All Chapters of Dewa Perang Tak Tertandingi: Chapter 41 - Chapter 50
172 Chapters
Bab 41
Seorang ibu-ibu berdiri di samping sambil mengejek dengan wajah sinis, "Pinjam mobil siapa itu? Cepat kembalikan, kalau tergores kamu pasti nggak mampu ganti." Perempuan paruh baya itu mengenali merek mobil tersebut, Porsche. Ada kerabatnya yang baru saja membeli mobil merek ini. Jika dijumlah dengan semua prosedur administrasinya, harga mobil ini mencapai lebih dari dua ratus milyar! Mustahil Lucy bisa membeli mobil itu dengan gajinya. Lucy sedikit terkejut. Dia tidak tahu harus berkata apa. "Saya yang belikan buat Lucy," ujar Raka dengan nada datar. Ibu-ibu tetangga itu langsung terdiam, matanya terbelalak. Raka yang membelinya? Bukankah dia baru saja pulang beberapa waktu yang lalu? Bukankah katanya dia hidup susah sekali di luar sana? Sampai makan pun susah?"Raka yang beli. Dia merasa nggak aman kalau saya naik mobil lisktrik kerja.” Lucy berkata sambil melihat tetangga itu, dengan suara rendah. Kali ini, ibu-ibu terdiam! Raka membeli mobil semahal itu hanya untuk dipakai luc
Read more
Bab 42
Akan tetapi, selama bertahun-tahun ini, Raka tidak pernah makan masakan rumahan. Apalagi Sherly juga sangat pandai memasak. Masakan buatannya sangat cocok dengan selera Raka.Cara makan Raka terlihat tidak sopan. Dia terlalu lahap sampai lupa memperhatikan etika makan. Sherly melihat Raka dengan sangat heran. Perasaan di hatinya terasa rumit. Meski enggan mengakui, tapi toh Raka memang menantunya. Raka meninggalkan rumah selama lima tahun. Dia pasti telah mengalami banyak kesulitan di luar sana, bukan?"Raka, Papa harus tahu kejelasannya."Rommy yang sedari tadi makan dalam diam, akhirnya tak bisa menahan diri untuk bertanya kepada Raka."Mobil itu, benar ... benar kamu yang beli?"Pria pada umumnya memiliki ketertarikan terhadap mobil. Rommy juga tidak terkecuali. Mobil itu harganya miliaran! Hanya saja mereka tidak tahu, bahwa mobil itu harganya lebih dari dua puluh miliar!"Ya, aku yang beli. Nanti kalau kaki Papa sudah sembuh, aku belikan juga satu."Raka meletakkan piring dan sen
Read more
Bab 43
Di sisi lain, di kantor Radith yang berada di Randala Group. Suasana terasa tegang."Kamu sudah menemukan apa yang kuminta?" Radith bertanya dengan nada serius, mengetuk cangkir tehnya di meja."Sudah," jawab Rudolf, anak angkat Radith. "Butuh beberapa waktu dan biaya nggak sedikit untuk membujuk salah satu anak buah Thomas bicara setelah mabuk. Ternyata, Thomas pernah menjadi tentara dan sepertinya memiliki beberapa interaksi dengan Raka di masa lalu. Si menantu yang nggak berguna itu nampaknya telah banyak membantu Thomas!"Mendengar hal ini, Radith menggenggam tinjunya kuat-kuat. Dia baru menyadari bahwa Lucy tidak menjalin hubungan lebih dari yang seharusnya dengan Thomas. Alih-alih, Raka, yang selama ini dianggap tak berguna, ternyata memiliki peran penting di balik kerjasama mereka."Jangan khawatir, Pa," lanjut Rudolf, mencoba menenangkan. "Thomas memang licik dan kejam. Hubungan kecil antara dia dan Raka nggak akan membuatnya terikat. Dengan membantu Lucy kali ini, bisa dibil
Read more
Bab 44
