All Chapters of Puber Kedua Pak Suami: Chapter 21 - Chapter 30
106 Chapters
21. Ulah Gilang
“Kamu mungkin lupa taruh kunci mobilnya, Mas. Coba diingat-ingat dulu, terakhir menaruh kuncinya di mana?” ucap Hanum yang sudah terdengar jelas oleh Rafi dan Gilang.“Ya aku bawa ke kamar dan aku letakkan di laci nakas, seperti biasanya. Tapi, tadi aku cari di laci nakas ternyata nggak ada. Makanya aku coba cek ke mobil, barangkali ketinggalan di dalam mobil,” sahut Andi, yang kini sudah ada di ambang pintu garasi mobil.“Lagiannya tiba-tiba terbangun di tengah malam begini, kamu mau ke mana kok langsung cari kunci mobil? Mau pergi ke tempat selingkuhan kamu, iya? Terus kamu kaget saat kunci mobil nggak ada. Lebih kaget lagi saat aku belum tidur, begitu?” cecar Hanum ketus.Andi terkesiap mendengar omelan Hanum di tengah malam begini. Dia langsung mengusap wajahnya dengan kasar. Dia menatap Hanum dengan tatapan frustrasi.“Aduh, Num, kamu jangan suudzon begitu dong sama aku. Tadi itu terbangun karena perutku mulas, mungkin karena makan sambal tadi saat makan malam. Terus setelah dari
Read more
22. Andi Kelabakan
Andi baru saja tiba di kantor ketika ponselnya berdering. Dia langsung mengangkat panggilan telepon itu, karena melihat nama Hanum terpampang di layar.“Halo, Num.”“Halo, Mas. Kamu sekarang ke sekolah Gilang, karena aku nggak bisa. Aku sekarang ada di sekolah Amelia, ada rapat wali murid di sini.”“Lho, memangnya Gilang kenapa, Num?” tanya Andi mulai panik. Dia khawatir anak keduanya punya masalah di sekolah, karena watak yang keras dan tempramen Gilang. Pun Gilang memiliki keahlian bela diri, membuat Andi menduga ke hal yang buruk telah dilakukan anaknya itu.“Gilang memukul temannya di sekolah sampai babak belur. Cepat kamu ke sana, Mas!” titah Hanum di seberang sana yang juga sama paniknya seperti sang suami.Andi menghela napas panjang karena dugaannya benar tentang Gilang.“Ok, aku ke sana sekarang.”Setelah sambungan telepon mereka berakhir, Andi melangkah keluar dari ruangannya, kembali menuju mobil bersiap ke sekolah Gilang.Setibanya di sekolah Gilang, Andi langsung menuju k
Read more
23. Semua Karena Papa
Gilang menatap lekat wajah Andi. Namun, tiba-tiba akal sehatnya kembali berfungsi dan mengingat kalau Andi adalah orang tuanya. Dia menurunkan tangannya dan memejamkan mata, agar tak melihat wajah Andi yang kini sangat dia benci. Dia khawatir kalau melihat wajah papanya, emosinya akan timbul kembali dan dia tak bisa mengendalikannya.Tubuh Gilang pun luruh dan terduduk di lantai. Tak terasa bulir air mata membasahi kelopak matanya. Selama dia beranjak remaja hingga di usia ke tujuh belas ini, Gilang tak pernah menangis. Tapi, kali ini berbeda. Sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh orang tuanya, orang yang sangat dia kagumi dan hormati. Hari ini seorang pemuda bernama Gilang Sanjaya, telah mengalami kekecewaan yang sangat besar pada sang papa. Gilang memukul lantai marmer ruang tamu dengan cukup keras, hingga buku-buku tangannya terluka.“Papa sadar nggak sih, kalau perbuatan Papa itu telah menghancurkan kami. Papa sangat egois! Keluarga kita yang harmonis, kini berada di ujung tand
Read more
24. Pelakor Sesungguhnya
‘Dari mana Hanum tahu mengenai apartemen itu, ya? Atau dia menyuruh orang untuk memata-matai aku?’ tanya Andi dalam hati.“Num, bisa kita bicarakan hal ini baik-baik dan hanya berdua, tanpa melibatkan anak-anak,” ucap Andi sambil merapikan kemejanya yang berantakan akibat ulah Amelia yang memukulinya.Hanum menggeleleng seraya berkata, “Sekarang situasinya sudah nggak kondusif. Kami, terutama anak-anak sudah nggak nyaman kalau ada di dekat kamu. Jadi tolong pengertiannya ya, Mas. Lagi pula bukankah kamu malah senang tinggal dengan gun dik kamu itu?”Perasaan bersalah seketika mengambil alih perasaan Andi. Tidak seharusnya anak-anaknya mengetahui tentang perselingkuhannya. Dia menatap Amelia dan Gilang yang kini menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.“Sepertinya kita perlu orang untuk menjadi penengah pada persoalan kita ini, Num. Bisa juga menjadi penasihat bagi kita berdua. Jujur kalau aku nggak mau kita pisah,” ucap Andi lirih.“Kalau nggak mau pisah, kenapa cari gara-gara, Mas?
