All Chapters of Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Chapter 201 - Chapter 210
247 Chapters
BAB 201
Alenta menggeleng tak percaya mendengar cerita Julia. Dia hampir lupa bernafas bahkan, tapi Julia bisa dengan santainya berbicara tentang masa lalunya hingga sampai terjadi begini. “Ternyata, ada banyak kegilaan yang terjadi di antara kalian berdua, ya.” ucap Alenta yang merasa begitu keheranan. Julia pun mengangkat kedua bahunya, menghela nafasnya pasrah karena memang seperti itulah kenyataannya. “Kak, pernikahan seperti itu apa kak Julia akan baik-baik saja nantinya?” tanya Alenta yang begitu penasaran dan juga khawatir. Mengingat hubungan pernikahan Julia dengan Edward sebelumnya, siapapun juga tidak menduga bahwa pada akhirnya mereka akan bercerai. Parahnya, Alenta harus terlibat, dan menjadi titik final hingga Julia dan Edward memutuskan untuk berpisah. Mendengar pertanyaan dari Alenta, Julia memahami kekhawatiran adiknya itu. Ia sendiri ragu tentang pernikahan ini, namun sadar juga tidak ada jalan untuk mundur atau kabur. Julia memaksakan senyumnya, “Pernikahan yang suli
Read more
BAB 202
“Hentikan!” ucap Alenta kepada Herin dan juga Wilhem. “Aku tidak menginginkan hal semacam ini, apalagi sampai Ayah dan Ibu bersujud di hadapanku. Bangunlah, Jangan membuatku terkesan sangat jahat kepada kalian! Sungguh, aku mohon...”Tanpa izin dari Alenta, wilhem bangkit, membungkuk, dan langsung memeluk Alenta erat. “Ayah akan berusaha untuk menebus dan memperbaiki diri agar kau bisa menyayangi Ayah seperti seharusnya.”Hanya bisa membisu mendengar ucapan Ayahnya, tidak tahu harus mengatakan apa. Sebenarnya, siapapun jelas tidak ingin memiliki hubungan yang buruk dengan Ayahnya sendiri maupun Ibunya. Namun, sejak tidak terlalu dekat dan tidak tinggal di rumah kedua orang tuanya, Alenta merasa hidupnya baik-baik saja. Kelegaan yang dia dapatkan sangat luar biasa saat jauh dari kedua orang tuanya. Sungguh, berbeda jauh dari anak lainnya.Herin bangkit dari posisinya, menyeka air matanya. Tidak berani dia memeluk Alenta, namun dia akan berusaha untuk menjadi Ibu yang baik sehingga p
Read more
BAB 203
Edward perlahan membuka pintu ruangan di mana Alenta berada. Begitu pintu terbuka, dia terdiam takjub melihat Alenta yang terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin putih yang mengekalkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Riasan wajahnya yang natural namun memukau, membuat Edward terpana seketika.Tak sadar, mata Edward mulai memerah dan berkaca-kaca, terhanyut dalam keindahan wajah istrinya yang begitu luar biasa. “Bagaimana bisa malaikat secantik ini ternyata adalah istriku?” ungkapnya. Dalam langkah pasti, Edward berjalan mendekati Alenta yang tersenyum lembut, tatapannya penuh kasih dan kebahagiaan. “Pujian yang berlebihan seperti itu membuatku justru tidak nyaman,” ungkap Alenta. Edward meraih tangan Alenta yang halus, menggenggamnya erat sambil mengucapkan terima kasih dari lubuk hatinya. “Terima kasih, Sayang. Aku tidak tahu bagaimana lagi mengungkapkan perasaan bahagiaku ini, aku juga sangat bersyukur karena ternyata kau adalah istriku, dan ibu dari anakku.” ucapnya dengan
Read more
BAB 204
