Hanya Istri Figuran

Hanya Istri Figuran

By:  Nhaya_97  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
89Chapters
890views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kirana Thania Putri tak menyangka jika seusai malam pertama, sang suami yang dicintai tiba-tiba memberikan sebuah perjanjian pernikahan di atas kertas yang sudah dia siapkan. William ternyata hanya menginginkan anak dari Thania untuk membuktikan pada orang tuanya jika dia normal. Lantas, mampukah Thania meraih bahagianya di pernikahan ini meski sebagai istri figuran saja di kisah William?

View More
Hanya Istri Figuran Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
89 Chapters
Perjanjian Pernikahan
“Apa ini, Mas?” tanya Thania terheran-heran.“Kesepakatan pernikahan,” ucapnya datar dan tegas.Bukan lagi pria yang tengah menggerayangi tubuh polos Thania yang mengeluarkan suara lembut, seakan ia sedang jatuh cinta.“Ma—maksud kamu?” Thania terbata-bata kemudian membuka map tersebut dengan pelan.Membaca isi dari kesepakatan yang tertera di lembar kertas itu. Matanya membola dengan bulir air mata yang hampir jatuh di sudut matanya.“Apa ini, Mas? Kamu … kamu jebak aku?” tanya Thania setelah membaca isi dari kesepakatan dan perjanjian tersebut.Wiliiam menatap datar wajah Thania. “Perlu aku jelaskan padamu, Thania. Ini bukan keinginanku. Tapi, keinginan orang tuaku yang berisik bertanya kapan aku menikah. Untuk itu, aku memilih kamu menjadi perempuan yang aku nikahi. Aku tahu dari beberapa orang kalau kamu mencintaiku.”Dengan jelas dan terang-terangan, William rupanya terpaksa menikah dengan Thania karena tuntutan kedua orang tuanya.“Mereka mengira aku menyimpang. Lebih baik menika
Read more
Tak Perlu Tahu!
William terkekeh pelan. “Tentu saja tidak sedikit, Thania. Jangan mengkhayal. Lakukan saja tugasmu sebagai istri di atas kertas kesepakatan yang sudah kita sepakati!”Thania menarik napas dalam-dalam dan menatap William dengan tajam. “Sampai kapan pun aku tidak akan pernah memberimu anak!"“Apa kamu bilang? Berani-beraninya kamu mengatakan itu padaku. Ingin keluargamu hancur di tanganku, huh?” pekik William naik pitam setelah mendengar ucapan Thania tadi.Perempuan itu melepaskan tangan William dengan kasar kemudian keluar dari kamar tersebut. Melangkahkan kakinya dengan lebar meninggalkan William yang masih berdiri hanya mengenakan celana dalamnya saja.“Bagaimana bisa, pernikahan ini hanya merupakan pernikahan di atas kertas dengan kesepakatan yang bodohnya sudah aku tandatangani. Bagaimana aku bisa bertahan dengan ini semua kalau hanya aku yang mencintainya.”Thania duduk di sebuah balkon lantai dua seraya menundukkan kepalanya di antara kedua kakinya. Bahunya bergetar sebab isak t
Read more
Layani Aku Setiap Aku Menginginkanmu!
