All Chapters of Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Chapter 41 - Chapter 50
114 Chapters
Bab. 41 Fitting Baju Pengantin
"Kamu cantik sekali." Wanita itu berdiri, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia berputar pelan. Seulas senyum di wajah cantiknya. Pria itu menatap dalam tak berkedip. Gaun berwarna peach terlihat sangat pas membalut tubuh rampingnya."Bagaimana menurutmu? Apakah gaun ini cocok untukku?" tanya wanita itu. Reyfaldi mengernyit, memandangi gaun dari atas ke bawah seraya berpikir. "Perfect, saya sangat menyukainya." cetusnya.Setelah beberapa saat berfikir. Akhirnya, pilihan jatuh pada gaun berharga puluhan juta tersebut yang senada dengan setelan jas berwarna silver. "Oke, saya ambil yang ini," ucap Reyfaldi.Pria itu membayar menggunakan debit card. Sofia heran, mengapa uangnya tidak habis-habis. Padahal pria itu sudah banyak sekali mengeluarkan uang. "Baik, Kak. Saya akan antar gaunnya besok kerumah!" tutur sang Designer.Sore itu, keduanya tak langsung kembali ke rumah. Reyfaldi mengajak wanita itu makan malam di suatu resto makanan Jepang yang berada di hotel bintang lima. "Ak
Read more
Bab. 42 Membuatnya Kesal
Tak menyangka dengan apa yang dilakukan pria itu, Sofia memejamkan kembali matanya. Berpura-pura tidak menyadari apa yang tengah terjadi. Namun, jantungnya berdegup sangat kencang, serasa hampir lepas dari tempatnya. Drrrrrt ... Ponsel di dalam saku celana pria itu bergetar. Ia memposisikan tubuhnya seperti semula, bersandar di kursi kemudi lalu merogoh saku celananya. 'Irwan' tulisan di layar ponselnya."Hallo ...." sapa pria itu setengah berbisik, menoleh ke arah Sofia, tak ingin mengganggu tidurnya. "Maaf, Pak. Apakah Pak Reyfaldi sedang berada dirumah?" tanya pria di sebrang sana. "Ya. Saya ada dirumah!" "Jika saya kesana sekarang, apakah tidak mengganngu, Pak?" "Tidak! Kemarilah! Saya tunggu!" ucapnya diakhiri dengan menutup sambungan teleponnya. Wanita itu berpura-pura menggeliatkan tubuhnya lalu terbangun. "Apakah kita sudah sampai?" ucapnya menoleh ke kaca samping memindai tempatnya kini berada.
Read more
Bab. 43 Sah!!
Pagi itu, hawa dingin terasa menusuk ke dalam pori-pori kulit. Sofia menarik selimut yang tersingkap. Kemudian, menutupi seluruh tubuhnya menggunakan kain tebal berwarna putih tersebut, meringkuk di atas ranjang king size. Suara rintik hujan terdengar samar di telinga. Matanya terasa berat untuk dibuka. Namun, ia penasaran, "jam berapa sekarang?" Mengintip dari balik selimut menengok ke arah jam dinding yang tergantung. "Hah, jam 8 pagi?! Ternyata sudah siang!" Wanita itu terperanjat, menyingkap selimut yang baru saja menutupi seluruh tubuhnya, memaksakan diri untuk bangun. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi dan berpakaian rapih, ia berjalan keluar kamar menuju ruang televisi. Tidak terlihat siapa-siapa di sana. Lalu, ia berjalan ke arah dapur. "Mbok, Kakek dan Tuan kemana?" tanyanya pada pelayan senior yang sedang mengiris sayuran. "Tuan sepertinya pergi ke kantor, Non. Sedangkan Kakek Tuan pulang kerumahnya." "Pulang?" Sofia bertanya-tanya, "Mengapa Kakek pulan
Read more
Bab. 44 Acara pernikahan