“Bagaimana?” tanya Edward, menyambut di depan pintu saat Alenta keluar dari kamar mandi. Tidak langsung menanggapi pertanyaan Edward dengan kata-kata, Alenta langsung memberikan tes kehamilan mandiri kepada Edward. Segera Edward menerima itu, menatapnya dengan seksama. Senyum di bibir Edward mengembang sempurna melihat itu. “Dua garis, kau hamil!” ucapnya bersemangat.Alenta tersenyum, namun dia tidak terlihat bersemangat bahkan sampai Edward memeluknya dan terus mencium pipinya. Ron masih terlalu kecil, masih juga dia harus menjaga Elea. Melakukan aktifitas semacam itu dengan kehamilan, Alenta merasakan takut yang luar biasa. Dia harus bisa memaklumi dan mengutamakan kesehatan diri karena ada bayi di dalam perutnya. Namun, bagaimana dengan Ron juga Elea? Memperbanyak istirahat akan membuat waktu bersama kedua anaknya itu berkurang jauh. Keluhan kehamilan seperti, mual, pusing, dan banyak hal lainnya lagi akan menghambat beberapa aktivitas.Alenta sebenarnya bahagia karena akan k
Read more
BAB 205
Julia dan Helios mengepak barang-barang mereka dan siap untuk berlibur bersama Elea. Tidak lupa juga, mereka mengajak perawat Elea untuk memastikan kebutuhan anak tersebut terpenuhi sepanjang perjalanan, memastikan keamanan Elea. “Sayang, sudah siap, kan?” tanya Julia untuk memastikan. Mendengar pertanyaan dari ibunya, Elea pun menganggukkan kepalanya. Setelah tiba di tempat tujuan, mereka mulai menjelajahi berbagai tempat menarik dan mencoba berbagai aktivitas untuk memahami selera Elea.“Sayang Kalau ada yang kau mau, cepat katakan kepada Ibu, ya...” pinta Julia yang langsung mendapatkan anggukan setuju dari Elea. Suatu waktu, mereka berjalan-jalan di pasar buah setempat. Julia terkejut saat melihat Elea menunjuk-nunjuk buah yang beraneka ragam. “Ibu, Elea mau beli buah ini!” ucap Elea dengan semangat. Julia tersenyum dan membelikan buah yang diminta Elea, kemudian mereka menikmatinya bersama di taman, tentu juga bersama dengan Helios. Sambil menikmati buah-buahan, Julia berbic
Read more
BAB 206
Alenta duduk di kursi empuk dengan bayinya yang masih berusia 5 bulan digendongnya, Reiner. Senyum bahagia terpancar dari wajahnya saat panggilan video dengan Elea akhirnya tersambung. “Selamat pagi, Elea, kesayangan ibu...” sapa Alenta dengan suara bersemangat. Wajah Elea yang ceria segera muncul di layar ponselnya, tampak baru saja pulang sekolah dengan seragamnya yang masih rapi.“Hai, Ibu Alenta! Selamat pagi juga!” balas Elea, tersenyum lebar. “Wah, Adik Reiner sudah semakin besar, pipinya sangat gendut! Adik Reiner sudah makan?”Alenta tersenyum lembut, “Adik Reiner baru saja selesai minum susu, bagiamana denganmu, Sayang? Semalaman Ibu ingin menghubungi mu karena tidak bisa tidur. Ngomong-ngomong, bagiamana hari pertama sekolah?” Ia kemudian mengayunkan Reiner yang mulai merengek, membuat bayi itu kembali tenang.“Semuanya menyenangkan! Aku punya banyak teman, Ibu!” jawab Elea yang membuat Alenta bahagia. Ron yang mendengar pembicaraan mereka segera mendekat dan ikut serta d
Read more
BAB 207
Restoran kelas atas itu terasa begitu mewah dan eksklusif saat Edward sengaja memboking seluruh tempat hanya untuk dirinya dan Alenta. Cahaya redup dari lampu gantung menciptakan suasana yang sangat romantis. Alenta tampil mempesona dengan gaun hitam ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya, sementara Edward tampak gagah mengenakan setelan jas hitam yang serasi.“Gila.... Istriku benar-benar sangat cantik malam ini,” ujar Edward, menatap Alenta dengan kekaguman. Mendengar pujian dari Edward, Alenta pun tersenyum malu. “Berlebihan sekali!” Mereka duduk berhadapan di meja yang telah disiapkan dengan apik, lengkap dengan bunga mawar merah di tengahnya.Anak-anak mereka telah dititipkan kepada Karina dan Horrison, sehingga malam itu mereka bisa menikmati makan malam romantis berdua tanpa gangguan.Pelayan yang sigap mengantarkan hidangan lezat yang telah dipesan oleh Edward. “Ya ampun... Ini sepertinya aku akan panen kalori malam ini, ya.” ujar Alenta melihat menu makan yang jelas tinggi
