All Chapters of Dewa Perang Tak Tertandingi: Chapter 31 - Chapter 40
172 Chapters
Bab 31
Tiga mobil mewah meluncur kencang menuju Hotel Courtyard. Di lobi hotel, suasana semakin memanas.Dengan senyum sinis, Randy menutup teleponnya dan menatap Raka sombong, "Orang lemah mau bagaimana pun, ya tetap lemah. Kamu mungkin jago berkelahi, bisa melawan banyak orang sekaligus, tapi apa gunanya?" kata Randy dengan nada mengejek. "Tunggu saja sampai Fahmi datang dan membatalkan pestamu. Aku penasaran, gimana kamu akan bisa melanjutkan pesta ulang tahun anakmu itu tanpa venue?"Yura, yang sebelumnya terlihat sangat takut, kini bisa sedikit bernafas lega. Saat melihat Raka dengan mudahnya menjatuhkan banyak pengawal keluarga Batara, Yura nyaris terduduk lemas. Akan tetapi sekarang, berkat kedatangan Fahmi, pesta ulang tahun itu sepertinya tidak akan bisa terus dilanjutkan lagi.Sebagai pemilik hotel, Fahmi punya kuasa penuh untuk menghentikannya. Mereka hanya perlu mengganti biaya sewa tempat. Hari ini, mereka bertekad untuk membuat Raka terlihat bodoh dan memalukan.Di sisi Raka, L
Read more
Bab 32
Fahmi ragu sejenak, kemudian dia berjalan cepat ke depan Raka dan berkata dengan suara dingin, "Jadi kamu Raka? Kamu yang mengadakan pesta ulang tahun ini?!"Raka menjawab, "Iya. Kenapa? Kamu mau mengusir saya?""Tentu saja!" Fahmi berkacak pinggang sembari tersenyum sinis. "Kamu membuat keributan di hotel saya dan menyakiti orang. Orang lain bisa saja nggak peduli, tapi saya tidak. Kamu kira saya nggak bisa memanggil seluruh keamanan hotel ini? Pelayan, manajer bertugas, penerima tamu, petugas kebersihan...""Dengan tujuh delapan ratus orang, memangnya kamu bisa melawan berapa banyak? Kamu ini, lihat saja saya bahkan malas!" Fahmi mengoceh. Raka mengangkat alisnya, tidak bisa menahan tawa. Fahmi ini ... cukup menarik!"Masih berani tertawa?!" Yura sangat marah melihat ekspresi di wajah Raka, dia menggertakkan gigi, "Fahmi, cepat panggil orang, usir mereka semua!""Bukan, bukan usir, tapi hajar mereka semua! Terutama Raka, hajar dia keras-keras, pukuli dia sampai mati!"Randy juga den
Read more
Bab 33
Melihat situasi yang tak menguntungkan itu, Randy mencoba mengurai ketegangan dengan senyum paksa. "Nama saya Randy, Rantan Batara itu bibi saya," kata Randy mencoba menjelaskan. Sanjaya hanya menanggapi dengan tawa dingin. Rantan memang wanita yang disegani, bahkan oleh keluarga Lamdani sekali pun. Namun, Randy kali ini berhadapan dengan pemilik Kuil Dewa Perang, sosok yang bahkan oleh pimpinan Nagota sekalipun dihormati. Raka adalah kekuatan militer terkuat di Nagota, Dewa Perang yang terkenal ke seluruh negara. Tidak ada yang bisa meremehkannya."Siapa kamu tidak penting," ujar Sanjaya tanpa banyak perhatian kepada Randy, lalu memalingkan wajah ke Fahmi, "Yang penting, Fahmi, kamu harus tahu diri. Mau bikin onar di hotel saya?"Fahmi basah kuyup oleh keringat dingin. Dia tak berani berlama-lama. Fahmi dan pengawalnya bergegas pergi seolah-olah nyawa mereka terancam.Saat keadaan sedikit mereda, Raka akhirnya berbicara, "Pemimpin keluarga Lamdani, silakan pulang. Kali ini, Anda su
Read more
Bab 34
