All Chapters of Perjalanan Balas Dendam Termanis: Chapter 41 - Chapter 50
134 Chapters
Bab 41 Akibat Rasa Bersalah
Pada pagi harinya ....Zsalsya menyibak selimut. Ia membuka matanya perlahan. Kala itu, matanya menyipit, ia melihat ke sekitar dan tubuhnya yang sudah terbaring di tempat tidur. Padahal, ia mengingat samar bahwa dirinya ada di sebuah restoran."Jam berapa ini?" Zsalsya meraba-raba ke tempat tidur untuk mengambil ponselnya, tetapi tidak ada di sana.Dengan kepala yang masih agak berat, Zsalsya menyibak selimut dan bangun. Ia melihat ke sekeliling, yang ternyata ponselnya ada di meja sebelah. Meja yang seperangkat dengan kursi santai di kamar itu.Ia turun dari tempat tidur, dirinya berjalan perlahan menuju meja dan mengambil ponselnya. Di layar terlihat jelas angka yang menunjukkan pukul 07.15 pagi. Zsalsya langsung membelalak, ia pun bersiap-siap. Tetapi saat hendak melangkah ....Tok Tok Tok!Suara ketukan pintu terdengar. Zsalsya langsung menoleh ke arah pintu. "Boleh saya masuk?" Suara lembut dibalik pintu yang terdengar nyaring di telinga."Masuk saja!" sahut Zsalsya dengan san
Read more
Bab 42 Eksekusi Rencana Balas Dendam
"Apa boleh saya masuk?" tanya Endrick sembari memegang gagang pintu. Kini, ia tidak langsung masuk begitu saja ke kamar itu. Meski di rumahnya, tetapi ia takut jika Zsalsya terganggu.Zsalsya menoleh kembali. Ia mendengar suara yang memang tidak asing baginya itu. Suara berat yang terdengar agak serak."Ya, masuk saja!" sahut Zsalsya.Endrick melangkah memasuki kamar itu, ia berjalan perlahan melihat-lihat ke sekeliling kamar. Lalu, dirinya berdiri di samping Zsalsya."Bagaimana dengan kondisimu?"Zsalsya agak menjauh, ia memutar tubuhnya, kemudian memicingkan kedua matanya seakan menaruh curiga kepada pria yang ada di sampingnya itu. Ting! Terdengar denting sebuah pesan dari ponsel.Sontak Zsalsya menoleh. Ia mengambil ponselnya untuk membuka pesan yang entah dari siapa itu. Namun, setelah dilihat rupanya ...."Siapa?" tanya Endrick."Mantan saya."Zsalsya menaruh ponselnya kembali dengan malas. Matanya mengerling kesal karena terus mengganggu. Tetapi lain dengan yang ada dalam piki
Read more
Bab 43 Anak Yang Selalu Salah
Arzov yang melihat kemesraan itu langsung mendengus kesal. Tetapi, teringat bahwa ia ada janji dengan Zsalsya malam ini, membuatnya berpikir bahwa ia bisa menghabiskan malam ini bersama dan menyingkirkan mereka berdua."Baiklah. Bersenang-senang saja kalian berdua sebelum Zsalsya kembali ke dalam pelukanku," batinnya sambil tersenyum.Nana yang melihat Arzov tersenyum pun malah membuatnya salah mengartikan. "Sepertinya kamu sudah dapat ide yang bagus," sindir Nana sembari melihat Zsalsya yang juga belum kunjung turun dari mobilnya."Tidak." Arzov menoleh ke arah Nana. Tangannya mulai berpetualang ke sekitar wajah dan bibir. "Aku membayangkan kita yang entah kapan akan seperti itu. Entah kapan kamu akan percaya dan menerima cintaku," ucapnya."Sabar, dong. Makanya kamu harus pintar-pintar cari cara supaya mereka pisah. Kamu nikahi Zsalsya dan siksa dia!"Jika sebelumnya Arzov sering merajuk sebab Nana yang terus meminta bantuannya tetapi tanpa ada kejelasan, kini ia tampak biasa saja k
Read more
Bab 44 Kesedihan Yang Terpendam
