All Chapters of Ahli terhebat di Kota Dumai: Chapter 31 - Chapter 40
177 Chapters
Bab 31
"Kalau gitu, kamu nggak perlu tinggal di asrama. Aku akan sewa rumah di luar kampus, kemudian kamu pindah dan tinggal saja denganku."Yohan berpikir kalau dia harus berlatih dan mengerjakan beberapa hal, jadi tinggal di asrama akan sangat merepotkan.Namun, Melia adalah gadis yang lembut, dia juga sangat cantik, sekilas dia terlihat mudah jatuh cinta pada orang lain.Yohan berencana melatih dan mengajarinya beberapa keterampilan. Kalau tidak, dia akan mudah mendapat masalah kemanapun dia pergi.Namun, Melia menyalah artikan apa yang dia dengar.Seluruh wajahnya tiba-tiba memerah.Jantungnya berdebar kencang dan dia merasakan perasaan aneh yang menyebar di tubuhnya.Apa dia sedang mengutarakan perasaannya?Sinta yang ada di sebelahnya sangat terkejut saat mendengar itu. Matanya bolak-balik menatap Melia dan Yohan, kemudian mau tak mau dia bertanya."Apa kalian berdua pacaran?"Yohan menggelengkan kepalanya. "Nggak, dia sangat lemah. Aku takut dia akan diintimidasi kalau dia tinggal di a
Read more
Bab 32
Yohan terkejut dan melihat ke arah Lusi. "Kamu bisa membersihkan rumah juga?"Menurutnya, seorang putri dari keluarga kaya seperti Lusi pasti sangat dimanja dan tidak boleh melakukan apa pun.Lusi mengerutkan hidung indahnya dan mendengus. "Yohan, jangan meremehkan aku. Aku juga sering melakukan pekerjaan rumah saat di rumah."Itu benar.Meski keluarga Lusi berkecukupan, orang tuanya tidak terlalu memanjakannya dan mereka tetap menyuruhnya melakukan beberapa hal yang perlu dilakukan.Melia bahkan mulai menundukkan kepalanya.Dia menyadari bahwa wanita yang ada di sekitar Yohan bahkan lebih baik dari yang sebelumnya dan dia tidak punya kemampuan untuk bersaing dengan mereka."Adik, kamu kenapa? Apa kamu nggak enak badan?" Lusi menghampiri dan bertanya dengan prihatin.Saat itu juga dia diam-diam melirik ke arah sosok wanita yang sangat cantik itu.Dia membandingkan dengan dirinya sendiri dan dia kalah telak.Bagaimana bisa sebesar itu?Suara Lusi sangat lembut, Melia mendongak dan terse
Read more
Bab 33
Yohan hanya tersenyum melihat tatapan curiga dari ketiga gadis itu dan dia tidak menjelaskan banyak hal.Mereka akan mengetahuinya setelah makanannya sudah siap.Setelah mengambil beberapa kunci, Yohan pergi ke pasar sayur di lantai bawah untuk membeli sayuran.Dia tidak memilih sesuatu yang terlalu mahal, hanya beberapa bahan umum, yang total harganya sekitar 460 ribu.Saat dia melihat-lihat rumah kontrakan, dia melihat semua jenis peralatan dapur sudah ada di sana.Banyak sekali macam-macam bumbu di pasar ini, tetapi tidak ada mie beras.Akhirnya, dia membeli dua karung beras dan satu kardus mie instan, kemudian dia membawanya kembali dengan mudah.Ketiga gadis itu sedang membersihkan kamar.Meskipun Sinta dan Lusi terlahir sebagai wanita kaya, mereka melakukan pekerjaan mereka dengan baik.Bertemu dengan satu orang gadis seperti itu adalah suatu keberuntungan. Tetapi, Yohan langsung bertemu dua gadis sekaligus.Yohan tidak mengganggu mereka dan meletakkan barang-barang di dapur, kem
Read more
Bab 34
