All Chapters of Wanita Masa lalu SANG CEO: Chapter 41 - Chapter 50
123 Chapters
41. Janji untuk Kasih
***Dalam ruang kerja di dalam penthouse yang dipenuhi dengan berbagai alat desain dan catatan kreatif, Kasih tenggelam dalam dunianya sendiri. Di hadapannya terhampar kertas-kertas desain yang penuh dengan sketsa perhiasan. Setiap goresan pensilnya menyatu dengan keunikan dan keindahan yang hanya dimiliki oleh Kasih.Tatapan matanya fokus pada kertas, dan jemarinya meluncur dengan ringan di atas permukaan kertas. Desain perhiasan terbaru tengah dia ciptakan dengan penuh inspirasi. Tidak sadar bahwa dirinya tengah menjadi pusat perhatian, Kasih terus berkonsentrasi memercayakan setiap imajinasi dan kreativitasnya ke atas kertas.Tetapi di sisi ruang itu, Arthur menyaksikan Kasih dengan tatapan penuh kagum. Senyum kecil terukir di wajahnya ketika melihat bagaimana Kasih bisa menangkap keindahan dan mengubahnya menjadi desain yang luar biasa. Mata Arthur dipenuhi rasa bangga dan rasa cinta yang tumbuh seiring waktu."Kasih, desainmu benar-benar luar biasa,"
Read more
42. Perselingkuhan dan Obsesi
***Rose dan Sanders berbaring di atas ranjang, hembusan napas mereka saling beradu setelah momen cumbuan panas yang baru saja mereka lalui. Meskipun masih dipenuhi kehangatan, perasaan lelah menghantui Rose. Dia memejamkan mata, mencoba meredakan denyutan jantungnya yang masih berdegup kencang.Sanders tersenyum puas, "Kau tahu, Rose, kita selalu memiliki keajaiban bersama di atas ranjang."Rose hanya mengangguk lemah. "Ya, itu memang selalu luar biasa, dan kamu selalu memberiku kepuasan yang panas," ucapnya sambil meraba-raba melepaskan pelukan Sanders.Namun, seiring dengan perasaan kenyamanan yang merayap, Rose mengingat janji yang harus dipegangnya. "Sanders, aku harus tidur sekarang. Besok ada acara keluarga, dan aku tidak bisa terlambat."Sanders menunjukkan ekspresi kecewa, "Tapi, Rose, kita belum selesai. Aku ingin lebih banyak lagi."Rose menggeleng pelan, "Sudah cukup, Sanders. Aku butuh istirahat.""Kau tahu, ini adalah pe
Read more
43. Jejak Kenangan yang Hilang
***Sinar pagi menyusup lewat tirai kamarnya, membuat Kasih merasa hangat saat dia berbaring di tempat tidur. Tetapi, pikirannya tetap terbelah oleh misteri yang dihadapi kemarin pagi. Ucapan-ucapan Arthur masih terngiang-ngiang di telinganya seperti teka-teki yang belum terpecahkan."Mereka mengatakan bahwa beberapa kenangan memang kadang-kadang tidak dapat dihapus, meskipun terkadang kita lupa."Kasih memandang langit-langit kamarnya, mencoba menyusun potongan-potongan teka-teki itu. Dia meraba-raba di dalam benaknya, mencari clue apa pun yang bisa menjelaskan kenapa Arthur terasa begitu dekat dengannya. Dan mengapa, di dalam hatinya yang samar-samar, Arthur dianggapnya sebagai seseorang yang berharga."Dulu mungkin kita pernah bertemu, Kasih. Kita berdua mungkin punya sejarah yang tak terlupakan."Apa yang dimaksud Arthur dengan itu? Mengapa dia merasa takut kehilangan Arthur, bahkan ketika dia sama sekali tidak tahu tentang hubungan mereka di m
Read more
45. Intrik dan Rindu yang Terpendam