Mata penuh dengan bulir air mata dari Thania memicing tajam menatap lelaki yang sialnya telah menjadi suami gila yang ia miliki. Impian dan ekspetasi yang ia bayangkan rupanya jauh berbanding terbalik dengan kenyataan yang harus ia jalani kini.“Mas. Setidaknya aku tahu, alasan kenapa dia pergi meninggalkan kamu. Sampai membuat kamu tidak bisa melupakan dia,” ucap Thania berharap William mau memberikan alasan mengapa perempuan itu pergi darinya.Matanya melirik Thania kemudian menarik napasnya dalam-dalam. “Dia mengalami kecelakaan, kemudian amnesia dan dibawa oleh kedua orang tuanya ke luar negeri untuk menyembuhkan kondisinya. Itu saja yang perlu kamu ketahui. Jangan pernah bertanya mengenai hal itu lagi! Aku ingin membatasi privasiku darimu!”William menyelesaikan acara mandinya dan pergi begitu saja meninggalkan Thania. Perempuan itu tersenyum getir kemudian menghela napasnya dengan panjang.“Baiklah. Jika itu yang kamu inginkan. Kamu pikir, aku akan mengalah begitu saja. Tentu ti
Read more
Jangan Lupa Kabarin Aku
Thania mengendap-ngendap keluar dari rumah megah itu sebab hendak pergi menemui Hans yang ingin bicara banyak dengannya.Ia kemudian menghela napasnya dengan lega karena ternyata William tidak ada di rumah. "Mobilnya sudah tidak ada di garasi. Aku yakin, dia sedang mencari keberadaan Mhika lagi agar segera bisa kembali padanya," ucapnya lalu masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari rumah itu.Menyusul Hans yang menunggunya di sebuah gedung di mana Hans tinggal kini. Di sebuah apartemen yang tidak diketahui oleh siapa pun selain Thania yang ia pun baru tahu tempat tinggal sahabat dekatnya itu."Halo, Hans. Aku sudah di depan pintu apartemen kamu." Thania menghubungi Hans."Oh, iyaa. Tunggu sebentar, yaa. Aku baru selesai mandi soalnya."Thania terkekeh pelan. "Ya sudah," ucapnya kemudian menutup panggilan tersebut.Tak lama kemudian, Hans keluar dan membukakan pintu untuk perempuan itu. Thania masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tengah."Maaf, yaa. Masih berantakan. Aku baru satu ming
Read more
Mabuk
"Maksudnya?" tanyanya kemudian.Hans menggeleng sembari mengulas senyumnya. "Kamu pasti akan berpisah dengannya apa pun yang terjadi, kan? Karena bagaimanapun juga pernikahan itu hanya pernikahan di atas kertas. Betul?"Thania mengangguk dengan pelan. "Iya, kamu benar. Aku kadang suka lupa, Hans."Pria itu terkekeh pelan. "Thania. Jika kamu ingin pernikahan kamu bukan lagi pernikahan kontrak, sebaiknya kamu banyak berdoa semoga William mengubah hatinya hanya untuk kamu dan melupakan kekasihnya itu."Tapi, kalau kamu tidak yakin William akan mencintaimu dengan tulus dan sungguh-sungguh, berdoa saja semoga apa pun keputusannya kelak, itu sudah menjadi yang terbaik untuk kalian. Jangan sampai menyesal setelah semuanya terjadi, yaa."Sebagai sahabat yang baik, Hans ingin menasihati Thania agar perempuan itu tidak salah memilih apa yang harus dia pilih kelak. Berharap sahabatnya itu mendapat bahagia di atas pernikahan yang cukup toxic ini."Ya. Aku akan mengikuti kata hatiku, Hans. Terima
Read more
Moodbooster Thania
Thania menelan salivanya dengan pelan seraya mencari alasan mengapa ia dan William keluar dari kamar yang berbeda. Dengan senyum yang terbit di bibirnya, ia menghampiri sang mertua dan menyalim tangannya."Di kamar kami yang ini, kalau disimpan lemari tas milikku sudah tidak muat, Mi. Makanya aku simpan di kamar sebelah saja. Aku habis mengambil tasku."Thania berhasil mencari alasan dan itu membuat William sedikit lega karena tidak perlu lagi mencari alasan mengapa mereka keluar dari kamar yang berbeda."Oh, begitu. Mami pikir kalian sedang bertengkar. Masa iya, pengantin baru langsung bertengkar."Thania meringis pelan. "Tidak ada, Mi. Kami baik-baik saja. Mami ada apa kemari? Ayo, sarapan sama-sama.""Tidak! Kalian saja yang sarapan. Mami hanya ingin memberikan ini kepada menantu Mama. Nanti dimakan, yaa."Thania mengambil paper bag di tangan Rani dan melihat isian di dalamnya. "Brownies?" tanyanya kepada Rani."Ya. Kesukaan kamu. Mami sendiri lho, yang buat. Dimakan, yaa. Jangan s
Read more
Ketahuan
Hans tak bisa menjawab pertanyaan dari omnya itu. Ia hanya mengulas senyumnya kemudian menatap wajah Thania yang sengaja dia pajang di atas meja kerjanya."Gajimu selama dua tahun pun belum bisa membayar utang sebanyak itu. Aku juga tidak bisa membantumu mengeluarkan uang sebanyak itu karena perusahaan ini bukan sepenuhnya milikku. Semoga kamu paham, Hans.""Nggak apa-apa, Om. Aku paham. Lagi pula, aku tidak meminta hal ini kepada Om. Karena aku tahu, perusahaan ini bukan sepenuhnya milik Om." Hans menerbitkan senyumnya kepada Reynold."Bagaimana jika kamu minta kepada orang tuamu? Sudah tahu, jawabannya. Pasti tidak akan mau."Hans menghela napasnya dengan panjang kemudian menoleh pada ponselnya karena ada notifikasi pesan masuk dari Thania. Mengirim pizza yang sudah berhasil ia habiskan membuat Hans menyunggingkan senyum tipis."Awalnya, setelah aku wisuda, niatku ingin sekali melamar Thania. Tapi, ternyata semuanya terlambat. Ada rasa sedih saat tahu dia telah menikah. Tapi, ada ra
Read more
Menginginkanmu!
Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. William dan Thania sudah berada di kediaman kedua orang tua William yang mengundang mereka untuk makan malam bersama."Halo, Thania. How are you?" Edward rupanya masih ada di Indonesia dan tengah duduk di meja makan."Halo, Edward. Kabarku baik. Bagaimana denganmu?" tanyanya balik."Very well," ucapnya lalu menerbitkan senyumnya. Matanya kemudian melirik pada William yang tampaknya tak suka istrinya berbicara dengannya."Will. Bagaimana dengan project di Manila? Bukankah bulan depan seharusnya sudah peresmian?" tanya Edward mengenai pekerjaan William."Ya. Tentu. Aku akan memintamu untuk datang ke sana jika aku tidak bisa datang.""Oh, come on! Jangan andalkan aku terus, Will. Kedua kakakmu saja yang kamu minta untuk datang ke sana."William menghela napas kasar kemudian mengibaskan tangannya. "Aku tidak butuh bantuan mereka. Hanya akan membuat kantorku hancur karena ulahnya."Rani menoleh pada James--sang suami yang hanya diam mendengar ucapan
Read more
Sikap Aneh William
Malam itu, Thania tidak bisa lepas dari kungkungan William yang sedang menginginkannya. Hanya satu hari tidak menyentuhnya, William menyetubuhi Thania dengan sangat kasar dan brutal."Rgghh!" raungnya kala mendorong lebih dalam di bawah sana. "So yummy. You look so amazing, Thania. Siapa pun pasti tidak akan menolaknya. Tapi, jangan harap aku akan membiarkanmu disentuh oleh siapa pun selain diriku!"Mata elang itu menatap penuh wajah Thania yang sedari tadi menjerit kesakitan karena ulahnya."Sudah, Mas. Lepaskan aku. Aku sudah tidak kuat lagi," ucapnya lirih, memohon agar William menghentikan aksinya. Sudah hampir satu jam lamanya William menggerayangi tubuhnya.Tidak ada ampun bagi William. "Kamu sudah membuatku marah, Thania. Pergi ke apartemen pria tanpa sepengetahuanku! Suami mana yang tidak marah jika melihat istrinya berperilaku sepertimu, huh?"William membalikan tubuh perempuan itu tanpa melepaskan gerakannya. Menjambak rambut panjang perempuan itu dan memompanya lagi lebih k
Read more
Baru Sadar?
Dua hari kemudian.William dan Thania sudah berada di Kanada untuk melaksanakan bulan madu yang sempat ter-pending karena banyaknya pekerjaan juga William yang malas pergi.Namun, kali ini lelaki itu tampak bersemangat bahkan mengemas bajunya sendiri hingga membuat Thania bingung karena tingkah anehnya."Thania. Aku tahu kamu belum pernah ke sini. Maka dari itu, aku mengajakmu ke sini."Ingin rasanya ia menendang bokong suaminya itu karena selalu saja berucap tinggi dan merendahkannya."Mas. Kamu sadar kan, semenjak kita menikah, kamu selalu saja merendahkanku. Aku rasa, dulu kamu tidak pernah merendahkanku seperti ini." Thania tampak emosi.William yang mendengarnya lantas mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia kemudian menghampiri perempuan itu yang tengah merapikan pakaian miliknya di dalam koper ke dalam lemari."Kamu marah, hm? Aku hanya bertanya, bukan merendahkanmu."Thania mendengus kasar. Ia hanya melirik lelaki itu tanpa menjawab apa pun. William yang melihatnya tampak merasa bers
Read more
DMCA.com Protection Status