Lahat ng Kabanata ng Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Kabanata 41 - Kabanata 50
246 Kabanata
BAB 41
“Maksud Ibu mertua, ke tempat yang seharusnya untuk Alenta itu di mana?” tanya Edward. Herin agak ragu, tapi pada akhirnya dia mengatakan maksudnya. “Dia akan kembali menjadi adik ipar seperti sebelumnya,” jawabnya. Edward tersenyum, tapi dia tengah menahan kesal. “Aku tidak akan membiarkan siapapun mengatur hidupku. Anda sendiri yang menyodorkan Alenta kepadaku, dia menjadi bagian hidupku. Sesuatu yang aku anggap milikku, tidak akan bisa di ambil siapapun!”***“Kenapa kau datang kesini?” tanya Julia sinis saat melihat Alenta datang bersama dengan Elea. Alenta terdiam menelan kesedihannya seorang diri, dia jelas tidak berani mengatakan apapun karena sadar benar kemarahan dari kakaknya adalah hal yang wajar untuk dia dapatkan. “Elea sudah lama tidak bertemu denganmu, apa kau tidak rindu?” tanya Edward mencoba mengalihkan pembahasan tentang Alenta. Julia menatap Elea yang tidak terlihat merindukan dirinya sama sekali
Magbasa pa
BAB 42
“Jangan begitu, Ibu. Bibi juga tidak memiliki niat tersembunyi datang ke rumah sakit ini, Bibi hanya sedang mengambil surat kematian suaminya,” jawab Alenta mewakili Lien yang terlihat tidak ingin menggapai Herin. Herin nampak acuh, melengos tak perduli bahwa adik tirinya baru saja mengalami musibah duka. “Kau memang yang paling pintar membuat Ibu kesal, Alenta! Seharusnya, kau merenungi kesalahanmu bukannya mengobrol dengan asik seperti itu!” Kecamnya serius. Lien menghela nafas, dia sungguh tidak menyangka bahwa sampai dengan hari itu, kakak tirinya masih saja belum berubah sama sekali. Alenta terdiam, matanya memerah menahan tangis yang dapat dilihat dengan jelas oleh Lien. Lien menyentuh lengan Alenta, mengusapnya dengan lembut sebagai bentuk dukungan agar Alenta bisa lebih bersabar lagi. “Alenta, sudahlah tidak usah dijelaskan. Bibi pulang dulu ya? Ada banyak pekerjaan yang harus bibi selesaikan,” ujar Lien berharap be
Magbasa pa
BAB 43
Melihat pesan yang dikirimkan Edward padanya, Alenta sebenarnya bingung tapi dia juga perlu membicarakan apa yang harus dilakukan bersama dengan Edward dan keluarga besarnya tanpa harus melibatkan Julia. Alenta harus menjaga perasaan Julia, dia juga tidak ingin dituduh sebagai perebut atau apapun itu. Begitu sampai di rumah, Alenta memutuskan untuk membersihkan kamar Julia dan Edward karena dia juga harus memastikan benar tidak ada benda atau sesuatu lainnya yang akan membuat Julia curiga. Setelah kamar Julia dan Edward beres, barulah Alenta beralih untuk membersihkan kamar yang beberapa waktu terakhir ini dia gunakan bersama dengan Edward. Alenta memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper, dia harus berjaga-jaga. Setelah itu, dia memasukkan pakaian Edward, dia masukkan kedalam boks besar yang disediakan di sana. Setelah semuanya selesai, Alenta baru bisa duduk dengan sedikit lega. Dia mengeluarkan ponselnya, ada empat pang
Magbasa pa
BAB 44