***Entertainment Inc., perusahaan milik Sanders, sedang dihiasi dengan gemerlap lampu dan suasana penuh antusiasme. Karyawan dan beberapa direktur berkumpul di ruang pertemuan untuk acara presentasi film mendatang. Rose duduk di sebelah Sanders, mereka berdua menantikan momen yang dijanjikan akan menjadi tonggak penting bagi perusahaan mereka dan juga karier Rose.Saat pintu ruang pertemuan terbuka, kekaguman tampak di wajah semua orang. Arthur, suami Rose, masuk dengan langkah elegan. Beberapa orang terkejut melihatnya hadir, sementara yang lain tersenyum menghormati pada salah satu sponsor terbesar mereka.Sanders dan Rose merasa jantung mereka berdebar kencang. Rose merasa kecemasan yang tak terkendali, sementara Sanders mencoba menyembunyikan ketegangan di matanya. Pria itu hanya takut jika kedatangan Arthur hanya membuat masalah baginya, apalagi Rose mengatakan kalau Arthur sudah mencurigai ia dan Rose itu berselingkuh.Arthur tersenyum dengan tenang, mengetahui betul dampak keh
Read more
45. Yang Pernah Hilang
***Hari itu, Bryan memasuki kantornya dengan perasaan yang tidak karuan. Sesuatu yang tak terduga sedang menanti di meja kerjanya. Laporan keuangan perusahaan yang hampir bangkrut. Bryan terkejut dan tidak percaya pada apa yang dia lihat. Ia memang merasa tekanan bisnis, tetapi tidak sampai sejauh ini.Asisten pribadinya, Jessica, memasuki ruangan dengan ekspresi khawatir. "Pak Bryan, saya harus memberitahumu sesuatu yang sangat penting."Bryan melirik laporan di meja dan menatap Jessica, "Apa yang terjadi?"Jessica menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Pak Bryan, tampaknya ada permainan kotor di balik semua ini. Perusahaan kita hampir bangkrut, dan sepertinya ini disengaja oleh salah satu jutawan yang memiliki kepentingan pada kita."Bryan mengepalkan tangan dengan marah, "Siapa orangnya? Apa motifnya?"Jessica menyandarkan dirinya di meja, "Sayangnya, saya belum bisa menemukan bukti langsung. Tapi, sumber saya memberi tahu bahwa ki
Read more
46. Terbelenggu
***“Aku merindukanmu, Kasih.”Kasih terdiam. Ia terkejut dengan ucapan manis dari pria itu dan akal sehatnya pun seolah hilang dengan ciuman lembut dari pria itu.Suasana senja yang tenang di penthouse semakin menyatu dengan keintiman yang tumbuh di antara Kasih dan Arthur. Mereka terjerat dalam ciuman yang penuh gairah, dan saat bibir mereka saling menyatu, waktu terasa berhenti sejenak.Kasih merasakan denyut nafasnya semakin cepat. Dalam pelukan Arthur, ia terombang-ambing di antara sensasi cinta yang begitu dalam. Namun, seiring waktu berlalu, sensasi ini berubah menjadi sesuatu yang lebih. Kasih merasa sesak, terlalu dalam terjebak dalam momen ini.Tiba-tiba, ia merasa ada dorongan untuk melepaskan diri. Kasih memutuskan ciumannya dan mendorong dada bidang Arthur, menciptakan jarak yang tiba-tiba antara mereka. Arthur tersentak dan melepaskan ciumannya.Kasih mengambil napas dalam-dalam, mata mereka saling bertemu. Dalam ke
Read more
47. Jangan Mengabaikanku!
***Sean melangkah masuk ke kantor Arthur dengan langkah yang gelisah. Keningnya berkerut, dan tatapannya mencari-cari sesuatu. Arthur, yang tengah sibuk memeriksa beberapa dokumen di meja kerjanya, mengangkat kepala saat Sean masuk."Hey, Sean. Ada yang bisa aku bantu? Kamu ada perlu denganku?" tanya Arthur dengan senyuman ramah.Sean mengangguk singkat. "Iya, aku ingin berbicara denganmu, Arthur."Arthur mengangguk, mengundang Sean untuk duduk. Sean duduk di depan meja Arthur, tampaknya ragu sejenak sebelum memulai pembicaraan."Apa kabar, Kasih? Apakah kamu tahu dia ada dimana?" tanya Sean dengan suara pelan. "Aku sudah beberapa kali mencoba menghubunginya, tapi dia tidak mengangkat telepon."Arthur, yang tadinya tenang, langsung merasa sesuatu yang berbeda. Hatinya berdebar, dan kecemburuan yang terpendam mulai muncul."Oh, Kasih. Aku tidak tahu karena dia bukan asistenku lagi. Mungkin dia sedang sibuk atau lupa memeriksa ponselnya," jawab Arthur, berusaha menunjukkan ketenangan.
