All Chapters of WANITA SENGSARA YANG DICAMPAKKAN, TERNYATA PEWARIS KAYA: Chapter 31 - Chapter 40
56 Chapters
Bab 31
Reza memperlihatkan sikapnya yang mesra di depan mantan istrinya dan juga Alvin. Membuat Tiara yang saat itu melihat mencibirkan bibir.'Apa maksudnya Tuan Reza? Mengapa dia memegang kedua tanganku begitu erat. Apa dia melakukan semua ini agar Mbak Tiara malu?' batin Kirana ikut bertanya."Aku tak menyangka ya Mas, sekarang selera kamu rendahan banget. Dulu kamu nikahi ratu tapi sekarang kamu malah nikahi babu. Lucu banget tau gak," cibir Tiara diiringi gelak tawa yang begitu menghina.Sedangkan Kirana masih tak percaya dan begitu tegang saat dirinya berada disebelah majikannya. Rasanya seperti mimpi bisa sedekat itu."Aku tak perduli mau ratu ataupun babu, yang jelas aku butuh kesetiaan bukan hanya janji dusta!" Reza menatap mantan istri dengan tatapan kecewa dan amarah yang tak terbendung lagi."Oyah, kita lihat saja nanti Mas, kamu akan bertahan lama atau tidak bersama calon istri baru kamu ini, dia begitu udik. Aku tak percaya kamu bisa mencintainya seperti kamu mencintai aku Mas
Read more
Bab 32
"Ngapain Lo senyum senyum gak jelas gitu?! Kayaknya ada yang lagi ngarep nih sama Tuan Reza! Hah jangan terlalu percaya diri kamu! Tuan Reza gak cocok sama kamu, beliau cocoknya sama Meli Kusuma."Di lantai dua terdapat Meli yang sudah siap berdiri di hadapan Kirana. Sepertinya wanita itu sudah melihat gelagat Kirana sejak tadi. Kirana pun tak menggubrisnya sama sekali, ia bahkan hanya memberi seulah senyum ramah."Aku doakan semoga Mbak Meli sama Tuan Reza berjodoh,"sahut Kirana tak ingin berbasa-basi. "Ia harus banget lah, kalau pun tak berjodoh pokoknya harus dijodohin." Tok! Tok! Tok!Ditengah perbincangan antara Kirana dan Meli tiba-tiba suara gedoran pintu itu hadir lagi. Serentak membuat pikiran Kirana heran."Masa iya Mbak Tiara datang lagi, atau jangan-jangan bersama Mas Alvin lagi," pikir Kirana mulai merasa resah saat dirinya harus membukakan lagi pintu untuk sang mantan pacar yang sudah menyia-nyiakannya itu."Kirana Lo budek ya? Di luar ada tamu ketuk pintu!" pekik Meli
Read more
Bab 33
"Reza, maksud kamu apa? Apa kamu tidak salah bicara atau salah pilih. Dari penampilannya saja dia lebih pantas menjadi pembantu bukan jadi istri kamu!" protes Bu Sinta merasa tidak setuju dengan ucapan Reza barusan. Wanita paruh baya itu begitu kaget tatkala Reza memperkenalkan wanita yang terlahir dari kalangan yang menurutnya bawahan."Aku tidak salah pilih Ma, aku kasihan jika melihat Griz harus tumbuh besar tanpa kasih sayang dari seorang ibu. Jika Kirana tidak keberatan maka aku akan menikahinya besok juga.""Besok hari?! Tuan, apa maksudnya ini?!" Wanita muda itu begitu tercengang dengan ungkapan demi ungkapan yang diucapkan sang majikan. Bagaimana bisa menikah dengan waktu yang begitu cepat, sedangkan dirinya dan majikannya baru saja saling mengenal. Itupun hanya sebatas majikan dan seorang pegawai. Dan tidak semestinya menikah terlalu cepat juga."Tapi, tuan apakah harus secepat itu? Aku ini orang baru disini. Dan kita hanya sebatas majikan dan aku pegawai yang Tuan gazi. Ma
Read more
Bab 34