"Cium ... cium ...." Semua saksi berseru. Suara tepukan bertempo lambat turut memeriahkan suasana di sana. Pasangan pengantin itu pun terlihat malu-malu dan salah tingkah. "Boleh ...?" bisik pengantin pria. Sofia menoleh menatap Edward yang duduk di kursi paling depan. Senyum bahagia mengembang di bibirnya, jari jemari tangan tua itu menyeka air mata yang menetes. Demi meyakinkan sang kakek, Sofia mengangguk pelan memberikan tanda jika dirinya bersedia melakukan adegan yang di serukan. Reyfaldi melingkarkan lengannya di pinggang Sofia, mengikis jarak diantara keduanya. Wajahnya kini sudah semakin dekat. Jantung pasangan pengantin baru itu berdebar dengan kencang. Jangankan melakukan di hadapan orang banyak, di saat berdua pun sebenarnya pria itu tidak memiliki keberanian. Wanita bergaun peach itu memejamkan mata. Kali ini ia harus profesional menjalankan tugasnya di hadapan sang kakek. "Lakukan sebaik mungkin!" bisik wanita itu. Melihat Sofia telah menutup indra penglihatannya,
Read more
Bab. 45 Membujuk Kakek
"Awww ...." Pria itu memekik berjongkok menahan sakit. Kedua tangan memegangi punggung kakinya yang terasa berdenyut nyeri. "Mengapa kau malah menginjakku? Sakit sekali!!" ringis Reyfaldi. Sementara, wanita yang terbalut handuk itu berdiam diri di sebelahnya. Pria yang berjongkok itu menoleh ke arah sofia, terlihat kaki jenjang nan putih mulus terpampang nyata di pelupuk mata. Lagi-lagi Reyfaldi membelalak. Handuk itu hanya menutupi area inti saja. Spontan pria yang berjongkok itu memalingkan wajahnya, jika tidak, wanita itu mungkin akan menendangnya dengan keras. "Ma-maaf, A-ku ... tidak sengaja!!" ucap Sofia penuh sesal melihat pria itu terus meringis. "Saya tidak bermaksud macam-macam! Kakek ada di luar, saya takut dia akan curiga. Makanya saya masuk kesini!" terang pria itu. "Cepat gunakan pakaianmu!!" titahnya. Wanita bertubuh ramping itu bergerak cepat, membuka lemari, meraih helai pakaian yang akan dikenakannya. Mata
Read more
Bab. 46 Tidur Di Dalam Kamar Yang Sama
Makan malam telah usai. Sofia kebingungan. Sedari tadi, ia terus memikirkan bagaimana caranya agar tidak tidur bersama Reyfaldi di dalam kamar yang sama. "Selamat beristirahat, Kek. Semoga mimpi indah," ucap Sofia di ambang pintu diikuti oleh masuknya Edward ke dalam kamar. "Lepas!!" Bisik Sofia menghempaskan lengan Reyfaldi yang melingkar di pinggangnya. Reyfaldi terkesiap, memberi jarak dengan wanita pemilik rambut panjang itu. Mereka masuk ke dalam kamar yang sama, yaitu kamar Sofia."Aku atau kamu yang akan tidur di sofa?" tanya Sofia ketus. "Saya saja!" jawab Reyfaldi. "Tapi--, sebaiknya aku saja yang tidur di sofa. Lagi pula, ini kan rumahmu. Masa pemilik rumah tidur di-?!" Belum selesai Sofia berkata. Pria bermata cokelat itu langsung meraih bantal, merebahkan tubuhnya di atas sofa. Namun, Sofia menarik tangan Reyfaldi agar ia berdiri dan berpindah ke atas ranjang. Bukannya Reyfaldi yang terangkat, malah Sofia yang terjatuh.Tubuh indah yang dulu gemuk itu ambruk di atas
Read more
Bab. 47 Hari Pertama Bekerja
BRUGH!! Suara pintu mobil di tutup. Wanita cantik bertubuh langsing semampai berjalan gontai memasuki area kantor. Menyibak rambut yang menutupi setengah wajahnya. Mata berlensa abu-abu menatap jeli keadaan sekitar. "Dimana Reyfaldi?" gumamnya ketika masuk ke area lobi. "Maaf, Bu. Anda mencari siapa?" sapa security berpakaian serba hitam. "Saya mencari, Bapak Reyfaldi!" jawab Sofia dengan pedenya. Security bertubuh tegap itu menatapnya dari atas hingga bawah. "Anda jangan main-main ya! Ada urusan apa Anda mencari Pak Presdir?" sentak security itu ketus. "Loh ..., mengapa kamu membentak saya? Berani-beraninya kamu, ya! Kamu tidak tau siapa sa--," Wanita berkemeja putih itu menghentikan kata-katanya. Ia tidak boleh memberitahukan status yang sesungguhnya. Jika tersebar, bisa-bisa rencana yang sudah ia susun akan gagal. "Jika tidak ada kepentingan sebaiknya anda pergi dari sini!" ujar Security dengan wajah
