All Chapters of Ibu Mertuaku Penuh Drama : Chapter 71 - Chapter 80
90 Chapters
Part 71
Part 71“Memangnya kamu berpacaran dengan anak siapa?” Farida mewakili rasa penasaranku. “Syawal, anaknya Bu Trisno, Kak.” Mataku melotot mendengarnya. Kok bisa? Bukan hanya aku yang kaget mendengarnya, Farida pun demikian. Bagaimana kami tidak kaget, sebab Syawal, anak Bu Trisno yang notabene tetanggaku dulu saat masih tinggal di rumah mantan Ibu Mertuaku dulu. Syawal yang kutahu punya pekerjaan mapan, dia bekerja di perusahaan pengeboran minyak dan sangat kutahu membuat kehidupannya sangat mampu dibandingkan dengan tetangga lainnya. Sementara Emi hanya lulusan SMP, sama seperti aku. apa aku tak salah mendengarnya? Orang seperti kami memangnya bisa selevel dengan keluarga Bu Trisno, rasanya itu mustahil.“Kamu yakin akan menikah dengan Syawal? Syawal anaknya Bu Trisno itu kerjanya nggak main-main, mereka orang kaya dan tidak akan sebanding dengan kita, Kakak pusing memikirkannya, bisa kamu jelaskan lagi, Mi. Kakak jadi ragu.” aku benar-benar terperanjat mengetahui adik bungsu
Read more
Part 72
Part 72 “Apa yang akan Kakak lakukan? Diam atau melawan?” Pertanyaan Farida membuatku tertawa, Emi hanya diam memperhatikan kami dengan seksama.“Kata-katamu sudah kayak pertarungan di tv aja, udahlah orang kayak gitu anggap aja nggak waras, makin dilayani malah kita yang kelihatan nggak warasnya.” Farida manggut-manggut.“Betul juga, tapi seandainya melampaui batas, minimal Kakak harus ambil tindakan. Jangan diam mulu, Kak. Capek juga jadi orang sabar, makin merajalela tuh penjahat sadis.” Aku semakin tertawa mendengar ucapan Farida. “Iya… ya, kamu nggak usah khawatir.” Dalam hati aku juga memikirkan masalah yang datang silih berganti dalam hidupku, ada aja orang yang tidak suka melihatku bahagia dan adem-adem saja. Tidak mantan Ibu Mertua, tidak juga Ipar yang nggak jelas itu. aku menganggap bahwa aku menghadapi orang gila sebab selevel Shinta yang baru saja menjadi menantu dan pernah bersekutu dengan Farah saja bisa dia singkirkan dengan mudah, apalagi aku yang memang musuh de
Read more
Part 73
Part 73Setelah lamaran dari Syawal untuk Emi diterima, Syawal rutin membantu kami mengantar pesanan jika dia off bekerja, aku juga baru tahu jika Syawal adalah pengawas dan kerjanya tidak memakan waktu banyak, meski untuk hari minggu terkadang dia tetap masuk bekerja. Syawal adalah orang yang pertama kali kulihat membantu Bu Trisno saat mengambil pesanan kue bebongko yang dipesan Bu Trisno pada mantan Ibu Mertuaku dan aku saat itu ketahuan membuat kue khas Banjarmasin tersebut. Tak banyak kesan yang kulihat saat pertama kali melihat Syawal, yang kutahu dia menurut sama Ibunya saat Ibunya menyuruhnya. Aku bersyukur Emi mendapatkannya, harapanku pernikahan mereka akan berjalan lancar sampai di hari H nya tiba.Pagi ini jadwal kami mengantar pesanan Shinta yang akan mengadakan syukuran di rumah Ibunya. Syawal yang membantu mengangkut-angkut makanan ke dalam mobil, pekerjaan kami pun cepat selesai. Setelahnya, kami langsung menghadiri sekalian undangan Shinta. “Lho anaknya Bu Trisno i
Read more
Part 74