Telepon berdering tiga kali sebelum akhirnya diangkat. "Randy?" suara Guntur terdengar berat dan sepertinya sedang tidak dalam mood yang baik, "Ada apa kamu tiba-tiba meneleponku?"Wajah Randy berseri-seri saat mendengar panggilan telepon itu diangkat. Randy kemudian menatap Raka dengan tatapan penuh kebencian sebelum kemudian berkata, "Paman Guntur, ini sebenarnya hanya masalah kecil. Aku sedang di hotel Courtyard ini, ada orang yang sengaja membuat onar dan menghabisi semua pengawal yang kubawa!"Oh ya, orang itu veteran. Dia nggak punya latar belakang apa-apa. Dia cuma bisa sedikit bela diri, tapi sangat brutal. Pengawalku dikalahkan habis-habisan sama dia!""Paman Guntur, Malda ‘kan wilayahmu, Paman nggak bisa mengabaikan masalah ini!"Saat itu juga, di pusat komando wilayah Malda, Guntur menggenggam erat ponsel pribadinya dengan wajah penuh amarah.Sialan! Baru saja tujuh hari yang lalu, pimpinan Kuil Dewa Perang, Raka, sedang membawa istrinya. Radith yang tidak tahu diri itu, ma
Read more
Bab 35
"Aku sudah bilang!" Raka menatap Yura dengan tatapan tajam, berbicara dengan suara rendah, "Asalkan kamu dan Randy berlutut meminta maaf kepada Elena, semua kesalahan di masa lalu, akan kumaafkan!“Sekarang, aku berubah pikiran! Tepat pukul dua belas siang nanti, Courtyard Hotel akan membuka pintu untuk menyambut tamu!"Kepada setiap tamu yang masuk, kamu dan Randy harus membungkuk sekali! Kurang satu bungkukan saja, maka aku akan menghancurkan kepala kalian dengan tanganku sendiri!"Di luar Courtyard Hotel, berapa banyak tamu yang datang? Seperti lautan manusia!Paket eksklusif VIP gratis, souvenir emas murni ...Di depan pintu utama hotel, lalu lintas di beberapa jalan di sekitarnya terganggu. Banyak orang dari Malda yang mengenakan pakaian pesta, satu per satu berteriak dan bersorak, siap untuk berlarian masuk ke hotel. Melihat jumlahnya, paling tidak ada ribuan, bahkan mungkin puluhan ribu!"Membungkuk satu kali kepada setiap tamu yang datang?" Randy langsung tertawa karena marah!
Read more
Bab 36
"Paman … tadi memanggil Raka, Pak Raka? Paman kenal dia? Dia itu ...."Plak!Sebuah tamparan keras tanpa ampun mendarat di wajah Randy! Guntur dengan wajah penuh kemarahan menampar Randy sampai berputar di tempatnya tiga kali. Guntur kemudian membungkuk dalam ke arah Raka dengan wajah penuh penyesalan, "Pak Raka, saya tidak tahu Pak Raka sedang bertugas di sini. Saya bukan sengaja hendak menyinggung Anda, saya mohon Pak Raka dapat memaafkan!""Tidak masalah." Raka mengibaskan tangannya dengan enteng, tersenyum ringan, "Komandan Guntur, masalah Anda bertugas di Malda dan memiliki hubungan yang dalam dengan keluarga-keluarga besar, saya tidak ingin bertanya lebih jauh tentang itu. Tapi, dalam menjalankan tugas, Komandan Guntur tidak boleh lengah. Anda mengerti maksud saya. Komandan bisa pergi sekarang."Guntur seakan mendapat pengampunan besar. Dia tidak sedikitpun melihat Randy yang terjatuh dan Yura yang wajahnya penuh ketakutan. Guntur buru-buru membawa empat pengawalnya melarikan dir
Read more
Bab 37
Randy memandang nanar kepala yang berguling di tanah itu. Dia melihat tubuh tanpa kepala Yura. Refleks gigi-gigi Randy bergetar.Randy merasakan panas di celananya, diikuti oleh sensasi dingin. Dia buang air besar dan kecil bersamaan, tidak bisa menahan sama sekali! Randy kemudian langsung menangis terisak-isak."Ra- Ra- Pak Raka!" isak Randy. Dia meninju dan menendang tubuh tanpa kepala Yura sambil menangis keras."Semua ini gara-gara dia, dia yang menyebabkan ini semua!! Putrimu digigit anjing, aku mendengarnya dari dia. Itu semua tidak ada hubungannya denganku!""Dia juga yang merayuku untuk bisa tidur denganku …. Aku tahu kesalahanku. Semua salahku tak sampai harus dihukum mati. Aku akan sujud, aku benar-benar tahu kesalahanku!"Sambil menangis dan berteriak, Randy berlutut. Dia bersujud kepada Raka, membentur-benturkan kepalanya dengan gila.Bam! Bam! Bam! Hanya dalam belasan kali, dahi Randy sudah berdarah, bercampur dengan darah segar yang mengalir dari leher putus Yura. Darah