"Kak Yohan memang hebat, aku nggak akan bisa makan masakan orang lain setelah makan masakanmu."Yohan tersenyum, ini bahkan bukan keahliannya, dia hanya membuat beberapa hidangan biasa.Kalau dia berusaha sekuat tenaga dan menggunakan bahan-bahan terbaik untuk memasak, mereka pasti tidak akan bisa makan makanan lain dalam waktu lama setelah memakannya.Yohan bertugas membersihkan sisa makanan di atas meja.Setelah makan, Melia langsung berdiri untuk mencuci piring.Sinta dan Lusi juga pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelumnya.Kalau orang tua mereka melihat pemandangan ini, mereka pasti terkejut.Putri mereka yang sangat berharga bekerja keras untuk membersihkan rumah demi seorang pria.Baru pada pukul delapan Lusi dan Sinta berdiri dan pamit pulang.Saat mereka berjalan keluar dari pemukiman itu, pengawal wanita Lusi sudah berdiri di depan gerbang menunggunya.Lusi tiba-tiba mendapat ide gila setelah melihat pengawalnya.Dia berlari mendekat dan meraih tangan pengawal wanita i
Read more
Bab 35
Saat Yohan membuka pintu, dia melihat Lusi berdiri di sana dengan manis, dengan beberapa koper besar di belakangnya."Lusi, ada apa ini?"Ada sedikit rasa malu di wajah Lusi. "Um ... masakanmu sangat enak. Saat aku pulang, aku nggak bisa membayangkan kalau aku nggak bisa makan masakanmu lagi.""Jadi, aku memutuskan tinggal bersama kalian. Aku juga bisa menjadi teman Melia. Kalau kalian berdua tinggal bersama akan mudah terkena gosip.""Hal yang paling penting bagi seorang gadis adalah reputasinya, jadi ... apa aku boleh pindah ke sini? Aku akan bayar sebagian uang sewa dan aku juga bisa membersihkan rumah."Setelah mengatakan itu, Lusi mengedipkan matanya yang besar dan menatap Yohan dengan gugup serta penuh harap.Penjelasan Lusi masuk akal dan beralasan. Yohan tidak menemukan ada yang salah dengan penjelasan itu.Lagi pula, itu juga sejalan dengan rencana Yohan selanjutnya.Karena Lusi sendiri yang menawarkan diri untuk berbagi kamar, dia bisa mengajari kedua gadis itu berlatih seni
Read more
Bab 36
Aroma sabun mandi yang harum menembus hidung Yohan dan dia mengangkat kepalanya.Karena tubuh Melia yang condong ke arah Yohan, terlihat sesuatu yang sangat besar di kerah bajunya.Pemandangan ini langsung membuat darah Yohan mendidih.Melia tidak memakai apa pun ...Itu memberi pemandangan yang luar biasa bagi Yohan.Melihat Yohan yang menatapnya dengan tatapan kosong, tanpa sadar dia menundukkan kepalanya.Kemudian, dia berseru, duduk tegak, menutupi kerah bajunya dengan tangan. Seluruh wajahnya menjadi sangat merah.Yohan juga sangat malu dan berkata dengan malu, "Maaf, aku nggak sengaja. Aku nggak lihat apa-apa kok."Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginanku.Melia juga sangat malu, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam dan tidak berani menatap Yohan.Untungnya, pada saat itu Lusi membuka pintu dan keluar, kemudian menghilangkan rasa malunya.Melia mendongakkan kepalanya ketika dia mendengar gerakan itu dan langsung tertegun, "
Read more
Bab 37
Yohan merasa akan ada hal buruk yang terjadi, dia berpikir "Nggak mungkin, 'kan?"Kedua gadis itu juga mengarahkan pandangan mereka ke pintu."Aku akan membuka pintunya." Melia berdiri dari sofa, berjalan cepat ke pintu dan melihat ke luar melalui lubang intip.Lalu, dia membeku. "Itu kak Sinta."Wajah Lusi sedikit berubah, seolah dia telah menebak sesuatu.Yohan juga memasang ekspresi aneh di wajahnya.Melia membuka pintu dan Sinta yang ada di luar pintu tersenyum. "Hai Melia, kita ketemu lagi."Ada dua koper di samping Sinta.Melia bertanya, "Kak Sinta, ini ...?"Yohan dan Lusi juga berjalan ke arah pintu.Senyuman Sinta tetap tidak berubah, dia menyapa kedua orang itu, kemudian berkata, "Setelah makan masakan Yohan, aku nggak bisa lupa rasa yang sangat enak itu setelah pulang ke rumah, aku rasa aku nggak akan bisa makan makanan lain.""Selain itu, Melia masih kecil dan tinggal bersama Yohan. Jadi, orang mungkin akan menggosipkan masalah itu nanti.""Jadi, untuk kebaikan semua orang,