"Begini .... Untuk masalah desain yang baru kamu presentasikan kemarin, klien kita mau ada sesuatu yang berbeda."Zsalsya melongo tak percaya. Ia tak mengerti dengan cara pandang klien yang awalnya sudah bilang setuju, lalu ...."Kenapa bisa berubah secepat ini? Memangnya apa yang mereka inginkan?"Firman menoleh ke arah sekretaris yang berdiri di sampingnya. "Tunjukkan padanya!"Sekretaris Firman pun langsung mendekat ke arah Zsalsya dan memperlihatkan contoh desain yang telah dibuat Zsalsya kemarinnya. "Mereka mau jika bagian dadanya terbuka tetapi ada brukat tipis yang menghalangi belahan dada tersebut!" jelasnya.Sembari mendengarkan, Zsalsya juga membayangkan apa yang diinginkan oleh klien mereka itu.Sebagai fashion stylish, dirinya berusaha memenuhi apa yang klien inginkan, tetapi tak lupa dirinya pun mengarahkan apa yang memang cocok bagi pemakainya. "Supaya jelas, apa boleh saya bertemu klien kita itu hari ini?!" Zsalsya tidak menyukai sesuatu yang bertele-tele, ia juga ti
Read more
Bab 45 Kejadian Tak Terduga
Di lobi, para security dan empat orang yang memakai kedok menutupi yang wajahnya terus baku hantam. Darah yang berhamburan di lantai menciptakan kericuhan. Salah seorang di antaranya sudah terkapar. Tetapi, para pegawai yang mengetahui kejadian ini hanya diam menyaksikan hal itu. Mereka tidak berani melawan ataupun melakukan sesuatu. Terlebih lagi para wanita di sana, mereka hanya teriak histeris sembari berusaha melindungi diri mereka sendiri."Cepat bawa dia ke rumah sakit!" perintah Endrick kepada beberapa karyawan yang lain."Baik!" jawab salah seorang karyawan pria di sana. Meskipun ketakutan, tetapi mereka melakukan apa yang Endrick perintahkan."Jika kalian berani, hadapi saya!" teriak Endrick kepada empat orang yang terus baku hantam dengan para security yang menjaga kantor itu. Ke empat orang yang berkedok itu saling memandang satu sama lain. Dan, tanpa aba-aba mereka langsung menyerang Endrick. Endrick berlari sedikit dan kemudian menahan serta membalas serangan mereka ya
Read more
Bab 46 Mencari Tahu Langsung
Di depan seorang wanita bertubuh seksi dan berisi, tetapi bertato. Ke empat preman dengan kedok hitam yang menghalangi wajahnya itu terdiam dengan kedua tangan di depan. Mereka menunduk ketakutan kala melihat sepasang mata wanita itu yang tampak merah menyala. Seperti api kemarahan yang kian berkobar."Mana Endrick?!" sentaknya.Mereka terhentak kaget, dengan mulut diam dan untuk sementara mencoba menyembunyikan kebenaran itu."KUTANYA SEKALI LAGI, MANA ENDRICK? KENAPA... KALIAN... TIDAK... MEMBAWANYA KE SINI?!!" Mereka hanya menggelengkan kepala. Sampai salah seorang dari preman itu angkat bicara. "Maafkan kami, Nyonya. Tapi, rupanya membawa pria itu tidak mudah! Ada seorang pria yang selalu berada di disisinya, pria itu selalu melindunginya, dia sampai relakan tubuhnya terluka demi melindungi Endrick!" jelasnya."Apa maksudnya ini?" Wanita itu tampak kesal sekaligus ingin penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang telah mereka lakukan selama di kantor. Sampai pada akhirnya, salah
Read more
Bab 47 Di Balik Semak-semak
"Aku tidak punya waktu buat kamu! Lebih baik sekarang kamu pergi saja sana!" usir Zsalsya sembari berusaha melepaskan diri.Arzov celingak-celinguk melihat keadaan, memastikan bahwa tak ada orang yang melihat dirinya di sana. Ia mengeluarkan sapu tangan merah dan mengangkatnya menuju bagian hidung Zsalsya."Ugh! Lepaskan!" teriaknya sembari terus berontak.Di rumah sakit. Dengan tangan yang sudah diperban, ia duduk di kursi lalu berdiri. Ia terus mondar-mandir menunggu kabar keadaan asisten pribadinya yang kini sedang di ruang unit gawat darurat. Sampai seorang dokter datang, ia mengayunkan langkah kakinya pelahan. Membuka masker dan kemudian mendekat ke arah Endrick."Bagaimana keadaannya sekarang, Dok?" tanya Endrick yang berusaha tenang."Ada luka serius pada bagian perutnya. Mungkin, dia perlu menginap beberapa hari di sini sebelum akhirnya boleh pulang!" jelasnya."Saya sekarang saya sudah boleh menjenguknya ke dalam?" tanya Endrick."Boleh, silakan."Dokter yang mengenakan baj