Tok! Tok! Tok!"Ma, bolehkah aku masuk. Ada sesuatu hal penting yang ingin aku bicarakan pada Mama."Gedoran demi gedoran dari balik arah pintu kamar Bu Sinta. Reza sedang menunggu sang Mama membukakan pintu."Mau membicarakan apa lagi, aku tak sudi untuk mendengarkannya! Pergi kamu dari kamar Mama, Reza. Atau, Mama saja yang akan pergi," teriaknya dari kamar tanpa membukakan pintu untuk anak lelakinya yang masih menunggu.Krieeet! Tangan Reza pun terpaksa membuka pintu kamar Bu Sinta. Ia terpaksa masuk walaupun wajah sang Mama sedang cemberut sebab ia sangat marah. "Mama mau kemana lagi? Bukankah Mama baru saja pulang ke rumah Reza. 10 tahun Mama di singapura meninggalkan Reza sendiri dan sekarang Mama malah ingin pergi lagi. Kemarin Tiara meninggalkan Reza dan sekarang Mama pula? Ma, haruskah Reza bersimpuh di hadapan Mama, agar Mama memaafkan Reza," lirih Reza dengan penuh permohonan. Ia berharap bahwa Bu Sinta tak lagi pergi meninggalkannya yang kedua kali. Selama ini Bu Sinta p
Read more
Bab 35
"Kirana apa kamu sudah siap? Hari ini kita menikah, dan aku sudah menyuruh sopirku untuk menjemput bapak kamu yang berada di kampung," imbuh Reza datang ke kamar wanita muda itu, hanya ingin memberitahu bahwa hari ini sudah bisa dimulai pernikahannya. Kirana yang baru saja terbangun sontak bimbang, di hatinya ada rasa bahagia dan juga kecewa dengan pernikahan yang terlalu cepat dan mendadak. Tapi, siapa juga yang akan menolak jika diajak nikah dengan pria tampan dan mapan seperti Reza."Baik Tuan, kalau begitu sebelum dirias aku akan mandi dulu," sahutnya sembari menguap beberapa kali akibat masih mengantuk.Wanita muda dengan tubuh semampai itu beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dulu. Sanggupkah ia nanti siang akan bertemu lagi dengan sang bapak yang dimana dulu pernah memaksa menikahkannya dengan Juragan Anton.***"Sah?" "Sawah," ucap riuh bahagia para tamu undangan, dan juga saksi di acara pernikahan Kirana dan juga Reza. Walaupun
Read more
Bab 36
Kriiiett! Daun pintu kamar pengantin pun terbuka lebar, diatas ranjang sudah ada Reza yang sedang tertidur pulas. Sepertinya ia kelelahan. Padahal tadi pria itu bilang ada kerjaan, tapi tak terlihat ada laptop di sekelilingnya.Seharusnya ini malam pertamanya dengan Reza, akan tetapi pria tampan itu malah meninggalkan tidur. "Selamat tidur suamiku," lirih Kirana sembari tangan menutupi tubuh Reza dengan selimut.Jujur saja bagi wanita beranak satu itu hari ini salah hari terbahagia di hidupnya, walaupun kisah cintanya begitu singkat. Untuk bisa menikah Reza mungkin dulu hanya mimpi, namun sekarang malah jadi suami. ***Esok hari. Tangan kiri wanita muda itu bergerak, seharusnya di sebelah kiri terdapat tubuh suami. Namun naas ketika Kirana melihat hanya ia saja yang tertidur seorang diri. "Mas Reza," sahut Kirana.Dan ternyata Reza sudah siap dengan jas dan juga kemeja putih sudah Rafi akan berangkat kerja. "Mas Maaf aku kesiangan semalam. Mungkin kemarin aku kecapean hingga ak
Read more
Bab 37
Setelah beberapa jam berlalu, wanita muda itu pun memijat kakinya yang terasa pegal sembari duduk selonjoran di kursi sofa yang berada tak jauh dari kamar baby Griz. Ada rasa lelah yang terasa, namun apalah daya, kerjaan pun sampai sekarang belum juga kelar. Padahal pinggang pun sudah sakit, sedari tadi ia membereskan rumah dan juga menyiapkan makanan. "Lelah sekali hari ini, mana lupa belum makan lagi," gumamnya dengan tangan memijat betisnya.Padahal Kirana baru saja istirahat sejenak, akan tetapi Griz menangis dengan kencang. Ia pun segera bangkit menuju arah kamar yang dimana tak jauh dari kediamannya saat ini."Sayang kamu sudah bangun saja," ucapnya pelan dengan bibir tersenyum sumringah. Walaupun dirinya terasa lelah, namun pada saya melihat Baby Griz, rasa lelah itu berubah menjadi semangat yang tiada Tara.Bagaimana pun Kirana sudah menganggap anak tirinya itu sebagai anak kandung, apalagi Melati yang bayi kandungnya tidak ada disamping. Sebab belum diambil dari kediaman Bu