Edward sampai di rumah, Elea masih tidur di gendongannya. Karena masih ada kesempatan untuk Elea bangun nanti, pastilah Alenta akan menyiapkan makan malam untuk Elea. Perlahan Edward meletakkan tubuh Elea di dalam tempat tidurnya, dengan hati-hati dia melakukannya. Setelah itu, Edward keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Alenta. Edward terdiam di ambang pintu kamar yang beberapa waktu terakhir ini dia gunakan bersama dengan Alenta. Dari sana, dia bisa melihat wajah lelah Alenta yang saat ini sedang tertidur lelap, sampai-sampai dia yang mencoba untuk menghubungi Alenta Sejak akan berangkat untuk pulang ke rumah tak mendapatkan jawaban dari Alenta. “Aku pikir, kau sudah kabur!” Gumam Edward. Edward tersenyum tipis, kakinya mulai berjalan perlahan mendekat kepada Alenta. “Cih! selalu saja dia terlihat sangat manis saat tidur,” batin Edward saat dia semakin bisa melihat dengan jelas wajah Alenta. Menggerakkan s
Magbasa pa
BAB 45
“Kejutan.....” Julia tersenyum, dia duduk di kursi roda sedangkan semua anggota keluarga berada juga di sana. Edward terdiam, dia hanya menunjukkan ekspresi wajah yang datar. Begitu Edward membuka pintu utama, itulah yang Edward lihat. Kedua alis Julia menurun, dia terlihat sedih dan kecewa karena ekspresi Edward tidak seperti yang dia harapkan. “Sayang, ekspresimu kenapa begitu? Apa kau tidak senang aku sudah kembali?”Edward menghela nafasnya. “Sepertinya, aku tidak tahu harus bagaimana berekspresi dengan benar saat ini,” ujarnya. Julia tersenyum, terkekeh karena menganggap apa yang diucapkan oleh Edward barusan benar-benar sangat lucu sekali. “Kau pasti bahagia sekali sampai bingung, ya?” ledeknya. Edward memaksakan senyumnya, dia merasa aneh dengan dirinya sendiri karena tidak merasa bahagia. Apakah karena dia tahu kedepannya akan sulit untuk membuat Alenta bertahan? batinnya. Edward mempers
Magbasa pa
BAB 46
“Tidak tahu, kemungkinan rambut Alenta karena tadi dia yang mengambil Elea dari gendonganku,” jawab Edward bohong. Julia hanya tersenyum, tapi entah mengapa dia seperti merasa tidak bisa mempercayai apa yang di ucapkan oleh Edward. Jantungnya berdegup kencang, otaknya mulai berpikir yang tidak-tidak. Namun, melihat Alenta yang jelas bukan lah tipe gadis yang kemungkinan akan disukai oleh Edward, Julia memaksa dirinya sendiri untuk tenang. “Istirahatlah, aku akan bicara dengan ayah dan juga Ibu kita,” ucap Edward. Edward sudah akan melangkahkan kakinya tapi Julia menahan Edward dengan memegang tangannya. Tatapannya terlihat memelas, dia berharap Edward tak meninggalkannya di sana seorang diri.“Sayang, tapi aku ingin ditemani olehmu,” pintanya. Edward terdiam sebentar sembari menatap Julia, dia tersenyum dan mencoba melepaskan tangan Julia yang menahan tangannya. “Ada beberapa hal yang harus aku bicarakan dengan mereka, kalau
Magbasa pa
BAB 47
Seluruh tubuh Herin bergetar, jantungnya berdegup sangat cepat untuk perasaan yang aneh. Untuk pertama kalinya, dia tak bisa mengelak dan membela anak pertama yang dia sayangi. Rasanya terlalu berat untuk menerima, Julia itu terlalu berarti. “Kau ingin menjadi pria yang rakus, Edward?” tanya Karina. “Walaupun memang benar Ibu tidak mengetahui alasanmu melakukan itu, kenyataan bahwa Julia adalah istrimu yang sah tidak bisa dibantah!” tegas Karina. Edward terdiam, dia tidak berniat menanggapi ucapan ibunya. Horrison menatap Edward, bagaimanapun akan sangat menyakitkan bagi Julia jika sampai mengetahui adik kandungnya sendiri adalah madunya. “Sudahlah, Edward. Julia dan Alenta adalah kakak dan juga adik, tidak baik menahan Alenta untuk menjadi pasanganmu juga,” Ujar Horrison. Edward tersenyum, sebenarnya dia sedang mencoba untuk menyembunyikan perasaan kesal yang seolah ingin membeludak itu. “Awalnya, aku juga tidak
