kamu. Jadi, jangan berpikir yang aneh-aneh lagi, yaa. Kamu bisa melihatnya nanti."Thania menganggukan kepalanya. "Terima kasih, sudah mau kasih aku harapan untuk bisa mencintai lagi. Setelah gagal dalam rumah tangga meskipun saat ini masih bertahan.""No worry. Aku senang, bisa jadi alasan kamu untuk bisa tersenyum lagi dan merasakan bahagia itu."Thania kembali menerbitkan senyumnya. "Hans. Pak Dony akan bantu kamu untuk ke sini kalau kamu mau. Itu pun tidak bisa diprediksi kapan-kapannya. Karena kalau cuma di kantor
Read more
Kerja Sama dengan Mafia
Pukul 19.00 WIB.Rani sudah tiba di rumah Thania dan William. Lelaki itu yang sedari tadi mendumel karena Thania yang tidak mau berkata jujur lalu menaikan kedua alisnya."Mami?" panggilnya dengan nada bingungnya. "Kenapa nggak kasih tahu dulu kalau mau ke sini?" tanyanya kemudian."Memangnya penting? Mami sudah menghubungi istri kamu dan katanya boleh, datang ke sini. Lagi pula kedatangan Mami ke sini bukan mau ketemu sama kamu. Tapi, sama Thania, anak menantu Mami!" tegasnya kemudian.Bahkan dari cara bicaranya pun sangat kelihatan bila perempuan berucap dengan ketus. Ia masih belum mau berdamai dengan anaknya karena telah menyakiti Thania.William hanya menelan saliva dengan pelan mendengar ucapan dari maminya itu. "Aku panggil dulu, Thania-nya. Mami duduk saja dulu di sana," ucap William dengan pelan sembari menunjuk sofa ruang tengah.Rani kemudian berjalan ke arah sofa lalu duduk di sana. Sementara William masuk ke dalam kamar memanggil Thania yang masih betah di dalam sana.Tha
Read more
Rahasia di Balik Mewahnya Keluarga William
Pukul 21.00 WIB.Reynold dan Hans menemui orang yang sudah dihubungi oleh Reynold di sebuah tempat yang sunyi dan gelap."Om. Di sini, tempatnya?" tanya Hans usai keluar dari dalam mobilnya.Reynold mengangguk. "Karena mereka mintanya ketemu di sini. Sebenarnya ini hanya markas kecil yang biasa digunakan oleh mereka untuk main judi, gapleh atau sekadar mabuk."Hans manggut-manggut dengan pelan. Sementara Reynold menghubungi teman yang bernama Rommy itu hendak memberi tahu bila dirinya sudah tiba di sana."Gue udah di depan markas kecil elo.""Oke! Tunggu di sana. Gue sebentar lagi keluar."Reynold menutup panggilan itu dan menoleh pada Hans yang tengah mengedarkan pandangannya di sekitar tempat itu."Kenapa, Hans? Sangat asing, dengan tempat ini? Tentu saja. Kamu anak baik-baik mana mungkin hafal dengan tempat-tempat seperti ini," ucap Reynold kemudian menyalakan sebatang rokok miliknya.Hans menoleh pada pamannya itu dan menatapnya. "Om terlalu berani untuk melakukan hal gila saat Om
Read more
Jangan pernah Bermimpi!
Banyak hal yang belum Hans ketahui tentang kehidupan di masa lalu terutama tentang kematian sang kakak yang masih menjadi misteri.Di dalam kamarnya, ia merenung memikirkan ucapan dari Rommy tadi yang mana kasus kematian sang kakak ada campur tangan keluarga William."Kak Olive tidak pernah menceritakan tentang keluarga William. Dan nggak mungkin kalau dia memang salah satu dari keluarga William," ucapnya kemudian menghela napasnya dengan panjang."Di mana dia sekarang? Nomornya sudah tidak aktif, semakin sulit aku mencari keberadaan dia," ucapnya dengan pelan.Sedari tadi Hans mencoba menghubungi Olivia, namun sayangnya nomor milik perempuan itu sudah tidak aktif lagi."Aku akan mencari dalang pembunuhan Kak Erald. Walau bagaimanapun juga, kematian itu harus diungkap meski Kak Erald sudah pergi untuk selamanya."Hans kemudian mengambil ponselnya di mana ada pesan masuk dari Thania. Ia pun tersenyum kala melihatnya.Thania: [Nggak bisa tidur karena nunggu kabar dari kamu. Where are yo
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status