Read more
Bab 48 Selamat dan Mencari
Saat Arzov hendak melangkah ke semak-semak, tiba-tiba ponsel Arzov berbunyi. Ia pun memilih untuk membuka ponselnya sebentar. Dan pada saat yang sama, Zsalsya berjalan jauh dari semak-semak itu ke tempat yang lain."Ada apa lagi dia nelpon begini?" gumam Arzov yang tampak kesal.Arzov mematikan ponselnya. Ia lanjut melihat ke semak-semak yang belum ia periksa itu. Saat dirinya melihat ke arah sana, rupanya tidak ada apa-apa."Zsalsya! Di mana sekarang kamu? Keluarlah sebelum aku melakukan hal yang lebih buruk! Sekarang keluar dari tempat persembunyianmu mumpung aku masih berbaik hati dan mau mengampunimu!"Semakin mendengar Arzov bicara nekat, semakin membuat Zsalsya ketakutan. Ia merasa bahwa akan menjadi mimpi buruk baginya jika sampai menyerahkan dirinya kepada Arzov."Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah mau kembali padamu!" batin Zsalsya ketika berada di tempat persembunyian baru. Tetapi, Zsalsya tampak kebingungan. Entah ini saat yang tepat atau bukan, namun dirinya mulai ber
Read more
Bab 49 Karena Ulat Bulu
"Kenapa lama sekali, apa jangan-jangan dia salah jalan?" gumam Zsalsya.Lalu, tiba-tiba tangan yang berukuran besar dan hangat menyentuh bahunya. Zsalsya membelalak kala meeasakannya. Ia tidak langsung menoleh, tetapi dirinya malah diam mematung seraya menelan ludah ketakutan."Jangan-jangan ini ...!" batinnya. Ia tak kuasa menoleh karena masih khawatir jika ternyata itu adalah Arzov yang menemukan dirinya.Meskipun ia ketakutan, dirinya mencoba menoleh ke belakang secara perlahan. Kini, kalaupun ini Arzov, maka dirinya mungkin tamat dan tidak tahu harus bagaimana untuk menyelamatkan dirinya. Karena, akan sangat tidak mungkin jika Arzov membiarkannya lepas begitu saja.Setelah benar-benar melihat ke belakang ternyata ....Zsalsya langsung mengusap dada. Perasaan tegang itu pun langsung berubah seketika menjadi tenang. "Aaahh, syukurlah ternyata kamu. Kenapa tidak bilang kalau kamu sudah sampai ke sini?" tanyanya.Wanita itu pun bangkit dari tempat persembunyiannya. Tetapi, ketika meli
Read more
Bab 50 Sebuah Keputusan
"Kita ke rumah sakit dulu, setelah itu baru saya akan mengantarkanmu pulang!" kata Endrick sembari membelokkan mobilnya."Memangnya siapa yang dirawat, Mas?" Zsalsya tidak tahu apa-apa. Walaupun ia sempat melihat darah di lantai yang menandakan bahwa telah terjadi hal buruk yang begitu melukai. Tetapi, ia tidak mengetahui detail pastinya. Terlebih lagi, ia tidak melihatnya secara langsung."Ibram. Dia terkena tusukan pisau karena berusaha menyelamatkan saya. Kalau saja tidak ada dia, mungkin sekarang saya terbaring tak berdaya seperti itu!" jelasnya.Zsalsya mengangguk-angguk. Matanya melihat ke arah tangan Endrick yang terbalut kain perban. "Mas, mau gantian tidak nyetirnya?" tanya Zsalsya.Melihat kondisi Endrick yang juga dalam keadaan buruk membuatnya tidak tega jika terus menyetir, sedangkan Endrick terluka. "Tidak apa-apa. Duduk dan diam saja. Jangan banyak tanya."Endrick melirik ke arah Zsalsya. "Bukannya kamu tidak bisa menyetir."Sebetulnya, Zsalsya bisa menyetir. Ia hany
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status