Read more
48. Dia Milikku, Hanya Milikku!
***Ruangan rumah sakit dipenuhi dengan hening malam. Kasih duduk di samping tempat tidur Icha, Mamanya Echa yang tengah tertidur pulas, setelah semalam penuh kekhawatiran. Akhirnya Icha dirawat di rumah sakit tadi malam dan juga keadaannya mulai membaik, semalam Kasih tidak tidur dengan benar, dan ia merasa lelah fisik dan mental.Seiring dengan pagi yang perlahan tiba, Kasih merasa perutnya berkeras, ia hampir melupakan janin yang ada di dalam kandungannya. Dia berdecak kesal saat menyadari bahwa dia lupa membawa ponselnya. Memikirkan kemungkinan Arthur mencoba menghubunginya, membuatnya menertawakan dirinya sendiri."Ya Tuhan! Ponsel tertinggal di penthouse, dan apa mungkin Arthur akan khawatir?” tanya wanuta itu, namun ia menggelengkan kepalanya., “Tidak mungkin Arthur menghubungiku! Lagipula, pasti dia lebih sibuk bermesraan dengan Rose," gumam Kasih pada dirinya sendiri dengan nada sinis. Rasa sakit hati melingkupi senyum pahitnya.Kasih menyadari posisinya dalam kehidupan Arth
Read more
49. Terpenjara dalam Genggamanmu
***Pintu penthouse terbuka dengan pelan, dan Kasih masuk dengan hati yang berat. Cahaya remang-remang di dalam ruangan mewah itu mengisyaratkan sebuah suasana yang tak biasa. Tatapan Kasih melintas ke sekeliling, mencari keberadaan Arthur, ia bisa merasakan pria itu ada karena dari bau parfum mahal Arthur. Di tengah keheningan, matanya mendapati Arthur yang sudah duduk di sofa besar, menunggunya.Ketika pandangan mereka bertemu, Kasih merasa ada sesuatu yang berbeda. Sorot mata Arthur terasa tajam dan dingin, seolah menyiratkan kemarahan yang tak terkendali. Sebuah ketegangan mencekam ruangan, dan Kasih merasa jantungnya berdetak dengan cepat."Selamat pagi, Arthur. Aku terkejut sepagi ini, kamu sudah berada di sini," sapanya dengan senyum tipis, mencoba menyelipkan kehangatan dalam suaranya.Arthur hanya menatapnya dengan diam, tanpa senyum balasan. Kasih merasakan getaran yang tak enak, dan itu membuatnya gelisah. Ia tahu bahwa Arthur pasti sedang dala
Read more
50. Perasaan yang Rumit
***Malam sudah tiba dan suasana di penthouse sangat kelam. Kemarahan Arthur membuat dada Kasih terasa perih, ia tidak tahu kalau Arthur ternyata begitu kejam memperlakukannya, bagaimana bisa pria itu membuatnya terkurung seorang diri? Ia hanya menangis dan memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan tak lama Angelia datang dan memeriksa keadaannya. Kasih hanya menjawab singkat dan tersenyum tipis.Ketika Angelia keluar dari kamar Kasih, dia melihat ekspresi wajah Arthur yang dingin. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Angelia langsung memberanikan diri untuk bicara secara pribadi dengan Arthur. Dia menghela napas dalam-dalam, menyiapkan diri untuk mungkin menghadapi reaksi dingin dari Arthur."Arthur, bolehkah aku bicara denganmu sebentar?" tanya Angelia dengan suara lembut.Arthur mengangguk singkat, memberikan izin pada dokter kandungan terbaiknya sekaligus sahabat terbaiknya itu. Angelia masuk ke ruang kerja pribadi Arthur yang megah, mencoba mengabaikan
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status