All Chapters of Menikahi Ayah Angkat: Chapter 51 - Chapter 60
70 Chapters
BAB 51 : Meradang
Damar memesan ruang pribadi untuk mereka. Kali ini Shanna tidak protes seperti sebelum-sebelumnya. Bagaimanapun saat ini mentalnya masih lemah untuk mendengarkan hujatan dari orang lain. Untuk menjaga kewarasan otaknya, lebih baik dia menurut dengan apa yang Damar lakukan. Shanna yakin apa yang Damar lakukan pasti adalah yang terbaik untuk dirinya ataupun untuk mereka berdua.“Baba, katakan padaku. Kali ini apa kesalahanku hingga kamu marah padaku,” kata Shanna membuka suara ketika mereka di perjalanan pulang. “Aku benar-benar tidak tahu apa yang sudah kulakukan hingga mmebuatmu marah hingga mendiamiku sejak tadi.Selama makan siang, mereka tidak banyak berbicara seperti sebelumnya. Shanna yakin Damar marah kepadanya. Jika tidak, tidak mungkin pria itu akan mendiaminya. Shanna tahu betul dengan sikap Damar. Suaminya itu tipe orang yang akan diam saat sedang marah.Terdengar Damar menghela napas kasar.Shanna hanya menunduk sembari sesekali menatap Damar melalui ekor matanya.Damar mer
Read more
BAB 52 : Kukuh
Semarah dan sekesal apapun Shanna, dirinya tidak bisa mendiami Damar dalam waktu yang lama. Apalagi jika Damar sudah membujuknya dengan gombalannya itu, dalam sekejap kemarahan dan kekesalannya akan hilang.Damar menghentikan mobil tepat di depan pintu gerbang kampus Shanna. Banyak pasang mata memandang mobil mereka dengan tatapan jijik. Namun Damar dan Shanna tidak peduli.“Ingatlah untuk langsung menghubungiku jika terjadi apa-apa,” pesan Damar sembari membantu Shanna melepas sabuk pengaman.“Iya, Damarku Sayang. Baiklah, aku pergi sekarang.” Shanna mengecup bibir Damar sebelum keluar dari mobil dan melambaikan tangan ke arah Damar yang berada di mobil.Shanna yakin Damar tidak akan pergi sebelum memastikan dirinya memasuki gerbang kampus. Karena itulah dirinya segera berbalik dan melangkah lebar memasuki gerbang kampus.Malam tadi Damar sudah mengingatkan dirinya jika mungkin akan banyak orang yang semakin tidak menyukai dirinya setelah konferensi pers yang mereka lakukan kemarin.
Read more
BAB 53 : Pesan
"Maaf, Tante, aku nggak bisa," tolak Shanna cepat tanpa berpikir. Shanna tidak peduli apakah Nadia marah atau tidak atas penolakannya. Saat ini dirinya dalam suasana hati yang buruk dan tidak ingin berbicara dengan wanita itu.Usai mengatakan itu, Shanna berbalik dan melangkah masuk. Namun langkahnya terhenti ketika Nadia membuka suara.“Karena kau tidak bisa diajak bicara baik-baik, maka jangan salahkan aku jika bertindak lebih kepadamu.”“Terserah! Lakukan saja apa yang tante mau.” Shanna berkata tanpa menoleh kebelakang dan kembali melanjutkan langkahnya.Shanna tidak akan takut dengan gertakan Nadia. Jangankan gertakan dari wanita itu, dirinya bahkan tidak menganggap serius ancaman Diana yang ingin melenyapkan nyawanya. Kalau dirinya menyerah dengan gertakan Diana, tidak mungkin dia masih bersama Damar hingga saat ini."Ada masalah apa? Kenapa wajahmu cemberut begitu?" tanya Damar saat melihat Shanna memasuki ruangannya dengan wajah cemberut."Nggak ada masalah apa-apa. Cuma kebet
Read more
BAB 54 : Sakit Perut