Read more
Bab. 48 First Kiss
"Sofia ..., kamu?" Alis lelaki itu terangkat, mulutnya sedikit terbuka dan kedua mata terbelalak. Ia tampak syok melihat dua manusia yang saat ini berdiri di hadapannya. Alvian mematung selama beberapa saat. Reyfaldi tersenyum miring, menatap dengan tatapan yang sulit di artikan. "Sudah mengenali siapa saya?" ucap CEO itu dengan lembut.Alvian menundukan wajahnya. Ia sama sekali tak berani menatap Reyfaldi. Namun, ia juga sangat penasaran dengan wanita yang berada di balik tubuh Bos tampan itu. Dipandanginya Sofia melalui sudut mata. Kaki besar yang dulu ia lihat, kini berubah menjadi sangat ramping dan putih mulus. Alvian pun tidak berani menatap secara langsung wajah mantan istrinya.Pria berjas hitam itu melanjutkan langkahnya mengitari ruang produksi. Mesin canggih yang memproduksi snack dan berbagai macam produk mie instan bekerja tanpa henti. Setiap hari, ratusan ribu bahkan jutaan snack terkirim ke berbagai kota dan negara. Perusahaan yang dirintis Edward dari nol itu, kini
Read more
Bab. 49 Aku Mencintaimu
Wanita yang sudah menyandang status istri CEO itu berjalan dengan cepat, masuk ke dalam kamarnya. Berdiri bersandar di balik pintu. Jantungnya terasa berdebar cepat. Kedua tangan ia taruh di dada mencoba meredam degupan yang begitu dahsyat."Mengapa aku malah membalas ciumannya?!" sesal wanita itu. "Tidak! Aku tidak boleh melakukannya lagi!" Sofia melempar tas yang melingkar di bahunya ke atas sofa. Kemudian, masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi, ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang big size ala hotel bintang lima. Ceklek ....Suara pintu kamar dibuka oleh seseorang. Wanita yang selalu lupa mengunci pintu itu terkesiap. Mengangkat badan kemudian duduk di atas ranjang. Menatap daun pintu dengan rasa penasaran. Rupanya, pria yang beberapa menit lalu mencumbunya dengan mesra yang telah membuka pintu kamar. "Mau apa kamu masuk ke kamarku?" tanya wanita itu ketus. "Mau bertemu dengan istriku!" ucapnya menggoda seraya tersenyum. "Tidak! Pernikahan
Read more
Bab. 50
Reyfaldi beranjak, berdiri menatap wanita yang sedang meracau gelisah. Indra pendengarannya mendengar dengan jelas kata yang terlontar dari mulut istrinya. "Alvian ...? Masih adakah dia di hatimu?" tatap Reyfaldi tak percaya. Wanita itu terperanjat, terjaga dari tidurnya. Sosok yang saat ini tengah berdiri mematung menatapnya membuat Sofia kaget. Spontan Ia menoleh ke arah Reyfaldi. "Kamu? Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Sofia setengah sadar. Reyfaldi diam menundukkan wajahnya, ia merasa kecewa dengan apa yang baru saja di dengarnya. Pria yang sudah banyak berkorban itu melangkah mundur, berbalik badan, berjalan keluar dari kamar Sofia. Wanita yang baru tersadar itu menatap bingung. Mengingat kembali sekilas bunga tidurnya. "Alvian? Mengapa aku memimpikannya?!" Sofia mengernyitkan mata, menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan. Menghela napas mencoba menenangkan dirinya sendiri. Ia termenung selama beberapa saat, menatap langit-langit kamar sembari mengingat apa y
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status