Read more
Bab 38
"Randy, dengarkan aku baik-baik!" Raka menatap Randy dari atas, matanya tajam. "Setelah pulang nanti, ubah sikapmu, mulai hidup baru. Masih ada sedikit harapan. Jika tidak, maka tidak akan ada ampun lagi untukmu! Sekarang, berlutut dan pergilah, keluar dari sini!" Sementara itu, tamu yang memasuki aula pesta terlalu banyak, Randy pusing karena terus-menerus bersujud. Kata-kata Raka terdengar samar di telinganya! Setelah terus bersujud beberapa kali lagi, akhirnya dia berlutut, merangkak keluar dalam keadaan sangat memalukan! Selain itu, lebih dari seratus dua puluh pengawal keluarga Batara dengan telinga masih berdarah, dibuang keluar oleh Zora. Mereka terjatuh dan berteriak kesakitan. Beberapa naik taksi, beberapa naik bus umum. Mereka menangis dan meratap menuju rumah sakit. "Huff!" Raka menghela napas panjang. Akhirnya tenang sudah! Raka berbalik, menggenggam tangan Lucy dengan lembut. Mata mereka bertemu dengan dipenuhi dengan tatapan kasih sayang! Saat itulah, pesta ulang t
Read more
Bab 39
Seseorang menendang pintu teralis besi yang terkunci rapat di atap Courtyard Hotel dari dalam sampai terbuka lebar. Itu Raka!Raka dengan erat memeluk Elena yang masih dalam kondisi setengah sadar. Uap putih mengepul dari tubuh Raka. Keringat juga bercucuran dari dahinya. Dia sangat cemas!Tragedi terjatuhnya Elena di panggung bukan karena kelelahan, melainkan karena penyakit langka yang tak terobati!Penyakit Frostfire Syndrome!Nadi Elena unik, kadang lemah kadang kuat. Badannya pun berubah-ubah dari dingin ke panas, napasnya cepat lalu lambat. Itu adalah tanda-tanda awal serangan Frostfire Syndrome. Saat ini, Raka sudah berusaha sekuat tenaga, mengirimkan tenaga dalamnya tanpa sisa ke dalam tubuh anaknya. Raka berusaha menstabilkan kondisi Elena.Jika tidak seperti itu, mungkin Elena sudah mati sekarang!"Dewa Perang!"Dari belakang, Zora bergegas mengikuti. Dia melihat uap putih yang keluar dari tubuh Raka dan sontak tercengang.Selama lima tahun berperang, bahkan ketika menghadapi
Read more
Bab 40
Perubahan suhu dingin dan panas terjadi secara bergantian. Tempat itu khusus untuk mengobati Sindrom Frostfire yang ada dalam tubuh Elena. Beberapa waktu lagi, Elena pasti bisa pulih sepenuhnya!Dalam lingkungan seperti itu, jangankan Lucy yang orang biasa, bahkan Zora yang memiliki kekuatan besar dan Cedric yang memiliki ilmu kedokteran luar biasa pun tidak berani tinggal terlalu lama. Hanya Elena, yang menderita Sindrom Frostfire, dengan dingin dan panas yang saling mendukung dan menetralkan, bisa tidur dengan tenang di sana!"Elena pasti akan sembuh." Raka menggenggam tangan Lucy dengan pandangan yang penuh kasih, "Oh ya, tentang proyek kerjasama dengan Deston Group, kamu jangan terlalu capek, aku akan khawatir..."Setelah menghibur Lucy, mereka berdua naik ke Porsche yang terparkir di pinggir jalan.Melihat dekorasi interior mobil yang luas dan mewah itu, Lucy masih merasa sedikit tidak percaya. Lebih tepatnya, kejadian beberapa hari ini membuatnya merasa seperti dalam mimpi."Rak
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status