Shanna sangat yakin Damar akan sangat murka dan langsung memberi perhitungan pada wanita itu kalau mengetahui kebenarannya. Apalagi sebelumnya Damar sudah memperingatkan Diana untuk tidak mengganggu dirinya.Shanna tidak bermaksud untuk melindungi Diana dari amarah Damar, dirinya hanya tidak ingin ada rumor buruk yang beredar mengenai Damar yang mencelakai kakak iparnya. Bagaimanapun, meski mereka sudah meninggalkan kediaman Adipramana dan melepas nama belakang mereka, di mata publik Diana tetaplah keluarga Damar. Itu adalah fakta yang tidak bisa mereka ubah.Viona menghela napas kasar. “Ya sudah, deh. Terserah kamu saja. Aku cuma bisa ngasih saran seperti itu. Tapi, Shan, kalau ada apa-apa kamu jangan memendamnya sendiri. kalau kamu nggak mau membebani Om Damar, kamu bisa meminya bantuanku atau Deva dan Neila. Kamu nggak sendirian. Ada kami bertiga yang siap membantumu. Kapanpun kamu memerlukan kami.”Shanna tersenyum kecil. “Ya. Kalian tenang saja. Aku pasti akan menghubungi kalian
Read more
BAB 55 : Keguguran
Beberapa hari terakhir dia memang merasakan perutnya sering sakit. Namun dia mengabaikannya. Akan tetapi kali ini rasa sakitnya sangat kuat. Shanna benar-benar tidak sanggup menahannya."Di bagian mana yang sakit?" tanya Damar cepat. Saat ini dirinya sangat panik kala melihat wajah Shanna yang semakin pucat pasi."Ya ampun, Pak! Lebih baik bapak cepat bawa Shanna ke rumah sakit. Sepertinya dia mengalami pendarahan," pinta sekretaris Damar kala melihat rembesan darah pada celana yang dikenakan Shanna.Mata Damar membulat. Tanpa banyak berpikir, Damar yang semakin panik karena mendengar erangan kesakitan Shanna pun segera menggendongnya."Adara, siapkan mobil!" teriak Damar sembari sedikit berlari meninggalkan ruang kerjanya yang sudah dibukakan oleh sekretarisnya."Bertahan ya, Sayang," ucap Damar dengan suara bergetar.Para karyawan menatap terkejut ke arah Damar yang berlari di lorong sembari menggendong Shanna.Di luar gedung perusa
Read more
BAB 56 : Terharu
Shanna terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia mengiakan permintaan Damar. "Baba, kenapa baba begitu baik kepadaku?" tanya Shanna yang kini sudah mulai sedikit tenang. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan kebaikan Damar kepadanya. Seharusnya pria itu kecewa dan menyalahkan dirinya karena membuat nyawa anak mereka pergi, bukan justru menghiburnya. "Apa yang kamu katakan, hm? Kamu istriku, tentu saja aku akan selalu bersikap baik kepadamu. Memangnya kamu ingin aku memarahimu?" "Ya. Seharusnya baba memang marah dan menyalahkanku. Karena diriku, kita kehilangan anak kita." Damar tertawa pelan. "Untuk apa aku menyalahkanmu? Apakah jika aku menyalahkanmu, lalu anak kita bisa hidup kembali? Sudahlah. Semuanya sudah terjadi dan tidak bisa diputar kembali." Damar melepaskan pelukannya dan menghapus jejak air mata di wajah Shanna. “Kamu tahu tidak? Hatiku sakit setiap kali melihatmu bersedih dan menangis seperti ini. Seolah diriku telah gagal menja
Read more
BAB 57 : Tindakan Berlebihan Damar
“Ya.” Bukan Viona yang menjawab, tetapi Deva.“Kenapa kalian bisa berpikir seperti itu? Aku yakin baba nggak mungkin melakukannya. Memangnya baba sehebat apa sampai bisa memberhentikan Pak Yanda?” Shanna tidak percaya bahwa Damar akan melakukan hal seperti itu.“Kenapa nggak mungkin? Kalau Om Damar saja bisa memutus kontrak kerja kerja sama dengan banyak perusahaan, lalu kenapa Om Damar nggak bisa membuat dosen tua itu pergi dari kampus?” ucap Deva dengan santainya.Shanna menatap Deva tidak mengerti. “Apa maksudmu, Dev?”Deva menatap Shanna. “Kemarin papa memberitahuku kalau Om Damar memutus kontrak kerja sama dengan dua puluh perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu berhubungan dengan anak-anak mereka yang kuliah di kampus kita.”Dia tidak salah dengar, kan?Damar memutus kontrak kerja sama dengan 20 perusahaan?Apakah Damar sudah gila?Shanna benar-benar ingin muntah darah mendengar ucapan Deva.“Nggak mungkin. Nggak mungkin baba akan melakukan hal itu.” Shanna bergumam tidak percaya.