Part 74Ibu juga Farah terlihat mendengar Bu Trisno membuka suara, tanpa komando Ibu langsung bangkit berdiri lalu berkacak pinggang.“Sekarang ini mungkin Ibu masih bisa menertawakan Saya tapi begitu nanti kalian tahu kelakuan asli keluarga si Mayang, barulah nanti Ibu menyesal dan baru mengakui kalau Saya ini benar adanya. Cukuplah Saya yang menjadi korbannya, Ibu nggak usah lagi. Sebagai teman, Saya justru mengingatkan tapi Ibu malah membalik keadaan dengan mengatakan bahwa Farah bukan menantu Saya yang baik. Mau jelek atau tidak Farah tetap menantu Saya dan selamanya akan begitu.” Tegas Ibu yang membuat Bu Trisno juga ibu-ibu lainnya justru menahan tawa. “Ayo, Farah. Kita memang tidak cocok datang ke undangan begini, nggak selevel kita. Lebih baik kita pergi makan di restoran yang makanannya higienis, ketimbang makan di sini makanannya bikin sakit perut.” Ajaknya sembari menarik tangan Farah yang baru saja akan mengambil makanan di meja. Mereka gegas pulang dengan emosi di atas
Read more
Part 75
Part 75 Pov FarahBaru saja aku dan Ibu Mertuaku menyelesaikan memesan makan dan minum kami di sebuah warung yang tak jauh dari tempat tinggal kami, ternyata Satria, mantan kekasihku sudah muncul di hadapanku. Kedatangannya kali ini sangat tidak tepat, aku ketahuan justru saat sedang berdua dengan Ibunya Purwanto. Posisiku sangat berbahaya.Gimana tidak, Satria sebenarnya adalah Papanya Sekar tanpa diketahui Purwanto. Saat aku menikah dengan Purwanto, aku juga menjalin hubungan dengan Satria. Waktu itu aku baru saja menikah sekitar sebulan tapi kutahu aku sudah hamil enam minggu. Sehingga dapat dipastikan Papanya Sekar adalah Satria. Sebisa mungkin aku menghindari Satria, namun kali ini aku tak bisa mengelak lagi. Ia berdiri persis di hadapanku kini, aku bingung apa yang harus aku lakukan. Apalagi di depan Ibu Mertuaku, aku betul-betul mati kutu. “Masih ingat padaku atau kamu pura-pura lupa?” tanyanya membuyarkan lamunanku. Pandangan heran Ibu membuatku harus pandai memutar otak su
Read more
Part ,
Part 76Pov Farah Mengapa sih perempuan miskin itu selalu saja ada dalam ingatannya, aku menginginkan sekali saja ia menoleh ke padaku dan melihatku, tapi nyatanya dia betah dengan kesendiriannya, padahal aku tahu betul bahwa dia sudah menerima surat dari pengadilan agama dan mungkin dalam beberapa hari lagi, ia akan mulai menghadiri sidang perceraiannya. Meski aku tahu dia masih menyimpan rasa buat Mayang, tapi aku sangat menginginkan dia melupakan perempuan yang sudah memberinya satu anak itu. Bagiku Mayang tidak akan pernah cocok menjadi istrinya, jika saja Mas Didik mau mencoba membuka hatinya, maka aku orang pertama yang akan mendekatinya, aku tak mau dia bersama wanita lain lagi. Sepertinya pemikiranku agak gila sebab aku ini hanya adik iparnya, tapi bagaimana aku akan menghentikan rasa cintaku padanya, apalagi sejak ia bekerja aura ketampanannya seratus kali lipat meningkat. Kadang aku memberikan sinyal itu ke padanya, entah dia sadari atau tidak.Kali ini ia menyinggung lag
Read more
Part 77
Part 77 Pov Didik Aku mendengar dengan jelas kalau Ibu sama Farah merencanakan sesuatu dan yang kudengar mereka akan menggagalkan rencana pernikahan antara Emi dengan Syawal. Ini tak bisa dibiarkan, aku tahu begitu licik hati Farah ingin menguasai sepenuhnya yang ada di rumah ini, bukan hanya itu ia juga seringkali mempengaruhi Ibu agar membenci Mayang dan selama aku tinggal di rumah ini membuatku bisa membuka mata bahwa Mayang tak tahu apa-apa, Ibu dan Farahlah yang terlalu iri dengan pencapaian Mayang sehingga apapun dilakukan supaya Mayang terlihat jelek di mata orang, begitu juga Bapak yang sampai saat ini masih belum percaya jika Mayang tidak bersalah.Aku ingin sekali memberitahukan semua ini langsung ke Mayang, tapi sebelumnya aku ke sana awalnya memang disambut baik, namun dengan panggilan dari Ibu yang menghinanya membuat Mayang tidak mau lagi menerimaku di sana, kalaupun melihat Arthur, ia akan menyuruh adiknya saja yang menghadapi aku. Bingung aku dibuatnya. “Tapi … seti