Wajah pria berambut pirang itu berubah, “Nggak tahu diri! Berani-beraninya manggil polisi, heh? Semua! Hancurkan! Hancurkan semuanya!”Seruan itu disusul dengan deru suara yang memecah keheningan. Sejumlah preman segera bergegas mendekat, masing-masing bersenjatakan batang besi dan tongkat, Mereka berlari mendekati sasaran mereka."Wanita ini, serahkan padaku!" Pria berambut pirang itu berkata dengan senyum mengandung nafsu. Dia mengayunkan batang besi di tangannya ke kepala Lucy. Pria berambut pirang itu berniat untuk membuat Lucy pingsan dan membawanya pergi. "Perempuan cantik seperti dia, harus dinikmati sepuasnya!" pikirnya.Lucy refleks langsung ingin menghindar. Wajahnya pucat pasi. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara patah tulang yang sangat jelas. Pria berambut pirang itu berteriak kesakitan.Ketika Lucy mengangkat kepalanya, dia melihat sesosok pria gagah berani telah muncul di depannya. Pria itu adalah Raka! Sedangkan pria berambut pirang itu tergeletak kesakitan di tanah
Read more
Bab 45
Para preman itu telah melarikan diri.Lucy berdiri di tempat, wajahnya masih sedikit pucat, pandangannya penuh dengan keheranan, "Raka, kamu ... bagaimana kamu bisa begitu hebat dalam bertarung?" Adegan yang baru saja terjadi sungguh mengejutkan. Raka dalam sekejap mengalahkan sekelompok preman. Bahkan film-film kungfu pun tidak ada yang berani mengambil adegan seperti itu!"Ya nggak gimana-gimana. Toh juga sudah bertahun-tahun jadi tentara, ‘kan. Kalau preman saja nggak bisa kutangani, memalukan negara, dong." Raka berbicara dengan nada datar.Para serangga ini sama sekali tidak layak untuk Raka langsung turun tangan. Akan tetapi karena mereka berani mengincar Lucy, maka itu sama saja dengan mencari kematian! Jika mereka berani membuat masalah lagi, Raka tidak keberatan untuk bergerak sedikit dan membuat mereka benar-benar hancur.Lucy tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mulai mengatur pekerjaan tim konstruksi lagi.Awalnya, beberapa kepala tim agak meremehkan Lucy. Seorang perempua
Read more
Bab 46
Pasti karena uang di kartunya terlalu sedikit, mereka malas untuk melayani Sherly."Mohon tunggu sebentar!" Teller wanita itu tampak tidak bisa menyembunyikan perasaannya, tangannya gemetar saat ia memegang kartu tersebut, seolah-olah sedang memegang harta karun yang sangat berharga. Teller itu kemudian berpesan pada Sherly sebelum berlari menuju ke ruang belakang. Teller itu bahkan tidak sempat mengetuk pintu dan langsung berlari masuk ke kantor manajer sambil terengah-engah, "Pak, ada … ada masalah besar!" Pria paruh baya yang gemuk itu tidak menoleh, wajahnya tampak tidak senang, "Apa, sih? Ngapain panik? Ada masalah apa?" "Lihat ini!" Teller wanita itu segera menyerahkan kartu bank tersebut, suaranya gemetar, "Ada seorang perempuan paruh baya yang ingin menarik uang dengan ini. Dia ingin menarik semuanya!" Manajer umum melirik kartu bank itu dan seketika tubuhnya bergetar, makanan ikan di tangannya tumpah semua ke dalam akuarium! Manajer itu langsung merebut kartu hitam itu. D
Read more
Bab 47
"Berhenti bergerak-gerak!"Tanpa banyak bicara, dua satpam itu menyeret Sherly masuk ke dalam kantor manajer umum. Salah satu satpam berwajah garang mendorongnya keras ke sofa, “Pak, orangnya sudah kami bawa!"Di depan manajer umum, mereka harus menunjukkan performa terbaik. Jika manajer umum merasa senang, siapa tahu besok mereka bisa naik jabatan dan kemudian menjadi kepala tim!Sherly berontak dan berteriak, "Apa-apaan ini? Lepaskan saya, saya nggak melakukan pelanggaran hukum apa pun!"Manajer umum hanya tersenyum sinis, mengejek, "Ibu masih nggak mau ngaku sampai sekarang?!"Sherly seketika terdiam. Apa yang harus dia akui? Dia sama sekali tidak melakukan apa-apa!"Terus saja berpura-pura!" Seorang pegawai wanita menatap Sherly dengan tajam, lalu memeriksanya dari atas ke bawah.Kulitnya keriput dan kering, pakaiannya lama dan usang ... Orang seperti ini, bukankah seharusnya menjadi petugas kebersihan? Bagaimana mungkin dia memiliki kartu khusus seperti ini?"Jujur saja, kartu in