Read more
BAB 58 : Ponsel Baru
Dokter mengatakan bahwa Shanna diperbolehkan pulang setelah dua hari di rawat inap. Sayangnya Damar bersikeras meminta Shanna untuk tetap dirawat selama seminggu lagi.Shanna sudah beberapa kali protes kepada pria itu, tetapi tidak berhasil. Pada akhirnya dia hanya bisa pasrah.Meskipun Damar selalu menemaninya seharian penuh, Shanna tetap merasa bosan berada di rumah sakit. Bersyukur ketiga sahabatnya setiap hari selalu mengunjunginya usai kuliah, sehingga tidak membuat Shanna mati bosan.“Om, ponselku di mana?” Shanna menatap Adara yang duduk di sofa, mengerjakan beberapa dokumen yang Damar minta kerjakan sebelum pria itu pergi beberapa menit yang lalu.Selama dirinya di rumah sakit, Damar tidak pernah sekalipun meninggalkan dirinya. Pria itu bahkan rela tidak masuk ke kantor dan membawa semua pekerjaan ke rumah sakit. Jikapun pergi, Damar akan meminta Adara untuk menemaninya. Seperti saat ini, di mana Damar ada jadwal pertemuan dengan calon investor yang tidak bisa ditinggalkan dan
Read more
BAB 59 : Kembali Saling Terbuka
Damar memeluk Shanna dan melembutkan nada bicaranya, "Aku senang kamu memperhatikanku. Tapi, tidak bisakah kamu terbuka kepadaku?""Maafkan aku, Ba." Hanya itu yang bisa Shanna katakan. Dia tidak memiliki kata-kata pembelaan untuk menyanggah ucapan Damar. Karena memang dirinya bersalah."Ya. Aku sudah memaafkanmu. Kamu tahu? Aku benar-benar terkejut ketika dokter mengatakan kamu mengalami sedikit stres hingga membuatmu mengalami sakit perut. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa sakit perut yang kamu alami sudah terjadi beberapa kali. Tapi kamu mengabaikannya dan mengobatinya dengan meminum obat sakit perut biasa. Kenapa kamu tidak pergi ke dokter saat mengalami sakit perut, hm? Kenapa kamu mengobatinya sendiri?"Shanna terkejut dengan kenyataan itu."Aku nggak tahu kalau aku hamil. Kupikir saat itu cuma sakit perut biasa, jadi aku meminum obat sakit perut,” jawab Shanna jujur.Sebelumnya, setiap kali mengalami sakit perut, Shanna berpikir bahwa mungkin karena dirinya telat
Read more
BAB 60 : Pulang dari Rumah Sakit
Semua orang di sana menatap ke arah pintu. Ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah Neila dan Viona.Neila dan Viona yang kepergok membicarakan Damar pun tersenyum kaku.“Om, sudah kembali?” ucap Neila salah tingkah.Damar melangkah masuk. “Ya. Jadi, siapa yang bucin?”“Nggak ada kok, Om.” Neila menjawab cepat.Senyum kecil menghiasi wajah tampan Damar. “Om tidak marah, jangan tegang seperti itu. Santai saja. Kalian seperti tidak tahu om saja.”Viona dan Neila tersenyum kaku, salah tingkah.Tidak ingin membuat suasana tegang dan kaku, Damar mencoba untuk bercanda dengan ketiga sahabat Shanna. Sesekali Shanna pun ikut menimpali gurauan Damara yang dirasa kaku.Shanna benar-benar senang bisa memiliki suami dan sahabat seperti ketiga sahabatnya. Dia berjanji akan membalas semua kebaikan ketiga sahabatnya. Untuk Damar, dia akan menyerahkan semua hidupnya untuk suaminya itu.Tidak terasa satu minggu Shanna berada di rumah sakit. Hari ini dirinya sudah benar-benar diizinkan pulang oleh dok
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status