Read more
25. Siasat
Gilang tersenyum sinis dan geleng-geleng kepala. “Apa lelaki kalau mengalami puber kedua seperti itu ya, Kak? Nggak cukup hanya satu wanita saja di hidupnya. Tiga sekaligus, keren banget si Papa. Satu saja nggak akan habis, tapi dia ternyata serakah. Ingin lebih dari satu, ck.”“Ya, kita sebagai kaum lelaki, jangan sampai seperti itu. Perilaku Papa adalah sebuah contoh, tapi contoh bukan untuk ditiru. Kita harus jadi diri kita sendiri, Lang. Menjadi lelaki sejati,” sahut Rafi serius.Yasmin yang mendengarkan perbincangan kakak dan adik itu, mengulum senyuman. Dia terharu juga mendengar kedua pemuda itu yang saling menguatkan satu sama lain.“Ehem, boleh menimpali?” ucap Yasmin tiba-tiba menginterupsi perbincangan Rafi dan Gilang.“Silakan, Mbak!” Rafi dan Gilang menyahut secara bersamaan.“Saya hanya mengingatkan, apabila kalian mau bertindak nanti tolong jangan bawa-bawa saya, ya. Saya nggak mau ikut campur urusan orang lain. Kalau tadi saya memberi informasi, itu karena saya pernah
Read more
26. Viral
Ketiga kakak beradik itu kompak tersenyum mengejek pada Larasati, yang seketika wajahnya menjadi pucat pasi. Apalagi saat Gilang mulai mengarahkan kamera ponsel ke arah wajah Larasati, hingga wanita itu memalingkan muka ke arah lain sambil menutup wajah dengan telapak tangan.“Kenapa? Takut sama kita bertiga, iya? Kalau takut, kenapa nggak mikir bolak-balik kalau mau menggoda papa kita? Dasar pelakor nggak tahu diri. Sudah dikasih wajah yang cantik, seharusnya bisa dong memilih cowok. Kayak nggak ada cowok lain saja yang masih bujangan. Kenapa harus memilih lelaki yang sudah punya anak dan istri? Atau sengaja ya mau memoroti uang papaku, iya? Mimpi kali yee...Jangan harap bisa berhasil kamu!” ucap Amelia dengan suara lantang.Larasati baru saja akan memberi tanggapan atas ucapan Amelia, tapi Rafi langsung menimpali ucapan sang adik. Ini yang dia tak suka. Mereka seolah mengeroyok dirinya. Memang bukan mengeroyok secara fisik, tapi mereka tak memberikan dirinya kesempatan untuk membala
Read more
27. Saran Ibunda
“Ibu juga tahu kalau anak-anakmu beraksi dari Lestari, yang kebetulan sedang membuka akun media sosialnya. Terus dia melihat Gilang yang sedang live, dan ternyata sedang mengerjai perempuan itu,” jelas Sawitri kalem.Hanum geleng-geleng kepala mendengar penjelasan dari sang ibu. Ketiga anaknya memang marah dan memusuhi papa mereka, karena ketahuan selingkuh. Namun, Hanum tak menyangka kalau ketiga anaknya kompak mendatangi Larasati.Di saat yang sama, Lestari-adik bungsu Hanum, yang tinggal bersama dengan orang tuanya datang dan duduk di sebelah Hanum.“Mbak, ini si Rafi dan Amel juga unggah video yang life tadi itu. Sepertinya mereka sengaja mau membuat viral deh, dan bikin malu Larasati karena dia kan selebriti. Sebentar lagi pasti heboh beritanya. Pesan aku sama Mbak, supaya Mbak Hanum hati-hati saja karena setelah ini pasti diburu wartawan. Pasti lah para pemburu berita itu mencari tahu siapa Andi Sanjaya, yang namanya disebut oleh anak-anak Mbak. Kalau sudah ketemu pasti mereka a
Read more
28. Dipanggil HRD