Read more
Bab 48
"Apa lagi yang bisa kamu katakan sekarang, heh?"Manajer itu mengambil selembar koran dan dengan keras menampar wajah Sherly. Semua ini akan berakhir baik jika saja dia mengakui bahwa kartu tersebut dicurinya, itu akan menjadi sebuah prestasi besar!"Saya, saya ...."Gigi Sherly nyaris remuk saat dia berusaha berbicara, dengan suara serak dan tercekik karena dijepit oleh seorang penjaga keamanan di lantai, "Saya, saya ingin menelepon keluarga saya!"Di lokasi konstruksi. Lucy baru saja menyelesaikan pengaturan proyeknya dengan wajah yang berseri.Sebelum datang ke lokasi konstruksi, dia sudah bersiap menghadapi kesulitan, namun tak disangka semuanya berjalan lancar. Para kontraktor senior sama sekali tidak menentang keputusannya, bahkan ada yang tampak berusaha menyenangkannya.Kunjungan terakhir Lucy ke sana tidak sebaik ini. Saat itu, mereka malah menunjukkan sikap tidak peduli dan tidak menghargai Lucy sama sekali!Lucy mencuri pandang ke arah Raka dan merasa sangat bersyukur dalam
Read more
Bab 49
Gerakan Raka terlalu mengerikan, serangannya brutal!"Kamu ini … sudah mencuri kartu orang, masih berani membuat onar juga! Aku akan melapor ke polisi ... Ah!" Pegawai wanita itu gemetar, baru saja ingin mengeluarkan ponselnya, tapi Raka dengan tangan terbalik memberinya tamparan keras. Seketika menjatuhkannya ke tanah.Melihat kejadian itu, manajer umum merasa tubuhnya menggigil. Tak disadari, celananya basah karena terkencing di tempat! Mencuri kartu orang lain?Raka menoleh sejenak ke kartu hitam yang dipegang oleh manajer umum, matanya tiba-tiba menyempit. Kartu atas nama Raka? Itu jelas kartu miliknya!"Maksudmu kartu ini?" Raka menatap kartu tersebut, dengan suara dingin berteriak, "Kartu ini adalah uang jajan yang kuberikan buat ibuku! Kamu bilang mencuri? Bodoh sekali kamu!"Manajer umum awalnya terkejut, kemudian marah , "Kamu tahu ini kartu apa? Uang jajan? Omong kosong!"Kartu khusus seperti ini minimal saldonya adalah dua puluh triliun. Bahkan lebih tinggi dari nilai pasar
Read more
Bab 50
Ketegangan memuncak di ujung sambungan telepon. CEO, dalam kemarahannya, menyerucah dengan keras sebelum akhirnya berteriak, "Jika kamu tidak bisa menyelesaikan masalah ini dengan sempurna, bersiaplah untuk tidak melihat matahari besok!" Begitu kata-kata itu terlontar, telepon ditutup. Tak lama, telepon dari kepala wilayah Nagota Bank berdering, emosinya begitu mendalam seolah-olah ingin merenggut nyawa melalui sambungan itu."Semua sudah berakhir ...." gumam Somad, manajer umum, sambil merasakan kegelapan menyergap pandangannya. Kepalanya berdenging, seolah-olah otaknya hendak meledak. Dia tidak bisa memahami, bagaimana mungkin tamu VIP teratas dari Bank AlliancePay bisa berada di Malda? Kartu itu .... diberikan oleh Arthur, sang CEO!Langkah Somad menjadi tidak pasti, seolah-olah dunia akan runtuh. Dia menyadari posisinya sebagai manajer umum mungkin sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Tadinya Somad berpikir masalah ini bisa menjadi jalan cepatnya menuju promosi, tapi ternyata mal
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status