Read more
Bab 38
Wanita muda itu pun tidak ada pilihan, ia terpaksa harus menggendong bayi sembari menggoreng telur ceplok untuk sang mertua. Sejak kedatangan Mama Reza kerumah ini kini beban Kirana bertambah banyak. Bukan hanya Griz yang harus diurusnya melainkan nenek lampir yang bawel lebih banyak kemauan."Sayang kamu jangan nangis ya, sebentar lagi kita mandi, Mama janji," bisiknya pada Baby Griz yang saat ini berada di gendongan Kirana. Mendadak Griz pun tidak mau tau turun dari pangkuan sang ibu tirinya. "Nya, ini sudah siap telur ceplok yang Nyonya minta, sekarang bolehkah aku memandikan Griz terlebih dulu, kasihan dia sudah kegerahan," pinta Kirana tatkala tangan menyodorkan telur ceplok yang barusan dibuatkan untuk mertuanya.Tanpa basa-basi Bu Sinta segera mengambil dan juga menyiapkan telur yang barusan Kirana goreng.Cuih!Beberapa saat makanan itu kembali dimuntahkan, membuat Kirana yang melihat sontak kaget tak menentu."Kamu mau ngerjain saya apa?! Goreng telur pahit begini! Kamu gak
Read more
Bab 39
Baru saja wanita muda berparas cantik itu hendak menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Nama Pak Jamil tertera di layar ponsel dengan panggilan masuk. Namun tatkala tangan Kirana akan mengangkat ponselnya keburu tidak berdering lagi. Pasca Kirana akan menghubunginya balik serentak pesan masuk tetap dari nomor yang sama.[Kirana bapak sedang sakit, bisakah kamu kirim bapak uang untuk berobat,] pesan masuk yang tertera. Ada rasa khawatir menyeruak dalam pikiran, wanita lemah itu sungguh tak tega jika mendengar sang bapak sakit. Apalagi keluarga yang tersisa hanyalah Pak Jamil seorang setelah Ibu kandung Kirana menikah lagi dengan pria lain.[Berapa yang bapak butuhkan?] Segera wanita muda itu membalas, walaupun perasaan tak kuasa dengan rasa haru yang melanda.[Tidak banyak Nak, bapak hanya butuh uang 5 juta saja, untuk berobat,]Kirana pun hanya bisa mengusap bulir-bulir bening yang jatuh pada pipinya. Semoga saat kepulangan sang suami, Reza bisa menge
Read more
Bab 40
Sinar matahari terasa hangat menyinari alam semesta, Kirana yang kala itu sedang menjemur pakaian tiba-tiba terhenti pada saat suaminya hendak pergi untuk ke kantor."Mas Reza," sapa wanita muda itu menghampiri. Terdapat Reza sudah siap akan berangkat kerja, ia sudah rapi dengan mengenakan setelan jas dan juga tas kerjanya. "Iya ada apa?" "Mas kamu gak lupa 'kan dengan permintaanku semalam," perkataan Kirana mencoba mengingatkan."Tidak lupa aku sudah menyiapkannya dibawah bantal."Reza pun melanjutkan langkahnya lagi, tanpa pamit ataupun mencium kening istrinya disaat akan pergi. Ia malah bersikap dingin seolah bukan dengan pasangan."Terimakasih banyak Mas," ucap Kirana nampak bahagia, terlihat bibirnya membentuk lengkungan indah di wajah.Bu Sinta yang saat itu berada tidak jauh dari kediaman Kirana merasa ada yang aneh dengan menantunya. "Dibawah bantal? Apa di bawah bantal?" gumam Bu Sinta pelan tanpa terdengar oleh Kirana yang masih mematung memperhatikan langkah sang suami.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status