Magbasa pa
BAB 48
“Kenapa kau ada di rumah kami, Alenta?” tanya Julia bingung. Alenta terdiam karena dia juga bingung. Saat ini, mereka semua berada di meja makan. Edward serta Elea juga ada di sana. Edward menghela nafasnya. “Memangnya, apa yang salah?”Julia nampak linglung, sejenak dia mengingat dan memang benar Alenta biasanya juga ada di rumahnya karena harus merawat Elea. “Apa setiap hari kau ada di sini?” taya Julia lagi. Alenta tersenyum, lalu mengangguk. Meski senyum yang timbul itu sangatlah tidak nyaman untuk dia lakukan, nyatanya Julia tak bisa melihat hal itu. “Maksudnya, kau bekerja menjaga Elea?” tanyanya lagi. Alenta kembali mengangguk. Edward menyuap makanan ke dalam mulutnya, dia bereaksi setelah kembali mendengar pertanyaan Julia untuk Alenta. “Kau memintanya untuk merawat Elea, tapi tidak pernah memberikan bayaran. Jadi, Alenta mirip seperti kerja rodi saja sebenarnya,” ujar Edward j
Magbasa pa
BAB 49
Seperti yang dikatakan oleh Edward, pukul 10 pagi, Dokter Smith datang untuk meneruskan keadaan Julia. Dia juga mengajak Julia untuk mengobrol cukup banyak, lalu mendengarkan musik bersama dimana musik yang mereka dengar adalah musik kesukaan Julia. “Dok?” panggil Julia.“Sebenarnya, kapan ingatanku dan hal-hal aneh yang aku pikirkan ini akan berakhir? Aku merasa terbebani sekali,” ujar Julia. Dokter Smith tersenyum, dia tentu saja menginginkan kesembuhan untuk pasiennya karena dia memiliki jadwal kesibukan lain. “Pasti akan membaik, hanya tinggal bersabar saja,” jawabnya. Julia memaksakan senyumnya. “Sebenarnya, belum lama ini aku merasakan kepalaku yang berdenyut sakit. Apa itu akan menjadi masalah nantinya?” tanya Julia waspada. Dokter Smith menganggukkan kepalanya paham benar dengan apa yang menjadi ketakutan Julia. "Tidak apa-apa, hanya jangan terlalu keras memaksa untuk berkonsentrasi jika memang sedang sulit. Anda hanya perlu b
Magbasa pa
BAB 50
Edward tersenyum melihat jari manis Alenta kini sudah dihiasi dengan sebuah cincin. Cincin yang simpel, tidak memiliki berlian yang besar dan hanya berbentuk ring dengan berlian kecil-kecil mengelilinginya. Namun, harga cincin itu benar-benar fantastis!Maklum saja, cincin itu terbuat dari bahan tebaik, dan berlian yang digunakan juga berjenis pink star. Alenta sempat menolak lagi, dia terlalu terkejut karena harga sepasang cincin itu bahkan mendekati $200.000. Tapi, Edward lagi-lagi memperingatkan Alenta untuk tidak banyak memprotes apa yang sudah dia berikan kepada Alenta. “Kartu pembayaran yang aku berikan padamu saja kau tidak pernah gunakan, kau masih saja berani menolak?!” Itu adalah barisan kalimat yang membuat Alenta tak lagi berani menunjukkan keberatannya. Sesampainya di rumah, Alenta dan Elea langsung masuk ke dalam rumah sedangkan Edward tidak bisa ikut masuk karena dia juga harus segera pergi untuk bekerja.
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status