Read more
Bab 38
Semua otot di tubuhnya menegang dan Lusi merasakan perasaan yang belum pernah dia alami sebelumnya."Rileks."Suara Yohan seperti memiliki kekuatan sihir.Lusi tanpa sadar menatap matanya.Matanya Yohan sangat jernih, itu langsung membuat Lusi merasa bahwa dia keterlaluan dan dia rasa tidak ada teman yang memiliki pikiran murni seperti Yohan.Kemudian, Lusi berangsur-angsur menjadi rileks kembali.Meski saat meregangkan tulang meridian itu terasa sangat sakit, dia masih bisa menahannya.Segera, tubuh bagian atas diregangkan dan mata Yohan tertuju pada kakinya yang indah, bulat dan lurus dengan stoking hitam.Ada sedikit debaran di hatinya, tetapi dia segera sadar dan meletakkan kedua tangannya di atas.Dua menit kemudian, dia meregangkan meridian dan tulang Lusi lagi.Yohan menyeka keringatnya. Pekerjaan ini sangat menguras kekuatan fisik.Namun, Lusi bahkan lebih merana, dia bahkan tidak bisa mengedipkan matanya.Kalau Yohan ingin melakukan sesuatu padanya saat ini, Lusi tidak akan bi
Read more
Bab 39
Jeritan Melia yang kesakitan membuat hati Sinta bergetar.Kesan baik yang dia miliki terhadap Yohan menghilang dalam sekejap."Sial, bagaimana dia bisa melakukan hal seperti itu!"Dalam keadaan marah, dia mendorong pintu hingga terbuka dan hendak memarahi Yohan.Namun, begitu pintu terbuka, Sinta tercengang dengan apa yang dilihatnya.Itu tidak seperti apa yang dia bayangkan.Ketiganya berpakaian lengkap.Yohan saat ini sedang berpose aneh di tubuh Melia.Ini adalah gerakan yang sulit dan dia merasakan sedikit sakit di tubuhnya hanya dengan melihatnya.Yohan mengabaikan Sinta dan berkonsentrasi meregangkan tubuh Melia.Ada bau tidak sedap serta beberapa benda hitam yang keluar dari tubuh Lusi.Itu adalah kotoran yang dikeluarkan dari tubuhnya.Tubuhnya juga menjadi lebih kurus.Melihat Sinta masuk, Lusi berseru, turun dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi.Tubuhnya berbau sangat busuk hingga dia merasa ingin muntah hanya dengan menciumnya.Saat itu Sinta langsung tercengang. "A
Read more
Bab 40
Setelah melihat Melia, pemikiran ketiga orang itu berbeda.Sinta dan Lusi benar-benar merasa takjub.Apa yang terlintas di benak Yohan hanya tiga kata, yaitu 'mudah melahirkan anak'.Sinta beranjak dari sofa, meremas dan menggosok-gosok tubuh Melia, tatapannya juga penuh rasa iri."Kulitmu bagus banget, kamu juga makin tinggi. Sekarang aku jadi yang terpendek di antara kita berempat."Tinggi badannya sebenarnya tidak pendek, 1,72 meter.Namun, sekarang tinggi Lusi sekitar 1,76 meter.Kemudian, tinggi Melia hampir 1,75 meter.Awalnya ketiganya memiliki tinggi yang hampir sama, tetapi dalam beberapa jam, Sinta tertinggal dalam semua aspek.Selain kesenjangan yang sangat besar dalam hatinya, dia juga merasa terdesak.Kalau terus seperti ini, Yohan pasti akan terpesona oleh mereka dan dia tidak akan memiliki harapan untuk memilikinya.Melia sangat malu karena pujian Sinta dan pada saat itu juga dia diam-diam melirik Yohan dari sudut matanya.Melihat Yohan menatapnya dan matanya juga menata
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status