Read more
BAB 208
“Berikan jasku,” pinta Helios kepada Julia. Mendengar itu, Helios pun dengan segera mengambilkan jas untuk Helios kenakan. “Hari ini, biarkan saja Elea sekolah sendiri. Gurunya juga sudah bilang agar kau tidak perlu khawatir, tidak perlu menunggunya di sana. Nanti, kalau Elea sudah selesai, kau bisa menjemputnya, atau biarkan sopir yang melakukan itu.” ucap Helios. Julia masih belum rela, dia menghela nafas, dan jelas ekspresi tidak rela begitu terlihat. “Tidak bisa. Aku selalu saja merasa tidak tenang, bahkan kalau boleh aku ingin berada di sebelah Elea sepanjang hari.” Helios membalikkan tubuhnya, menatap Julia dengan tatapan yang terlihat keheranan. “Aku tahu kau sangat mengkhawatirkan Elea. Tapi, membiarkan dia memiliki kemandirian dan juga kepercayaan diri adalah hal yang sangat penting. Gurunya Elea menghubungi ku kemarin, kau terlalu mengkhawatirkan Elea sampai kau terus berdiri di jendela untuk memperhatikannya.” Helios menatap Julia dengan tatapan serius. “Kalau kau benar-
Read more
BAB 209
Alenta dan Edward dengan gembira menyambut kedatangan Julia, Helios, serta keponakan mereka, Elea, di rumah mereka. Begitu pintu terbuka, Alenta langsung melompat memeluk erat Julia, kakak perempuannya yang telah lama tidak berjumpa. “Akhirnya kalian sampai juga!” ujar Alenta merasa lega sekaligus bahagia. Keduanya berbagi kehangatan, mengekspresikan rasa rindu yang terpendam.Setelah melepaskan pelukan, Alenta beralih untuk memeluk Elea, keponakannya yang sudah satu tahun terpisah darinya. Alenta membelai lembut rambut Elea dan mencium keningnya, seakan mencoba mengejar ketinggalan waktu yang telah lama mereka lewatkan.“Sayang, Ibu rindu sekali,” ujar Alenta sembari menciumi pipi Elea. “Pokoknya, selama di sini harus tidur dengan Ibu!” ucap Alenta memaksa. Sementara itu, Edward yang biasa bersikap dingin terhadap Julia dan Helios, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat melihat Elea. Ia segera mengangkat tubuh mungil Elea dari Alenta dan memeluknya erat. Keduanya tampak begi
Read more
BAB 210
Di gedung perkantoran yang megah, sebuah mobil mewah berhenti di depan pintu utama. Dari dalam mobil itu, terlihat seorang pria muda berusia 26 tahun yang tampan dan elegan turun dengan percaya diri. Dia adalah Reiner, CEO muda perusahaan tersebut, yang sukses menggantikan posisi Ayahnya, Edward, sebagai pemimpin perusahaan.“Kulitnya benar-benar selalu bersinar, aku yang sudah melakukan perawatan selama 3 tahun ini bahkan tidak pernah mendapatkan kulit secerah itu,” ucap seorang gadis, salah satu pegawai kantor dengan tatapan kagum. Pegawai lain menganggukkan kepalanya, setuju. Rambut Reiner tergerai sempurna dengan kesan rapi namun santai, matanya yang tajam menatap lurus ke depan, dan senyum tipis di bibirnya menambah aura karismatik nya. Begitu ia melangkah, langkahnya mantap dan terarah, menggambarkan betapa ia adalah seorang pemimpin yang tegas.“Dia jauh lebih muda dariku, tapi kenapa pesonanya sangat luar bi
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
25
DMCA.com Protection Status