Tangan Andi yang siap meluncur ke wajah Amelia, kini tertahan di udara karena dicekal erat oleh Gilang. Dia menoleh ke arah sumber suara dan mendapatkan tatapan tajam anak keduanya itu.“Aku akan melindungi adik dan mamaku dari lelaki pecundang macam Papa! Jadi selama aku masih berdiri tegak, jangan coba-coba menyakiti dua perempuan yang sangat berarti di hidupku. Kalau sampai Papa lakukan itu, maka aku tak segan membalas lebih dari yang Papa lakukan pada mereka. Atau...aku akan balaskan lebih sakit dengan cara menghajar Larasati sampai dia nggak bisa jalan. Mau seperti itu?” ancam Gilang datar dan dingin.“Aku nggak peduli kalau sampai masuk penjara. Membuat pelakor itu cacat, menjadi kepuasanku tersendiri,” imbuh Gilang. Tentu saja dia hanya menggertak agar papanya tak berlaku kasar pada adik dan mamanya. Dia juga tak ingin berurusan dengan hukum. Bukan Gilang takut. Tapi kalau hal itu terjadi, maka mamanya akan sedih. Gilang tak ingin membuat wanita yang melahirkannya itu bersedih,
Read more
29. Malu
Larasati terperanjat. Dia sama sekali tak menyangka kalau imbas dari ulah ketiga anak Andi akan berakibat fatal pada karirnya. Susah payah dia membangun karirnya hingga tercapai seperti sekarang. Tapi, kini hancur dalam sekejap mata. Dalam hati, Larasati merutuki ketiga anak Andi. Dia tak sadar bahwa semua itu akibat ulahnya sendiri yang menjalin hubungan dengan suami orang.“Bu, apa nggak bisa dipertimbangkan lagi? Semua ini hanya salah paham saja,” ucap Larasati mencoba membela diri. Dia tak mau menyerah, dan berusaha memperjuangkan karirnya.“Salah paham yang bagaimana lagi, Mbak Laras? Semuanya sudah jelas kok. Video itu viral dan saya sendiri melihatnya. Menurut saya sih wajar juga mereka berbuat seperti itu. Mana ada anak yang rela kalau papanya direbut oleh orang lain. Saya sendiri kalau jadi mereka, mungkin akan berbuat yang sama. Mungkin juga bisa lebih dari itu. Saya nggak membayangkan perasaan ibu mereka. Coba kalau posisi Mbak Laras dibalik, apa mau disakiti oleh suami? Ng
Read more
30. Kejutan Untuk Andi
“Oh, maaf. Saya nggak tahu kalau sedang ada meeting di sini. Silakan dilanjutkan! Saya nggak akan mengganggu,” ucap Larasati dengan senyum canggung di bibirnya. Dia terlihat salah tingkah.Larasati yang salah tingkah, lantas menutup pintu ruangan Andi dan setelahnya melangkah ke sofa. Dia menghempaskan bobot tubuhnya di sofa, dan langsung memainkan ponselnya. Tak peduli dengan tatapan Andi dan beberapa orang yang ada di ruangan itu mengarah padanya.“Sebaiknya kita lanjutkan lagi nanti, ya. Saya kedatangan tamu soalnya,” ucap Andi pada anak buahnya.“Baik, Pak, permisi,” sahut anak buah Andi kompak.Setelah anak buahnya meninggalkan ruang kerjanya, Andi mendekati pujaan hatinya. Dia tersenyum dan meraih punggung tangan Larasati serta mengelusnya.“Kenapa kok wajah kamu cemberut begitu sih, Sayang?” ucap Andi lembut.Andi yang tahu kalau ada yang tak beres, lantas merengkuh tubuh Larasati ke dalam pelukannya.Larasati yang memang sedang kesal, lantas memandang Andi dengan kedua bola ma
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status