Read more
Part 78
Part 78“Farah … ngapain kamu di dalam kamarku dan ….” Aku tak meneruskan kalimatku dan membuang pandanganku secepat mungkin, karena kulihat Farah berbaring di atas tempat tidurku dalam keadaan polos, tidak berbusana sama sekali.“Ayo, Mas… masuklah, nggak usah malu.” Terdengar suaranya pelan dan sedikit mendesah menggodaku. Kurasa adik iparku ini sudah tidak waras.Baru saja aku akan menyuruhnya ke luar dari kamarku, suara bentakan persis di sampingku meminta Farah yang ke luar.“Ke luar kamu, jalang. Dasar istri tidak tahu diri. Ternyata aku pamit pergi main game, ini yang kamu lakukan di belakangku, dasar laknat.” Kulihat Purwanto sudah berdiri persis di sampingku, entah sejak kapan dia datang dan ia segera menyeruak masuk ke dalam kamarku.“Mas? Kamu… kapan pulangnya? Aku … awww sakit, Mas.” Suara Farah mulai terbata-bata. Farah yang masih kaget menjadi kalang kabut dengan kedatangan suaminya tiba-tiba. Purwanto bahkan menarik tangan Farah secara paksa dan membiarkan istrinya itu
Read more
Part 79
Part 79“Kenapa kamu tega, Dik. Kamu seperti tidak ada agamanya, bisa-bisanya kamu membuat Farah hamil. Dia adik iparmu, kamu begitu tega huhuhu.” Ibu terus menangis. Aku tentu saja bingung. Jangankan menghamili, menyentuh Farah saja tidak pernah terlintas sama sekali di benakku. “Ya Allah, Bu. Ibu jangan percaya begitu saja. Kamu juga, Pur. Demi Allah, aku nggak pernah menyentuh istrimu, jangankan menyentuh berniat saja nggak pernah ada di benakku, tolong kamu percaya aku. Jelas-jelas dia tadi yang ke kamarku dan ingin menggodaku, kalau dia hamil itu pasti anak kalian, aku tidak ada urusannya sama sekali.” Terang ku namun Ibu maupun Purwanto seakan dibutakan oleh Farah.Ibu masih saja menangis sedangkan pandangan Purwanto seakan-akan ingin menelanku. Bapak memberi isyarat agar aku segera pergi saja dari rumah. Semula aku ingin menolak, tapi melihat keadaan rumah membuatku mau tak mau harus hengkang dari rumah ini. Semuanya gara-gara Farah, bisa-bisanya dia mengatakan pada Purwanto
Read more
Part 80
Part 80Pov Sutinah “Pak … Bapak … Bangun, Pak. Ada apa denganmu?” aku mulai panik begitu melihat suamiku terkapar jatuh di lantai sambil memegangi dadanya. “Pur … Pur … bantu Bapakmu… Bapakmu pingsan.” Aku mengedor-gedor pintu kamar Purwanto yang sudah terkunci. Tak lama ia ke luar dengan mata merah, sepertinya ia sudah tertidur tadi. Aku menunjuk ke arah kamar. Ia langsung berlari dan sampai di sana, Purwanto memeriksa nadi di pergelangan tangan Bapaknya. Setelahnya ia berusaha mengangkat Bapaknya naik ke atas tempat tidur. “Bapak kenapa, Bu?” aku hanya bisa menggelengkan kepala, tak terasa air mata sudah membanjiri pipiku. “Bapak begini pasti gara-gara Mas Didik, Bapak pasti kepikiran dengan anak kesayangannya yang sudah terlalu jauh berhubungan dengan Farah, sampai-sampai Farah hamil begitu.” Sungutnya, aku diam saja membenarkan apa ucapan anakku. “Tolong Ibu ambilkan minyak kayu putih sekalian air ya buat sedkit aja di gelas.” Titahnya dan aku menurut. Purwanto segera memb
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status